Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN METODE SYNERGETIC TEACHING DALAM

MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X IPA PADA MATERI


MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI SMA NEGERI 2 PAGARALAM

Proposal Oleh :

LENGGA PERESKI

Nomor Pokok Mahasiswa 2088201023

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM TAHUN 2023


PENERAPAN METODE SYNERGETIC TEACHING DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X IPA PADA MATERI
MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SMA NEGERI 2
PAGARALAM

NAMA : LENGGA PERESKI

NPM : 2088201023

1. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Windiani:2016)

(Muhibbin Syah,2007:1) Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang


sangat penting untuk dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalankan fungsinya
di dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara tentang ilmu pengetahuan, tentunya
tidak akan lepas dari dunia pendidikan. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor
20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang
menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan peserta didik
mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Maka dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan wadah untuk


membentuk generasi yang berkualitas, mandiri, dan sanggup bersaing sesuai
dengan tuntutan zaman yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Dengan adanya

1
pendidikan, manusia akan mampu untuk melaksanakan fungsinya secara baik di
dalam lingkungan bermasyarakat, bangsa dan negara.

Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan teori, metode, dan hal


lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk kepentingan yang diinginkan oleh
suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya,
Penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau
adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan,
(Usman,2002).

(Aqib dan Ali Murtadlo,2016:09), Metode berasal dari bahasa Yunani


“metodhos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Jadi, metode adalah suatu
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
pada perencanaan pembelajaran, setiap komponen mempunyai ketergantungan
dengan tujuan. Metode perencanaan pembelajaran juga ditentukan oleh tujuan
yang hendak dicapai. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan untuk
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Seorang pendidik tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya jika ia tidak menguasai satupun metode pengajaran yang telah
dirumuskan.

Metode Sinergetik Teaching merupakan salah satu jenis metode


pembelajaran aktif (active learning). Synergetic Theaching merupakan sebuah
pembelajaran bersinergi, yang memungkinkan peserta didik mendapatkan
pengalaman yang berbeda dalam mempelajari materi pembelajaran yang sama,
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik
membandingkan pengalaman-pengalaman, yang telah diperoleh dengan teknik
yang berbeda, (Hamruni,2011:178).

(Kosasih,2017:43), Teks hasil observasi adalah teks yang mengungkapkan


fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Teks laporan observasi
menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan

2
dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara rinci
dan dari sudut pandang keilmuan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat melakukan


kegiatan magang III terhadap guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Pagaralam,
pembelajaran menulis termasuk menulis teks laporan hasil observasi telah
diajarkan di kelas X. Namun, kemampuan peserta didik dalam menulis teks
laporan hasil observasi belum memuaskan. Hal ini penulis ketahui berdasarkan
informasi guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut yang menyatakan bahwa hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X kurang memuaskan. karena kurangnya
minat dan perhatian peserta didik kepada materi pembelajaran, sehingga ketika
guru menjelaskan materi pembelajaran peserta didik banyak yang tidak
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru dan kurang aktifnya peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung, dari hal tersebut terlihat bahwa motivasi
belajar siswa belum optimal, khususnya pada Mata Pelajaran Pendidikan Bahasa
Indonesia. Hal ini berkemungkinan dipengaruhi oleh cara mengajar guru yang
kurang menarik perhatian siswa. Pada dasarnya banyak upaya yang dapat
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya
dengan menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode latihan,
namun usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru belum dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa secara optimal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peserta didik diharapkan dapat


meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa serta mempermudah
pencapaian hasil belajar siswa. dengan menerapkan metode pembelajaran
synergetic teaching yang diterapkan oleh pendidik.

Peneliti memilih SMA Negeri 2 Pagaralam sebagai objek penelitian


karena SMA Negeri 2 Pagaralm belum menerapkan metode synergetic teaching
dan sebagai salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013.
Sedangkan penelitian memilih materi pembelajaran teks laporan hasil observasi
karena terdapat di silabus kelas X. Kompetensi Dasar (KD) 3.1 mengidentifikasi

3
teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulisan dan
Kompetensi Dasar (KD) 4.1 menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi
berdasarkan interpretasi baik secara lisan dan tulis.

Penelitian teks laporan hasil observasi perna juga diterapkan oleh Rofi’ul
Fadhilah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Palembang pada tahun 2019 dengan judul “ Pengaruh Metode Synergetic
Teaching Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasi Observasi Peserta
Didik SMA Muhammadiyah 1 Palembang”. Sehubung dengan hal tersebut,
penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rofi’ul fadhilah. Persamaannya terletak pada metode, aspek dan objek.
Metode yang digunakan synergetic teaching Aspek yang diteliti, yaitu teks
laporan hasil observasi dan objeknya yaitu siswa kelas X. Sedangkan
perbedaannya terletak antara penelitian pengaruh metode synergetic teaching.
Perbedaan lainnya, yaitu lokasi penelitian Rofi’ul fadhilah meneliti pengaruh
metode synergetic teaching sedangkan peneliti, meneliti penerapan metode
synergetic teaching. Sedangkan lokasi penelitian Rofi’ul fadhilah di SMA
Muhammadiyah 1 Palembang. Dan lokasi peneliti di SMA Negeri 2 Pagaralam.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, sehingga penulis perlu


melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Synergetic Teaching
Dalam Memotivasi Belajar Siswa Kelas X Ipa Pada Materi Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi di SMA Negeri 2 Pagaralam”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada


penelitian ini “bagaimanakah Penerapan Metode Synergetic Teaching Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Bahasa Indonesia Pada Materi
Menulis Teks Laporan Hasil Obserpasi Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2
Pagaralam?”

3. Tujuan Penelitian

4
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Penerapan
Metode Synergetic Teaching Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan
Bahasa Indonesia Pada Materi Menulis Teks Laporan Hasil Obserpasi Siswa
Kelas X IPA SMA Negeri 2 Pagaralam.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis


dan praktis. Manfaat teoritis dan praktis penelitian ini sebagai berikut.

4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap pembelajaraan


menulis teks laporan hasil observasi dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan. Selain itu, dapat dijadikan sebagai acuan yang relevan bagi
penelitian berikutnya yang ingin meneliti bidang yang sama.

4.2 Manfaat Praktis

4.2.1. Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar peserta didik, guru,


dan pembaca sebagai bahan ajar khususnya tentang menulis teks laporan
hasil observasi.

4.2.2. Guru

Dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif dalam


memilih metode pembelajaran di sekolah, sehingga bisa memberikan
variasi dalam proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan mutu
pendidikan.

4.2.3. Peserta Didik

peserta didik dapat memahami teks laporan hasil observasi dan


mampu menembah wawasan khususnya di bidang pendidikan.

4.2.4 Pembaca

5
dapat dijadikan sebagai landasan pijakan untuk melaksanakan
penelitian yang relevan.

5. Tinjauan Pustaka

5.1 Metode Synergetic Teaching

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang, metode Synergetic


Teaching adalah pendekatan mengajar yang memungkinkan siswa mempunyai
kesempatan untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan
cara berbeda dengan membandingkan catatan.( Hisaym Zaini, dkk. Loc, Cit,)

(Silbermen,(101 cara belajar siswa aktif),2006:128), menjelaskan strategi


pembelajaran synergetic teaching merupakan perubahan langkah yang
sesungguhnya. Selanjutnya model ini memungkinkan para siswa yang
memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk
saling membandingkan catatan.

(Hisayam, Zaini, dkk, Loc, Cit,) mengemukan langkah-langkah metode


synergetic teaching sebagai berikut:

1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok

2. Pindahkan kelompok pertama ke kelas lain, atau tempat lain yang tidak
memungkinkan mereka mendengarkan pembelajaran anda untuk membaca
bacaan dari topik yang anda ajarkan. Pastikan bahwa bacaan dapat
dipahami dengan baik dan sesuai dengan waktu yang anda perkirakan
untuk pembelajaran.

3. Dalam waktu yang sama, sampaikan materi tersebut kepada kelompok


dengan strategi ceramah di kelas.

4. Minta siswa untuk mencari pasangan kawan yang tadi menerima pelajaran
dengan cara yang berbeda. Anggota kelompok satu akan mencari kawan
dari anggota kelompok dua.

