Anda di halaman 1dari 10

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM BAHASA


INDONESIA TENTANG TEKS PROSEDUR DENGAN METODE DEMONSTRSI
SISWA KELAS VII MTs AL-BAROKAH ROBOTIKA

Dwi Wanda Septiyanti


Universitas Swadaya Gunung Jati
dw.wanda27@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menddapatkan informasi terkait pemahaman peserta


didik tentang materi teks prosedur dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan
di MTs Al-Barokah Robotika. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa
kelas VII MTs Al-Barokah Robotika yang berjumlah 8 (delapan) orang siswa. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi pada saat
kegiatan belajar mengajar secara langsung. Observasi yang dilakukan oleh peniliti hanya satu
pertemuan atau selama dua jam pelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan peserta
didik tidak memiliki buku sumber sebagai sumber mereka belajar sehingga mereka
mendapatkan materi pembelajaran hanya dari penjelasan guru saat di dalam kelas sehingg
membuat siswa kurang memahami materi teks prosedur. Beberapa siswa belum bisa
membedakan jenis-jenis teks prosedur. Pada kasus tersebut, menyebabkan proses
pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa kurang menggali informasi
secara mandiri terhadap materi yang sedang dipelajari. Guru memiliki tanggung jawab lebih
dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi agar materi
pembelajaran tetap dapat tersampaikan pada siswa serta mencapai tujuan pembelajaran.
Kata Kunci: Teks prosedur, hasil belajar, PTK, metode demonstrasi.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha yang dilakukan
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik. Menurut bapak pendidikan nasional Indonesia Ki
Hajar Dewantara menjelaskan tentang pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup
tumbuhnya anak- anak yang mempunyai maksud dalam menuntun segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak-anak, agar mereka dapat tumbuh sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dengan mendapatkan kebahagiann dan
keselamatan.

Tujuan ppendidikan adalah untuk menciptakan seseorang yang berkualitas


dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai
suatu cita-cita yang diharapkan an mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di
berbagai lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan dapat memberikan motivasi
kepada seseorang agar melakukan perubahan yang lebih baik di segala segi
kehidupan. Dengan adanya tujuan yang harus dicapai, maka lembaga pendidikan
harus bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan dalam
sebuah pembelajaran. Mutu pendidikan akan meningkat jika, kompetensi dasar
sebagai salah satu aspek dalam proses pembelajaran dapat terealisasikan dengan
baik. Maka dibutuhkan komunikasi dalam penyampaian substansi tersebut.

Komunikasi adalah salah satu bagian dari pembelajaran bahasa yang


menuntut peningkatan kemampuan didalam berinteraksi. Pada hakikatnya,
pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, menulis, dan mengingat
bahasa yang termasuk kedalam sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat
berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan
benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik jika dipelajari sejak dini dan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam
kurikulum disteiap jenjang pendidikan. Hal ini berarti setiap siswa dituntut untuk
mampu menguasai Bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang
dipakai oleh negara yang ditempati yaitu Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia wajib dipelajari agar peserta didik mampu menguasai Bahasa Indonesia
dengan baik dan menerapkannya dalam berkomunikasi di masyarakat.

Pada dasarnya ketrampilan membaca dan menulis sangat memegang


peranan penting dalam kehidupan manusia, karena pengetahuan apapun tidak
terlepas dari membaca dan menulis. Tanpa memiliki ketrampilan tersebut, maka
pengetahuan apapun yang diberikan akan sia-sia dan tidak berarti, mengingat saat
ini merupakan era globalisasi yang banyak menuntut berbagai ketrampilan. Oleh
sebab itu, penguasaan ketrampilan membaca dan menulis sangat diperlukan.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks terdapat lima kegiatan


menulis yaitu menulis teks anekdot, menulis teks eskposisi, menulis teks
negosiasi, dan menulis teks prosedur (Salfera, 2017). Salah satu bentuk teks yang
dipelajari peserta didik ada tingkat sekolah menengah pertama yaitu teks
prosedur. 017). Namun, minimnya pemahaman siswa serta kurangnya minat dari
siswa mengakibatkan mereka sulit dalam membuat tulisan berupa teks yang
biasanya membutuhkan waktu lama dan membosankan (Andiani, 2019). Faktor
yang menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia membosankan, diantaranya
kurangnya metode mengajar yang bervariasi, kurangnya pemahaman siswa
terhadap isi bacaan dan sulitnya membuat tulisan yang biasanya membutuhkan
waktu yang lama dan membosankan (Nurhaliza, 2019).

