Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terintegrasi STEM Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kritis Dan Kreatif

PROPOSAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Yang Dibimbing Oleh

Oleh:
Offering C
Dini Febrianti Safitri (160341606100)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Maret 2019
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terintegrasi STEM Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Kritis Dan Kreatif
Implementasi Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning)
(model e diganti dengan PjBL yang disisipi oleh tahap tahap STEM
metodenya pake mix method biar ada data kuantitatif dan kualitatif, 1
kelas , ditentukan topic yang digunakan pada semester 1 {harus lebih
kreatif untuk menyediakan proyek, jika pake lebih dari 2 topik maka
proyek yang disiapkan menyesuaikan dengan jumlah topic, koordinasi
dengan guru pamong dalam pelaksanaan penelitian}; PjBL bisa
digunakan unutk KD lingkungan {pemetaan sampah}; PjBL harus
dikaitkan dengan variable terikat, indicator dari variable terikat harus
masuk kedalam RPP )
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu kebutuhan mendasar bagi setiap individu, sama halnya dengan
kebutuhan primer sehari-hari pada manusia. Pendidikan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan perkembangan suatu Negara. Pada UU No 20 Tahun 2003 Undang-undang
tersebut dapat dikatakan bahwa adanya sistem pendidikan Indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita
pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat [1].
Pendidikan lebih menekankan pada pembelajaran yang akan membawa siswa cakap, kreatif, dan mandiri
pada proses di dalamnya, sehingga hasil belajar dapat optimal (Meier, 2002). Pembelajaran yang monoton
dirasa akan semakin mematikan daya berpikir kreatif siswa, karena siswa mengalami kebosanan dalam
proses pembelajaran. Rendahnya daya berpikir kreatif siswa berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa khususnya mata pelajaran biologi. Hal ini menjadikan banyak siswa harus melakukan program
remedial untuk meningkatkan nilainya menjadi di atas nilai KKM. Proses belajar terbaik adalah dengan
melibatkan para siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara aktif [2]. Pembelajaran tersebut disebut
dengan pembelajaran SCL atau Student Centre Learning yang saat ini sangat direkomendasikan agar
siswa mampu meraih hasil belajar yang maksimal [3].
Pembelajaran secara SCL dapat menggunakan Pendekatan STEM [3]. STEM merupakan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar ilmu dan pengaplikasiannya dibarengi dengan
pembelajaran aktif berbasis permasalahan [4]. Pendekatan STEM telah tertuang dalam buku siswa yang
dapat digunakan oleh pendidik pada proses kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan
berpikir serta kecerdasan siswa, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa [5]. Buku siswa yang
berbasiskan STEM dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan sebagai
alat membentuk siswa yang mampu bernalar serta berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga akan 4
mempengaruhi hasil belajar siswa [6]. Terdapat empat tingkatan inkuiri yaitu inkuiri konfirmsi
(confirmation inquiry), inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbing (guided inquiry), dan
inkuiri bebas (open inquiry) [7]. Inkuiri terbimbimbing dapat memfasilitasi semua kelas dengan
seperangkat eksperimen. Siswa secara berkelompok memanipulasi variabel, petunjuk investigasi,
termasuk menyusun prosedur dan menganalisis data.
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sulit dikuasai oleh siswa.
Letak kesulitan tersebut tidak hanya dalam mencari ide atau gagasan, tetapi juga dalam
menerjemahkannya ke dalam tulisan [1]. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pada umumnya
siswa mengalami kesulitan ketika ingin menuliskan apa yang ada dipikiran mereka. Menulis merupakan
kegiatan memindahakan gagasan atau ide atau buah pikiran ke dalam wujud tulisan dengan menggunakan
lambang-lambang grafem untuk dibaca dan dimengerti orang lain [2]. Buah pikiran yang diungkapkan
dalam bentuk tulisan itu ditemukan melalui olah pikir dan dimaksudkan untuk membuka wawasan dan
pengetahuan bagi para pembacanya. Untuk itu siswa memerlukan kemampuan memilih dan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan konteks dalam sebuah model pembelajaran keterampilan menulis [3].
Kemampuan menulis dan berbicara disebut kemampuan produktif sedangkan mendengarkan dan
membaca disebut kemamampuan reseptif [4]. Kemampuan reseptif dan kemampuan produktif dalam
berbahasa merupakan dua sisi yang saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi [4].
Seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, haruslah banyak mendengar
dan membaca. Dengan mendengar dan membaca maka akan diperoleh informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan berbicara dan menulis.
Mengembangkan kemampuan mendengar dan membaca, seyogyanya pula diawali dengan
kegiatan berbicara dan menulis. Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara instan karena harus
melalui proses. Keterampilan yang terlibat dalam menulis sangat kompleks. Hal ini dikarenakan dalam
menulis siswa antara lain harus memperhatikan ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan penggunaan kalimat
efektif. Selain harus memperhatikan hal tersebut menulis juga membutuhkan daya imajinasi dan
kreativitas terutama dalam menulis kritis dan kreatif sehingga mempunyai arti yang jelas dan memberikan
kesan tersendiri bagi pembacanya [5]. Dalam menulis kritis dan kreatif siswa dituntut agar bisa mengolah
daya pikirnya. Daya pikir tersebut meliputi ide atau gagasan yang kemudian diolah dengan daya imajinasi
dan kreativitas. Kemampuan dalam mengolah daya pikir dipengaruhi tingkat kemampuan dan latar
belakang siswa, sehingga membutuhkan pengarahan dan latihan terutama dalam pembelajaran menulis.
Mengingat latar belakang dan kemampuan siswa yang berbeda, maka guru harus bisa mengarahkannya
dengan benar.
Pembelajaran menulis dalam pelajaran Biologi bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dan menyampaikan hasil temuannya dengan baik secara lisan maupun tulis serta
menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia [2]. Dalam upaya mengembangkan
keterampilan menulis kritis dan kreatif terintegrasi STEM, siswa diharapkan mampu menguasai berbagai
jenis tulisan. Pendekatan ini menggabungkan proses dan minat keterampilan berbahasa dengan bahan isi
yang spesifik dan pelajaran langsung pada bentuk-bentuk atau jenis tulisan yang berbeda. Variasi
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini yaitu dengan memanfaatkan media blog.
Pertimbangan ini berlandaskan kemajuan zaman dan teknologi. Menjamurnya dunia internet belakangan
ini seyogyanya dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. Kegemaran siswa berinternet bisa dimanfaatkan
dalam pembelajaran sehingga menimbulkan pengaruh positif. Salah satu situs yang dapat dimanfaatkan
adalah blog . Blog dapat digunakan sebagai media atau sarana dalam mempublikasikan karya siswa baik
karya fiksi, non fiksi atau fotografi. Hal ini tentu saja membantu siswa dalam mengabadikan dan
mempublikasikan karya-karya siswa sehingga dapat dibaca dan diapresiasi banyak orang. Inkuiri
terbimbimbing dapat memfasilitasi semua kelas dengan seperangkat eksperimen. Siswa secara
berkelompok memanipulasi variabel, petunjuk investigasi, termasuk menyusun prosedur dan
menganalisis data. Hasil penelitian serupa juga mengungkapkan kelebihan model pembelajaran
terbimbing adalah: Guided inquiry provides teachers and students with opportunity to work together to
define questions for studying procedures for exploring those question [8]. Hasil penelitian Irawati juga
menunjukkan siswa berkemampuan awal tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa berkemampuan awal rendah [9]. Hasil yang serupa menunjukkan terdapat pengaruh
kemampuan awal terhadap prestasi belajar biologi [10]. Hal yang sama ditunjukkan melalui penelitian
yang menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap kemampuan
memecahkan masalah biologi [11]. Oleh karena itu untuk mengimplementasikan hal tersebut sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan sebuah peneitian mengenai “Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Terintegrasi STEM untuk meningkatkan Kemampua Menulis Kritis dan Kreatif”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan unutk meningkatkan kemempuan siwa dalam menulis secara kritis dan kreatif
sehingga dapat membantu siswa dalam berkomunikasi (mempublikasikan berbagai temuan / hasil
belajarnya) dengan baik secara lisan dan tertulis dengan bahasa yang baik.

Hipotesis Penelitian
H0 : Kemampuan menulis secra kritis dan kreatif menggunakan model pembelajaran inkuiri
terintegrasi STEM lebih rendah sama dengan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran langsung atau metode ceramah.

H1: Kemampuan menulis secra kritis dan kreatif menggunakan model pembelajaran inkuiri
terintegrasi STEM lebih tinggi sama dengan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran langsung atau metode ceramah berbantukan buku siswa konvensional.

Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat dan
terdapat satu moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri,
sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan siswa dalam menulis secara kritis dan kreatif,
dimoderatori oleh pendekatan terintegrasi STEM.

Pentingnya Penelitian
Penelitian ini sangatlah penting untuk dikaji akan berguna untuk membantu siswa dalam
mengkomunikasikan hasil belajar dan berbagai penemuan yang ditemukan siswa. Selain itu keterampilan
menulis juga akan menunjang kemampuan siswa dalam berbahasa dengan baik dan benar.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


Ruang Lingkup dan Keterbatasan Pada Penelitian ini yaitu:
1. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA ….. , Tahun ajaran 2019/2020 pada pokok
bahasan….
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis secara kritis dan kreatif siswa kelas XI IPA ….
Menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
4. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini adalah SMAN ….

Definisi Operasianal
 Model pembelajaran Inkuiri
model pembelajaran yang dirancang untuk membimbing siswa bagaimana meneliti masalah dan
pertanyaan berdasarkan fakta. Model inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan,
peran siswa dalam model ini adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam
suatu materi pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Secara umum inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber informasi
lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya, Ibrahim (2007: 2).

Menurut Sanjaya (2006 : 201) mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang
menggunakan model inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan
masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka teki.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percodaan atau
eksperimen.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

 Pendekatan STEM
Suatu basis kurikulum yang idenya adalah mendidik Peserta didik dalam 4 disiplin ilmu:
sains, teknologi, engineering, dan matematika secara pendekatan interdisipliner, menyajikan
paradigm pembelajaran yang kohesif dengan basis aplikasi pada dunia nyata/alam.

 Kemampuan Menulis Kritis

 Kemampuan Menulis Kreatif


Menulis kreatif adalah menuangkan idea tau gagasan dalam tulisan yang menarik
dengan ide yang unk dan inovatif. Menulis kreatif membutuhkan daya imajinasi dan
kreativitas sehingga tulisannya mempunyai arti yang jelas dan memberikan kesan
tersendiri bagi pembaca. Menulis adalah rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca atau dimengerti oleh orang lain. Buah
pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, perasaan dampak gejolak
kalbu seseorang. Menulis bertujuan mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi
pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Dengan menulis kita dapat
meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan
keberanian dan mendorong kemauan, serta kemampuan untuk mengumpulkan informasi

Daftar Rujukan
[1] Pemendikbud nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakata : Kemendikbud.
[2] Marginson, Simon, Tytler, Russell, Freeman, Brigid and Roberts, Kelly 2013, STEM:
countrycomparisons: international comparisons of science, technology, engineering and
mathematics (STEM) education. Final report. Australian Council of Learned Academies,
Melbourne, Vic.
[3] Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pt Rineka Cipta.
[4] Ghanbari, Sheena. 2015. Learning Across Disciplines: A Collective Case Study Of Two
University Programs That Integrate The Arts With STEM. International Journal of
Education and the Arts 16(7):1–21.
[5] Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model dan Aplikasinya dalam Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak
[6] Ibrahim, Muslimin. 2010. Pembelajaran Inkuiri. Jakarta: Rineka Cipta.
[7] Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
[8] Ferris, Dana. ____. Teaching Student to Self-Edit. Artikel. ____
[9] Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta. ANDI.
[10] Luthfi, Ahmad. 2010. Pemanfaatan Teknologi Web sebagai Media Interaktif dan Pengaruhnya
terhadap Minat Belajar bagi Mahasiswa. Palembang: Universitas Bina Darma.
http://blog.binadarma.ac.id/luthfie/?p=3 (Diunduh 22 Desember 2011).
[11] Raimes. Ann.____. Ten Step in Planning a Writing Course and Training Teacher of Writing.
Artikel. _____
[12] Reppen, Randi. ____. A Genre-Based Approach to Content Writing Instruction. Artikel. _____
[13] Seow, Anthony. ____. The Writing Process and Process Writing. Artikel. ____
[14] Suparno, Paul. 2007. “Pendidikan Multikultural”. Kompas Cyber Media (KCM).
[15] Wagiran, dan Doyin, Mukh. 2005. Curah Gagasan. Semarang: Rumah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai