Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYAJIKAN TEKS LAPORAN BUKU PADA


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
EXAMPLES NON EXAMPLES
SISWA KELAS V SDN 7 SAWOO KECAMATAN SAWOO

SITI KHOTIJAH
Sekolah Dasar Negeri 7 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

ABSTRAK
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa kemampuan siswa dalam
bidang Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan buku sangat rendah, yakni 42,86% dari jumlah siswa memiliki nilai di bawah standar
ketuntasan dengan nilai rerata yang dicapai 57,86. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan
membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen.
Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Examples Non Examples. Apabila guru
menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa
memahami konsep Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Mengamati, mengolah, dan
menyajikan teks laporan buku melalui metode Examples Non Examples pada siswa Kelas V SDN 7
Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Peranan
Model Pembelajaran Examples Non Examples dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia ini
ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : siklus I 73,57; siklus II 80,00; dan
siklus III 84,29. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada
siklus I 71,43%, siklus II 85,71%, siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%.

Kata Kunci : Kemampuan. Teks Laporan Buku Examples Non Examples

PENDAHULUAN standar ketuntasan minimal yang ditetapkan 75.


Sejalan dengan pendekatan konstrukti- Masalah ini perlu segera ditangani agar tidak
visme dalam pembelajaran siswa diberi kesem- menimbulkan akibat yang fatal. Sebagai
patan untuk berkomunikasi dan berintraksi sosial perwujudan tanggung jawab peneliti yang juga
dengan temannya untuk mencapai tujuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V,
pembelajaran sementara guru bertindak sebagai menawarkan penerapan model pembelajaran
motivator dan fasilitator siswa. Artinya dalam Examples Non Examples. Ditengarai model
pembelajaran ini ke-giatan aktif dengan penge- pembelajaran Examples Non Examples tepat
tahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya. karena dengan menerapkan model pembelajaran
Ironisnya justru yang terjadi di Kelas V ini mampu mengaktifkan siswa dalam proses
SDN 7 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten pembelajaran, memperkaya variasi teknik
Ponorogo, dengan diperoleh data rendahnya pembelajaran, memupuk rasa ketergantungan,
kemampuan belajar mata pelajaran Bahasa kreativitas dan memberi kesempatan siswa untuk
Indonesia. Dari data yang diperoleh dari hasil berlatih memahami dan menganalisa gambar.
belajar di Kelas V, prestasi belajar pada Diharapkan dengan adanya penerapan
kompetensi dasar Mengamati, mengolah, dan model pembelajaran Examples Non Examples ini
menyajikan teks laporan buku tergolong rendah. terjadi peningkatan kemampuan Mengamati,
Hal ini didukung adanya data prestasi belajar mengolah, dan menyajikan teks laporan buku pada
Bahasa Indonesia mencapai mean skor 57,86 dan mata pelajaran Bahasa Indonesia, peningkatan
siswa yang dinyatakan tuntas 57,14% atau hanya 4 mean skor minimal mencapai 75 atau lebih dan
siswa dari jumlah keseluruhan 7 siswa, dengan siswa yang dinya-takan tuntas belajar mencapai
Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020
84
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

minimal 75% dari keseluruhan jumlah siswa di mengajar.


Kelas V. Hubungan Model Pembelajaran Examples Non
Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Kemampuan Mengamati,
Examples mengolah, dan menyajikan teks laporan buku
Model pembelajaran Examples Non Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Examples merupakan salah satu model pem- merupakan salah satu mata pelajaran yang lebih
belajaran yang memiliki sintaks mempersiap-kan mengutamakan pada proses pembelajaran yang
gambar-gambar sesuai dengan tujuan menonjolkan pada praktik, sehingga dalam proses
pembelajaran, sajian gambar ditempel pada papan pembelajarannya keaktifan siswa sangat
tulis atau ditayangkan lewat LCD, dan guru diperlukan dalam upaya pencapaian kemam-puan
memberi petunjuk dan kesempatan siswa untuk yang optimal, di sini pembelajaran Examples Non
memperhatikan / menganalisa gambar atau latihan Examples merupakan pembela-jaran yang mampu
menggambar, diskusi kelompok, presentasi hasil mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran,
kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan memperkaya variasi teknik pembelajaran,
refleksi. memupuk rasa kerjasama positif dalam kelompok,
Model pembelajaran Examples Non memberi kesempatan berlatih memahami konsep,
Examples memiliki langkah-langkah sebagai berlatih menyam-paikan informasi kepada
berikut : 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar rekannya, menum-buhkan kreativitas dan budaya
sesuai dengan tujuan pembelajaran; 2) Sajian belajar mandiri. Dengan demikian jika dalam
gambar ditempel pada papan tulis atau mengajarkan Bahasa Indonesia pada kompetensi
ditayangkan lewat LCD; 3) Guru memberi dasar “Mengamati, mengolah, dan menyajikan
petunjuk dan kesempatan siswa untuk teks laporan buku” dengan menggunakan model
mencermati/ menganalisa gambar dan latihan Examples Non Examples diharapkan terjadi
menggambar; 4) Diskusi kelompok tentang sajian peningkatan kemampuan dalam belajar Bahasa
gambar maupun gambar yang dibuat; 5) Presentasi Indonesia.
hasil kelompok; 6) Bimbingan penyimpulan; 7)
Evaluasi dan refleksi. METODE
Setting Penelitian
Pengertian Kemampuan Penelitian tindakan kelas yang berjudul
Kemampuan yang dimaksudkan dalam “Peningkatan Hasil Belajar Menyajikan Teks
penelitian ini adalah perubahan perilaku yang Laporan Buku pada Mata Pelajaran Bahasa
relatif menetap dalam diri seseorang sebagai Indonesia melalui Model Pembelajaran Examples
akibat dari interaksi seseorang dengan Non Examples Siswa Kelas V SDN 7 Sawoo
lingkungannya (Hamzah, 2003 : 213). Berkaitan Kecamatan Sawoo Semester I Tahun Pelajaran
dengan kemampuan, belajar akan lebih mudah dan 2018/2019” ini dilaksanakan di SDN 7 Sawoo
dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui yang terletak di Desa Sawoo Kecamatan Sawoo
hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti Kabupaten Ponorogo. Sebagai sasaran penelitian
perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, ini adalah Siswa Kelas V Semester I Tahun
maka perubahan-perubahan itu harus dapat Pelajaran 2018/2019, dengan jumlah siswa
diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan sebanyak 7 orang, terdiri dari 1 siswa laki-laki dan
penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam 6 siswa perempuan.
bentuk kemampuan.
Adapun kemampuan yang dimasud-kan Rancangan Penelitian
dalam penelitian ini adalah kemampuan yang Secara lebih rinci prosedur penelitian
dicapai dalam bentuk angka atau nilai pada mata tindakan untuk siklus pertama dijabarkan sebagai
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V. Semakin berikut :
tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakin baik Perencanaan (Planning), Kegiatan yang dila-
kemampuan yang didapatkan. Untuk memper-oleh kukan adalah menyiapkan perangkat pembelaja-
kemampuan siswa sangat ditentukan oleh strategi ran : 1) Menyusun silabus pembelajaran; 2)
pembelajaran yang digunakan oleh guru selaku Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 3)
pelaksana dan perencana kegiatan belajar Menyusun Lembar Kerja Siswa; 4) Menyu-sun

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


85
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

Lembar Evaluasi di akhir pembelajaran dan di diskusi peneliti dengan kolaborator. Sedangkan
akhir siklus; 5) Membuat Lembar Observasi untuk triangulasi data dengan melakukan wawancara
mengetahui aktivitas siswa dan guru selama dengan responden guru dan siswa yang tidak
pembelajaran berlangsung; 6) Membuat angket terlibat dalam penelitian ini.
untuk mengetahui respon siswa terhadap Analisis Data
pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai upaya dalam menganalisis tingkat
Pelaksanaan Tindakan (Action), Penerapan kemampuan mengatur gambar mata pelajaran
tindakan disesuaikan dengan langkah-langkah Bahasa Indonesia, maka setelah pembelajaran
model pembelajaran Examples Non Examples berlangsung dilakukan analisis secara deskriptif.
yang dipaparkan sebagai berikut : 1) Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan Indikator Kinerja
tujuan pembelajaran; 2) Sajian gambar ditempel Siswa dikatakan aktif dalam kegiatan
pada papan tulis atau ditayangkan lewat LCD; 3) pembelajaran jika 75% siswa termasuk dalam
Guru memberi petunjuk dan kesempatan siswa kategori baik atau lebih. Guru dikatakan mampu
untuk mencermati/ menganalisa gambar dan melaksanakan pembelajaran jika telah sesuai
latihan menggambar; 4) Diskusi kelompok tentang dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
sajian gambar maupun gambar yang dibuat; 5) telah disusun. Penerapan metode dikatakan
Presentasi hasil kelompok; 6) Bim-bingan berhasil jika siswa memberi respon positif
penyimpulan; 7) Evaluasi dan refleksi. terhadap penggunaan metode ini. Siswa dikatakan
Observasi (Observation), Observasi dilakukan telah tuntas belajar Bahasa Indonesia tentang
oleh kolaborator. Pada tahap ini dilaksanakan materi Mengamati, mengolah, dan menyajikan
proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan teks laporan buku jika telah memperoleh nilai 75.
dengan menggunakan lembar observasi yang telah Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa
dibuat dan mengadakan penilaian untuk telah mencapai nilai di atas tingkat ketuntasan
mengetahui kemampuan siswa dalam Mengamati, minimal. Siklus dalam pelaksanaan penelitian ini
mengolah, dan menyajikan teks laporan buku. akan dihentikan jika siswa yang mencapai
Refleksi (Reflection), Setelah hasil observasi dan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia telah
evaluasi dikumpulkan, selanjutnya pada tahap ini mencapai 75% atau lebih.
peneliti bersama dengan kolaborator menganalisa
dan mendiskusikan hal-hal yang perlu HASIL
dipertahankan dan hal-hal yang perlu untuk Hasil Penelitian
diperbaiki akan lebih baik. Pada tahap ini peneliti Pada tahap refleksi awal ini, kegiatan yang
merefleksikan diri apakah tindakan yang telah dilakukan adalah deskripsi situasi dan materi dari
dilakukan sudah tepat untuk meningkatkan catatan tentang hasil kemampuan siswa di kelas.
kemampuan Bahasa Indonesia berdasarkan hasil Dari deskripsi ini dapat terlihat berbagai
refleksi maka dilakukan tindakan perbaikan untuk permasalahan yang muncul terutama minat dan
siklus berikutnya. kemampuan Bahasa Indonesia. Ternyata minat
siswa terhadap Bahasa Indonesia termasuk rendah.
Pengumpulan Data Di samping itu, kemampuannyapun tergolong
Data tentang kemampuan siswa dalam rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran
Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks yang lain. Hal ini terbukti bahwa menurut catatan
laporan buku diambil dari penilaian kemampuan yang ada, kemampuan Bahasa Indonesia di Kelas
dengan menggunakan tes tulis dan unjuk kerja. V memiliki rata-rata adalah 57,86 dengan nilai
Data tentang aktivitas belajar siswa dalam tertinggi 75 dan terendah 35. Sedangkan
pembelajaran dan data aktivitas guru dalam ketuntasan belajar untuk Bahasa Indonesia adalah
pelaksanaan proses pembelajaran diperoleh 57,14% dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas
dengan menggunakan lembar observasi. Data dalam belajar Bahasa Indonesia sebanyak 42,86%.
tentang respon siswa dan guru terhadap proses Permasalahan ini muncul karena kurangnya
pembelajaran dengan menggunakan angket. Data motivasi dari guru dan dalam pembelajaran tidak
tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan melibatkan keaktifan siswa, di samping itu metode
yang terjadi di kelas diambil dari catatan dan hasil pembelajaran yang digunakan tidak memotivasi

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


86
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

kreativitas siswa. mencapai nilai 75 atau lebih. Jadi kemampuan


Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus siswa dalam Mengamati, mengolah, dan
dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali menyajikan teks laporan buku masih tergolong
pertemuan. Sehingga secara keseluruhan cukup dan belum memenuhi indikator
penelitian dilaksanakan dalam 6 pertemuan. keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Oleh
Secara terperinci, seluruh rangkaian pelaksanaan karena itu perlu ditingkatkan lagi pada pertemuan
penelitian dengan hasilnya adalah sebagai berikut berikutnya. Dari hasil observasi pada siklus I
: diperoleh data bahwa aktivitas siswa termasuk
Siklus I dalam kategori cukup. Dengan skor pada siklus I
Perencanaan, 1) Menyusun Silabus Pembelaja- dari 0-100, ternyata skor terendah 60 dengan skor
ran; 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembe- tertinggi 80.
lajaran; 3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa; 4) Refleksi, Berdasarkan hasil analisis dari
Menyiapkan Soal Tes Tulis; 5) Menyiapkan pengamatan pada siklus pertama penelitian
Lembar Observasi; 6) Membuat Angket; 7) didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Keaktifan
Menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam siswa sudah mulai ada kemajuan sudah ada
pembelajaran; 8) Menyusun strategi observasi dan beberapa siswa yang berani mengemukakan
pelaksanaan penelitian pendapat. Ini merupakan kemajuan walaupun
Pelaksanaan Tindakan, Secara terperinci belum maksimal. Kemajuan tersebut sudah
pelaksanaan penelitian telah dilaksanakan sesuai mendekati target yang ditentukan yaitu 75% siswa
dengan rencana jadwal yaitu : Pertemuan pertama aktivitasnya tergolong dalam kategori baik. Dari
dikumpulkan data berupa kemampuan siswa tabel 1 tercatat ada 2 siswa yang termasuk dalam
dalam mengamati gambar serta menganalisis kategori baik atau amat baik dari 7 siswa di Kelas
gambar dengan seksama siswa dapat memahami V. Jika dihitung persentasenya berarti 28,57%
tema yang akan dipelajari dengan teliti. Selain itu siswa termasuk dalam kategori baik padahal target
diadakan pengamatan aktivitas siswa dan guru, yang ditetapkan adalah 75%. Dapat dikatakan
serta penilaian kinerja yang dilakukan siswa. Pada bahwa yang dapat dicapai sekarang baru pada
siklus I pengelompokan siswa berdasarkan nomor tingkatan kategori kurang, sehingga masih perlu
urut sesuai data kelas dengan jumlah anggota adanya upaya-upaya peningkatan pada siklus
setiap kelompoknya 2-3 orang. Pertemuan kedua berikutnya; 2) Kemampuan siswa dalam
dikumpulkan data berupa kemampuan siswa Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks
dalam mengamati gambar dengan seksama siswa laporan buku sudah mengalami kemajuan dari
dapat mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pencapaian mean skor semula 57,86 menjadi
tema yang sedang dipelajari dengan cermat dan 73,57 kemajuan ini sudah mendekati nilai
teliti. Selain itu diadakan pengamatan aktivitas minimal, mengingat indikator keberhasilan yang
siswa dan guru, serta penilaian kinerja yang ditetapkan adalah 75. Siswa mencapai ketuntasan
dilakukan siswa. dalam Mengamati, mengolah, dan menyajikan
Observasi, Pada tahap ini dilaksanakan proses teks laporan buku 71,43% dari ketuntasan yang
observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan pernah tercapai 57,14%. Tetapi sebenarnya
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dengan kenaikan 14,29% itu sudah lumayan,
dan mengadakan penilaian untuk mengetahui berarti dari 7 siswa peserta penelitian yang
kemampuan siswa dalam Mengamati, mengolah, mencapai ketuntasan adalah 5 siswa; 3) Aktivitas
dan menyajikan teks laporan buku. Data hasil guru dan pengelolaan terhadap pembelajaran
penelitian pada Siklus I adalah sebagai berikut : 1 sudah tepat, karena sering atau selalu
siswa mendapat skor 60; 1 siswa mendapat skor memunculkan aspek-aspek yang diamati dan
70; 3 siswa mendapat skor 75; dan 2 siswa sesuai dengan langkah pembelajaran Examples
mendapat skor 80. Skor reratanya adalah 73,57. Non Examples. Pada pertemuan kedua sebenarnya
Dengan skor terendahnya adalah 60 dan skor sudah merupakan refleksi pada pertemuan
tertingginya adalah 80. Prosentase ketuntasannya pertama sehingga terjadi perubahan-perubahan
adalah 71,43% (5 siswa) Tuntas dan 28,57% (2 sesuai masukan dari observer.
siswa) Tidak Tuntas. Siklus II
Berarti terdapat 5 siswa yang mampu Perencanaan, Memperhatikan hasil refleksi pada

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


87
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

siklus I, maka untuk pelaksanaan penelitian siklus Berarti terdapat 6 siswa yang mampu
II dilaksanakan sesuai dengan rencana mencapai nilai 75 atau lebih. Jadi kemampuan
Pelaksanaan Pembelajaran II dengan perubahan siswa dalam Mengamati, mengolah, dan
sebagai berikut: Pertemuan ketiga diadakan menyajikan teks laporan buku sudah mengalami
perubahan pada pembentukan kelompok yang kemajuan sekalipun belum memenuhi indikator
pada siklus I berdasar nomor urut data kelas untuk keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Oleh
siklus II ini didasarkan pada tempat duduk siswa karena itu perlu ditingkatkan lagi pada pertemuan
yang sedang berlaku saat itu. Materi pembelajaran berikutnya.
diawali dengan sedikit mengulang materi Refleksi, Berdasarkan hasil analisis dari
pertemuan pada siklus I kemudian dilanjutkan pengamatan pada siklus pertama penelitian
pada materi melakukan percobaan untuk menguji didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Keaktifan
perubahan wujud benda dengan sistematis dan siswa sudah mulai ada kemajuan sudah ada
penuh rasa ingin tahu siswa dapat mengetahui dan beberapa siswa yang berani mengemukakan
menjelaskan wujud dan sifat benda serta pendapat. Ini merupakan kemajuan walaupun
perubahan wujudnya dengan pemikiran logis belum maksimal. Kemajuan tersebut masih jauh
dengan cermat dan teliti. Pada siklus II pertemuan dari target yang ditentukan yaitu 75% siswa
keempat, siswa dalam kelompoknya membuat soal aktivitasnya tergolong dalam kategori baik. Dari
yang bervariasi yang akhirnya harus diselesaikan tabel 3 tercatat ada 4 siswa yang termasuk dalam
oleh kelompok lain. kategori baik atau amat baik dari 7 siswa di Kelas
Pelaksanaan Tindakan, Data yang diperoleh V. Jika dihitung persentasenya berarti 57,14%
pada siklus II ini adalah tingkat aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori baik padahal target
siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran, yang ditetapkan adalah 75%. Dapat dikatakan
sekaligus untuk mengambil data tentang tingkat bahwa yang dapat dicapai sekarang baru pada
kemampuan melakukan percobaan untuk menguji tingkatan kategori cukup, sehingga masih perlu
perubahan wujud benda dengan sistematis dan adanya upaya-upaya peningkatan pada siklus
penuh rasa ingin tahu siswa dapat mengetahui dan berikutnya; 2) Kemampuan siswa dalam
menjelaskan wujud dan sifat benda serta Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks
perubahan wujudnya dengan pemikiran logis laporan buku, sudah mengalami kemajuan dari
dengan cermat dan teliti. Pelaksanaan pada pencapaian mean skor 73,57 siswa menjadi 80,00.
pertemuan ketiga dan keempat sesuai dengan Peningkatan ini sudah mencapai target indikator
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. keberhasilan yang ditetapkan adalah 75. Siswa
Observasi, Data hasil penelitian siklus II adalah mencapai ketuntasan belajar 85,71%, hal ini telah
sebagai berikut : 1 siswa mendapat skor 70; 2 terjadi peningkatan dengan kenaikan 14,28% dari
siswa mendapat skor 75; 2 siswa mendapat skor siklus sebelumnya. Itu sudah lumayan, berarti dari
80; dan 2 siswa mendapat skor 90. Skor reratanya 7 siswa peserta penelitian yang mencapai
adalah 80,00. Dengan skor terendahnya adalah 70 ketuntasan adalah 6 siswa Melihat hasil dari
dan skor tertingginya adalah 90. Prosentase pekerjaan siswa ternyata kesalahan yang sering
ketuntasannya adalah 85,71% (6 siswa) Tuntas dilakukan siswa adalah kecerobohan dalam
dan 14,29% (1 siswa) Tidak Tuntas. mengerjakan tugas. Untuk lebih memantapkan
Pada siklus II ini menunjukkan bahwa hasil penelitian, siklus tetap dilanjutkan sampai
kemampuan Mengamati, mengolah, dan siklus III; 3) Aktivitas guru dan pengelolaan
menyajikan teks laporan buku terendah adalah 70 terhadap pembelajaran sudah tepat, karena sering
dan tertinggi mencapai 90. Sedangkan mean skor atau selalu memunculkan aspek-aspek yang
yang dicapai pada siklus II adalah 80,00 telah diamati dan sesuai dengan langkah model
terjadi peningkatan pada siklus sebelumnya, yakni pembelajaran Examples Non Examples.
pada siklus I hanya mencapai 73,57. Peningkatan Siklus III
ini diikuti pula dengan peningkatan persentase Perencanaan, Mempelajari hasil refleksi pada
siswa yang mencapai ketuntasan belajar, yakni siklus II, maka untuk pelaksanaan penelitian
pada siklus II sebesar 85,71% dan ketuntasan siklus III dilaksanakan sesuai dengan Rencana
belajar pada siklus I sebesar 71,43%. Peningkatan Pelaksanaan Pembelajaran III dengan perubahan-
yang terjadi 14,28%. perubahan sebagai berikut : Pertemuan kelima dan

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


88
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

keenam pada siklus III diadakan perubahan lagi mengemukakan pendapat. Dari tabel 6 tercatat ada
sesuai dengan tempat duduk siswa yang sedang 7 siswa yang termasuk dalam kategori baik atau
berlaku saat itu (setiap hari Senin diadakan amat baik dari 7 siswa di Kelas V. Jika dihitung
pergeseran tempat duduk ke depan dan ke persentasenya berarti 100% siswa termasuk dalam
samping untuk semua siswa). Materi pembelajaran kategori baik atau amat baik; 2) Kemampuan
diawali dengan sedikit mengulang materi siswa sudah mengalami kemajuan dari pencapaian
pertemuan pada siklus II kemudian dilanjutkan mean skor 80,00 pada siklus II menjadi 84,29
pada Dengan membaca teks bacaan siswa dapat pada siklus III. Peningkatan ini sudah jauh
mengisi tabel isian kosa kata dan mencari arti kata melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan
kosa kata baku dan tidak baku dengan teliti. adalah 75. Siswa mencapai ketuntasan belajar
Penilaian dilakukan dengan cara menukar 100%, ini lebih bagus jika dibandingkan siklus
pekerjaan dengan teman, hal ini dilakukan agar sebelumnya yakni 85,71%. Dengan kenaikan
siswa mengetahui secara teliti bagaimana 14,29% dari siklus sebelumnya itu sangat bagus
seharusnya pekerjaan yang betul. berarti dari 7 siswa peserta penelitian semuanya
Pelaksanaan Tindakan, Data yang diperoleh mencapai ketuntasan; 3) Aktivitas guru dan
pada siklus III ini adalah tingkat aktivitas belajar pengelolaan terhadap pembelajaran sudah tepat,
siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran, karena sering atau selalu memunculkan aspek-
sekaligus untuk mengambil data tentang aspek yang diamati dan sesuai dengan langkah
kemampuan siswa dalam Mengamati, mengolah, model pembelajaran Examples Non Examples.
dan menyajikan teks laporan buku. Pelaksanaan
pada pertemuan kelima dan keenam sesuai dengan Deskripsi Data Penelitian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III. Sebagai gambaran tentang data yang ada
Observasi, Data hasil penelitian siklus III adalah maka disajikan rekap hasil pengamatan aktivitas
sebagai berikut: 4 siswa mendapat skor 80; dan 3 belajar siswa pada setiap siklus sebagaimana
siswa mendapat skor 90. Skor reratanya adalah tertera berikut ini :
84,29. Dengan skor terendahnya adalah 80 dan Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas
skor tertingginya adalah 90. Prosentase Belajar Siswa
ketuntasannya adalah 100% (7 siswa) Tuntas Data Siklus Siklus
Dilihat dari ketuntasan belajar, maka Siklus I
Statistik II III
pada siklus III ini siswa yang dinyatakan tuntas Penelitian
Rentang skor 0-100 0-100 0-100
belajar sebesar 100%, dan yang dinyatakan tidak Skor tertinggi 80 90 90
tuntas belajar sebesar 0%. Hal ini dapat diartikan
Skor terendah 60 70 80
bahwa dari keseluruhan siswa Kelas V sejumlah 7
Rata-rata 73,57 80,00 84,29
siswa yang dinyatakan tuntas belajar 7 siswa atau
sluruh siswa mencapai tingkat ketuntasan belajar
Tabel 2. Rekapitulasi Tingkat Ketuntasan
yang ditetapkan..
Belajar Bahasa Indonesia
Jika dilihat dari tingkat kemampuan
siswa, diketahui bahwa kemampuan Mengamati, Tidak
Siklus Tuntas (%)
mengolah, dan menyajikan teks laporan buku, Tuntas (%)
nilai terendah adalah 80 sedangkan tertinggi 90. I 71,43 28,57
Skor rata-rata siswa adalah 84,29. Jadi II 85,71 14,29
kemampuan siswa sudah mengalami kemajuan III 100 0
pesat dan telah melebihi indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu 75%. Oleh karena itu siklus Pengujian Hipotesis Tindakan
dihentikan. Berdasarkan hasil analisa data
Refleksi, Berdasarkan hasil analisis dari penelitian. Maka dapat ditarik
pengamatan pada siklus ketiga penelitian keputusan bahwa Kemampuan Mengamati,
didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Keaktifan mengolah, dan menyajikan teks laporan buku pada
siswa sudah mengalami kemajuan pesat dengan siswa Kelas V SDN 7 Sawoo Kecamatan Sawoo
indikator bahwa siswa sudah kompak dalam Kabupaten Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran
kelompoknya di samping itu, siswa sudah berani 2018/2019 dapat ditingkatkan melalui model

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


89
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

pembelajaran Examples Non Examples. Kemampuan Bahasa Indonesia yang dimiliki


Peranan pembelajaran Examples Non siswa Kelas V tersebut yaitu tercapainya mean
Examples dalam meningkatkan Kemampuan skor 84,29 dan diikuti pencapaian tingkat
Bahasa Indonesia ditandai adanya peningkatan ketuntasan 100%.
mean skor dalam setiap siklusnya yakni pada Dari uraian tersebut dapat diambil suatu
siklus I mencapai 73,57; siklus II meningkat kesimpulan bahwa model pembelajaran Examples
menjadi 80,00, dan siklus III mencapai 84,29. Hal Non Examples merupakan satu rangkaian yang
ini didukung dengan tercapainya peningkatan sangat serasi dalam pembelajaran Bahasa
persentase ketuntasan belajar dari siklus I sebesar Indonesia hingga terbukti dari adanya peningkatan
71,43%, siklus II meningkat menjadi 85,71% dan aktivitas belajar siswa serta peningkatan
pada siklus III mencapai 100%. kemampuan siswa dalam menguasai materi ajar.
Disamping itu ternyata penerapan
pembelajaran Examples Non Examples juga SIMPULAN DAN SARAN
mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa Simpulan
sebab melibatkan siswa secara aktif dan akhirnya Berdasarkan masalah, hipotesa tindakan,
siswa merasa Bahasa Indonesia sangat menantang serta temuan hasil penelitian tindakan yang telah
untuk dipelajari. Hal ini dapat dibuktikan dari skor terurai, maka dapat ditarik simpulan sebagai
yang diperoleh pada siklus I yang termasuk dalam berikut : 1) Pembelajaran yang menerapkan model
kategori baik adalah 28,57%, sedangkan pada pembelajaran Examples Non Examples dapat
siklus II meningkat menjadi 57,14% dan pada meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
siklus III yang termasuk dalam kategori baik atau Bahasa Indonesia; 2) Pembelajaran yang
amat baik adalah 100%. menerapkan model Examples Non Examples dapat
meningkatkan Kemampuan Bahasa Indonesia.
PEMBAHASAN Deskripsi analisis data yang berkaitan
Pada siklus I, data hasil penelitian dengan penggunaan metode Model Examples Non
menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang Examples membuktikan bahwa hasil belajar
tergolong baik adalah 28,57%. Dalam keadaan Pendidikan Kewarganegaraan tentang Mengamati,
semacam ini tentu sulit bagi siswa untuk dapat mengolah, dan menyajikan teks laporan buku
meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang positif, pada siklus
tentang Mengamati, mengolah, dan menyajikan awal terbukti kemampuan Mengamati, mengolah,
teks laporan buku secara maksimal. Di sini mean dan menyajikan teks laporan buku berada pada
skor yang dicapai 73,57 berarti sudah ada kategori rendah, dan pada siklus terakhir berada
kenaikan 15,71. Ketuntasan yang dicapai adalah pada kategori tinggi. Demikian juga tentang
71,43%. Ini berarti menunjukkan kenaikan tingkat tingkat ketuntasan belajar Bahasa Indonesia, pada
ketuntasan yang semula hanya 57,14%. siklus pertama hanya 5 orang siswa yang
Setelah siswa mengikuti pembelajaran dinyatakan tuntas belajar, namun pada akhirnya di
pada siklus II, ternyata data menunjukkan bahwa siklus terakhir 7 siswa dari jumlah keseluruhan
aktivitas siswa yang tergolong baik meningkat siswa Kelas V sebanyak 7 siswa mampu
menjadi 57,14%, yang sebelumnya hanya 28,57%. memenuhi standar ketuntasan belajar Bahasa
Kemampuan juga mengalami peningkatan yang Indonesia dalam arti sebagian besar siswa
cukup berarti, mean skor yang dicapai 80,00. dinyatakan tuntas. Dengan demikian telah terbukti
Pada tahap siklus III, secara umum telah bahwa siswa mampu belajar Bahasa Indonesia
terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar yang dengan baik, dan hasil kerjanya memenuhi kriteria
maksimal yakni 100% siswa temasuk dalam penilaian Bahasa Indonesia.
kategori baik atau amat baik. Hal ini terjadi karena
siswa telah dapat menunjukkan kemampuannya Saran
dengan berusaha semaksimal mungkin. Siswa Guru : 1) Berdasarkan hasil penelitian ini,
telah memiliki kesadaran bahwa Bahasa Indonesia pembelajaran Examples Non Examples memang
sangat berguna dalam kehidupannya sehingga dapat meningkatkan Kemampuan Bahasa
mereka menunjukkan antusias yang tinggi. Indonesia. Namun model pembelajaran ini
Peningkatan ini diikuti dengan meningkatnya tentunya belum cocok untuk materi yang lain.

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


90
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan 2655-6383 (ONLINE)

Sehingga dalam kegiatan pembelajaran tentang kelas dan siswa yang akan dijadikan sasaran
materi Mengamati, mengolah, dan menyajikan penelitian, sehingga pada tahap refleksi awal
teks laporan buku guru bisa mencoba menerapkan hendaknya dilakukan dengan cermat dan tidak
model pembelajaran Examples Non Examples agar tergesa-gesa; 2) Mempelajari kedalaman dan
kemampuan siswa meningkat; 2) Hasil penelitian keluasan materi, media pembelajaran yang
ini hendaknya dijadikan motivasi untuk digunakan, tingkat kematangan siswa, serta
melaksanakan penelitian dalam upaya alokasi waktu yang tersedia; 3) Rencana
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan
sekaligus sebagai upaya pengembangan hendaknya disusun sesuai dnegan paradigma
profesinya; 3) Hasil penelitian ini hendaknya penelitian tindakan kelas, dan bukan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan RPP yang telah ada; 4)
mendorong guru lain untuk melakukan penelitian Pengamatan, pantauan dan evaluasi pada
yang serupa. penelitian tindakan kelas hendaknya dilaksanakan
Peneliti Lanjutan : Bagi peneliti lanjutan yang dengan cermat, teliti dan membuat administrasi
berminat untuk mengadakan penelitian tindakan serta deskripsi dengan baik agar apa yang
kelas dengan permasalah yang relevan dengan dihasilkan dalam penelitian ini menjadi signifikan.
penelitian ini : 1) Mempelajai setuasi dan kondisi

DAFTAR PUSTAKA
Arend, Ruchardl. 2007. Learninng to Teach. Miles, M. B., & Hubermen, A. M. 1984. Analisis
Jakarta : Pustaka Pelajar. Data Qualitatif. Terjemahan oleh
Bogdan, R.C. & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta :
Reseach in Education. Boston : Allyn Universitas Indonesia.
& Bacon. Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian
Guba, E. G. & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Evaluation. San Francisco : Jossey Rosdakarya
Bass Publishers. Spradley, J. P. 1980. Participant Observation.
Ghony, Djunaidi. 2007. Penelitian Tindakan New : York : Holt, Rinehart and
Kelas. Malang : UIN Malang-Press. Winston.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran
Jakarta : PT. Bumi Aksara. Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT.
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. 3 No. 1 Th. 2020


91

Anda mungkin juga menyukai