Kompetensi dasar dalam teks prosedur teks ini diharapkan siswa mampu
memhami teks prosedur yang koheren sesuai dengan karakteristk teks yang akan
dibuat secara lisan maupun tulisan. Dalam materi teks prodedur sisea mempelajari
pengertian dari teks prosedur, tata Bahasa yang digunakan dalam teks prosedur,
struktur teks prosedur dan membuat teks prosedur dengan baik Baerdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan di kelas VII MTs Al-Barokah Robotika, peneliti
melihat bahwa pemahaman yang dimiliki peserta didik kurang diakibatkan siswa
hanya memperoleh materi dari apa yang disampaikan guru dan tidak ada buku
sumber yang dijadikan pegangan oleh peserta didik dalam pembelajaran.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut sebaiknya metode-metode yang


diberikan lebih bervariatif dengan berfokus untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik dalam materi pembelajaran yang disampaikan. Pemecahan dari
permasalahan yang ditemukan sebaiknya siswa mendapatkan modul pembelajaran
yang menjadi tugas guru untuk mendukung proses pembelajaran agar siswa
mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik. Dengan menggunakan
metode demonstrasi pada pembelajaran teks prosedur membantu siswa memahami
dengan mudah terkait teks prosedur yang ada pada kemasam-kemasan yang
dibawa seperti kemasan mie instan, deterjen, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermotivasi melakukan


penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Bahasa
Indonesia Tentang Teks Prosedur Dengan Metode Demonstrasi Siswa Kelas VII
MTs Al-Barokah Robotika.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang trsebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik dalam
Bahasa Indonesia tentang teks prosedur dengan menggnakan metode demonstrasi
Siswa Kelas VII MTs Al-Barokah Robotika?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini diharapkan siswa kelas VII MTs Al-Barokah
Robotika dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang teks
prosedur dengan menggunakan metode demonstrasi.

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
• Manfaat Teoritis
Menambahkan khasanah Ilmu dan Kepustakaan tentang metode mengajar,
khususnya metode demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
• Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
c. Menjadikan siswa lebih aktif
d. Memperoleh pengalaman belajar yang menarik melalui metode demostrasi.
2. Bagi Guru
a. Mempraktikkan berbagai model atau metode pendekatan pembelajaran.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Pengertian Belajar
Secara umum belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang
sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya
diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit
pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang
yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar


sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif
menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, beberapa ahli
psikologiempunyai berbagai panndangan yang berbeda dalam pengertian
belajar. Menurut Ali Imron (1996.2-14) ada empat pandangan mengenai
belajar, yaitu:

1. Pandangan Psikologi Behavioristik


Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol
instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang
bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan.
Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov,
Watson, Gutrie dan Skinner.Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan
oleh Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan
bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang dapat
dilakukan melalui latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus
yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba– coba
(trial and error). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak tahu
bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. contoh judul ptk bahasa
indonesia smp. Dalam mencoba – coba ini seseorang mungkin akan
menemukan respons yang tepat berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.
2. Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti
tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan
secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna
mencapai tujuan.

3. Pandangan Psikologi Humanistik


Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan
psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar
dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya
kepada individu.
Salah seorang tokoh psikologi humanistic Carl Rogers, seorang ahli
psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya
tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat
membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan
berani bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.

4. Pandangan Psikologi Gestalt


Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer.
Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas hubungan
stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses
berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang
harus dipelajari.

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan


tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Belajar selalu melibatkan
perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi
antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak disengaja
Perubahan yang semata–mata karena kematangan seperti anak kecil mulai
tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya
perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan tingkah laku.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar terdiri atas dua suku kata yaitu “hasil” dan “belajar” yang
memiliki arti berbeda. Menurut Djamarah (2000:45) hasil adalah prestasi dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan
sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan
pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh,
kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk
mancapainya.

Menurut Arikuto (1990), hasil belajar adalah hasil akhir yang


ddidapatkan setelah mengalami proses belajar, perubahan yang tampak daalam
peserta didik dapat diamati dan dapat diukur. Hasil belajar menurut Nasution
adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri individu tidak hanya perubahan
pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan
penghargaan diri pada individu tersebut.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri
siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek
lain dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan yang lainya.
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan
dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Hasil penillaian yang diperoleh pada dasarnya adalah hasil belajar


yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk
mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

c. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, atau
cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
adalah cara yang digunakan dalam mengolah informasi yang berupa data,
fakta dan konsep pada proses pembelajaran. Semua kegiatan dalam proses
belajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan metode belajar. Oleh sebab itu, guru
sangat dianjurkan untuk memilih metode yang tepat di setiap materi pelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Pemelihan metode ini harus
berdasarkan materi dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Fat Hurrahman (2011) mengemukakan bahwa metode


demonstrasi adalah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan
yang dutunjukan kepada siswa agar siswa mudah memahami dalam materi
yang dipelajari. Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif,
sebab membantu siswa untuk jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan, fakta
atau data yang benar.

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan


atau prosedur yang dilakukan proses mengerjakan sesuatu, membandingkan
suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu.
Tujuan digunakannya metode demonstrasi adalah:
a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yng harus dikuasai oleh siswa.
b. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan pada siswa.
c. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara
bersama-sama.

d. Pengertian Teks
Menurut Intiana (2014 : 176), menyatakan bahwa teks adalah satuan
bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan. Teks tidak selalu
berbentuk bahasa tulis, tetapi juga dapat berbentuk teks lisan.Teks memiliki
dua unsur utama yaitu, pertama teks adalah konteks situasi penggunaan bahasa
yang di dalamnya ada register yang melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu
adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide) yang hendak disampaikan
(field). Sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu
disampaikan (tenor), dalam format bahasa yang bagaimana pesan, pikiran,
gagasan, atau ide itu dikemas (mode). Kedua,teks adalah konteks situasi, yang
di dalamnya ada konteks social dan konteks budaya masyarakat tutur bahasa
yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.

Menurut Mahsun (2014:1), teks adalah satuan bahasa yang digunakan


sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan
struktur berpikir yang lengkap.

Menurut Hallidayda Ruqaiyah (dalam Mahsun, 2014:1), menyebutkan


bahwa teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang masa depan. Itu,
sebabnya, teks merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang
melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa
hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks.
Dengan demikian teks adalah ungkapan peryataan suatu kegiatan sosial yang
bersifat verbal.

e. Teks Prosedur
Teks prosedur merupakan salah satu dari jenis teks yang termasuk
genre faktual subgenre prosedural. Fungsi sosial teks ini adalah mengarahkan
atau mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan. Dengan
demikian teks ini lebih menekankan aspek bagaimana melakuan sesuatu yang
dapat berupa salah satunya percobaan atau pengamatan.
Oleh karena itu, teks ini memiliki struktur yaitu, judul, tujuan, daftar
bahan (yang diperlukan untuk mencapai tujuan), urutan tahap pelaksanaan,
pengamatan, dan simpulan.

Menurut Intiana (2014:179), teks prosedur adalah teks yang


memberikan petunjuk tentang cara melakukan sesuatu melalui serangkaian
tindakan atau langkah/menunjukan beberapa tahap sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditentukan.

Struktur teks prosedur yaitu, a) tujuan kegiatan, b) bahan-bahan, dan c)


langkah-langkah yang berisi cara atau petunjuk membuat sesuatu. Ciri-ciri
teks prosedur antara lain:
a) Pola kalimatnya imperatif atau kalimat perintah
b) Pola kalimatnya biasanya connectives, maksudnya untuk mengurutkan
kegiatan. Misalnya : kemudian, setelah itu.
c) Adverbials, yaitu menyatakan rinci waktu, tempat, cara yang akurat.
Misalnya : tunggu beberapa saat.

Adapun unsur kebahasaan dalam teks prosedur yaitu, a) kata antonim


adalah suatu kata yang mempunyai arti yang berlawanan. Antonim juga
disebut lawan kata, b) kata sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk
yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama. Sinonim juga
disebut dengan persamaan kata atau padanan kata, c) kalimat perintah,
merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah seseorang
untuk melakukan sesuatu serta kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk
melakukan sesuatu (Kemendikbut, 2014).

Menurut Mahsun (2014:30), teks prosedur merupakan satu jenis teks


yang termasuk genre faktual yang bertujuan untuk mengarahkan atau
mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan. Dengan
demikian, teks ini lebih menekankan aspek bagaimana melakukan sesuatu,
yang dapat berupa salah satu percobaan atau pengamatan. Teks ini memiliki
struktur yaitu judul, tujuan, daftar bahan, urutan tahapan pelaksanaan,
pengamatan, dan simpulan.

C. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif model
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto. (1996: 3) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan, Kunandar (2012: 45)
mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian (action research)
yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu siklus.

PTK secara garis besar meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan


(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
 Perencanaan (planning)
Perencanaan mencakup rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.
 Tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan.
 Pengamatan (observing)
Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
 Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai
akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. (Sukayati,
2011:17).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Barokah Robotika, Kecamatan
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 30
Agustus 2022.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah hasil belajar siswa materi Teks Prosedur
menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa dan siswi kelas VII MTs Al-
Barokah Robotika sebanyak 8 orang siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilaukan oleh peneliti dengan menggunakan
lembar instrumen penelitian. Pengambilan data yang dilaukan pada Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di MTs Al-Barokah Robotika dengan melakukan observasi
dan dokumentasi.
1. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran menulis teks prosedur. Pengamatan difokuskan
pada keaktifan peserta didik pada proses tanya jawab saat mengulas
pembelajaran minggu lalu tentang teks prosedur. Pengamatan diakukan
terhadap siswa pada saat proses pembeljaran berlangsung. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang digunkan untuk
merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi serta mengukur aktivitas
siswa dan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Melalui observasi,
peneliti akan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam
teks prosedur.

2. Dokumentasi
Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai observer yang
melakukan pengamatan dengan pedoman lembar observasi. Selain itu, peneliti
juga mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi. Dokumentasi bertujuan
untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang
berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, P. A. (2021). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Menulis Teks Prosedur


Pada Siswa Kelas XI SMK swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun
Pembelajaran 2020 / 2021, 21–24.

Alam, H. W. N. (2017). Peningkatan Kemampuan Memproduksi Teks Prosedur Kompleks


dengan Menggunakan Metode Demonstrasi. Diksatrasia Vol.1 No.1, 1(April), 32–38.
https://jurnal.unigal.ac.id

Mawarni, Rosdiana. 2012. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Melalui Media
Audio Siswa Kelas VII SMP Pencar 2 Sleman. (Online). (http://repository.unpas.ac.id).

Deni. (2020). UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR TEMA BERBAGAI


PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN
BUNGURENDAH BANDUNG BARAT (Vol. 4, Issue April).

Anda mungkin juga menyukai