Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN KAUSAK KOMPARATIF

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D.

Disusun Oleh:

Kelompok 5 Offering C 2016

Dini Febrianti Safitri 160341606100

Yulia Dewi Saputri 160341606020

Zaha Husnul Kitami 160341606074

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Penelitian Kausal Komperatif”. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Rasulullah
SAW yang menjadi suri teladan terbaik bagi umat manusia.

Terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. selaku
dosen pembimbing dalam penulisan tugas ini. Terima kasih kami sampaikan kepada kawan-
kawan seperjuangan yang selalu mendukung kami. Penyusunan makalah ini dalam rangka
tugas matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati
Susilo, M.Sc., Ph.D. Makalah dengan judul “Penelitian Kausal Komperatif” diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi peneliti lainnya khususnya dalam
mengembangkan penelitian untuk mengetahui sebab akibat pada permasalahan pendidikan.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Malang, 23 April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang terjadi pada bidang pendidikan di Indonesia sangat banyak.


Permasalahan ini jika tidak diselasaikan akan menimbulkan permasalahan baru pada
proses belajar mengajar di institusi pendidikan. Salah satu peran akademisi dalam
mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan penelitian. Penelitian menurut
Sugiyono (2014) merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan
sejumlah pengetahuan dan usaha yang terorganisasi untuk menyelesaikan masalah
tertentu yang memerlukan jawaban. Penelitian itu terdiri dari berbagai metode-metode
penelitian. Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan dimana
pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Pemilihan metode penelitian
disesuaikan dengan masalah yang akan diatasi dan disusun menjadi suatu kerangka
berpikir yang sistematis.
Salah satu penelitian yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permaslahan di
bidang pendidikan adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif
biasanya digunakan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dari suatu permasalahan.
Penelitian komparatif merupakan sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor
penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu Nasir (1999:68).
Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian
ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut
telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana karakteristik penelitian kausal komperatif ?
1.2.2 Bagaimana kelebihan dan kekurangan penelitian kausal komperatif?
1.2.3 Bagaimana prosedur penelitian kausa komperatif?
1.2.4 Bagaimana rancangan penelitian kausa komperatif?
1.2.5 Bagaimana ancaman validitas internal penelitian kausa komperatif?
1.2.6 Bagaimana analisis data penelitian kausa komperatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui karakteristik penelitian kausal komperatif
1.3.2 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian kausal komperatif
1.3.3 Untuk mengetahui prosedur penelitian kausa komperatif
1.3.4 Untuk mengetahui rancangan penelitian kausa komperatif
1.3.5 Untuk mengetahui ancaman validitas internal penelitian kausa komperatif
1.3.6 Untuk mengetahui analisis data penelitian kausa komperatif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian Kausal Komparatif


Penelitian komparatif merupakan sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor
penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu Nasir (1999:68).
Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian
ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut
telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi
(Kerlinger dalam Emzir, 2010:119).
Suryabrata (2006) menyatakan penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto,
artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat).
Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji
data itu dengan menelusuri kembali ke masa lalu untuk mencari sebab-sebab, saling
hubungan dan maknanya. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diketahui
bahwa penelitian Kausal Komparatif merupakan penelitian yang menyelidiki faktor-
faktor penyebab (variabel terikat) dari akibat (variabel bebas) yang telah terjadi. Dimana
variabel bebas dari objek penelitian ini tidak dapat dimanipulasi.
Penelitian kausal komparatif ini mempunyai karakteristik antara lain:
 Bersifat ex post facto
 Peneliti tidak memulai proses penelitian dari awal, melainkan langsung melihat
hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab
terjadinya peristiwa itu.
 Memiliki tujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan
permasalahan yang ada

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif


a. Kelebihan Penelitian kausal komparatif
 Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna
mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam
kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan
itu.
 Dapat digunakan ketika kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan
penelitian tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika
diragukan/ dipertanyakan.
 Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan
kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu
lebih dapat dipertanggung jawabkan.

b. Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif


 Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan
telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang
diselidiki.
 Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan
kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk
menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat
kompleks.
 Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda,
tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan
oleh lain sebab pada kejadian lain.
 Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit
untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

2.3 Prosedur Penelitian Kausal Komparatif


Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap
yakni, (1) merumuskan masalah, (2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik
yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5)
analisis data. Pemilihan kelompok pembanding dilakukan dengan mempertimbangkan
karakreristik atau pengalaman yang membedakan kelompok yang harus jelas dan
didefinisikan secara operasioanal (masing-masing kelompok mewakili populasi yang
berbeda).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Analisis data dimulai dengan analisis
statistik deskriptif menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya dilakukan
analisis yang lebih mendalam dengan statistik inferensial yaitu :
a. Menggunakan t-tes untuk melihat rata-rata (mean) pada kedua kelompok.
b. Menggunakan ANAVA (analysis of varians) uuntuk melihat perbedaan rata-rata untuk
tiga kelompok atau lebih.
c. Menggunakan square test atau chi-kuadrat untuk membandingkan frekuensi kelompok
(jika peristiwa muncul lebih sering dalam satu kelompok).
Sukardi (2008:174) juga menyatakan langkah-langkah melakukan penelitian ex post
facto antara lain :
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui ex
post facto
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
5. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data,
dan menganalisis data
7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan
8. Membuat laporan penelitian
2.4 Rancangan Penelitian : Perbandingan Rancangan Penelitian Kausal Komparatif
Dengan Penelitian Eksperiman Dan Korelasional
2.4.1. Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian Korelasional dan
Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan


pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian Kausal-komparatif dengan penelitian korelasional kadang-
kadang sulit dibedakan. Meskipun memang ada kesamaan, namun terdapat
perbedaan mencolok. Persamaan antara penelitian kausal-komparatif dan
korelasional adalah sama-sama contoh penelitian yang merupakan hubungan
antar dua variabel. Peneliti yangmelakukan penelitian ini berusaha untuk
mengeksplorasi hubungan antar variabel. Keduanya berupaya untuk
menjelaskan fenomena yang menarik. Keduanya berusaha untuk
mengidentifikasi variabel yang layak eksplorasi kemudian dilakukan
percobaan penelitian, dan keduanya sering memberikan bimbingan bagi
studi eksperimental selanjutnya. Keduanya tidak memungkinkan manipulasi
variabel oleh peneliti. Keduanya berusaha untuk mengeksplorasi penyebab,
tetapi dalam kedua kasus, penyebab harus diperdebatkan; metodologi saja
tidak mengizinkan pernyataan kausal.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004) menyatakan bahwa; penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain
seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2004); mengelompokkan
penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut
juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian
ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Berikut perbedaan antara penelitian kausal komparatif dengan
penelitian korelasional :

2.4.2. Persamaan Perbedaan dan Penelitian Kausal-Komparatif dengan


Penelitian Eksperimental

Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda


kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto
dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat
dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke
belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
Persamaan antara kedua penelitian ini yaitu dalam menetapkan hubungan
sebab akibat dan melibatkan perbandingan kelompok. Selain itu penelitian ex
post facto mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal : (a)
Tujuan : untuk menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok perbandingan, dan
(c) Teknik analisis statistik yang digunakan. Hanya saja dalam penelitian ex
Post facto tidak ada manipulasi kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi
sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan. Karena itu penelitian ini memerlukan
waktu yang relatif singkat. Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan
penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama
dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode
penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan
situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan
hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian
Berikut perbedaan antara penelitian kausal komparatif dengan penelitian
korelasional :

Perbedaan antara kedua jenis penelitian dapat juga dijelaskan sebagai berikut
Ex Post Facto :
1. menunjukkan bahwa perubahan dalam variable bebas itu telah terjadi.
Amka , lebih sulit untuk menyimpulkan bahwa X benar ada hubungan
dengan Y

2. Data yang sudag ada kemudian diteliti, sehingga peneliti tidak


memebrikan perlakuan.

Eksperimen :
1. Hubungan fungsional dianatra variable yang jauh lebih menjajikan

2. Harus ada perlakukan , sehingga peneliti mengadakan atau tindakan


tertentu pada objek penelitian.

2.5 Ancaman Terhadap Validitas Internal


Menurut Jonathan Sarwono (2006) validitas berkaitan dengan persoalan
untuk membatasi atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian sehingga
hasil yang diperoleh akurat danberguna untuk dilaksanakan. Ada dua validitas,
yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal adalah
tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas
internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan
hasil studinya bermakna. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang
menjadi kendala untuk memperoleh validitas internal. Menurut Jonatha jenis validitas
internal pada penelitian kausal komparatif , sebagai berikut :

Sejarah (History): Faktor ini terjadi ketika kejadian-kejadian eksternal


a. Sejarah (history)  Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang
terjadi di lingkungan pada waktu yang sama ketika variabel yang sedang diuji
akan dilakukan pengukuran sehingga sangat mungkin hasil eksperimen akan
terganggu atau terkotori oleh adanya kejadian tersebut. Pengaruh dari “History”
ini dapat dikontrol melalui pengacakan dan melalui pemberian perlakuan dalam
jangka waktu yang sama. Faktor ini terjadi ketika kejadian-kejadian eksterna
dalam penyelidikan yang dilakukan mempengaruhi hasil penelitian.

b. Maturasi (Kematangan)  Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya


proses perubahan yang terjadi pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada
saat mereka sedang berpartisipasi dalam penelitian ini. Biasanya hal ini terjadi
pada penelitian yang memerlukan waktu panjang. Orang-orang yang dijadikan
obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara fisik
maupun mental. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden ini dapat
mengakibatkan bias pada hasil pengukunannya. Vaniabel ini dapat dikendalikan
dengan cara antara lain pengacakan subyek atau melalui pemberian perlakuan
dalam jangka waktu tidak terlalu lama, sehingga subyek penelitian tidak sampai
mengalami perubahan fisik dan mental yang dapat mempengaruhi hasil
perlakuan. Hal ini dapat terjadi karena faktor usia, atau kejenuhan.

c. Testing  efek-efek yang dihasilkan oleh proses yangs edang diteliti yang dapat
mengubah sikap ataupun tindakan responden. Semisal efek-efek yang terjadi
karena adanya pre tes yang mendahului tes yang sebenarnya yang akan
dikenakan pada para responden. Kegiatan pre tes ini akan mempengaruhi para
responden dalam mengerjakan tes yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan
adanya kecenderungan bagi individu yang sudah melakukan pre tes akan lebih
baik hasilnya dalam mengerjakan tes yang sebenarnya.

d. Instrumentasi  efek yang dihasilkan oleh proses yang sedang diteliti yang
dapat mengubah sikap ataupun tindakan responden. Penggunaan instrumen
penelitian adakalanya dapat mengancam validitas internal hasil perlakuan.
Misalnya, penggunaan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel,
penggunaan instrumen yang berbeda pada kelompok-kelompok subjek
penelitian. Pengaruh dan instrumen ini dapat dikontrol dengan cara
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dan penggunaan instrumen
yang sama pada kelompok-kelompok subyek.

e. Seleksi  efek tiruan dimana prosedur seleksi mempengaruhihasil-hasil studi.


Dalam pemilihan subyek penelitian rnungkin terjadi kesalahan. Kemampuan
awal kelompok yang satu mungkin berbeda dengan kemampuan awal kelompok
yang lain. Akibatnya validitas internal hasil penelitian akan terancam. Ancaman
ini dapat diatasi dengan pemilihan subyek yang benar-benar setara, misalnya
pemilihan subyek secara acak atau melalui penggunaan kelompok sepadan.

f. Mortalitas  efek adanya hilangnya atau perginya responden yang diteliti.


2.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain
sebagai berikut
1. Skala psikologi
Skala Psikologi adalah instrument pengukuran untuk mengidentifikasi
konstrak psikologis. Seringkali dinamakan dengan tes, namun dalam hal ini
skala psikologis digunakan sebagai istilah untuk atribut afektif, sedangkan kata
tes digunakan untuk atribut kognitif. Pada penelitian ini digunakan skala
psikologi sebagai alat pengumpulan data tentang sikap siswa tentang mata
pelajaran.

2. Angket
Menurut Sugiyono (2011:199) kuisioner/angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3. Dokumentasi
Menurut Koestroro dan Basrowi (2006: 142) dokumentasi merupakan suatu
cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang
lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.

Uji Persyaratan Skala psikologi dan Angket


1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument. Suatu
tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil
ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk
menguji tingkat validitas angket , digunakan rumus korelasi product moment
yaitu :

Keterangan:
Rxy= koefisien korelasi antara variable x dan y
X = skor total X
Y = skor total Y
N = jumlah sampel yang diteliti (Arikunto S, 2006:275)
Dengan kriteria pengujian, jika dengan taraf kesukaran (=0,05 dan dk = n,
maka alat ukur tersebut valid dan sebaliknya.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 168-169) reliabilitas adalah suatu instrument
yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu, artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Instrument harus reliable mengandung arti bahwa instrument yang cukup baik
sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk menguji
reliabilitas digunakan rumus Alpha yaitu;

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir soal
Σσb2 = jumlah varian butir
Σt2= varian total (Arikunto, 2002:171)
Dengan kriteria pengujian, apabila dengan taraf siignifikansi 0,05 maka
pengukuran tersebut dinyatakan reliable dan sebaliknya.
Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda
1. Syarat Pengujian Statistik Parametrik
Menurut Sugiyono (2010: 210), penggunaan statistic parametris
memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi utama adalah data yang
dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah
satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus
homogenitas untuk itu diperlukan uji normalitas dan homogenitas. Dalam
statistic parametris syaratnya adalah skala penelitian harus berupa skala
interval dalam penelitian ini data dalam skala interval dengan pendekatan
rating scale.
a. Uji Normalitas
Menurut Sudarmanto (2005:104-123), untuk menggunakan alat
analisis parametric diperlukan dua persyaratan yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
instrument yang digunakan sebagai alat pengumpulan data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji Lilifors. Di mana data yang dinyatakan normal apabila nilai
Assymp. Sig (2-tailed) > nilai alpha yang digunakan yaitu 5% dan
sebaliknya data dinyatakan tidak normal apabila nilai Assymp sig. (2-
tailed) < nilai alpa yang digunakan yaitu: 5%
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen atau tidak.
Pengujian homogenitas dilakukan dengan membandingkan nilai
Significancy, dengan ketentuan jika nilai Sig > alpha (0,05)maka data
bersifat homogen. Uji ini menggunakan uji Bartlett dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan menggunakan
rumus :

Menghitung harga satuan B dengan rumus:

Menggunakan uji chi kuadrat untuk Uji Bartlett yaitu:

Dengan 1n1o = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.


Dengan taraf kesalahan = 0,05. Kriteria pengujian: jika X2 hitung < X2
tabel maka variable bersifat homogen, sedangkan jika X2 hitung > X2 tabel
maka variable tidak homogen. Didapat dari distribusi chi kuadrarat dengan
peluang (1-) dan dk = (k-1) dengan taraf nyata 0,05(Sudjana, 2005:263).
2. Uji Asumsi Klasik untuk Regresi Ganda
Menurut Sudarmanto (2005:124), untuk menggunakan regresi linier
ganda sebagai alat analisis perlu dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu,
apabila persyaratan tersebut terpenuhi, maka regresi linier ganda dapat
digunakan. Beberapa persyaratan yang perlu diujikan sebelumnya adalah
sebagai berikut:
a. Uji Linieritas Garis Regresi
Menurut sudarmanto (2005:124),uji linieritas garis regresi
digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi
yang akan digunakan. Selanjutnya menurut Sudarmanto (2005:135)
kriteria pengujian yang diterapkan untuk menyatakan kelinieran garis
regresi adalah dengan menggunakan harga koefisien signifikansi dan
dibandingkan dengan nilai alpha yang dipilih oleh peneliti.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (2005: 136-138), uji asumsi tentang
multikolonearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada
tidaknya yang linier antara variable bebas (independen) yang satu
dengan variable bebas lainnya. Ada atau tidaknya korelasi antar variable
independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi
product moment dari Pearson.
c. Autokorelasi
Menurut sudarmanto (2005:142-143), pengujian autokorelasi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi diantara data
pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan
penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat
digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada atau
tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistic Durbin-Watson
mendekati angka 2, dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak
memiliki autokorelasi.
d. Heteroskedastisitas
Menurut sudarmanto (2005:147-148), uji heterokedastisitas
dilakukan untuk mengetahui apakah varian residual absolute sama atau
tidak sama untuk semua pengamatan. Pendekatan yang digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu rank dari
Spearman.
2.7 Tehnik Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis secara parsial (sendiri-sendiri)

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga dalam penelitian ini
digunakan uji t dengan model regresi linier sederhana, yaitu:
Untuk nila a dan b dicari dengan rumus:

Keterangan:
Untuk nila a dan b dicari dengan rumus(Sudjana, 2005:325):
𝑌 = subjek dalam variabel yang diprediksikan
a = konstanta
b = koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan
nilai peningkatan atau penurunan variable Y
X = subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:
Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika
thitung >Ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (Sugiyono,2010: 184).

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (serentak/bersama-sama)

Untuk pengujian hipotesis keempat menggunakan statistic F dengan model


regresi linier multiple. Menurut Sudarmanto (2005:160-161), persamaan regresi ganda
untuk populasi menggunakan simbol Y yang menunjukan pada hasil pengamatan dari
populasi, dengan persamaan berikut.

Keterangan :
Y = subjek dalam variabel yang diprediksikan
a = konstanta
b1b2b3 = koefisien arah regresi
X1X2X3= variabel bebas
Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan rumus:

Keterangan:
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
JKres = Jumlah kuadrat residu
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel >
Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k – 1 dengan
α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel. (Sudjana, 2005: 347).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang menyelidiki faktor-faktor
penyebab dari akibat yang telah terjadi. Dimana variabel bebas dari objek penelitian
ini tidak dapat dimanipulasi. Penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap
yakni, (1) merumuskan masalah, (2) menentukan kelompok yang memiliki
karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok pembanding, (4)
pengumpulan data, dan (5) analisis data. Penelitian kausal komparatif memiliki tiga
jenis penelitian yaitu; eksplorasi efek, eksplorasi penyebab dan eksplorasi
konsekuensi. Kelebihan penelitian ini adalah dapat menghasilkan informasi yang
bermanfaat mengenai hakikat fenomena, sedangkan kekurangannya adalah tidak ada
kontrol terhadap variabel bebas. Penelitian kausal komparatif memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian Korelasional dan penelitian Eksperimental.

Saran
Sebaiknya penelitian kausal komparatif ini digunakan untuk melihat hubungan sebab
akibat pada suatu fenomena yang variabel bebasnya tidak dapat dimanipulasi.
Meskipun variabel bebas tidak dapat dimanipulasi namun harus dilakukan prosedur
kontrol melalui pemadanan (matching) perbandingan kelompok homogen
(subkelompok) atau analisis kovarian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Basrowi dan Kustoro, B. 2006. Metodologi Penelitian. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :Graha
Ilmu.
Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Galia Indonesia.

Sudjana.2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito


Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT
Bumi Aksara.

Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai