Anda di halaman 1dari 9

BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No.

01, Mei 2023


https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Arwan1*, Abas Oya2


STKIP Harapan Bima, Bima, Indonesia
Email: daewan186@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini mengangkat permasalahan peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa SMA
Negeri 2 Lambu menggunakan model pembelajaran project based learning (PjBL). Tujuan penelitian ini
yaitu untuk menganalisis peningkatan menulis atau memproduksi teks eksplanasi siswa. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini ada metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
aktivitas peserta didik atau siswa di sekolah. Selain itu, penelitian ini mengguakan penelitian tindakan kelas
(PTK) untuk melakukan observasi data di lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus II
terjadi peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi yaitu dari 36 siswa, sebanyak 28 siswa telah
memenuhi standar yang ditetapkan. Dengan demikian terjadi kenaikan sebesar 33.3% dari hasil yang
dicapai pada pertemuan pertama. Hal itu menunjukan bahwa model PjBL sangat tepat digunakan dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi. Model PjBL dapat memaksimalkan kemampuan siswa
dalam mencapai standar ketuntasan menulis teks eksplanasi. Sebelum model PjBL diterapkan nilai rata-rata
kelas tidak memenuhi KKM yang ditentukan, yaitu 75. Setelah penerapan model PjBL pada siklus II terjadi
peningkatan.
Kata kunci: Teks, Menulis, Eksplanasi, Model PjBL

Abstract
This study raises the problem of increasing the ability to write explanatory texts of SMA Negeri 2 Lambu
students using the project based learning (PjBL) learning model. The purpose of this study was to analyze
the improvement in writing or producing students' explanatory texts. The research method used in this study
is a qualitative descriptive method. A qualitative approach is a research procedure that produces descriptive
data in the form of written or spoken words from the activities of students or students at school. In addition,
this study used classroom action research (PTK) to observe data in the field. The results of this study
indicate that in cycle II there was an increase in the ability to write explanatory texts, namely out of 36
students, 28 students had met the standards set. Thus there was an increase of 33.3% from the results
achieved at the first meeting. This shows that the PjBL model is very appropriate to use in improving the
ability to write explanatory texts. The PjBL model can maximize students' ability to achieve mastery
standards in writing explanatory texts. Before the PjBL model was applied, the class average did not meet
the specified KKM, which was 75. After the implementation of the PjBL model in cycle II, there was an
increas.
Keywords: Text, Writing, Explanation, PjBL Model.

PENDAHULUAN lebih baik. Menulis adalah salah satu


Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa Indonesia sejalan
kewajiban bagi siswa atau peserta didik mulai dengan pandangan menurut (Wartiningsih et al.,
dari tingkat sekolah dasar, menengah pertama, 2019) bahwa menulis ialah salah satu
menengah atas, hingga perguruan tinggi, dengan keterampilan berbahasa dan merupakan suatu
meningktakan kegiatan atau kemampuan kegiatan yang mempunyai hubungan dengan
menulis siswa maka guru dan sekolah akan proses berpikir serta keterampilan berekspresi
berhasil menciptakan generasi yang cerdas dan dalam bentuk tulisan. Senada dengan yang

9
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
dipaparkan oleh (Mulyaningsih, 2015) bahwa Model pembelajaran berbasis proyek
pentingnya kegiatan menulis bagi peserta didik menawarkan kegiatan pembelajaran yang
ialah melatih pemahaman dalam ilmu berbahasa menyenangkan, bermakna, dan kooperatif bagi
dan merupakan kegiatan yang produktif yaitu peserta didik. Model pembelajaran ini
sebagai sebuah proses berkesinambungan dan memungkinkan peserta didik untuk lebih
menghasilkan produk. Selain itu, menulis berekspresi dalam kegiatan pembelajaran
membuat seseorang mampu berpikir kreatif, dibandingkan dengan model pembelajaran yang
inisiatif, dan meningkatkan kecerdasan dalam selama ini dilaksanakan karena model
akademis. Akan tetapi, kemampuan menulis pembelajaran ini pikiran peserta didik akan
siswa di sekolah terutama di sekolah menengah lebih segar dan dapat mengambil bagian-bagian
atas (SMA) saat ini masih sangat kurang dari alam dan pengalamannya di lapangan
sehingga perlu cara agar lebih meningkatkan tentang fenomena-fenomena baik alam maupun
lahi kemampuan menulis siswa agar tercapai sosial untuk dijadikan sumber atau ide dalam
tujuan pembelajaran. penulisan teks eksplanasi. Pembelajaran
Pemilihan materi pembelajaran, bahan ajar, berbasis proyek, merupakan salah satu model
dan media yang digunakan oleh pendidik atau pembelajaran yang dikembangkan dalam
guru dalam proses pembelajaran sangat kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa
menentukan ketercapaian setiap tujun pengertian mengenai pembelajaran berbasis
pembelajaran. Sumardi et al., (2020) proyek. Wena (2011) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa proses pembelajaran bahasa pembelajaran berbasis proyek sebagai model
Indonesia menjadi pusat perhatian ketika pembelajaran yang melibatkan peserta didik
persoalan dalam menjawab soal penilaian hanya dalam transfer pengetahuan. Boss dan Kraus
terfokus pada segudang catatan. Sebenarnya, dalam Abidin (2007) mendefinisikan model
belajar bahasa Indonesia memiliki empat bagian pembelajaran berbasis proyek merupakan
kemampuan berpindah, yaitu menyimak, sebuah model pembelajaran yang menekankan
membaca dengan teliti, berbicara, dan menulis. aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai
Hal ini harus menjadi acuan bagi para pendidik permasalahan yang bersifat open-ended dan
agar mereka dapat merencanakan belajar bahasa mengaplikasi pengetahuan mereka dalam
Indonesia menjadi lebih menarik dengan hanya mengerjakan sebuah proyek untuk
menggunakan gadget, baik dalam pengalaman menghasilkan sebuah produk otentik tertentu.
pendidikan maupun dalam penilaian. Materi di Model pembelajaran ini lebih jauh dipandang
dalam buku bahasa indonesia sangatlah banyak sebagai sebuah model pembelajaran yang sangat
salah satunya adalah teks eksplanasi. Menurut baik digunakan untuk mengembangkan rasa
(Barwick J, 2007) dalam bukunya yang berjudul percaya diri, meningkatkan kemampuan
Targetting Text: Photocopiable Unit Based on memecahkan masalah, dan membiasakan siswa
English Text Types: Information Reports, menggunakan kemampuan berpikir tinggi.
Explanations, Discussion: Upper Level Latar belakang di atas menunjukan bahwa
menyatakan, Teks eksplanasi merupakan teks terdapat permasalahan dalam upaya
yang menjelaskan proses dan alasan sesuatu di meningkatkan kemampuan menulis teks
dunia terjadi. Sehingga siswa atau peserta didik eksplanasi siswa. Dibutuhkan berbagai upaya
akan mendapatkan pengetahuan menulis dengan dan solusi untuk meningkatkan kemampuan
memahami tentang alasan dan penjelasan suatu menulis teks peserta didik untuk menghasilkan
gejala sosial atau budaya dan gejala alam secara generasi yang cerdas dan lebih baik bagi
ilmiah. bangsa. Dari berbagai hal tersebut dapat di

10
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
rumuskan permasalahan yang akan diteliti data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
dalam kegiatan ini yaitu bagaimanakah atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
meningkatkan kemampuan menulis teks diamati (Moleong, 2014). Metode ini bertujuan
eksplanasi siswa dengan menggunakan model untuk mengumpulkan, mengklarifikasi, dan
pembelajaran berbasis proyek dan penelitian ini menganalisis data sehingga diperoleh
akan di fokuskan pada siswa SMA Negeri 02 kemampuan menulis teks eksplanasi siswa.
Lambu kelas XI. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian
Pendekantan yang akan digunakan dalam tindakan kelas (PTK). Penelitian ini sengaja
menyelesaikan masalah penelitian ini adalah dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based terjadi pada kelas yang diteliti (Arikunto, dkk.,
Learning) adalah model pembelajaran yang 2006; Aqib, 2006; Suyanto, 1997). Subjek
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai Penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 2
media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lambu Kelas XI Kecamatan Lambu Kabupaten
Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik Bima. Teknik pengumpulan data dilakukan
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dengan cara dokumentasi, wawancara,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan kuisioner, dan angket. Data didapatkan
berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran kemudian diolah dan di jadikan acuan untuk
Berbasis Proyek merupakan metode belajar meningkatkan kemampuan menulis teks
yang menggunakan masalah sebagai langkah eksplanasi siswa. Selama analisis teks
awal dalam mengumpulkan dan berlangsung, ide dan gagasan yang berhubungan
mengintegrasikan pengetahuan baru dengan kriteria atau konsep tersebut akan
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas ditandai, dicatat, dan akan diulas kembali.
secara nyata. Berdasarkan pandangan menurut
Bransfor dan Stein dalam (Hariyanto, 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN
mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek Hasil
sebagai pendekatan pengajaran yang Pembelajaran Siklus I
komprehensif yang melibatkan siswa dalam Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus
berkelanjutan. Sehingga pendekantan ini akan satu pertemuan satu menunjukan kemampuan
menjadi suatu solusi pemecahan masalah secara menulis teks eksplanasi siswa SMA Negeri 2
berkelanjutan bagi siswa atau peserta didik Lambu dapat di jelaskan berdasarkan hasil
hingga membantu guru untuk berinovasi dalam angket sebagai berikut.
melaksanakan pembelajaran yang lebih mudah 1. Sebanyak 36 siswa menyukai mata pelajaran
di pahami oleh siswa di sekolah. Bahasa Indonesia.
2. Sebanyak 20 siswa pernah menulis teks
METODE PENELITIAN eksplanasi.
Penelitian ini bersifat objek dengan bentuk 3. Sebanyak 33 siswa menyatakan materi
tekstual dan fokus mengenai menulis teks pembelajaran menulis teks eksplanasi itu
ekplanasi siswa dengan model pembelajaran sulit.
project based learnig, metode yang digunakan 4. Sebanyak 22 siswa menyatakan materi
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif pembelajaran menulis teks eksplanasi yang
kualitatif. Berdasarkan pendapat Bogdan dan diajarkan guru sudah menarik.
Tylor bahwa pendekatan kualitatif adalah 5. Sebanyak 20 siswa senang apabila guru
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan memberika tugas menulis teks eksplanasi.

11
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
6. Sebanyak 34 siswa menyatakan ada kesulitan singkat. Kegiatan selanjutnya mengulang materi
yang dihadapi saat menulis teks eksplanasi. secara singkat dan bersama siswa membuat
7. Sebanyak 25 siswa menyatakan ada langkah- simpulan pelajaran. Sebelum akhir
langkah yang dilakukan sebelum menulis. pembelajaran, guru memberi tugas kelompok
8. Sebanyak 30 siswa menyatakan ada contoh berupa proyek membuat atau menulis teks
yang diberikan guru dalam pembelajaran berdasarkan pengamatan pada siswa sebagai
menulis teks eksplanasi. pengayaan materi.
9. Sebanyak 23 siswa menyatakan penjelasan Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada
yang berikan guru tentang langkah-langkah pada siswa terkait kemampuan menulis teks
menulis teks ekspsosisi sudah dapat di eksplanasi siswa akan dipaparkan sesui dengan
pahami dengan baik. tabel sebagai berikut:
10. Sebanyak 26 siswa menyatakan ada model Tabel 1. Hasil tes belajar siswa siklus I
pembelajaran yang dipakai guru. Kode Siswa Skor Nilai Ket.
11. Sebanyak 2 siswa menyatakan pernah
mendengar tentang model PjBL. S1 9 75 Tuntas
12. Tidak ada siswa menyatakan belum pernah S2 9 75 Tuntas
S3 6 50 -
diterapkan di sekolah.
S4 8 66 -
13. Sebanyak 6 siswa menyatakan sudah
S5 6 50 -
mengalami pembelajaran menulis teks S6 7 58 -
eksplanasi dengan model PjBL. S7 9 75 Tuntas
S8 10 83 Tuntas
Berdasarkan hasil angket di atas bahwa
S9 6 50 -
proses belajar yang berlangsung siswa seperti
S10 9 75 Tuntas
biasa melaksanakan kegiatan belajar di dalam S11 8 66 -
kelas tanpa menyadari bahwa kegiatan sedang S12 7 58 -
diobservasi sehingga hasil observasi S13 11 91 Tuntas
mendapatkan hasil yang lebih faktual tanpa S14 7 58 -
dibuat-buat. Proses pembelajaran dilanjutkan S15 6 50 -
pada materi yang baru, guru menggunakan S16 11 91 Tuntas
pendekatan komunikatif untuk membangkitkan S17 9 75 Tuntas
S18 9 75 Tuntas
dan membangun situasi yang lebih akrab dan
S19 6 50 -
dinamis. Penggunaan pendekatan komunikatif
S20 7 58 -
oleh guru membuat interaksi siswa dan guru S21 11 91 Tuntas
lebih baik sehingga terjadi tanya jawab antara S22 8 66 -
guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan S23 6 50 -
siswa dengan siswa. Demi mendukung S24 8 66 -
pendekatan komunikatif tersebut guru S25 6 50 -
menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya S26 8 66 -
jawab, dan demontrasi. Dengan metode tersebut S27 9 75 Tuntas
siswa, lebih aktif dan konsentrasi dalam S28 6 50 -
S29 9 75 Tuntas
mengikuti pembelajaran. Evaluasi yang
S30 7 58 -
dipergunakan guru untuk menguji pemahaman S31 7 58 -
siswa usai proses pembelajaran adalah evalauasi S32 9 75 Tuntas
bentuk kuis. Evaluasi bentuk kuis efektif untuk S33 7 58 -
menguji pemahaman siswa dengan waktu yang S34 9 75 Tuntas
12
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
S35 9 75 Tuntas 10. Sebanyak 26 siswa menyatakan ada model
S36 9 75 Tuntas pembelajaran yang dipakai guru.
11. Sebanyak 36 siswa menyatakan pernah
Tabel 2 menunjukkan bahwa yang belum mendengar tentang model PjBL.
mencapai KKM adalah sebanyak 20 siswa 12. Sebanyak 36 siswa menyatakan model PBL
(55.55%), yang mencapai KKM sebanyak 16 pernah diterapkan di sekolah.
siswa (44.44%). Hal itu berarti masih banyak 13. Sebanyak 20 siswa menyatakan pernah
siswa yang belum tuntas dalam memahami dan mengikuti pembelajaran menulis teks
memproduksi teks eksplanasi. Hal itu, eksplanasi dengan menggunakan model
disebabkan ada berbagai kesulitan yang dialami pembelajaran PjBL.
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lambu dalam
Pelaksanaan implementasi model
menulis teks eksplanasi, yaitu pada aspek
pembelajaran ini disesuaikan dengan kondisi
struktur teks (10 siswa), isi (20 siswa), dan
dan minat siswa sehingga melalui model
kaidah kebahasaan (14 siswa). Hanya 3 siswa
pembelajaran berbasis proyek yang disajikan
yang dapat menulis teks eksplanasi dengan
siswa mulai terbiasa menulis teks eksplanasi.
tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Langkah-langkah implementasi model
perbaikan proses belajar dan pengayaan serta
pembelajaran berbasis proyek: 1) penentuan
evaluasi untuk meningkatkan kemampuan
pertanyaan mendasar; 2) mendesain
menulis teks eksplanasi siswa.
perencanaan proyek; 3) menyusun jadwal; dan
Hasil angket pada pertemuan yang kedua akan
4) memonitor peserta didik dan kemajuan
di deskripsikan sebagai berikut.
proyek. Setelah model pembelajaran berbasis
1. Sebanyak 36 siswa menyukai mata pelajaran
proyek diimplementasikan, langkah berikutnya,
bahasa Indonesia.
yaitu evaluasi dengan memberikan pos-tes. Dari
2. Sebanyak 36 siswa pernah menulis teks
hasil tes keterampilan siswa dalam menulis teks
eksplanasi.
eksplanasi dapat diketahui bahwa nilai terendah
3. Sebanyak 30 siswa menyatakan materi
yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai
pembelajaran menulis teks eksplanasi itu
tertinggi 95. Berarti nilai rerata sebesar 78,32
sulit.
dengan kriteria baik. Oleh karena itu,
4. Sebanyak 26 siswa menyatakan materi
disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks
pembelajaran menulis teks eksplanasi yang
eksplanasi oleh siswa kelas XI SMA Negeri 2
diajarkan guru sudah menarik.
Lambu menggunakan model pembelajaran
5. Sebanyak 36 siswa senang apabila guru
berbasis proyek berada pada kategori baik.
memberika tugas menulis teks eksplanasi.
6. Sebanyak 34 siswa menyatakan ada kesulitan
Pembelajaran Siklus II
yang dihadapi saat menulis teks eksplanasi.
Pembelajaran menulis teks eksplanasi
7. Sebanyak 30 siswa menyatakan ada langkah-
dengan model pembelajaran PjBL pada siklus II
langkah yang dilakukan sebelum menulis.
dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu
8. Sebanyak 30 siswa menyatakan ada contoh
sebagai berikut. Hasil Penilaian Menulis Teks
yang diberikan guru dalam pembelajaran
Eksplanasi siswa akan di paparkan berdasarkan
menulis teks eksplanasi.
tabel sebagai berikut:
9. Sebanyak 26 siswa menyatakan penjelasan
yang berikan guru tentang langkah-langkah
menulis teks ekspsosisi sudah dapat di
pahami dengan baik.

13
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
Tabel 2. Hasil tes belajar siswa siklus menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap
Kode Siswa Skor Nilai Ket. teks ekplanasi terjadi perubahan yang signifikan,
yakni dari segi struktur teks ada 35 siswa yang
S1 10 83 Tuntas
telah mencapai nilai baik dari sebelumnya yang
S2 11 91 Tuntas
S3 8 66 - hanya 26 siswa, dari segi isi 27 siswa
S4 9 75 Tuntas memperoleh nilai baik dari sebelumnya yang
S5 9 75 Tuntas hanya 16 siswa, dan dari segi kaidah kebahasaan
S6 9 75 Tuntas ada 29 siswa yang mencapai nilai baik dari
S7 9 75 Tuntas sebelumnya yang hanya 22 siswa.
S8 10 83 Tuntas Data hasil angket respon siswa terhadap
S9 7 58 - proses pembelajaran sebagai berikut:
S10 10 83 Tuntas
1. Sebanyak 36 siswa menyukai mata
S11 9 75 Tuntas
pelajaran bahasa Indonesia.
S12 9 75 Tuntas
S13 12 100 Tuntas 2. Sebanyak 36 siswa pernah menulis teks
S14 8 66 - eksplanasi.
S15 9 58 Tuntas 3. Sebanyak 10 siswa menyatakan materi
S16 11 91 Tuntas pembelajaran menulis teks eksplanasi itu
S17 10 83 Tuntas sulit.
S18 10 83 Tuntas 4. Sebanyak 36 siswa menyatakan materi
S19 7 58 - pembelajaran menulis teks eksplanasi yang
S20 9 75 Tuntas diajarkan guru sudah menarik.
S21 11 91 Tuntas
5. Sebanyak 36 siswa senang apabila guru
S22 9 75 Tuntas
S23 7 58 - memberikan tugas menulis teks eksplanasi.
S24 9 75 Tuntas 6. Sebanyak 10 siswa menyatakan ada
S25 7 58 - kesulitan yang dihadapi saat menulis teks
S26 10 83 Tuntas eksplanasi.
S27 9 75 Tuntas 7. Sebanyak 30 siswa menyatakan ada
S28 8 66 - langkah-langkah yang dilakukan sebelum
S29 9 75 Tuntas menulis.
S30 9 75 Tuntas 8. Sebanyak 30 siswa menyatakan ada contoh
S31 9 75 Tuntas
yang diberikan guru dalam pembelajaran
S32 9 75 Tuntas
S33 7 58 - menulis teks eksplanasi.
S34 10 83 Tuntas 9. Sebanyak 36 siswa menyatakan penjelasan
S35 11 91 Tuntas yang berikan guru tentang langkah-langkah
S36 10 83 Tuntas menulis teks ekspsosisi sudah dapat di
pahami dengan baik.
Pada tahap ini siswa yang menulis teks 10. Sebanyak 36 siswa menyatakan ada model
eksplanasi dengan model PjBL mengalami pembelajaran yang dipakai guru dalam
peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 28 pembelajaran kemampuan menulis teks
siswa (77.77%) telah memenuhi standar yang eksplanasi.
ditentukan dan hanya 8 siswa (22.22%) yang 11. Sebanyak 36siswa menyatakan pernah
tidak memenuhi standar. Hal itu, berarti lebih mendengar tentang model PjBL.
dari 75% siswa telah tuntas dalam memahami 12. Sebanyak 36 siswa menyatakan model
dan memproduksi teks eksplanasi. Tabel 2 PjBL pernah diterapkan di sekolah.

14
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
13. Sebanyak 36 siswa menyatakan pernah peserta didik secara fisik dan psikis untuk
mengikuti pembelajaran menulis teks mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil
eksplanasi dengan menggunakan model penelitian, pada kegiatan inti ini guru
pembelajaran PjBL. melakakukan aktivitas pembelajaran yang
meliputi, penjelasan terkait materi pembelajaran
Hasil angket menunjukkan bahwa setelah
yaitu pengertian dan ciri-ciri teks eksplanasi,
digunakan PjBL terjadi perubahan sikap dan
struktur dan unsur kebahasaan teks eksplanansi,
minat siswa yang signifikan terhadap kegiatan
dan pola pengembangan menulis teks eksplanasi.
menulis teks eksplanasi. Hal itu terlihat pada
Pada kegiatan penjelasan materi ini guru hanya
jawaban siswa yang cenderung positif terhadap
menggunakan metode ceramah dan diskusi
semua pertanyaan. Dengan demikian penelitian
kelas. Saat menjelaskan materi seringkali guru
ini diakhiri sebab hasil yang dicapai siswa telah
mengaitkan materi pembelajaran dengan hal-hal
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
yang berkaitan dekat dengan kehidupan peserta
didik. Dengan hal ini memudahkan siswa untuk
Pembahasan
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Selanjutnya kegiatan penutup, pada
bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan
pelaksanaan pembelajaran tersebut, guru
menulis teks eksplanasi pada siswa kelas XI
melaksanakan refleksi pembelajaran kepada
SMA Negeri 2 Lambu dilakukan dengan tiga
siswa. Kegiatan penutup dilakukan dengan guru
tahap kegiatan yaitu pendahuluan, kegiatan inti,
menyimpulkan pembelajaran, memberikan
dan penutup dengan berpedoman pada
tindak lanjut dalam bentuk penugasan dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menginformasikan rencana pembelajaran pada
yang dibuat oleh guru. Hal ini senada dengan
pertemuan selanjutnya, dan kemudian
yang telah dijelaskan oleh Djamarah (2002)
pembelajaran ditutup dengan berdoa dan
bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan
mengucapkan salam. Akan tetapi pada setiap
suatu kegiatan yang memiliki nilai edukatif
pertemuan kegiatan penutup tersebut tidak selalu
yang muncul dari ke giatan belajar yang telah
dilakukan, terkadang hanya dilakukan beberapa
direncanakan dan diarahkan untuk mencapai
kegiatan saja, seperti yang dapat dilihat pada
tujuan yang telah ditetapkan sebelum
setiap pertemuan dengan adanya peningkatan
pembelajaran dilaksanakan. Hal ini sama dengan
dari awal observasi sampai dengan siklus ke dua.
yang diungkapkan oleh Sunardi (2017) bahwa
Pada kegiatan menyimpulkan pembelajaran
tahap pelaksanaan pembelajaran itu terdiri dari
seharusnya guru melibatkan siswa untuk
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
menyimpulkan apa yang mereka dapatkan
kegiatan penutup.
selama proses pembelajaran, seperti yang
Dari hasil pengamatan saat pelaksanaan
diungkapkan oleh Sunardi (2017) bahwa dalam
pembelajaran, pada kegiatan pendahuluan, guru
kegiatan penutup guru dan siswa perlu
mengucapkan salam, menanyakan kondisi siswa,
melakukan refleksi guna mengevaluasi seluruh
mengecek kehadiran siswa, apersepsi atau
rangkaian dan aktivitas dari hasil pembelajaran
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi
yang diperoleh.
pembelajaran, dan menyampaikan apa tujuan
Pendekatan yang digunakan pada
pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan
pelaksanaan pembelajaran menulis teks
dicapai. Beberapa aktivitas yang dilakukan guru
eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 2
tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
Lambu, yaitu pendekatan saintifik. Dengan
Sunardi (2017) bahwa pada kegiatan
menggunakan pendekatan ini, diharapkan dapat
pendahuluan guru harus mampu menyiapkan

15
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
mendorong siswa mencari tahu pengetahuan dari eksplanasi yaitu dari 36 siswa, sebanyak 28
berbagai sumber, melalui pengamatan, dan siswa telah memenuhi standar yang ditetapkan.
bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan Dengan demikian terjadi kenaikan sebesar
saintifik dalam pembelajaran melibatkan 33.3% dari hasil yang dicapai pada pertemuan
keterampilan berproses, seperti mengamati, pertama. Hal itu menunjukan bahwa model
merumuskan pertanyaan, menalar, mengolah PjBL sangat tepat digunakan dalam
informasi, menarik kesimpulan, dan meningkatkan kemampuan menulis teks
mengomunikasikan kesimpulan tersebut (Kodir, eksplanasi.
2018). Selain itu, dari hasil pengamatan juga
memperoleh beberapa komponen pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi Abidin, Z. (2007). Analisis eksistensial. Jakarta:
pembelajaran, metode pembelajaran, media PT. Raja Grafindo Persada.
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Hal Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas
ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Sanjaya (2011) bahwa komponen-komponen Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan
tersebut terdapat dalam proses pembelajaran dan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
memiliki hubungan antar satu komponen dengan Barwick, J. (2007). Targetting text:
komponen lainnya. photocopiable unit based on english
text types: information reports,
KESIMPULAN explanations, discussion: upper level.
Hal-hal yang menjadi simpulan penelitian Australia: Blake Education.
ini adalah penggunaan model PjBL menjadikan Djamarah, Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar.
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, Jakarta: Rineka Cipta.
dan memberi manfaat bagi siswa. Model PjBL Faznur, L. S. & Khaerunisah, S. A. (2020).
memberikan kemudahan dan mendorong siswa Aplikasi kahoot sebagai media dalam
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan evaluasi pembelajaran bahasa
guru. Jadi, model ini dapat menjadi salah satu indonesia pada guru sma di sukabumi.
model yang menyajikan data kontekstual, Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik,
sehingga siswa termotivasi dalam membangun 2(2), 40-44.
pengetahuannya sendiri dan terlibat aktif dalam Kemdikbud. (2013). Permendikbud N0.66
proses pembelajaran. Model PjBL dapat tentang standar penilaian penilaian.
memaksimalkan kemampuan siswa dalam Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
mencapai standar ketuntasan menulis teks Kebudayaan.
eksplanasi. Sebelum model PjBL diterapkan Kodir, A. (2018). Manajemen Pembelajaran
nilai rata-rata kelas tidak memenuhi KKM Saintifik Kurikulum 2013. Bandung:
yang ditentukan, yaitu 75. Setelah penerapan CV Pustaka.
model PjBL pada siklus II terjadi peningkatan. Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi penelitian
Pelaksanaan siklus I masih terdapat kelemahan kualitatif. Bandung: Remaja
antara lain: (1) siswa belum memahami struktur Rosdakarya.
teks eksplanasi, (2) siswa belum memahami isi Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran
teks, (3) siswa belum menggunakan kaidah Berorientasi Standar Proses
kebahasaan dengan tepat. Kekurangan ini Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II terjadi Sunardi, S. (2017). Sumber Belajar Calom
peningkatan kemampuan menulis teks Peserta Program PLPG. Jakarta:

16
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 04 No. 01, Mei 2023
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahas p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
Kementrian dan Kebudayaan Jenderal Warsono, H. (2012). Pembelajaran aktif teori
guru dan Tenaga Pendidikan. dan asesmen. Bandung: PT. Remaja
Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Rosdakarya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wartiningsih, et al. (2019). Pembelajaran
Jakarta: BP3SD, Dirjen Dikti, menulis teks eksplanasi pada siswa
Depdikbud. kelas XI SMAS mujahidin pontianak
Wardiani R., & Mulyaningsih I. (2015). tahun ajaran 2018/2019. Jurnal
Kemampuan menulis deskripsi (studi Pendidikan dan Pembelajaran
kasus di pondok pesantren Khatulistiwa, 8(3), 1-11.
nuurusshiddiiq, Cirebon. Indonesian Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran
Language Education and Literature, inovatif kontemporer: suatu tinjauan
1(1), 1-16. konseptual operasional. Jakarta: Bumi
Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai