PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi atau alat untuk berinteraksi, dalam
arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Keterampilan
berbahasa sangat penting bagi siswa untuk berkomunikasi dengan baik. Keterampilan
berbahasa mencangkup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Dari
keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, sebelum pada tahap menulis
dibutuhkan kegiatan menyimak dan membaca. Melalui menyimak dan membaca siswa
tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk tulisannya tetapi juga mendapatkan
inspirasi untuk menulis dengan struktur yang baik. Keterampilan berbicara dan menulis
suatu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, pesan yang disampaikan dalam
tulisan dapat siswa dapatkan dari hasil berbicara. Maka dari keempat keterampilan
tersebut siswa dapat dengan mudah menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk
tulisan.
Dengan menggunakan metode demonstrasi ini dapat membuat siswa lebih aktif
dan memperhatikan apa yang dipraktekkan oleh salah satu siswa di depan kelas.
Pembelajaran yang inovatif dan kreatif dibutuhkan oleh siswa dan perlu diterapkan
oleh guru agar siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran
akan lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.
E. Penegasan Istilah
Berikut ini akan dijelaskan mengenai istilah-istilah yang berada dalam judul
agar menghindari terjadinya salah penafsiran maka penulis memerlukan batasan-
batasan istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, yaitu penerapan, metode
demonstrasi, pembelajaran, menulis, teks prosedur kompleks.
Pengertian Peningkatan menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti
kata peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan ( usaha, kegiatan, dan
sebagainya). Jadi peningkatan adalah lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk
susunan, peningkatanberarti kemajuan, penambahan keterampilan dan kemampuan
agar menjadi lebih baik. Sedangkan arti peningkatan yang dimaksud dari judul
penelitian ini memiliki arti yaitu usaha untuk membuat motivasi dan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan serta sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari.
Metode demonstrasi merupakan metode untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu. Dengan memeragakan secara langsung
apa yang menjadi bahan pembelajaran, agar siswa dapat meningkatkan keterampilan
menulisnya (Zain dan Djamarah, 2014:91)
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru
menciptakan pelayanan dan iklim terhadap minat, bakat, potensi kemampuan dan
kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan
siswa serta antar siswa (Hamdani, 2011: 7172).
Bab III Perbaikan Pelaksanaan. Pada bab ini diuraikan sabjek penelitian, dan
deskripsi per siklus.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini diuraikan deskripsi data
(memaparkan data yang terkumpul) dan pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan
untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini dan kerangka teori yang
dianggap relavan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1. Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks merupakan salah satu sarana pembelajaran pada
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 dalam silabus mata pelajaran
bahasa Indinesia tingkat SMP. Tugas guru dalam pembelajaran
memahami teks prosedur kompleks ini, adalah menumbuhkan peran aktif
siswa untuk mengamati teks dan memahami struktur, ciri kebahasaan,
kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi pada teks prosedur
kompleks baik lisan maupun tulisan.
Teks prosedur kompleks merupakan teks yang mengutamakan
ketepatan dalam hal urutan. Prosedur kompleks berbeda dalam hal
banyaknya penggunaan kalimat perintah. Kalimat-kalimat itu disusun
secara berurutan menurut urutan waktu atau urutan penting ke tidak
penting. Analisis teks prosedur kompleks mengikuti struktur dan kaidah.
Berdasarkan analisis itu, dapat diketahui kelengkapan suatu teks
prosedur kompleks. Dengan evaluasi, kita dapat mengetahui kualitas suatu
teks berkaitan dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Kita dapat
mengetahui pula kelayakannya, misalnya apakah teks itu bersifat umum,
harus diperbaiki, ataukah diganti. Semua keputusan itu diperoleh dari
evaluasi. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui kelayakannya adalah
struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi
yang berlaku pada teks prosedur kompleks. Berikut langkahlangkah
penulisan teks (karangan) prosedur kompleks selengkapnya.
Teks prosedur kompleks merupakan teks yang berisi petunjuk-petunjuk yang tersusun
secara sistematis. Di dalamnya, banyak dijumpai kkalimat perintah dan kata kerja
imperatif di samping konjungsi yang menyatakan urutan kegiatan dan penunjuk waktu.
Aspek-aspek itulah yang harus kita perhatikan ketepatan penggunaannya di dalam teks
yang kita edit.
Teks berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah naskah yang berupa
kata-kata asli dari pengarang. Menurut Mahsun (2014: 30) teks prosedur/arahan
merupakan salah satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual subgenre prosedur.
Tujuan sosial teks ini adalah mengarahkan atau mengajarkan tentang langkah-langkah
yang telah ditentukan. Dengan demikian teks jenis ini lebih menekankan aspek bagaimana
melakukan sesuatu, yang dapat berupa salah satu percobaan atau pengamatan. Itulah
sebabnya teks ini memiliki struktur berpikir judul, tujuan, daftar bahan (yang diperlukan
untuk mencapai tujuan), urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan, dan simpulan.
Selain itu, teks prosedur kompleks juga dapat berisi langkah-langkah dan tahapan
untuk menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Dengan begitu pembelajaran teks
procedural kompleks, diharapkan dapat memahami dan dapat memanfaatkannya sebagai
sarana untuk melakukan prosedur pada bidang-bidang layanan tertentu.
Memahami teks prosedur kompleks berarti mengerti akan teks prosedur kompleks
mengenai isinya. Untuk memahami teks prosedur kompleks, dapat dilakukan dengan
mengetahui struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi pada
teks prosedur kompleks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), struktur
merupakan cara sesuatu disusun dan dibangun. Untuk memahami teks prosedur kompleks
peserta didik harus mengetahui bagianbagian yang disusun pada isi teks prosedur
kompleks.
2. Pengertian Pembelajaran
Pada satu sisi,kegiatan belajar yang dialami oleh siswa berkaitan dengan
pertumubuhan jasmani yang siap berkembang,dan pada sisi lain kegiatan belajar
merupakan perkembangan mental yang didorong oleh tindakan pembelajaran pada
khususnya pendidikan pada umumnya. Artinya, belajar mempunyai kaitan dengan usaha
rekayasa pembelajaran (Sudaryono,2012: 56). Guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi pembelajaran. Guru sebagai pengajar memliki tugas
memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar. Guru tidak hanya
berperan sebagai model/teladan bagi siswa yang diajarnya,tetapi juga sebagai pengolah
pembelajaran (Manager Of). Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan
oleh kualitas dan kemampuan guru.
Menurut Hamalik (2013:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas,perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.Manusia terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa,guru,dan tenaga lainnya,misalnya tenaga laboraturium. Menurut
Daryanto (2014:1) pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak-anak
dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran bermakna jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman,bersifat individual
dan kontekstual ,anak mengalami langsung yang dipelajarinya(2012:6). Abidin (2012:6)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna
mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dar seorang
guru.Mudjiono (2010:286) mengatakan pembelajaran implementasi kurikulum,tapi banyak
juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan kurikulum sebagai
aksi/kegiatan. Dengan demikian,penulis merujuk pengertian pembelajaran menurut Abidin
bahwa pembelajaran bukanlah proses yang didominasi oleh guru.
Mudhofir (1987:30) membagi pembelajaran menjadi empat pola,yaitu: Pola pembelajaran
guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/ bahan pembelajaran dalam bentuk alat
peraga.Pola ( guru + alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah
dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam
menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.Pola (guru) + (media)
dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru, yang
tidak mungkin menjadi satusatunya sumber belajar.Pola media dengan siswa atau pola
pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan dengan siswa ata pola
pembelajaran yang disiapkan.
3. Tujuan Pembelajaran
Menurut Zais dalam buku Rahman dan Sofan(2013:50) menegaskan bahwa sebagai
komponen dalam kurikulum,tujuan merupakan bagian yang paling sensitive,sebab tujuan
bukan hanya akan memengaruhi bentuk kurikulum tetapi juga secara langsung merupakan
focus dari suatu program pendidikan. Kita suatu program pendidikan. kita dapat
membedakan dua macam tujuan pembelajaran, yaitu: Pembelajaran umum,tujuan
intruksional umum kata-katanya masih umum,belum dapat diukur.
Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 guru bertugas
merancanakan pembelajaran,serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk karakteristik peserta didik baik
karakter kelas dan faktor penunjang pembelajaran, misalnya buku teks. Pada Kurikulum
2013 dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis teks,karena dapat
membantu siswa dalam memmahami makna yang terkandung dalam subuah teks. Teks
tidak selalu berwujud bahasa tulis sebagai mana lazim dipahami,misalnya teks pancasila
yang sering dibacakan pada saat upacara.
Bahasa Indonesia dalam pembelajaran bertujuan menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengetahuan yang masih dalam pembelajaran bertujuan menjadikan bahasa
Indonesia sebagai pengetahuan yang masih harus ditujukan tidak hanya dalam dunia
pendidikan,tetapi bahasa sebagai pengantar proses pembelajaran yang harus ditujukan
dengan pemampaatan bahasa untuk ilmu pengetahuan,artinya sebagai sumber informasi
baik dari buku maupun yang lain.
4.Metode Demonstrasi
Pengertian metode menurut Syah (2000:20) adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang disajikan.
Metode demonstrasi menurut Zain dan Djamarah (2014:90) merupakan cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan.
Menurut Hariyanto dan Suyono (2014:90) demonstrasi merupakan suatu kegiatan
mempertunjukkan jalannya suatu proses, reaksi atau cara bekerjanya suatu alat oleh
seorang demonstrator di hadapan suatu khalayak. Dalam hal ini demonstratornya adalah
guru, atau narasumber atau siswa yang ditunjukkan oleh guru, dilaksanakan dihadapan
seluruh siswa.
Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan
metode pembelajaran yang disertai dengan memeragakan secara langsung, dengan metode
demomstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam. Siswa juga bisa mengamati dan memperhatiakan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi ini baik digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur
sesuatu dan proses membuat sesuatu hal.
8) Penutup.
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat);
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah sehingga diperoleh permasalahan. Adapun perencanaan-
perencanaan yang akan disusun pada kegiatan ini meliputi :
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
2) Menyusun lembar pengamatan guru dan siswa.
3) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
4) Membuat alat evaluasi berupa tes.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Langkah – langkah pembelajaran pada siklus I sebagai
berikut :
1) Kegiatan awal
a) Membuka pelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Mengadakan tanya jawab
2) Kegiatan inti
a) Memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanan
metode demonstrasi materi pelajaran menulis teks prosedur
kompleks dalam bentuk praktek dengan media pembelajaran.
b) Dengan pengawasan guru, setiap siswa melakukan kegiatan
menulis teks prosedur kompleks
c) Masing –masing siswa dapat menulis teks prosedur
kompleks.
3) Kegiatan akhir
g.Tahap pengamatan
a. Tahap perencanaan
Perencanan pada siklus II ini sama pada siklus I guru menyiapkan rencana pembelajaran
dengan menyusun skenario pembelajaran dengan memberi pengarahan secara umum
kepada semua siswa untuk lebih aktif lagi dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap ini juga masih menyusun rencana pelaksanan pembelajaran yaitu menyusun
skenario pembelajaran, membuat rencana pelaksanan perbaikan, membuat lembar
observasi, membuat alat evaluasi, menyiapkan media dan alat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Adapun langkah- langkah yang dipersiapkan :
1) Kegiatan awal
Membuka pelajaran
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti
demonstrasi materi pelajaran menulis teks prosedur kompleks dalam bentuk praktek
dengan media pembelajaran.
b) Dengan pengawasan guru, setiap siswa melakukan kegiatan menulis teks prosedur
kompleks.
3) Kegiatan akhir
Siswa mampu menuliskan teks prosedur kompleks dan mempresentasikan tulisannya
dengan media pembelajaran di depan kelas.
c. Tahap Pengamatan
Jumlah
Jumlah
Keterangan :
x = nilai rata-rata
d. Refleksi siklus II
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran siklus II.
2. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
3. Merencanakan pelaksanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
C. Daftar Pustaka
Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta: Kemendikbud.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.
Zain, dan Djamarah. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian akan diuraikan tentang keterampilan guru, aktivitas siswa, serta
hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus. Siklus I dan siklus II, masing-masing siklus dilaksanakan satu kali pertemuan. Hasil
penelitian ini diperoleh dari observasi pada saat pembelajaran dan evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk melihat dan mengukur peningkatan kualitas
pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung yang berupa keterampilan guru dan aktivitas siswa. Data kuantitatif diperoleh
dari hasil tes evaluasi. Berikut adalah hasil selama penelitian yang dilaksanakan dalam dua
siklus.
A. Pelaksanaan Siklus
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyiapkan RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan materi
pembeljaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi.
2. Menyiapkan alat peraga dan bahan untuk melaksanakan metode demonstrasi
dalam menulis teks prosedur kompleks.
3. Menyiapkan sumber belajar.
4. menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa.
5. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan hari rabu, kamis 19 Mei 2022 , dengan materi menulis teks
prosedur kompleks pada kelas VII A SMPN 08 Kaur.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam kemudian
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa di dalam kelas, sebelum masuk ke
dalam materi yang akan dipelajari, guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan
yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah siswa
dalam mengikuti pembelajaran pada langkah selanjutnya, yaitu dengan cara siswa
diminta untuk mengingat kembali bagaimana alur atau prosedur mendaftar masuk
ke sekolah baru. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, setelah melakukan apersepsi masuk pada materi pada tahap
mengamati siswa diminta untuk membaca contoh teks prosedur kompleks yang
telah diberikan guru untuk lebih memahamkan siswa bagaimana
mengklasifikasikan teks yang siswa baca ke dalam bagian-bagian struktur teks
prosedur kompleks dan kaidah bahasa yang digunakan.
Di dalam langkah menanya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab
dengan guru mengenai materi pembelajaran berdasarkan teks yang telah diamati
tentang struktur dan kaidah bahasa yang digunakan pada contoh teks “Cara
Mengurus Kartu Pelajar”. Siswa juga dapat mencari informasi diberbagai sumber
informasi misalnya mencari contohcontoh teks prosedur kompleks agar dapat lebih
memahami bagaimana teks prosedur kompleks itu dibuat, tujuan dari pembuatan
teks prosedur kompleks dan bagaimana bentuk teks prosedur kompleks yang baik
dan benar. Selanjutnya pada tahap mencoba guru memberikan kesempatan kepada
salah satu siswa untuk mendemonstrasikan langkah-langkah membuat es soda
gembira, kemudian siswa yang lain memperhatikan temannya yang sedang pratik
di depan kelas untuk mengidentifikasi dari yang sedang didemonstrasikan.
Pada kegiatan inti di dalam bagian mengasosiasikan siswa secara bersama-
sama menemukan ide-ide tentang cara membuat es soda, setelah mengamati
temannya di depan kelas yang telah mendemonstrasikan langkah-langkah membuat
es soda yang sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, Siswa mengembangkan
ideide yang telah ditemukan setelah itu siswa diminta dapat menuangkan ideidenya
ke dalam tulisan yang membentuk sebuah teks prosedur kompleks dengan
memperhatikan struktur isi dan kaidah teks. Hasil pengamatan siswa mengenai
langkah-langkah membuat es soda gembira ditulis dalam lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru.
Setelah itu pada tahap mengomunikasikan siswa membacakan hasil
pekerjaannya di depan teman-teman sekelas secara bergantian, siswa yang lainnya
memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi yang telah disampaikan. Siswa
yang berhasil menulis teks prosedur kompleks dengan baik dan sesuai dengan
struktur isi dan kaidah teks mendapat penghargaan dari guru. Guru memberikan
tanggapan positif untuk jawaban yang telah diungkapkan siswa.
Penutup dalam kegiatan akhir ini guru memberikan simpulan materi yang
sudah diajarkan, kemudian siswa merefleksikan pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai evaluasi.
Hasil evaluasi siswa ini menunjukkan bahwa siswa mampu menulis teks prosedur
kompleks dengan memenuhi kriteria penilaian yang telah ditetapkan, berdasarkan
karakteristik teks dan kaidah bahasa.
Berdasarkan deskripsi data dalam penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas VII SMPN 08
Kaur tahun ajaran 2022/2023 maka diperoleh hasil tes sebagai berikut.
1. Hasil Tes
Hasil tes merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah membuat,
menulis teks prosedur kompleks. Dalam menulis teks prosedur kompleks
beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengerjakan soal yang
diberikan yaitu ketepatan dalam mengerjakan soal dan menjawab soal.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menulis teks prosedur
kompleks adalah (a) kesesuaian isi, (b) kelengkapan struktur, (c) terdapat
kaidah teks prosedur kompleks, (d) ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca.
Dari keempat aspek yang telah ditentukan guru memberikan skor 4 hingga 1
disetiap paragraf yang dibuat jika memenuhi 4 aspek yang telah ditentukan
maka mendapat skor paling tertinggi yaitu 4 dan paling terendah mendapat
skor 1 jika hanya memenuhi satu kriteria dalam menulis teks prosedur
kompleks. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks ini adalah siswa yang mendapatkan nilai mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM) yaitu, 75,00. Jumlah nilai yang diperoleh siswa
2086. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dihitung persentase ketuntasan nilai
siswa menggunakan rumus:
P = ….........
. .N x 100%
N
Keterangan:
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5 perolehan skor
1 rata-rata siklus 1
0.5
0
12345678
Tabel keterampilan guru pada siklus I diatas menunjukan jumlah skor
yang diperoleh guru selama proses pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks pada kelas VII SMPN 08 Kaur dengan menggunakan metode
demonstrasi. Skor rata-rata keterampilan guru yang didapat pada siklus I
sebesar 26 dengan kriteria baik.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I lebih jelasnya akan
digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
Digaram
tidak tuntas
tuntas
Pada Tabel siklus I menujukan hasil belajar siswa kelas VII A menulis teks
prosedur kompleks SMPN 08 Kaur dengan metode demonstrasi. Pada pertemuan I
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa (91%). dan jumlah siswa yang tidak
tuntas sebanyak 3 siswa (9%). Pada siklus I diperoleh jumlah rata-rata siswa yang
tuntas sebanyak 26 siswa (75%) dan jumlah rata-rata siswa yang tidak tuntas
sebanyak 8 siswa (24%).
c. Refleksi
Pada refleksi akan diuraikan kelemahan apa saja yang masih ada dalam
siklus I dan akan di revisi untuk memperbaiki pada proses pembelajaran
menulis teks prosedur kompleks siklus II :
Hal-hal yang perlu di perbaiki dalam siklus I adalah sebagai berikut :
a. Pada keterampilan guru terdapat masalah antara lain pertanyaan guru
kurang membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa dalam
menjawab pertanyaan dari guru kurang gairah dan masih ragu. Guru masih
kesulitan memberi penguatan dalam suatu tugas atau kegiatan, penguatan
yang diberikan hanya “ya bagus” hal ini tidak bisa membuat siswa untuk
semangat dalam belajar. Guru kurang membebaskan siswa dalam rasa ingin
tahunya pada materi, jadi ada beberapa siswa yang tidak memahamai
materi yang disampaikan guru. siswa ini hanya mendengarkan dan
memperhatikan apa yang dilakukan guru saja. Guru dalam menjelaskan
tidak disampingi dengan keaktifan siswa, sehingga ada siswa yang masih
bermain sendiri atau tidak memperhatikannya. Hal ini akan menibulkan
motivasi belajar pada siswa berkurang dan hasil belajarpun akan menurun.
Pada variasi pengelompokan guru lupa untuk membagi setiap kelompok
ada yang pintar,sedang dan kurang. Sehingga ada beberapa kelompok yang
gaduh dan tidak bisa melakukan kerja kelompok.
c. Hasil rata-rata belajar siswa dapat dilihat dari siklus I yaitu 26 siswa tuntas
(75%).
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus II yaitu:
a. Menyiapkan RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan skenario
pembelajaran metode demonstrasi berbasis lingkungan.
b. Menyiapkan alat peraga dan bahan untuk melaksanakan metode demonstrasi
berbasis lingkungan.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Menyipkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas
siswa.
e. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
2. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan semua siswa kelas VII
A menjawab salam dengan penuh semangat dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah
berdoa, guru mempresensi kehadiran siswa yang berjumlah 25 siswa. Sebelum
pembelajaran dimulai guru menyiapkan siswa agar siswa siap menerima
pembelajaran yang akan dimulai, guru memerintahkan siswa untuk menyiapkan
buku pelajaran bahasa Indonesia dan memasukan buku yang tidak berhubungan
dengan pembelajaran agar tidak mengganggu berjalannya proses pembelajaran
berlangsung. Setelah semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru
memberikan apersepsi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kegiatan inti
pembelajaran dengan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yaitu
guru meminta sisa untunk mengingat kembali langkah-langkah atau prosedur
mendaftar massuk ke sekolah baru. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa dapat menulis
teks prosedur kompleks, dan semua siswa memperhatikan tujuan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan inti, pada kegiatan inti siswa memperhatikan struktur dan kaidah
bahasa teks prosedur kompleks, setelah guru menjelaskan mengenai apa itu teks
prosedur kompleks, kemudian guru menjelaskan bagaimana langkah-langkah
membuat teks prosedur kompleks agar sebelum siswa membuat teks prosedur
kompleks siswa dapat mengetahui terlebih dahulu langkah awal dalam menulis teks
prosedur kompleks dengan mengacu pada contoh teks yang sudah diberikan guru.
Pada tahap menanya siswa diberi kesempatan untuk menanyakan struktur dan kaidah
bahasa yang telah dipelajari sebelumnya.
Selanjutnya, guru memerintahkan salah satu siswa untuk mendemosntrasikan
secara langsung bagaimana langkah-langkah membuat es soda gembira di depan
kelas. Selama guru dan siswa mendemonstrasikan langkah-langkah atau prosedur
membuat es soda, siswa yang lain diarahkan untuk mengamati dan mengembangkan
langkah-langkah membuat es soda yang telah di contohkan oleh temannya di depan
kelas. Pada saat perwakilan siswa mendemonstrasikan cara membuat es soda
gembira siswa menjadi antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru mengenai materi
yang telah didemonstrasikan. Setelah perwakilan siswa mempraktikkan langkah-
langkah membuat es soda selanjutnya siswa diminta untuk menuangkan apa yang
telah didemonstrasikan ke dalam bentuk tulisan yang disebut dengan teks prosedur
kompleks dengan memperhatikan kesesuaian isi, struktur teks, kaidah bahasa, dan
cara penulisannya sesuai dengan langkahlangkah dan urutan yang telah dipraktikkan
oleh temannya di depan kelas. Dengan menggunakan metode demonstrasi siswa
mampu menulis teks prosedur kompleks dengan baik dan mempermudah siswa untuk
menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan.
Setelah mengamati langkah-langkah membuat es soda yang dipraktikkan oleh
temannya, guru memberikan lembar kerja siswa untuk membuat teks prosedur
kompleks sesuai dengan langkahlangkah yang telah dicontohkan. Siswa menulis teks
prosedur kompleks dengan memperhatikan kesesuaian isi, struktur teks, kaidah teks,
dan penulisannya. Selanjutnya siswa yang telah selesai menulis teks prosedur
kompleks memprsentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kemudian siswa yang lain
menanggapi hasil kerja temannya dan memberi masukan hasil kerja temannya.
Secara umum, kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks terlaksana
dengan baik, walaupun ada beberapa kendala ketika siswa ramai dalam mengikuti
pembelajaran.
Kegiatan penutup siswa dapat mengutarakan materi yang sudah dipelajari.
Guru memberikan pujian dan penghargaan untuk siswa yang aktif dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dengan metode yang digunakan siswa pun merasa senang dan
mendapatkan pengalaman baru.
3. Pengamatan
1. Deskripsi Observasi Keterampilan Guru
Hasil observasi keterampilan guru dalam pelaksanaan tindakan
siklus II menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi
pada kelas VII A SMPN 08 Kaur sebagai berikut :
Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus II
TABEL 4.8
Indikator Keterampilan Guru Melalui Metode Skor yang Diperoleh
NO
Demonstrasi Berbasis Lingkungan
1. Guru bertanya yang didemostrasikan 4
2. Guru memberi penguatan berbasis lingkungan 4
3. Keterampilan menggunakan variasi 4
4. Menjelaskan yang didemostrasikan 3
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 4
6. Membimbing demonstrasi diskusi kelompok kecil 4
7. Guru mengolahkelas berbasis lingkungan 4
8. Mengajarkan kelompok kecil demonstrasi 3
Jumlah Skor Yang Diperoleh 30
Kriteria Sangat Baik
Tabel keterapilan guru pada siklus II diatas menunjukkan jumlah skor yang
diperoleh guru selama proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan
metode demonstrasi, dengan kreteria sangat baik.
4.5
4
3.5
3
2.5
2 Siklus II
1.5 Siklus III
1
0.5
0
12345678
NO Aspek Pencapaian
1. Jumlah siswa tuntas 29
2. Jumlah siswa yang tidak tuntas 5
3. Persen ketuntasan siswa 85%
4. Persen ketidak tuntasan siswa 14%
5. Nilai tertinggi 100
6. Nilai terendah 50
7. Nilai rata-rata 80,38
Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram di
bawah ini:
Diagram
Tidak Tuntas
14%
Tuntas
85%
tuntas
tidak tuntas
Pada tabel di atas menunjukkan hasil belajar kelas VII A SMPN 08 Kaur Pada
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan metode demonstrasi.
Pada siklus kedua siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa (85%) dan siswa yang tidaktuntas
belajar sebanyak 5 siswa (14%) Observasi hasil belajar siswa sebanyak 34 siswa kelas VII
A SMPN 08 Kaur dalam pembelajaran teks prosedur komplek memalui metode
demonstrasi, dapat dilihat sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan baik
siklus I, dan Siklus II. Pada data awal presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 38%,
pada siklus II meningkat menjadi 76%, dan siklus III meningkat menjadi 85%. Pada siklus
II sudah tercapai indikator sehingga penelitian tidak dilanjutkan kesiklus berikutnya.
Observasi hasil pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur dari siklus I dan Siklus II sebagai
berikut:
Persentase ketuntasan dan ketidak tuntasan hasil belajar siswa SMPN 08 Kaur pada
kelas VIII A Siklus I dan Siklus II digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
100.00%
80.00%
60.00%
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
40.00%
20.00%
0.00%
Siklus I Siklus II
d. Refleksi
Hal – hal yang perlu diperbaiki dalam siklus II sebagai berikut:
a. Pada keterampilan guru dalam siklus II sudah ada peningkatan dengan bukti skror
yang di peroleh pada observasi keterampilan guru pada siklus II yaitu 30 dengan
kreteria sangat baik. Guru sudah menguasai keterampilan guru meskipun ada
beberapa deskriptor yang belum nampak, sehingga pembelajaran ada timbal balik
antara guru dengan siswa.
b. Pada aktivitas siswa juga ada peningkatan terbukti dengan skror yang diperoleh
setiap siklus mengalami peningkatan, siklus II memperoleh skro 22 dengan kreteria
baik. Meskipun ada beberapa deskriptor yang belum nampak, tetapi aktivitas siswa
dalam pembelajaran sudah meningkat, dengan bukti siswa sudah mulai aktif dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan setiap siklus, terbukti dengan rata rata
siklus I yaitu 68,97 dan siklus II yaitu 80,38. Kreteria ini sudah mencapai KKM 75
B. Pembahasan
Pada pengertian berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut:
a. Hasil observasi keterampilan guru
Indikator guru bertanya yang di demonstrasikan, pada siklus I memperoleh
skor rata-rata yaitu 3, dan siklus II memperoleh skor rata-rata yaitu 4. Sanjaya
Wina (2010:12) menyatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan kemampuan
dasar untuk mengajak siswa berfikir, mengeluarkan ide dan gagasan yang orisinil
melalui bahasa lisan. Pernyataan terbukti ketika guru melakukan pembelajaran
menggunakan keterampilan bertanya yang digunakan guru sebagai pemantapan
bagi siswa pelajaran sebagai pengukur siswa dalam menguasai pelajaran apabila
siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru atau sebaliknya siswa tidak bisa
bertanya kepada guru siswa tidak menguasai pelajaran dan siswa masih pasif
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II guru mendapat skor 3 dan 4,
pada siklus ini sudah ada peningkatan siswa sudah mulai aktif dalam proses
pembelajaran dan siswa sudah banyak bisa menjawab pertanyaan serta sudah ada
yang berani bertanya kepada guru.
Indikator guru memberi penguatan berbasis lingkungan guru mendapat skor
rata-rata siklus I yaitu 3, dan siklus II yaitu 4. Pada siklus I dan siklus II
keterampilan guru sudah ada peningkatan pada pembelajaran siswa teratusias
dalam mengikuti selama kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan usman
(2012) keterampilan memberi penguatan adalah segala bentuk respon verbal atau
non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi dari tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa yang bersifat untuk memberi informasi atau umpan balik bagi
siswa.
Indikator menjelaskan yang didemonstrasikan, guru mendapat skor rata-rata
siklus I yaitu 3 dan siklus II yaitu 4. Pada siklus I dan siklus II guru sudah ada
peningkatan dalam keterampilan menjelaskan, guru menjelaskan pelajaran sesuai
materi dan suara dengan jelas. Sesuai dengan apa yang di nyakatkan Turney
(2011) bahwa kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan guru memfrekreksi
segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan penjelasan
yang relevan dengan tujuan, materi, sesuai kemampuan siswa dan latar belakang
siswa serta dapat dilakukan pada awal, tengah ataupun akhir pelajaran sesuai
keperluan. sehingga suasana dalam kelas saat pembelajaran kondusif serta ada
interaksi antara guru dengan siswa.
Indikator membuka dan menutup pelajaran, guru mendapat skor rata-rata
siklus I skor 3 dan Siklus II Skor 4. Pada indikator ini yang menentukan
keberhasilan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran selama proses kegiatan
belajar mengajar adalah guru. Pada siklus II guru sudah ada peningkatan apersepsi
yang dibuat guru sudah bisa membuat siswa termotifasi dalam belajar terlihat
siswa mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik.
Indikator membimbing demonstrasi kelompok kecil, guru mendapat skor
rata-rata siklus I yaitu skor 4, dan siklus II skor 4. Pada siklus I dan siklus II ada
peningkatan guru dalam memperhatikan setiap kelompok, guru membantu setiap
kolompok yang mengalami kesulitan siswa bertanyak apabila mengalami kesulitan
dalam diskusi dan siswa berani membacakan kesimpulan diskusi. Sesuai dengan
pernyataan Hasibuan dan Moedjiono (2009 : 89-91) menyatakan bahwa komponen
memimpin diskusi kelompok kecil meliputi upaya memusatkan perhatian,
memperjelas masaalah, menganalisa pandangan siswa, meningkatkan keberanian,
menyebarkan kesempatan berpartisipasi siswa serta menutup diskusi.
Indikator guru mengolah kelas, guru mendapat skor rata-rata pada siklus I
mendapat skor 3,5 dan siklus II mendapat skor 4. Pada siklus I dan Siklus II guru
ada peningkatan dalam mengolah kelas, sehingga siswa belajar dengan tertib serta
tenang selama menikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai denga apa yang
dinyatakan Hasibuat dan Moedjiono (2009: 82) keterampilan mengolah kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
baik, apabila ada gangguan dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi
terhadap kegiatan intruksional.
Indikator mengajarkan kelompok kecil dalam demonstrasi, guru mendapat
skor rata-rata siklus I yaitu mendapat skor 3 dan Siklus II mendapat skor 3.sesuai
dengan temuan Anitah (2012) bahwa mengajar kelompok kecil atau perorangan
merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan keterampilan siswa dalam
interaksi tatap muka yang inpromasi dengan berbagai pengalaman atau informasi
pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah. Indikator ini mengajarkan
siswa melakukan demonstrasi dalam kelompok kecil. Pada siklus II guru ada
peningkatan guru membimbing setiap kelompok untuk melakukan demonstrasi dan
siswa pun melakukannya dengan baik.
Temuan hasil penelitian diatas sesuai dengan yang ttelaah dikemukakan
oleh Usman (1995: 74-103) yaitu ada delapan keterampilan belajar yang sangat
menentukan kualitas pada pembelajaran. Keterampilan guru yang ,menentukan
kualitas pembelajaran yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengolah kelas dan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Jadi hsil penelitian dengan metode demonstrasi
dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dapat meningkatkan
keterampilan guru. Meningkatnya keterampilan guru akan mempengaruhi pada
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
b. Observasi hasil belajar siswa
Observasi hasil belajar siswa pada pembelajaran teks prosedur kompleks
melalui metode demonstrasi pada siswa kelasVII A SMPN 08 Kaur. Pada siklus I
di peroleh presentase ketuntasan sebesar 76 % yaitu dari 34 siswa, terdapat 26
siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus kedua mengalami
peningkatan yaitu presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% yaitu
siswa yang tuntas ada 29 siswa dan 5 siswa yang tidak tuntas. Siklus I dalam
pembelajaran teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi pada kelas VII
A SMPN 08 Kaur sudah mengalami peningkatan dalam belajar, siswa sudah mulai
mengikuti kegiatan dalam pembelelajaran dengan tertib dang dengan sungguh-
sungguh dalam melakukan metode demonstrasi siswa mudah untuk melakukan
kegiatan belajar. Dengan dapat melakukan metode ini siswa akhirnya dengan
sendirinya bisa membuat kesimpulan yang di demonstrasikan sertas dapat
mengerjakan evaluasi yang di berikan guru karna siswa dapat mempelajari
pelajaran yang di sampaikan guru.
Siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Pada
siklus II terdapan 5 siswa yang tidak tuntas belajar, skor yang di peroleh masih di
bawah KKM yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil observasi keaktifan
siswa yang tidak tuntas masalah yang muncul, seperti tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak melihat saat guru melakukan demonstrasi, pada saat
memberi pertanyaan siswa ini hanya diam daan tidak ada respon pada
pembelajaran teks prosedur kompleks sehingga pada waktu mengerjakan evaluasi
yang di berikan guru mengalami kesulitan.
Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII A mengalami
peningkatan terus pada setiap siklusnya, terbukti pada siklus I presentase
ketuntasan sebesar 76% dan pada siklus II presentase ketuntasan sebesar 85% . hal
ini membuktikan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur.
Hamdani (2011:60) mengatakan ketuntasan belajar ideal siswa adalah 85%,
sehingga ketuntasan klasikal belajar pada penelitian ini 85% sudah mencukupi
kreteria tersebut, jadi penelitian dinyatakan berhasil daan penelitian dilakukan
sampai siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zain, dan Djamarah. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.