6
5. Keduanya diminta untuk menggabungkan hasil belajar mereka atau
menjawab pertanyaan yang anda sampaikan.

6. Beri kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

(Silbermen, Op, Cit, hal.128), menjelaskan ada beberapa prosedur yang dapat
diterapkan dalam metode Synergetic Teaching, yaitu sebagai berikut:

1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.


2. Kirimlah satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda
ajarkan, Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan baik dan mudah
dibaca.
3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang
materi yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di
ruang sebelah.
4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan
topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata
pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.
5. Pasangkan anggota dari tiap kelompok dan perintahkan mereka
mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.

(Ibid, hal.130) Selanjutnya Silbermen menjelaskan ada beberapa variasi yang


dapat diterapakan dalam metode Synergetic Teaching, yaitu sebagai berikut:

1. Perintahkanlah setengah dan siswa untuk mendengarkan penyajian materi


pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melihat
informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi
pelajaran dengan terlinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara
lisan tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan-
catatan tentang apa yang mereka lihat dan dengar.

2 Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda ajarkan
kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang
konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas

7
konsep atau teori itu tanpa disertai contoh. Pasangkan siswa dan kedua
kelompok dan perintahkan mereka untuk membahas pelajaran secara bersama.

Dari keterangan diatas dapat kita ketahui kelebihan dengan menerapkan


metode synergetic teaching yaitu siswa dapat membandingkan pengalaman
dengan strategi yang sedang dipelajari, siswa dapat dengan mudah
menyelesaikan masalah dengan belajar kelompok. Sedangkan kelemahan dari
strategi ini adalah banyak memakan waktu dalam proses pembelajaran.

5.2 Belajar

Nana Sudjana dalam Tulus Tu’u mengemukakan bahwa belajar adalah


proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Tingkah laku sebagai motivasi proses belajar dipengaruhi oleh
berbagai faktor internal dan eksternal. Berdasarkan pendapat ini, perubahan
tingkah lakulah yang menjadi intisari.( Tulus Tu’u,2004:64)

Sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah bahwa Seseorang


yang sedang belajar berarti ia melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raganya. Gerak raga yang
ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.
Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan
jiwa sebab masuknya kesan-kesan baru. motivasi pembelajaran.( Syaiful Bahri
Djamarah, Psikologi Belajar,2002:13)

5.3 Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu komponen yang amat penting dalam


pembelajaran dan merupakan sesuatu yang sulit diukur. Kemauan untuk belajar
merupakan hasil dari berbagai faktor, yaitu kepribadian, kebiasaan, serta
karakteristik belajar siswa, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya perasaan (feeling) dan didahului dengan adanya
tanggapan terhadap adanya tujuan. Martin Handoko mengartikan Motivasi itu
sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang

8
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.
(Handoko,Ibid, 2002:9)

Setiap siswa dalam merespon pelajaran yang disampaikan oleh guru


berbeda, ada siswa yang menerima pelajaran yang sampaikan oleh dengan senang
dan gembira dan ada juga sebagian siswa yang menerima pelajaran dengan rasa
jengkel dan mendongkol. Ini adalah perbedaan reaksi yang terjadi dalam kelas
antara siswa.

(Elida Prayitno,Depdikbud,1989:8) Terjadinya perbedaan reaksi ataupun


aktivitas dalam belajar seperti yang digambarkan di atas dapat dijelaskan melalui
pembahasan tentang perbedaan Motivasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Elida
Prayitno bahwa Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga suatu yang menggerakkan aktivitas
siswa kepada tujuan belajar.

5.4 Macam-Macam Motivasi

(Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,1996:137) Secara garis besar


motivasi berdasarkan sumbernya dibedakan atas dua jenis, yaitu Motivasi yang
murni timbul dari dalam dirinya sendiri yang lebih di kenal dengan istilah
Motivasi intrinsik dan adapula yang berkat dorongan dari luar dirinya yang
dikenal dengan istilah Motivasi ekstrinsik. Seperti yang dikemukakan oleh
Muhibbin Syah bahwa Motivasi dibedakan atas dua macam:

1. Motivasi intrinsik, adalah Motivasi yang murni yang timbul dari dalam
diri seseorang untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Dalam hal
belajar Motivasi ini seperti perasaan menyenangi materi dan kebutuhan
terhadap materi tersebut.
2. Motivasi ekstrinsik, adalah Motivasi yang timbul berkat dorongan dari luar
diri seseorang, seperti pujian, hadiah, peraturan dan tata tertib, suri
tauladan orang tua, guru dan sebagainya.

Oemar Hamalik mengatakan bahwa Motivasi intrinsik adalah Motivasi


yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan

9
seseorang. Motivasi ini sering juga disebut dengan Motivasi murni. Motivasi yang
sebenarnya yang timbul dari dalam diri seseorang, misalnya keinginan,
menyenangi (minat), harapan. Jadi, Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah Motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, medali pertentangan,
dan persaingan yang bersifat negatif dan hukuman.( Oemar Hamalik,2004:162)

Bila kita cermati kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa secara garis besar para ahli mengelompokkan Motivasi atas dua jenis saja,
yaitu Motivasi intrinsik (bersumber dari dalam diri) dan Motivasi ekstrinsik
(bersumber dari luar diri individu). Terlihat juga bahwa para ahli
mengelompokkan Motivasi berdasarkan sumber atau asal dorongan yang timbul
untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

5.5 Ciri-Ciri Siswa Yang Termotivasi

(Sardiman, Op, Cit, hal.46) Pada dasarnya dari beberapa penjelasan teori
di atas dapat kita simpulkan siswa yang dikata bermotifasi adalah siswa yang
memiliki dorongan untuk belajar, memiliki sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki
pelajaran lebih luas serta memiliki sikap yang kreatif dalam belajar. Hal ini senada
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman bahwa siswa yang memiliki
motivasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
2. Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya sifat untuk
selalu maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan
teman- teman
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

10
(Agus Suprijono,2009:163) Pendapat senada dikemukakan oleh Agus
Suprijono sebagai berikut :

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil


2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya pengahargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik
dapat belajar dengan baik.
7. Penelitian Yang Relevan

5.6 Indikator Keberhasilan

Adapun Indikator Penerapan metode Synergetic Teaching

Adalah Sebagai Berikut :

1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok


2. Guru meminta kelompok pertama untuk pindah ke kelas lain, atau tempat
lain yang tidak memungkinkan mereka mendengarkan pembelajaran anda
untuk membaca bacaan dari topik yang anda ajarkan. Pastikan bahwa
bacaan dapat dipahami dengan baik dan sesuai dengan waktu yang anda
perkirakan untuk pembelajaran.
3. Guru menyampaikan materi pada kelompok kedua dengan strategi
ceramah, pada waktu yang sama.
4. Guru meminta siswa untuk mencari pasangan kawan yang tadi menerima
pelajaran dengan cara yang berbeda, yang kemudian siswa saling
membandingkan hasil catatan pelajaran.
5. Guru meminta untuk menggabungkan hasil belajar yang mereka peroleh
dengan cara yang berbeda tersebut. Atau menyimpulkan, meringkas materi
pelajaran.
6. Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyampaikan hasil belajar
mereka atau menjawab pertanyaan yang anda sampaikan.

11
7. Guru memberikan penjelasan untuk jawaban siswa yang belum jelas.

5.7 Indikator Motivasi Belajar Siswa

1. Bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami

2. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

3. Adanya Gembira dalam belajar

4. Tidak mau mencontek dan meniru pendapat orang lain

5. Mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin

6. Mengerjakan soal latihan yang sulit

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa yang memiliki motivasi


belajar yang tinggi di dalam belajar Pendidikan Pendidikan Bahasa Indonesia
mencapai 75%. Artinya dengan persentase tersebut motivasi belajar Pendidikan
Pendidikan Bahasa Indonesia siswa tergolong tinggi, hal ini berpedoman pada
teori yang dikemukan oleh (Suharsimi Arikunto,1998:246) sebagai berikut:

1. 76% - 100% tergolong sangat tinggi

2. 56% – 75% tergolong tinggi

3. 40% – 55% tergolong cukup tinggi

5. 40% kebawah tergolong rendah”.

6. Metodologi Penelitian

6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data


dengan tujuan dan kegunaan tertentu, metode yang digunakan dalam
penelitian ini metode deskriptif kuantitatif

Penelitian deskriptif kuantitatif menurut (sugiyono,2017) bertujuan


untuk mendeskripsikan suatu penomena,pristiwa, gejala dan kejadian yang
terjadi secara factual, sistematis serta akurat. Metode penelitian deskriptif

12
kuantitatif di gunakan untuk pengujian,perhitungan dengan menggunakan
angka-angka

6.2 Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa


kelas X IPA SMA Negeri 2 Pagaralam. Sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini yaitu penerapan strategi pembelajaran synergetic
teaching dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPA SMA
Negeri 2 Pagaralam.

6.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pagaralam. objek yang


dijadikan penelitian adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi
menulis teks laporan hasil observasi terhadap peserta didik kelas X IPA
SMA Negeri 2 Pagaralam, Tahun ajaran 2023-2024

6.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan November


hingga juni. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Adapun setiap siklus
dilakukan dalam 1 kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dan
guru dapat beradaptasi dengan strategi pembelajaran pembelajaran yang
diteliti. Sehingga hasil penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar selanjutnya.

6.5 Perencana/Persiapan Tindakan

Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah


langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran

13
2) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan motivasi belajar
siswa
3) Meminta teman sejawat menjadi observer

6.6 Implementasi Tindakan

6.6.1 Kegiatan Awal

1) Guru dan siswa membuka proses pembelajaran dengan


membaca do’a.
2) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran
3) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
berkaitan dengan materi pelajaran.

6.6.2 Kegiatan Inti

1) Guru membagi kelas menjadi dua kelompok


2) Guru meminta kelompok pertama untuk pindah ke kelas lain,
atau tempat lain yang tidak memungkinkan mereka
mendengarkan pembelajaran anda untuk membaca bacaan dari
topik yang anda ajarkan. Pastikan bahwa bacaan dapat
dipahami dengan baik dan sesuai dengan waktu yang anda
perkirakan untuk pembelajaran
3) Guru menyampaikan materi pada kelompok kedua dengan
strategi ceramah, pada waktu yang sama.
4) Guru meminta siswa untuk mencari pasangan kawan yang tadi
menerima pelajaran dengan cara yang berbeda, yang kemudian
siswa saling membandingkan hasil catatan pelajaran

14
5) Guru miminta untuk menggabungkan hasil belajar yang
mereka peroleh dengan cara yang berbeda tersebut. Atau
menyimpulkan atau meringkas materi pelajaran.
6) Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyampaikan
hasil belajar mereka atau menjawab pertanyaan yang anda
sampaikan.
7) Guru Memberikan penjelasan untuk jawaban siswa yang
belum jelas

6.6.3 Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya


tentang hal-hal yang tidak dipahami.
2) Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.

6.6.4 Observasi

Dalam pelaksanaan penelitian juga melibatkan pengamat, tugas


dari pengamat tersebut adalah untuk melihat aktivitas guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberi
masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan, sehingga masukan- masukan dari pengamat dapat dipakai untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Pengamatan ditujukan
untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama proses berlangsungnya
pembelajaran.

6.6.5 Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta


dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat merefleksikan diri dangan
melihat data observasi guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Hasil yang diperoleh dari tahap observasi kemudian dikumpulkan dan
dianalisa, dari hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat
memotivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Pagaralam.

15
6.7 Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data

6.7.1 Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : jenis data
kualitatif dan data kuantitatif, yang terdiri dari :

1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi selama
pembelajaran berlangsung yang merupakan data kuantitatif.
2. Aktivitas Pembelajaran
Yaitu data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan penerapan metode synergetic teaching.

6.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknikpengumpulan data dalam penelitian adalah dengan


menggunakan observasi, adapun data yang diobservasi adalah sebagai
berikut:

1) guru selama pembelajaran dengan metode synergetic teaching.


2) Motivasi Siswa selama pembelajaran dengan metode synergetic
teaching melalui lembar observasi selama pembelajaran berlangsung.

6.7.3 Teknik Analisis Data

(Anas Sudjono,2004:43) Adapun data yang dianalisa dalam


penelitian ini adalah data aktivitas guru, aktivitas siswa, dan motivasi.
Setelah data aktivitas guru, aktivitas siswa, dan motivasi belajar siswa
terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan menggunakan
rumus persentase, yaitu sebagai berikut :

F
p= x 100%

N
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

16
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian,
maka dilakukan pengelompokkan atas 4 kriteria penilaian yaitu sangat
tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun kriteria persentase
tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Apabila persentase antara 76% - 100% dikatakan “Sangat Tinggi”


2) Apabila persentase antara 56% - 75% dikatakan “Tinggi”
3) Apabila persentase antara 40% - 55% dikatakan “Rendah”
4) Apabila persentase kurang dari 40% dikatakan “Sangat Rendah”
( Suharsimi Arikunto, Loc, Cit )

7. Langkah Kerja dan Jadwal Penelitian

7.1 Langka Kerja


7.1.1 tahap persiapan
Penulis dalam penelitian ini menggunakan beberapa langka,
diantaranya sebagai berikut
1) Persiapan aadministrasi
2) Pengajuan judul
3) Persetujuan judul oleh ketua program studi dan dosen pembimbing
4) Studi pustaka
5) Pembuatan rancangan penelitian
6) Konsultasi dengan dosen pembimbing seminar rancangan
7.1.2 tahapan pengumpulan data
1) Pengumpulan data dan sumber data
2) Pemeriksaan data yang terkumpul
3) Mengklasifikasikan data yang terkumpul
4) Konsultasi dengan dosen pembimbing
7.1.3 tahapan pemeriksaan data
1) Pemeriksaan data yang terkumpul
2) Penganalisisan data dan pendeskripsian data

17
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing
7.1.4 tahapan penyusunan data
1) Menyusun data
2) Merevisi data
3) Pemeriksaan dan revisi terhadap data
4) Reproduksi data kunsultasi dengan dosen pembimbing
5) Ujian skripsi
6) Penjilidan sesuai dengan ketentuan

18
19
Bulan/Minggu Ke-
No Kegiatan
November Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
1) Persiapan Administrasi
2) Pengajuan Judul 7.2
3) Persetujuan Judul Oleh Jadwal
Ketua Program Studi Dan Penelitian
Dosen Pembimbing Tabel 1
4) Studi Pustaka Jadwal
Penelitian
5) Pembuatan Rancangan
Penelitian
6) Konsultasi Dengan Dosen
Pembimbing
7) Seminar Proposal
2 Tahapan Pengumpulan Data
1) Pengumpulan Data Dan
Sumber Data
2) Pemeriksaan Data Yang
Terkumpul
3) Mengklasifikasikan Data
Yang Terkumpul
4) Konsultasi Dengan Dosen
Pembimbing
3 Tahap Pemeriksaan Data
1) Pemeriksaan Ulang Data
Yang Terkumpul
2) Penganalisisan Data
Pendeskripsian Data
3) Konsultasi Dengan
Pembimbing
18
4 Tahap Penyusunan Data
1) Penyusunan Data
2) Merevisi Data
19
DAFTAR PUSTAKA

Windiani:2016.pengertian pembelajaran beserta tujuan dan contohnya

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007, h.1

Usman,2002.penerapan (implementasi) landasan teori universitas islam indonesia

Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif &
Inovatif.
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Kosasih, tek hasil observasi 2017, hal.43

Hisaym Zaini, dkk. Loc, Cit,

Silbermen, Active Learning (101 cara belajar siswa aktif), Bandung: Nusa Media,
2006, hal.128

Hisayam, Zaini, dkk, Loc, Cit,


Silbermen, Op, Cit, hal. 128

Ibid, hal. 130


Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo,
2004, hal. 64

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hal. 13
Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku Ibid. Kanisius, Yogyakarta, 2002,
hal. 9
Ibid, hal. 9

Elida Prayitno, Motivasi Dalam Belajar, Jakarta: Depdikbud, 1989, hal. 8


Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996, hal.
137

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2004,


hal. 162

Sardiman, Op, Cit, hal. 46


Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009, hal.163
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta. 1998, hal. 246

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
hal. 43

21
Suharsimi Arikunto, Loc, Cit,

22

Anda mungkin juga menyukai