Anda di halaman 1dari 9

ABAD 21 SEBAGAI ABAD PENGETAHUAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Biologi Inovatif
Yang diampu oleh Bapak Drs. Hadi Suwono, M. Si.,
dan Ibu Rifka Fachrunnisa, S. Pd., M. Ed.

Disusun oleh
Kelompok 3 Offering C:
Bagus Priambudi (1603416060)
Cindy Olivia S (160341606010)
Dini Febrianti S (160341606100)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Januari 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar merupakan proses perubahan dalam pikiran dan karakter intelektual peserta
didik. Pembelajaran merupakan proses memfasilitasi agar peserta didik belajar.
Tantangan guru tidak hanya membekali keterampilan dalam masa sekarang saja, tetapi
memastikan bahwa peerta didik sukses di masa yang akan datang. Sehingga guru harus
membekali peserta didik dengan sesuatu yang bermakna dan dapat dimanfaatkan untuk
kehidupan di masa depan.
Pembelajaran abad 21 memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang
lalu. Dulu, pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan kini
terdapat standar yang digunakan sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui standar yang telah ditetapkan, guru mempunyai pedoman pasti tentang apa yang
diajarkan dan yang hendak dicapai. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah
merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun
belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi
kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan.
Pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di
abad 21. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi siswa dan guru agar dapat
bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi (Yana, 2013). Pendidikan Nasional
abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa
Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara
dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri
dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan
berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskanlah beberapa masalah dalam akalah ini
sebagai berikut.
1. Bagaimana abad 21 sebagai abad pengetahuan?
2. Bagaimana ciri keterampilan abad 21?
3. Bagaimana pentingnya keterampilan abad 21 bagi seorang pendidik?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, penulisan
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan abad 21 sebagai abad
pengetahuan; menyebutkan dan menjelaskan ciri keterampilan abad 21; serta
menjelaskan pentingnya keterampilan abad 21 bagi seorang pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Abad 21 Sebagai Abad Pengetahuan


Life Based Learning Models dibuat dan dikembangkan oleh Maret Staron yang
berprofesi sebagai guru, konsultan di TAFE NSW International Centre for Vocational
Education and Training (VET) sekaligus menjadi direktur TAFE NSW Workforce
Development. Fokus dari Life Based Learning Models adalah pengembangan kapabilitas
(kemampuan dan kemauan) di era yang semakin menuntut adanya penguasaan akan ilmu
pengetahuan untuk berkontribusi bagi kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.
Life-based learning adalah proses pemerolehan pengetahuan dan skills memahami
hakekat kehidupan, terampil memecahkan masalah-masalah kehidupan, menjalani
kehidupan secara seimbang dan harmonis. Menurut Life-based learning belajar dari
kehidupan merupakan belajar yang sesungguhnya.
Menurut Staron (2011: 3) menyatakan “Life-based learning proposes that learning for
work is not restricted to learning at work”. Yang berarti belajar untuk bekerja tidak
terbatas untuk belajar ditempat kerja. Sehingga jika dikaitkan dengan Pendidikan maka
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau pengalaman belajar, siswa bisa mendapatkan
di manapun (terutama lingkungan sekitarnya) tidak terbatas hanya ditempat khusus dia
mendapatkan ilmu.
Pembelajaran berbasis kehidupan mengintegrasikan dan mengembangkan dua model
dominan yang telah mempengaruhi desain pembelajaran profesional di VTE: model yang
berpusat pada para ahli (Expert centered learning) dan model pembelajaran berbasis
kerja (Work based learning). Pada model Expert centered learning ‘guru’ adalah
pemegang dan pemberi pengetahuan. Sedangkan pada model Work based learning
berfokus pada proyek; belajar difasilitasi dan pengetahuan dibangun melalui proses
seperti aksi pembelajaran.
Life Based Learning Models berbeda dengan Life Based Learning Models belajar,
yang merupakan proses memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui proses
pendidikan, pelatihan, kerja dan pengalaman hidup dalam periode tertentu sedangkan
Life Long Learning lingkupnya lebih luas serta menekankan belajar seumur hidup.
Dengan kata lain, belajar seumur hidup adalah “Belajar selamanya” dan pembelajaran
berbasis kehidupan adalah “belajar dari kehidupan”
B. Ciri Keterampilan Abad 21
Menurut Jennifer Nichols, terdapat 4 ciri pokok pembelajaran abad ke 21 yang
dijelaskan dan dikembangkan sebagai berikut:
1. Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang
secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak
lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan
guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai
dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak
berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di
masyarakat.
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-
nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa
perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam
mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai
kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan
menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap
kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode
pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real
word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan
atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan
dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society Dalam upaya mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya,
mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar
mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.
Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di
masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan
sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan
untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.

C. Pentingnya Keterampilan Abad 21 Bagi Seorang Pendidik

Sebagai seorang guru, kita harus menyiapkan anak didik kita untuk memiliki
keterampilan abad ke-21. Seorang guru perlu menguasai berbagai bidang, mahir
dalam hal pedagogi termasuk inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran,
memahami psikologi pembelajaran dan memiliki keterampilan konseling,
mengikuti perkembangan tentang kebijakan kurikulum dan isu pendidikan, mampu
memanfaatkan media dan teknologi baru dalam pembelajaran, dan tetap menerapkan
nilai-nilai untuk pembentukan kepribadian dan akhlak yang baik. Banyak faktor yang
berkontribusi terhadap kinerja akademik siswa, termasuk karakteristik individu dan
pengalaman keluarga. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa, di antara
faktor-faktor yang berhubungan dengan sekolah, guru adalah faktor paling
penting. Guru yang berkualitas tinggi adalah yang memiliki pengaruh kuat terhadap
prestasi siswa. Sekalipun teknologi di era digital berkembang sangat pesat, namun
peran guru dan tenaga kependidikan masih tetap memiliki peran sentral, tidak
peduli bagaimana konsep pendidikan. Peran guru dalam abad ke-21 harus bergeser
dari berpola “penanam pengetahuan”, menuju peran sebagai pembimbing,
pengarah diskusi dan pengukur kemajuan belajar siswa (Hampson, et al., 2011).

Tujuan utama dari pembelajaran abad ke-21 adalah membangun kemampuan


belajar individu dan mendukung perkembangan mereka menjadi pebelajar
sepanjang hayat, aktif, pebelajar yang mandiri; oleh karena itu guru perlu
menjadi 'pelatih pembelajaran' – sebuah peran yang sangat berbeda dari guru kelas
tradisional. Guru sebagai pelatih pembelajaran akan memberikan bimbingan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan menawarkan berbagai
dukungan yang akan membantu siswa mencapai tujuan belajar mereka. Guru sebagai
pelatih pembelajaran akan mendorong siswa untuk berinteraksi dengan
pengetahuan - untuk memahami, mengkritisi, memanipulasi, mendesain, membuat
dan mengubahnya. Guru perlu memperkuat keingintahuan intelektual siswa,
keterampilan mengidentifikasi dan memecahkan masalah, dan kemampuan mereka
untuk membangun pengetahuan baru dengan orang lain. Guru di abad ke-21
bukanlah guru yang mahir dalam setiap topik dalam kurikulum, namun harus
menjadi ahli dalam mencari tahu bersama-sama dengan siswa mereka, tahu
bagaimana melakukan sesuatu, tahu bagaimana cara untuk mengetahui sesuatu atau
bagaimana menggunakan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang baru. Peran penting
seorang guru abad ke-21 adalah peran mereka sebagai role model untuk kepercayaan,
keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi siswanya dalam menghadapi
ketidakpastian di abad ke-21.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Life-based learning adalah proses pemerolehan pengetahuan dan skills memahami
hakekat kehidupan, terampil memecahkan masalah-masalah kehidupan, menjalani
kehidupan secara seimbang dan harmonis dengan tujuan menyiapkan untuk
kehidupan di masa yang akan datang bukan hanya berasal dari masa lalu
2. Ciri keterampilan abad 21 menurut Jennifer Nichols terdiri dari 4 poin penting. 1)
Instruction should be student-centered, dimana siswa ditempatkan sebagai subyek
pembelajaran yang aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, 2)
Education should be collaborative, dimana siswa harus mampu berkolaborasi dengan
orang lain yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya, 3)
Learning should have context, dimana materi pelajaran perlu dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai,
makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Guru di abad ke-21 bukanlah guru yang mahir dalam setiap topik dalam
kurikulum, namun harus menjadi ahli dalam mencari tahu bersama-sama dengan
siswa mereka, tahu bagaimana melakukan sesuatu, tahu bagaimana cara untuk
mengetahui sesuatu atau bagaimana menggunakan sesuatu untuk melakukan sesuatu
yang baru.Peran guru dalam abad ke-21 harus bergeser dari berpola “penanam
pengetahuan”, menuju peran sebagai pembimbing, pengarah diskusi dan pengukur
kemajuan belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. [Online]. Tersedia:
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/uploads/2012/04/Laporan-BSNP-2010.
Diakses 7 Februari 2019.
Hampson, M., Patton, A. and Shanks, L. 2011. Ten Ideas for 21st Century Education.
London, Innovation Unit.
Jennifer Nichols (2013). 4 Essential Rules of 21st Century Learning. [Online]. Tersedia di:
http://www.teachthought.com/learning/4-essential-rules-of-21stcentury-learning/.
Diakses 7 Februari 2019-02.
Yana. 2013. Pendidikan Abad 21. [Online]. Tersedia :
http://yana.staf.upi.edu/2015/10/11/pendidikan-abad-21/ Diakses 7 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai