Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi atau alat untuk berinteraksi, dalam
arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Keterampilan
berbahasa sangat penting bagi siswa untuk berkomunikasi dengan baik. Keterampilan
berbahasa mencangkup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Dari
keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, sebelum pada tahap menulis
dibutuhkan kegiatan menyimak dan membaca. Melalui menyimak dan membaca siswa
tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk tulisannya tetapi juga mendapatkan
inspirasi untuk menulis dengan struktur yang baik. Keterampilan berbicara dan menulis
suatu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, pesan yang disampaikan dalam
tulisan dapat siswa dapatkan dari hasil berbicara. Maka dari keempat keterampilan
tersebut siswa dapat dengan mudah menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk
tulisan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan,2008:3). Menulis merupakan sebuah proses untuk menuangkan segala
gagasan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan gaya tulisan yang kreatif, menulis
juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan media tulis yang penyampaiannya tidak secara langsung.

Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan proses berpikir yang


mendasari berbahasa. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktik dan banyak latihan (Tarigan,2008:2). Kegiatan menulis memiliki hubungan
yang erat dengan berpikir. Menulis bukan hanya sekadar kegiatan berbahasa, namun
juga dapat digunakan sebagai wadah menuangkan hasil pemikiran. Semakin banyak
menulis maka siswa akan terlatih untuk berfikir kritis, mempunyai daya nalar yang
tinggi dan aktif dalam mengembangkan prestasi akademik.

Menulis bertujuan untuk melaporkan atau memberitahukan dan mempengaruhi,


dengan tujuan untuk mengutarakan sesuatu yang jelas. Hal ini dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang baik dalam penjelasannya, kejelasan ini bergantung pada
pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Dengan menulis orang
dapat meningkatkan kosakata, selain dapat meningkatkan pertumbuhan kosakata juga
dapat melatih dalam meningkatkan kemampuan menyusun kalimat. Pembelajaran
bahasa Indonesia kelas VII A dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
berbasis teks. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan menalar
dalam bentuk lisan dan tulisan dan melatih siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan berpikir kritis sesuai dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan, kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi
yang berpengaruh terhadap pemahaman (Huda, 2014:2). Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks terdapat lima kegiatan menulis yaitu, menulis teks anekdot,
menulis teks eksposisi, menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks negosiasi
dan menulis teks prosedur kompleks. Salah satu dari bentuk teks pada kurikulum 2013
adalah teks prosedur kompleks.
Dalam kurikulum 2013 peserta didik diajarkan agar dapat memproduksi teks
dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran teks
prosedur kompleks merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan siswa untuk
memproduksi tulisan yang disesuaikan dengan konteksnya.
Berdasarkan observasi di sekolah perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa
masih mencapai nilai 70, hal tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 75. Hal itu disebabkan dalam pembelajaran
menulis guru masih menggunakan metode ceramah.
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dipaparkan, perlu diadakan
perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang
inovatif dan kreatif yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di kelas agar memperoleh hasil yang baik. Salah satu cara yang
dapat memperbaiki kondisi tersebut yaitu diperlukannya penggunaan dan
pengembangan metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran merupakan
upaya guru dalam menciptakan situasi belajar yang harus mampu menumbuhkan
berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar
(Hamdani, 2011:81). Dengan adanya metode pembelajaran yang digunakan, siswa dan
guru dapat saling berinteraksi dalam hal pembelajaran, metode pembelajaran
merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Adapun beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan, seperti
Metode proyek, Role Playing, Problem Solving, Karyawisata, Simulasi, Ivestigasi
Kelompok, Drill dan Demonstrasi (Suprijono, 2014:89). Salah satu metode yang akan
diterapkan adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan metode yang melibatkan siswa dalam
pembelajaran untuk memperagakan secara langsung proses sesuatu yang menjadi
bahan pembelajaran. Agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulisnya.
Dalam kaitanya dengan menggunakan metode demonstrasi ini dapat membuat
pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, karena dalam metode demonstrasi ini
siswa dapat mengamati benda yang akan didemonstrasikan, kemudian siswa dapat
mempraktekkan langsung dari apa yang telah diamati dengan menggunakan langkah-
langkah yang telah ditentukan secara berurutan. Dalam hal ini langkah-langkah atau
proses yang telah ditentukan tersebut dapat disebut sebagai prosedur. Sedangkan
kompleks suatu langkahlangkah yang merupakan suatu kesatuan harus dilakukan
secara runtut agar dapat tercapai suatu tujuan. Kemudian dari proses siswa melihat dan
mengamati sesuai dengan yang didemonstrasikan salah satu siswa di depan, maka
siswa dapat menafsirkannya dalam bentuk tulisan yaitu menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan struktur dan kaidah bahasa dalam menulis teks
prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan.

Metode ini memberikan kesempatan siswa untuk menyaksikan langsung


dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan mendalam, dan membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna (Zain dan Djamarah, 2014: 90).

Dengan menggunakan metode demonstrasi ini dapat membuat siswa lebih aktif
dan memperhatikan apa yang dipraktekkan oleh salah satu siswa di depan kelas.
Pembelajaran yang inovatif dan kreatif dibutuhkan oleh siswa dan perlu diterapkan
oleh guru agar siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran
akan lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.

Keberhasilan menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan metode


demonstrasi dapat terwujud jika siswa telah mampu menuangkan ide, dan
mengembangkan langkah-langkah atau proses dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan
yang telah dipraktekkan ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan struktur dan kaidah teks
prosedur kompleks.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas VII A
SMPN 08 Kaur Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi”
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah


penerepan metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan menulis teks
prosedur kompleks pada siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi
dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada
siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah manfaat teoretis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
perkembangan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat memperbaiki
mutu pendidikan melalui metode demonstrasi yaitu pada materi teks prosedur
kompleks. sehingga keterampilan menulis siswa terutama dalam pembelajaran
menulis teks prosedur kompleks dapat menjadi lebih baik.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau
alternatif bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan menarik agar tidak membosankan. Metode demonstrasi
adalah salah satu metode yang dapat diterapkan untuk pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks.
Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif, dan
semangat dalam belajar, mampu menambah pengetahuan baru, meningkatkan
kreatifitas, keterampilan menulis siswa, dan meningkatkan hasil belajar. Juga
dapat memudahkan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan,
memberikan gambaran dan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan prestasi
siswa, variasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Bagi peneliti penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk
peneliti lain, menambah wawasan mengenai penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks.

E. Penegasan Istilah

Dari judul penelitian Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa


Kelas VII A SMPN 08 Kaur dengan Menggunakan Metode Demonstrasi.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai istilah-istilah yang berada dalam judul
agar menghindari terjadinya salah penafsiran maka penulis memerlukan batasan-
batasan istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, yaitu penerapan, metode
demonstrasi, pembelajaran, menulis, teks prosedur kompleks.
Pengertian Peningkatan menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti
kata peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan ( usaha, kegiatan, dan
sebagainya). Jadi peningkatan adalah lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk
susunan, peningkatanberarti kemajuan, penambahan keterampilan dan kemampuan
agar menjadi lebih baik. Sedangkan arti peningkatan yang dimaksud dari judul
penelitian ini memiliki arti yaitu usaha untuk membuat motivasi dan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan serta sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari.
Metode demonstrasi merupakan metode untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu. Dengan memeragakan secara langsung
apa yang menjadi bahan pembelajaran, agar siswa dapat meningkatkan keterampilan
menulisnya (Zain dan Djamarah, 2014:91)
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru
menciptakan pelayanan dan iklim terhadap minat, bakat, potensi kemampuan dan
kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan
siswa serta antar siswa (Hamdani, 2011: 7172).

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008: 3).

Teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkahlangkah


secara lengkap dan jelas tentang cara melakukan sesuatu, dalam hal ini cara-cara atau
trik membaca peluang dan menulis lamaran pekerjaan (Kosasih, 2013: 65).

F. Sistematika Penulisan Laporan


Penelitian ini dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi dalam
Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Kompleks pada Siswa Kelas VII A SMPN 08
Kaur tahun ajaran 2022/2023. Sistematika laporan dengan pola lima bab. Pola lima bab
tersebut diurai dalam tiga bagian yaitu, bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan teks prosedur kompleks,
pengertian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan metode demonstrasi.

Bab III Perbaikan Pelaksanaan. Pada bab ini diuraikan sabjek penelitian, dan
deskripsi per siklus.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini diuraikan deskripsi data
(memaparkan data yang terkumpul) dan pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan
untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini dan kerangka teori yang
dianggap relavan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1. Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks merupakan salah satu sarana pembelajaran pada
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 dalam silabus mata pelajaran
bahasa Indinesia tingkat SMP. Tugas guru dalam pembelajaran
memahami teks prosedur kompleks ini, adalah menumbuhkan peran aktif
siswa untuk mengamati teks dan memahami struktur, ciri kebahasaan,
kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi pada teks prosedur
kompleks baik lisan maupun tulisan.
Teks prosedur kompleks merupakan teks yang mengutamakan
ketepatan dalam hal urutan. Prosedur kompleks berbeda dalam hal
banyaknya penggunaan kalimat perintah. Kalimat-kalimat itu disusun
secara berurutan menurut urutan waktu atau urutan penting ke tidak
penting. Analisis teks prosedur kompleks mengikuti struktur dan kaidah.
Berdasarkan analisis itu, dapat diketahui kelengkapan suatu teks
prosedur kompleks. Dengan evaluasi, kita dapat mengetahui kualitas suatu
teks berkaitan dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Kita dapat
mengetahui pula kelayakannya, misalnya apakah teks itu bersifat umum,
harus diperbaiki, ataukah diganti. Semua keputusan itu diperoleh dari
evaluasi. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui kelayakannya adalah
struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi
yang berlaku pada teks prosedur kompleks. Berikut langkahlangkah
penulisan teks (karangan) prosedur kompleks selengkapnya.

1) Menentukan tema umum karangan


Mengumpulkan bahan-bahan karangan, baik itu dari surat kabar, majalah
maupun internet. Mungkin juga kita melakukan wawancara kepada pakar
atau orang yang memahami tema yang akan kita tulis.
2) Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan
dengan bersumber pada bahan-bahan yang telah dikumpulkan.
Mengurutkan topik-topik dengan benar, entah baik berdasarkan urutan
waktu, penting tidak penting, sebab akibat, maupun pola-pola lainnya
yang sesuai.

3) Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah petunjuk yang


benar dan jelas.
Menyunting dalam suatu karangan, kita harus memperhatikan karakteristik dari
karangan itu sendiri.

Teks prosedur kompleks merupakan teks yang berisi petunjuk-petunjuk yang tersusun
secara sistematis. Di dalamnya, banyak dijumpai kkalimat perintah dan kata kerja
imperatif di samping konjungsi yang menyatakan urutan kegiatan dan penunjuk waktu.
Aspek-aspek itulah yang harus kita perhatikan ketepatan penggunaannya di dalam teks
yang kita edit.
Teks berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah naskah yang berupa
kata-kata asli dari pengarang. Menurut Mahsun (2014: 30) teks prosedur/arahan
merupakan salah satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual subgenre prosedur.
Tujuan sosial teks ini adalah mengarahkan atau mengajarkan tentang langkah-langkah
yang telah ditentukan. Dengan demikian teks jenis ini lebih menekankan aspek bagaimana
melakukan sesuatu, yang dapat berupa salah satu percobaan atau pengamatan. Itulah
sebabnya teks ini memiliki struktur berpikir judul, tujuan, daftar bahan (yang diperlukan
untuk mencapai tujuan), urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan, dan simpulan.
Selain itu, teks prosedur kompleks juga dapat berisi langkah-langkah dan tahapan
untuk menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Dengan begitu pembelajaran teks
procedural kompleks, diharapkan dapat memahami dan dapat memanfaatkannya sebagai
sarana untuk melakukan prosedur pada bidang-bidang layanan tertentu.
Memahami teks prosedur kompleks berarti mengerti akan teks prosedur kompleks
mengenai isinya. Untuk memahami teks prosedur kompleks, dapat dilakukan dengan
mengetahui struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, dan piranti kohesi pada
teks prosedur kompleks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), struktur
merupakan cara sesuatu disusun dan dibangun. Untuk memahami teks prosedur kompleks
peserta didik harus mengetahui bagianbagian yang disusun pada isi teks prosedur
kompleks.
2. Pengertian Pembelajaran
Pada satu sisi,kegiatan belajar yang dialami oleh siswa berkaitan dengan
pertumubuhan jasmani yang siap berkembang,dan pada sisi lain kegiatan belajar
merupakan perkembangan mental yang didorong oleh tindakan pembelajaran pada
khususnya pendidikan pada umumnya. Artinya, belajar mempunyai kaitan dengan usaha
rekayasa pembelajaran (Sudaryono,2012: 56). Guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi pembelajaran. Guru sebagai pengajar memliki tugas
memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar. Guru tidak hanya
berperan sebagai model/teladan bagi siswa yang diajarnya,tetapi juga sebagai pengolah
pembelajaran (Manager Of). Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan
oleh kualitas dan kemampuan guru.
Menurut Hamalik (2013:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas,perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.Manusia terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa,guru,dan tenaga lainnya,misalnya tenaga laboraturium. Menurut
Daryanto (2014:1) pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak-anak
dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran bermakna jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman,bersifat individual
dan kontekstual ,anak mengalami langsung yang dipelajarinya(2012:6). Abidin (2012:6)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna
mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dar seorang
guru.Mudjiono (2010:286) mengatakan pembelajaran implementasi kurikulum,tapi banyak
juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan kurikulum sebagai
aksi/kegiatan. Dengan demikian,penulis merujuk pengertian pembelajaran menurut Abidin
bahwa pembelajaran bukanlah proses yang didominasi oleh guru.
Mudhofir (1987:30) membagi pembelajaran menjadi empat pola,yaitu: Pola pembelajaran
guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/ bahan pembelajaran dalam bentuk alat
peraga.Pola ( guru + alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah
dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam
menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.Pola (guru) + (media)
dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru, yang
tidak mungkin menjadi satusatunya sumber belajar.Pola media dengan siswa atau pola
pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan dengan siswa ata pola
pembelajaran yang disiapkan.
3. Tujuan Pembelajaran
Menurut Zais dalam buku Rahman dan Sofan(2013:50) menegaskan bahwa sebagai
komponen dalam kurikulum,tujuan merupakan bagian yang paling sensitive,sebab tujuan
bukan hanya akan memengaruhi bentuk kurikulum tetapi juga secara langsung merupakan
focus dari suatu program pendidikan. Kita suatu program pendidikan. kita dapat
membedakan dua macam tujuan pembelajaran, yaitu: Pembelajaran umum,tujuan
intruksional umum kata-katanya masih umum,belum dapat diukur.
Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 guru bertugas
merancanakan pembelajaran,serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk karakteristik peserta didik baik
karakter kelas dan faktor penunjang pembelajaran, misalnya buku teks. Pada Kurikulum
2013 dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis teks,karena dapat
membantu siswa dalam memmahami makna yang terkandung dalam subuah teks. Teks
tidak selalu berwujud bahasa tulis sebagai mana lazim dipahami,misalnya teks pancasila
yang sering dibacakan pada saat upacara.
Bahasa Indonesia dalam pembelajaran bertujuan menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengetahuan yang masih dalam pembelajaran bertujuan menjadikan bahasa
Indonesia sebagai pengetahuan yang masih harus ditujukan tidak hanya dalam dunia
pendidikan,tetapi bahasa sebagai pengantar proses pembelajaran yang harus ditujukan
dengan pemampaatan bahasa untuk ilmu pengetahuan,artinya sebagai sumber informasi
baik dari buku maupun yang lain.

4.Metode Demonstrasi
Pengertian metode menurut Syah (2000:20) adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang disajikan.
Metode demonstrasi menurut Zain dan Djamarah (2014:90) merupakan cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan.
Menurut Hariyanto dan Suyono (2014:90) demonstrasi merupakan suatu kegiatan
mempertunjukkan jalannya suatu proses, reaksi atau cara bekerjanya suatu alat oleh
seorang demonstrator di hadapan suatu khalayak. Dalam hal ini demonstratornya adalah
guru, atau narasumber atau siswa yang ditunjukkan oleh guru, dilaksanakan dihadapan
seluruh siswa.
Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan
metode pembelajaran yang disertai dengan memeragakan secara langsung, dengan metode
demomstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam. Siswa juga bisa mengamati dan memperhatiakan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi ini baik digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur
sesuatu dan proses membuat sesuatu hal.

a. Hal-hal penting dalam metode demonstrasi

Hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh guru sebelum


dilaksanakan metode demonstrasi antara lain adalah :

1) Rumuskan dengan jelas tujuan pembelajaran, kompetensi dasar apa yang


harus dikuasai oleh siswa setelah demonstrasi berlangsung;
2) Mempertimbangkan relevansi metode demonstrasi dengan bahan ajar,
kelayakannya, kefektifannya, dan lain sebagainya;
3) Apakah jumlah siwa tidak terlalu besar, sehingga akibatnya semua siswa
melihat seluruh proses kegiatan demonstrasi;
4) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi cukup tersedia, catu
daya listrik juga selalu siap, misalnya;
5) Menetapkan garis-garis besar prosedur demonstrasi, guru selayaknya
mencoba dulu sebelum pelaksanaan demonstrasi, apakah bisa dilaksanakan
atau tidak;
6) Memperhitungkan waktu yang diperlukan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan sampai akhir demonstrasi;
7) Siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang relevan dengan tujuan
demonstrasi dengan baik;
8) Selama demonstrasi amatilah apakah semua proses demonstrasi dapat
dilihat oleh para siswa dengan baik, keterangan-keterangan yang dilakukan
untuk menjelaskan, dapat diterima siswa dengan baik.
9) Menetapkan rencana untuk menindaklanjuti kegitan demonstrasi telah
penilaian terhadap hasil penerapan metode demonstrasi.
b. Langkah-langkah metode demonstrasi

Langkah-langkah dalam melakasanakan metode demonstrasi menurut


Rosdiani (2013:93) adalah ebagai berikut.

1) Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan.


2) Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan.

3) Guru menunjukkan salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan


sesuai skenario yang telah disiapkan.
4) Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi
dan menganalisisnya.
5) Setiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya dan
juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan.
6) Guru membuat kesimpulan.

Langkah-langkah metode demonstrasi sebagai berikut menurut Shoimin


(2014:63)

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

4) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario


yang telah disampaikan.
5) Seluruhnya siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.
6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisis dan mendemonstrasikan
pengalaman.
7) Guru dan siswa membuat suatu kesimpulan.

8) Penutup.

c. Kelebihan metode demonstrasi


Zain dan Djamarah (2014:91) berpendapat bahwa kelebihan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut:

1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat);
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik;

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori


dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.
d. Kelemahan metode demonstrasi

1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa


ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perncanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
e. Kelebihan metode demonstrasi menurut Djamarah (dalam Shohimin 2014:63)
yaitu.
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat diperbaiki


melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek
sebenarnya.
f. Kekurangan metode demonstrasi yaitu.

1) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang


diperuntukkan kepadanya.
2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

3) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang


menguasai apa yang didemonstrasikan.
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian mata pembelajaran bahasa Indonesia inidilakukan di SMPN 08 Kaur,


pada tanggal 19 Mei 2022 dengan subjek penelitian adalah guru (pesimulasi) dan
siswa kelas VII sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah sehingga diperoleh permasalahan. Adapun perencanaan-
perencanaan yang akan disusun pada kegiatan ini meliputi :
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
2) Menyusun lembar pengamatan guru dan siswa.
3) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
4) Membuat alat evaluasi berupa tes.

b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Langkah – langkah pembelajaran pada siklus I sebagai
berikut :
1) Kegiatan awal
a) Membuka pelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Mengadakan tanya jawab

2) Kegiatan inti
a) Memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanan
metode demonstrasi materi pelajaran menulis teks prosedur
kompleks dalam bentuk praktek dengan media pembelajaran.
b) Dengan pengawasan guru, setiap siswa melakukan kegiatan
menulis teks prosedur kompleks
c) Masing –masing siswa dapat menulis teks prosedur
kompleks.

3) Kegiatan akhir

Siswa mampu menulis teks prosedur kompleks dan


mempresentasikan tulisannya dengan media pembelajaran di depan
kelas.

g.Tahap pengamatan

Pada pelaksanan siklus I dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan


aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberikan tanda (√ )
terhadap aspek yang diamati.
Observasi pada siklus I, dilakukan pengamatan
pembelajaran yang meliputi:
1. Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks melalui metode demonstrasi.

2. Mengamati keterampilan guru dalam menjelaskan dan mempraktekakan


media pembelajaran melaului metode
Demonstrasi.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Kategori Penilaian
Jumlah Aktivitas Skor Jumlah
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Katagori Penilaian Jumlah Aktivitas Skor
Jumlah No. Aspek Ketuntasan Siswa
Jumlah Nilai Persentase % Keterangan Jumlah d. Refleksi siklus I
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran pada siklus I.

2. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.

3. Merencanakan siklus berikutnya.

2. Siklus II Perlakuan pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari


kegiatan pembelajaran dari siklus I. Urutan kegiatan adalah sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Perencanan pada siklus II ini sama pada siklus I guru menyiapkan rencana pembelajaran
dengan menyusun skenario pembelajaran dengan memberi pengarahan secara umum
kepada semua siswa untuk lebih aktif lagi dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap ini juga masih menyusun rencana pelaksanan pembelajaran yaitu menyusun
skenario pembelajaran, membuat rencana pelaksanan perbaikan, membuat lembar
observasi, membuat alat evaluasi, menyiapkan media dan alat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Adapun langkah- langkah yang dipersiapkan :
1) Kegiatan awal

Membuka pelajaran
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Mengadakan tanya jawab

2) Kegiatan inti

a) Memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanan metode

demonstrasi materi pelajaran menulis teks prosedur kompleks dalam bentuk praktek
dengan media pembelajaran.

b) Dengan pengawasan guru, setiap siswa melakukan kegiatan menulis teks prosedur
kompleks.

c) Masing–masing siswa menuliskan teks prosedur kompleks.

3) Kegiatan akhir
Siswa mampu menuliskan teks prosedur kompleks dan mempresentasikan tulisannya
dengan media pembelajaran di depan kelas.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan dan


aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan. Observasi pada siklus II, dilakukan pengamatan
pembelajaran yang
meliputi:
1. Mengamati aktivitas siswa saat menulis teks prosedur komplels melalui metode
demonstrasi.
2. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaraan menjelaskan dan mempraktekkan
media pembelajaran dalam metode demonstrasi.
1) Hasil observasi aktivitas guru siklus II :

No Kategori Penilaian Jumlah Aktivitas Skor

Jumlah

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II :

No Kategori Penilian Jimlah Aktivitas Skor

Jumlah

No Aspek Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Nilai Persentas% Keterangan


Jumlah
Rata- Rata Siswa
rumus rata-rata
adalah : x =∑ x
N

Keterangan :

x = nilai rata-rata

N = jumlah siswa (aspek penilaian)


∑ x = jumlah nilai rumus rata-rata adalah

d. Refleksi siklus II
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran siklus II.
2. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
3. Merencanakan pelaksanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
C. Daftar Pustaka
Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta: Kemendikbud.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Percetakan Angkasa.

Tim Edukatif. 2013. Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Wismanto, Agus. 2013. Penulisan Kreatif. Semarang:IKIP PGRI Semarang Press.

Yunus, Mohamad dan Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Zain, dan Djamarah. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian akan diuraikan tentang keterampilan guru, aktivitas siswa, serta
hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus. Siklus I dan siklus II, masing-masing siklus dilaksanakan satu kali pertemuan. Hasil
penelitian ini diperoleh dari observasi pada saat pembelajaran dan evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk melihat dan mengukur peningkatan kualitas
pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung yang berupa keterampilan guru dan aktivitas siswa. Data kuantitatif diperoleh
dari hasil tes evaluasi. Berikut adalah hasil selama penelitian yang dilaksanakan dalam dua
siklus.

A. Pelaksanaan Siklus
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyiapkan RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan materi
pembeljaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi.
2. Menyiapkan alat peraga dan bahan untuk melaksanakan metode demonstrasi
dalam menulis teks prosedur kompleks.
3. Menyiapkan sumber belajar.
4. menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa.
5. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan hari rabu, kamis 19 Mei 2022 , dengan materi menulis teks
prosedur kompleks pada kelas VII A SMPN 08 Kaur.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam kemudian
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa di dalam kelas, sebelum masuk ke
dalam materi yang akan dipelajari, guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan
yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah siswa
dalam mengikuti pembelajaran pada langkah selanjutnya, yaitu dengan cara siswa
diminta untuk mengingat kembali bagaimana alur atau prosedur mendaftar masuk
ke sekolah baru. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, setelah melakukan apersepsi masuk pada materi pada tahap
mengamati siswa diminta untuk membaca contoh teks prosedur kompleks yang
telah diberikan guru untuk lebih memahamkan siswa bagaimana
mengklasifikasikan teks yang siswa baca ke dalam bagian-bagian struktur teks
prosedur kompleks dan kaidah bahasa yang digunakan.
Di dalam langkah menanya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab
dengan guru mengenai materi pembelajaran berdasarkan teks yang telah diamati
tentang struktur dan kaidah bahasa yang digunakan pada contoh teks “Cara
Mengurus Kartu Pelajar”. Siswa juga dapat mencari informasi diberbagai sumber
informasi misalnya mencari contohcontoh teks prosedur kompleks agar dapat lebih
memahami bagaimana teks prosedur kompleks itu dibuat, tujuan dari pembuatan
teks prosedur kompleks dan bagaimana bentuk teks prosedur kompleks yang baik
dan benar. Selanjutnya pada tahap mencoba guru memberikan kesempatan kepada
salah satu siswa untuk mendemonstrasikan langkah-langkah membuat es soda
gembira, kemudian siswa yang lain memperhatikan temannya yang sedang pratik
di depan kelas untuk mengidentifikasi dari yang sedang didemonstrasikan.
Pada kegiatan inti di dalam bagian mengasosiasikan siswa secara bersama-
sama menemukan ide-ide tentang cara membuat es soda, setelah mengamati
temannya di depan kelas yang telah mendemonstrasikan langkah-langkah membuat
es soda yang sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, Siswa mengembangkan
ideide yang telah ditemukan setelah itu siswa diminta dapat menuangkan ideidenya
ke dalam tulisan yang membentuk sebuah teks prosedur kompleks dengan
memperhatikan struktur isi dan kaidah teks. Hasil pengamatan siswa mengenai
langkah-langkah membuat es soda gembira ditulis dalam lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru.
Setelah itu pada tahap mengomunikasikan siswa membacakan hasil
pekerjaannya di depan teman-teman sekelas secara bergantian, siswa yang lainnya
memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi yang telah disampaikan. Siswa
yang berhasil menulis teks prosedur kompleks dengan baik dan sesuai dengan
struktur isi dan kaidah teks mendapat penghargaan dari guru. Guru memberikan
tanggapan positif untuk jawaban yang telah diungkapkan siswa.
Penutup dalam kegiatan akhir ini guru memberikan simpulan materi yang
sudah diajarkan, kemudian siswa merefleksikan pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai evaluasi.
Hasil evaluasi siswa ini menunjukkan bahwa siswa mampu menulis teks prosedur
kompleks dengan memenuhi kriteria penilaian yang telah ditetapkan, berdasarkan
karakteristik teks dan kaidah bahasa.
Berdasarkan deskripsi data dalam penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas VII SMPN 08
Kaur tahun ajaran 2022/2023 maka diperoleh hasil tes sebagai berikut.
1. Hasil Tes
Hasil tes merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah membuat,
menulis teks prosedur kompleks. Dalam menulis teks prosedur kompleks
beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengerjakan soal yang
diberikan yaitu ketepatan dalam mengerjakan soal dan menjawab soal.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menulis teks prosedur
kompleks adalah (a) kesesuaian isi, (b) kelengkapan struktur, (c) terdapat
kaidah teks prosedur kompleks, (d) ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca.
Dari keempat aspek yang telah ditentukan guru memberikan skor 4 hingga 1
disetiap paragraf yang dibuat jika memenuhi 4 aspek yang telah ditentukan
maka mendapat skor paling tertinggi yaitu 4 dan paling terendah mendapat
skor 1 jika hanya memenuhi satu kriteria dalam menulis teks prosedur
kompleks. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks ini adalah siswa yang mendapatkan nilai mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM) yaitu, 75,00. Jumlah nilai yang diperoleh siswa
2086. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dihitung persentase ketuntasan nilai
siswa menggunakan rumus:

P = ….........
 . .N x 100%
N

Keterangan:

 N : Jumlah Frekuensi yang muncul


N : jumlah total siswa
P : Presentasi frekuensi
Persentase nilai dihitung dengan menggunakan persentase (%) yaitu
frekuensi (jumlah skor yang diperoleh siswa) dibagi jumlah siswa seluruhnya
dikali 100%. Berdasarkan proses tersebut dapat diperoleh data kemampuan
siswa dalam menulis teks prosedur kompleks dengan menerapkan metode
demonstrasi ini dikatakan mencapai ketuntasan belajar apabila persentase yang
diperoleh siswa dalam menulis teks prosedur kompleks mencapai nilai lebih
dari 75% atau 75.
A. Pengamatan
Persentase penghitungan menulis teks prosedur kompleks
sebagai berikut :
1. Deskripsi Observasi Keterampilan Guru
Hasil observasi keterampilan guru dalam pelaksanaan tindakan siklus I
yaitu pada menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi pada
siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur diperoleh sebagai berikut :
Tabel guru 1.1
Indikator Keterampilan Guru melalui Perolehan Rata-Rata
NO
metode Demostrasi Skor Siklus 1
1 Guru bertanya yang di demostrasikan 3 3
2 Guru memberi penguatan kepada siswa 3 3
3 Keterampilan menggunakan variasi 3 3
4 Menjelaskan yang di demonstrasikan 3 3
Keterampilan membuka dan menutup 3 3
5
pelajaran
Membimbing demonstrasi diskusi 4 4
6
kelompok kecil
7 Guru mengolah kelas 4 4
8 Mengajarkan kelompok kecil demostrasi 3 3
Jumlah Skor yang di peroleh 26 26
Kreteria Baik Baik

Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat diperjelas dalam


diagram di bawah ini.

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5 perolehan skor
1 rata-rata siklus 1
0.5
0

12345678
Tabel keterampilan guru pada siklus I diatas menunjukan jumlah skor
yang diperoleh guru selama proses pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks pada kelas VII SMPN 08 Kaur dengan menggunakan metode
demonstrasi. Skor rata-rata keterampilan guru yang didapat pada siklus I
sebesar 26 dengan kriteria baik.

2. Deskripsi Observasi Hasil Belajar Siswa


Observasi hasil belajar sebanyak 34 siswa di keas VII A SMPN 08 Kaur
dengan materi menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi
menggunakan tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus I
yang dikerjakan secara individu.

Tabel siswa 1.2


Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO Kriteria Pertemuan I Rata-Rata
1 Jumlah Siswa Tuntas 31 26
2 Jumlah siswa tidak tuntas 3 8
3 Persen ketuntasan siswa 91% 76%
4 Persen ketidak tuntasan siswa 8% 24%
5 Nilai tertinggi 100 100
6 Nilai terendah 50 50
7 Nilai rata-rata 71,4 68,97

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I lebih jelasnya akan
digambarkan dalam diagram sebagai berikut.

Digaram
tidak tuntas
tuntas
Pada Tabel siklus I menujukan hasil belajar siswa kelas VII A menulis teks
prosedur kompleks SMPN 08 Kaur dengan metode demonstrasi. Pada pertemuan I
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa (91%). dan jumlah siswa yang tidak
tuntas sebanyak 3 siswa (9%). Pada siklus I diperoleh jumlah rata-rata siswa yang
tuntas sebanyak 26 siswa (75%) dan jumlah rata-rata siswa yang tidak tuntas
sebanyak 8 siswa (24%).

c. Refleksi
Pada refleksi akan diuraikan kelemahan apa saja yang masih ada dalam
siklus I dan akan di revisi untuk memperbaiki pada proses pembelajaran
menulis teks prosedur kompleks siklus II :
Hal-hal yang perlu di perbaiki dalam siklus I adalah sebagai berikut :
a. Pada keterampilan guru terdapat masalah antara lain pertanyaan guru
kurang membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa dalam
menjawab pertanyaan dari guru kurang gairah dan masih ragu. Guru masih
kesulitan memberi penguatan dalam suatu tugas atau kegiatan, penguatan
yang diberikan hanya “ya bagus” hal ini tidak bisa membuat siswa untuk
semangat dalam belajar. Guru kurang membebaskan siswa dalam rasa ingin
tahunya pada materi, jadi ada beberapa siswa yang tidak memahamai
materi yang disampaikan guru. siswa ini hanya mendengarkan dan
memperhatikan apa yang dilakukan guru saja. Guru dalam menjelaskan
tidak disampingi dengan keaktifan siswa, sehingga ada siswa yang masih
bermain sendiri atau tidak memperhatikannya. Hal ini akan menibulkan
motivasi belajar pada siswa berkurang dan hasil belajarpun akan menurun.
Pada variasi pengelompokan guru lupa untuk membagi setiap kelompok
ada yang pintar,sedang dan kurang. Sehingga ada beberapa kelompok yang
gaduh dan tidak bisa melakukan kerja kelompok.

b. Indikator siswa, masih sedikit siswa yang mendengarkan hasil kesimpulan.


Siswa belum bisa menyalin hasil kedalam buku yang telah dibaca, dalam
merumuskan masalah, siswa belum bisa membangun pengetahuan baru,
masih sedikit sisw yang dapat menjelaskan keteman yang lainnya.

c. Hasil rata-rata belajar siswa dapat dilihat dari siklus I yaitu 26 siswa tuntas
(75%).
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus II yaitu:
a. Menyiapkan RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan skenario
pembelajaran metode demonstrasi berbasis lingkungan.
b. Menyiapkan alat peraga dan bahan untuk melaksanakan metode demonstrasi
berbasis lingkungan.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Menyipkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas
siswa.
e. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

2. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan semua siswa kelas VII
A menjawab salam dengan penuh semangat dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah
berdoa, guru mempresensi kehadiran siswa yang berjumlah 25 siswa. Sebelum
pembelajaran dimulai guru menyiapkan siswa agar siswa siap menerima
pembelajaran yang akan dimulai, guru memerintahkan siswa untuk menyiapkan
buku pelajaran bahasa Indonesia dan memasukan buku yang tidak berhubungan
dengan pembelajaran agar tidak mengganggu berjalannya proses pembelajaran
berlangsung. Setelah semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru
memberikan apersepsi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kegiatan inti
pembelajaran dengan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yaitu
guru meminta sisa untunk mengingat kembali langkah-langkah atau prosedur
mendaftar massuk ke sekolah baru. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa dapat menulis
teks prosedur kompleks, dan semua siswa memperhatikan tujuan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan inti, pada kegiatan inti siswa memperhatikan struktur dan kaidah
bahasa teks prosedur kompleks, setelah guru menjelaskan mengenai apa itu teks
prosedur kompleks, kemudian guru menjelaskan bagaimana langkah-langkah
membuat teks prosedur kompleks agar sebelum siswa membuat teks prosedur
kompleks siswa dapat mengetahui terlebih dahulu langkah awal dalam menulis teks
prosedur kompleks dengan mengacu pada contoh teks yang sudah diberikan guru.
Pada tahap menanya siswa diberi kesempatan untuk menanyakan struktur dan kaidah
bahasa yang telah dipelajari sebelumnya.
Selanjutnya, guru memerintahkan salah satu siswa untuk mendemosntrasikan
secara langsung bagaimana langkah-langkah membuat es soda gembira di depan
kelas. Selama guru dan siswa mendemonstrasikan langkah-langkah atau prosedur
membuat es soda, siswa yang lain diarahkan untuk mengamati dan mengembangkan
langkah-langkah membuat es soda yang telah di contohkan oleh temannya di depan
kelas. Pada saat perwakilan siswa mendemonstrasikan cara membuat es soda
gembira siswa menjadi antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru mengenai materi
yang telah didemonstrasikan. Setelah perwakilan siswa mempraktikkan langkah-
langkah membuat es soda selanjutnya siswa diminta untuk menuangkan apa yang
telah didemonstrasikan ke dalam bentuk tulisan yang disebut dengan teks prosedur
kompleks dengan memperhatikan kesesuaian isi, struktur teks, kaidah bahasa, dan
cara penulisannya sesuai dengan langkahlangkah dan urutan yang telah dipraktikkan
oleh temannya di depan kelas. Dengan menggunakan metode demonstrasi siswa
mampu menulis teks prosedur kompleks dengan baik dan mempermudah siswa untuk
menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan.
Setelah mengamati langkah-langkah membuat es soda yang dipraktikkan oleh
temannya, guru memberikan lembar kerja siswa untuk membuat teks prosedur
kompleks sesuai dengan langkahlangkah yang telah dicontohkan. Siswa menulis teks
prosedur kompleks dengan memperhatikan kesesuaian isi, struktur teks, kaidah teks,
dan penulisannya. Selanjutnya siswa yang telah selesai menulis teks prosedur
kompleks memprsentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kemudian siswa yang lain
menanggapi hasil kerja temannya dan memberi masukan hasil kerja temannya.
Secara umum, kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks terlaksana
dengan baik, walaupun ada beberapa kendala ketika siswa ramai dalam mengikuti
pembelajaran.
Kegiatan penutup siswa dapat mengutarakan materi yang sudah dipelajari.
Guru memberikan pujian dan penghargaan untuk siswa yang aktif dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dengan metode yang digunakan siswa pun merasa senang dan
mendapatkan pengalaman baru.

3. Pengamatan
1. Deskripsi Observasi Keterampilan Guru
Hasil observasi keterampilan guru dalam pelaksanaan tindakan
siklus II menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi
pada kelas VII A SMPN 08 Kaur sebagai berikut :
Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus II
TABEL 4.8
Indikator Keterampilan Guru Melalui Metode Skor yang Diperoleh
NO
Demonstrasi Berbasis Lingkungan
1. Guru bertanya yang didemostrasikan 4
2. Guru memberi penguatan berbasis lingkungan 4
3. Keterampilan menggunakan variasi 4
4. Menjelaskan yang didemostrasikan 3
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 4
6. Membimbing demonstrasi diskusi kelompok kecil 4
7. Guru mengolahkelas berbasis lingkungan 4
8. Mengajarkan kelompok kecil demonstrasi 3
Jumlah Skor Yang Diperoleh 30
Kriteria Sangat Baik

Tabel keterapilan guru pada siklus II diatas menunjukkan jumlah skor yang
diperoleh guru selama proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan
metode demonstrasi, dengan kreteria sangat baik.

Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus I, dan II


TABEL 4.9
Indikator Keterampilan Guru Melalui Metode
NO Siklus I Siklus II
Demonstrasi Berbasis Lingkungan
1. Guru Bertanya yang di demonstrasikan 3 4
2. Guru memberi penguatan berbasis lingkungan 3 4
3. Keterampilan menggunakan variasi 3 4
4. Menjelaskan yang didemonstrasikan 3 3
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 3 4
6. Membimbing demonstrasi diskusi kelompok kecil 4 4
7. Guru mengolah kelas berbasis lingkungan 3,5 4
8. Mengajarkan kelompok kecil demostrasi 3 3
Jumlah Skor yang Diperoleh 26 30
Sangat
Kriteria Baik
Baik
Tabel Keterampilan Guru Diatas Akan Digambarkan Pada Diagram
Sebagai Berikut.

Diagram. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, dan II

4.5
4
3.5
3
2.5
2 Siklus II
1.5 Siklus III
1
0.5
0

12345678

2. Deskripsi Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II


Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus II
yaitu pada pelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan
yang diikuti oleh 34 siswa kelas IV SDN Kalikamal Brebes diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
Indikator Aktivitas Siswa elalui otode
NO Skor Yang Diperoleh
Demonstrasi Berbasis Lingkungan
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3,9
2. Siswa melihat yang di demostrasikan 3,7
Siswa mencatat hasil demonstrasi berbasis
3. 3,6
lingkungan
4. Siswa membaca hasil demonstrasi 3,3
Siswa menyimpulkan pelajaran berbasis
5. 3,3
lingkungan
6. Mengingat yang didemonstrasikan 3,2
7. Merumuskan masalah 3,2
8. Melakukan demonstrasi 3,4
Jumlah skor yang diperoleh 27,6
kriteria Sangat Baik
Tabel aktivitas siswa pada siklus II diatas menunjukkan skor yang dapatkan
oleh 34 siswa dikelas IV SMPN 08 Kaur dalam pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks dengan metode demonstrasi.

3. Deskripsi Observasi hasil belajar siswa


Observasi hasil belajar sebanyak 34 siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur dalam
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi
menggunakan teks tertulis yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Tes ini
berupa soal isian yanng dikerjakan secara individual.

NO Aspek Pencapaian
1. Jumlah siswa tuntas 29
2. Jumlah siswa yang tidak tuntas 5
3. Persen ketuntasan siswa 85%
4. Persen ketidak tuntasan siswa 14%
5. Nilai tertinggi 100
6. Nilai terendah 50
7. Nilai rata-rata 80,38

Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram di
bawah ini:

Diagram
Tidak Tuntas
14%

Tuntas
85%
tuntas
tidak tuntas

Pada tabel di atas menunjukkan hasil belajar kelas VII A SMPN 08 Kaur Pada
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan metode demonstrasi.
Pada siklus kedua siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa (85%) dan siswa yang tidaktuntas
belajar sebanyak 5 siswa (14%) Observasi hasil belajar siswa sebanyak 34 siswa kelas VII
A SMPN 08 Kaur dalam pembelajaran teks prosedur komplek memalui metode
demonstrasi, dapat dilihat sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan baik
siklus I, dan Siklus II. Pada data awal presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 38%,
pada siklus II meningkat menjadi 76%, dan siklus III meningkat menjadi 85%. Pada siklus
II sudah tercapai indikator sehingga penelitian tidak dilanjutkan kesiklus berikutnya.
Observasi hasil pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur dari siklus I dan Siklus II sebagai
berikut:

NO Kreteria Siklus I Siklus II


1. Jumlah siswa tuntas 26 29
2. Jumlah siswa tidak tuntas 8 5
3. Persen ketuntasan siswa 76% 85%
4. Persen ketidak tuntasan siswa 24% 14%
5. Nilai tertinggi 100 100
6. Nilai terrendah 50 50
7. Nilai rata-rata 68,97 80,38

Persentase ketuntasan dan ketidak tuntasan hasil belajar siswa SMPN 08 Kaur pada
kelas VIII A Siklus I dan Siklus II digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

100.00%

80.00%

60.00%
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
40.00%
20.00%

0.00%
Siklus I Siklus II

d. Refleksi
Hal – hal yang perlu diperbaiki dalam siklus II sebagai berikut:
a. Pada keterampilan guru dalam siklus II sudah ada peningkatan dengan bukti skror
yang di peroleh pada observasi keterampilan guru pada siklus II yaitu 30 dengan
kreteria sangat baik. Guru sudah menguasai keterampilan guru meskipun ada
beberapa deskriptor yang belum nampak, sehingga pembelajaran ada timbal balik
antara guru dengan siswa.
b. Pada aktivitas siswa juga ada peningkatan terbukti dengan skror yang diperoleh
setiap siklus mengalami peningkatan, siklus II memperoleh skro 22 dengan kreteria
baik. Meskipun ada beberapa deskriptor yang belum nampak, tetapi aktivitas siswa
dalam pembelajaran sudah meningkat, dengan bukti siswa sudah mulai aktif dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan setiap siklus, terbukti dengan rata rata
siklus I yaitu 68,97 dan siklus II yaitu 80,38. Kreteria ini sudah mencapai KKM 75
B. Pembahasan
Pada pengertian berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut:
a. Hasil observasi keterampilan guru
Indikator guru bertanya yang di demonstrasikan, pada siklus I memperoleh
skor rata-rata yaitu 3, dan siklus II memperoleh skor rata-rata yaitu 4. Sanjaya
Wina (2010:12) menyatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan kemampuan
dasar untuk mengajak siswa berfikir, mengeluarkan ide dan gagasan yang orisinil
melalui bahasa lisan. Pernyataan terbukti ketika guru melakukan pembelajaran
menggunakan keterampilan bertanya yang digunakan guru sebagai pemantapan
bagi siswa pelajaran sebagai pengukur siswa dalam menguasai pelajaran apabila
siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru atau sebaliknya siswa tidak bisa
bertanya kepada guru siswa tidak menguasai pelajaran dan siswa masih pasif
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II guru mendapat skor 3 dan 4,
pada siklus ini sudah ada peningkatan siswa sudah mulai aktif dalam proses
pembelajaran dan siswa sudah banyak bisa menjawab pertanyaan serta sudah ada
yang berani bertanya kepada guru.
Indikator guru memberi penguatan berbasis lingkungan guru mendapat skor
rata-rata siklus I yaitu 3, dan siklus II yaitu 4. Pada siklus I dan siklus II
keterampilan guru sudah ada peningkatan pada pembelajaran siswa teratusias
dalam mengikuti selama kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan usman
(2012) keterampilan memberi penguatan adalah segala bentuk respon verbal atau
non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi dari tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa yang bersifat untuk memberi informasi atau umpan balik bagi
siswa.
Indikator menjelaskan yang didemonstrasikan, guru mendapat skor rata-rata
siklus I yaitu 3 dan siklus II yaitu 4. Pada siklus I dan siklus II guru sudah ada
peningkatan dalam keterampilan menjelaskan, guru menjelaskan pelajaran sesuai
materi dan suara dengan jelas. Sesuai dengan apa yang di nyakatkan Turney
(2011) bahwa kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan guru memfrekreksi
segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan penjelasan
yang relevan dengan tujuan, materi, sesuai kemampuan siswa dan latar belakang
siswa serta dapat dilakukan pada awal, tengah ataupun akhir pelajaran sesuai
keperluan. sehingga suasana dalam kelas saat pembelajaran kondusif serta ada
interaksi antara guru dengan siswa.
Indikator membuka dan menutup pelajaran, guru mendapat skor rata-rata
siklus I skor 3 dan Siklus II Skor 4. Pada indikator ini yang menentukan
keberhasilan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran selama proses kegiatan
belajar mengajar adalah guru. Pada siklus II guru sudah ada peningkatan apersepsi
yang dibuat guru sudah bisa membuat siswa termotifasi dalam belajar terlihat
siswa mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik.
Indikator membimbing demonstrasi kelompok kecil, guru mendapat skor
rata-rata siklus I yaitu skor 4, dan siklus II skor 4. Pada siklus I dan siklus II ada
peningkatan guru dalam memperhatikan setiap kelompok, guru membantu setiap
kolompok yang mengalami kesulitan siswa bertanyak apabila mengalami kesulitan
dalam diskusi dan siswa berani membacakan kesimpulan diskusi. Sesuai dengan
pernyataan Hasibuan dan Moedjiono (2009 : 89-91) menyatakan bahwa komponen
memimpin diskusi kelompok kecil meliputi upaya memusatkan perhatian,
memperjelas masaalah, menganalisa pandangan siswa, meningkatkan keberanian,
menyebarkan kesempatan berpartisipasi siswa serta menutup diskusi.
Indikator guru mengolah kelas, guru mendapat skor rata-rata pada siklus I
mendapat skor 3,5 dan siklus II mendapat skor 4. Pada siklus I dan Siklus II guru
ada peningkatan dalam mengolah kelas, sehingga siswa belajar dengan tertib serta
tenang selama menikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai denga apa yang
dinyatakan Hasibuat dan Moedjiono (2009: 82) keterampilan mengolah kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
baik, apabila ada gangguan dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi
terhadap kegiatan intruksional.
Indikator mengajarkan kelompok kecil dalam demonstrasi, guru mendapat
skor rata-rata siklus I yaitu mendapat skor 3 dan Siklus II mendapat skor 3.sesuai
dengan temuan Anitah (2012) bahwa mengajar kelompok kecil atau perorangan
merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan keterampilan siswa dalam
interaksi tatap muka yang inpromasi dengan berbagai pengalaman atau informasi
pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah. Indikator ini mengajarkan
siswa melakukan demonstrasi dalam kelompok kecil. Pada siklus II guru ada
peningkatan guru membimbing setiap kelompok untuk melakukan demonstrasi dan
siswa pun melakukannya dengan baik.
Temuan hasil penelitian diatas sesuai dengan yang ttelaah dikemukakan
oleh Usman (1995: 74-103) yaitu ada delapan keterampilan belajar yang sangat
menentukan kualitas pada pembelajaran. Keterampilan guru yang ,menentukan
kualitas pembelajaran yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengolah kelas dan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Jadi hsil penelitian dengan metode demonstrasi
dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dapat meningkatkan
keterampilan guru. Meningkatnya keterampilan guru akan mempengaruhi pada
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
b. Observasi hasil belajar siswa
Observasi hasil belajar siswa pada pembelajaran teks prosedur kompleks
melalui metode demonstrasi pada siswa kelasVII A SMPN 08 Kaur. Pada siklus I
di peroleh presentase ketuntasan sebesar 76 % yaitu dari 34 siswa, terdapat 26
siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus kedua mengalami
peningkatan yaitu presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% yaitu
siswa yang tuntas ada 29 siswa dan 5 siswa yang tidak tuntas. Siklus I dalam
pembelajaran teks prosedur kompleks melalui metode demonstrasi pada kelas VII
A SMPN 08 Kaur sudah mengalami peningkatan dalam belajar, siswa sudah mulai
mengikuti kegiatan dalam pembelelajaran dengan tertib dang dengan sungguh-
sungguh dalam melakukan metode demonstrasi siswa mudah untuk melakukan
kegiatan belajar. Dengan dapat melakukan metode ini siswa akhirnya dengan
sendirinya bisa membuat kesimpulan yang di demonstrasikan sertas dapat
mengerjakan evaluasi yang di berikan guru karna siswa dapat mempelajari
pelajaran yang di sampaikan guru.
Siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Pada
siklus II terdapan 5 siswa yang tidak tuntas belajar, skor yang di peroleh masih di
bawah KKM yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil observasi keaktifan
siswa yang tidak tuntas masalah yang muncul, seperti tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak melihat saat guru melakukan demonstrasi, pada saat
memberi pertanyaan siswa ini hanya diam daan tidak ada respon pada
pembelajaran teks prosedur kompleks sehingga pada waktu mengerjakan evaluasi
yang di berikan guru mengalami kesulitan.
Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII A mengalami
peningkatan terus pada setiap siklusnya, terbukti pada siklus I presentase
ketuntasan sebesar 76% dan pada siklus II presentase ketuntasan sebesar 85% . hal
ini membuktikan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMPN 08 Kaur.
Hamdani (2011:60) mengatakan ketuntasan belajar ideal siswa adalah 85%,
sehingga ketuntasan klasikal belajar pada penelitian ini 85% sudah mencukupi
kreteria tersebut, jadi penelitian dinyatakan berhasil daan penelitian dilakukan
sampai siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan data hasil observasi keterampilan guru,


keaktifan siswa, daan hasil belajar, siswa pada pembelajaran menulis teks trosedur
kompleks melalui metode demonstrasi pada siswa kelaas VII A SMPN 08 Kaur.
Simpulan berdasarkan data penelitian tersebut sebagai berikut:
a. Data hasil berdasarkan keterampilan guru terdapat pada siklus I memperoleh
skor 26 dengan kreteria baik dan siklus II memperoleh skor 30 dengan kreteria
sangat baik. Bersarkan data yang diperoleh setiap siklus keterampilan guru
mengalami peningkatan setiap siklusnya peningkatan sudah memenuhi
kategori indikator keberhasilan yang sudah di tentukan yaitu sekurang-
kurangnya dengan kreteria baik kesimpulan pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam sebuah aspek yang meliputi prakegiatan, kegiatan
awal, kegiatan inci, dan kegiatan akhir.
b. Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada setiap siklus yaitu, pada siklus I
presentase ketuntasan belajar siswa memperoleh 76%. Dan siklus dua
presentase ketuntasan belaajar siswa memperoleh 85% dari 34 siswa. Pada data
setiap siklus dapat dilihat, setiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar
siswa. Peningkatan setiap siklus sudah memenuhi indikato keberhasilan yang
di tentukan yaitu presentase ketuntasan belajar sebesar < 80%, sehingga dapat
di simpulkan bahwa pembelajaran menulis teks prosedur melalui metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
Bersadarkan hasil penelitian melalui metode demostrasi dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa, maka saran peneliti
sebagai berikut:
a. Guru perlu meningkatkan kualitas pembelajaran pada menulis teks prosedur
kompleks melalui metode demonstrasi, terutama untuk meningkatkan
keterampilan guru, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.
b. Guru dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui metode
demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahsa
Indonesia di SMP N 08 Kaur.
c. Guru perlu meningkatkan pengolahan kegiatan mengajar dengan melengkapi
fasilitas untuk mendukung penggunaan metode demonstrasi sebagai penunjang
untuk mencapai ketuntasan dalam belajar.
d. Guru perlu meningkatkan kempuan dalam menggunakan metode demonstrasi,
mengembangkan materi, dan menyampaikan materi, sehingga siswa dapat
menerima materi serta tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
demonstrasi.
e. Dalam pembelajaran penulis teks prosedur kompleks melalui metode deonstrasi
sangat memerlukan keterampilan guru sehingga sebelum melakukan
pembelajaran guru hendaknya memiliki persiapan dan perencanaan yang
matang supaya proses pembelajaran berjaan dengan lancar.
f. Guru hendaknya lebih inofatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi.
g. Siswa diharapkan aktif selama kegiatan belajar mengajar dan ada interaksi
antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa daalam pembelajaran.
Daftar Pustaka
Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta: Kemendikbud.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Percetakan Angkasa.

Tim Edukatif. 2013. Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Wismanto, Agus. 2013. Penulisan Kreatif. Semarang:IKIP PGRI Semarang Press.

Yunus, Mohamad dan Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Zain, dan Djamarah. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sanjaya Wina,2010: 12.Keterampilan

Mulyasa. 2000.praktik penelitian tindak kelas. Bandung: PT

Winatapura, Eko. 2010. Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pemanfaatan


lingkungan sekitar di kelas V.semarang. UNNES

Anda mungkin juga menyukai