Anda di halaman 1dari 17

Peningkatan Hasil Belajar Siswa kelas III pada pembelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan model pembelajaran Cooperative Tipe


example Non Example di SD N 3 Sumber Marga Telang

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah Dasar adalah pendidikan formal pertama untuk menyiapkan
potensi-potensi dasar siswa dalam rangka meniti pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi,, sehingga anak memiliki kemampuan atau bekal yang kuat dan
berinteraksi dalam kehidupan social kemasyarakatan . oleh karena itu di
sekolah dasar dilaksanakan proses belajar mengajar yang kondusif dalam
semua mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar, termasuk pelajaran
Bahasa Indonesia.
Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada hakikatnya adalah
mengaharkan anak agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar di arahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu di lakukan
berbagai upaya untuk itu. Termasuk oleh guru kelas atau guru Bahasa
Indonesia. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara
tertulis di tempuh melalui komponen kebahasaan,pemahaman,penggunaan,
dan pengajaran. Menurut Ahmad Susanto (2013:245) tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia di sd antara lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian , memperluas
wawasan kehidupan ,serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
Bahasa.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama ini bahwa di
SD N 3 Sumber Marga Telang khususnya pada kelas III , pemahaman siswa
tentang pembelajaran Bahasa Indonesia masih minim/rendah disebabkan
karena kebanyakan hanya menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas. Demi meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia Perkembangan Teknologi Transportasi, maka
guru mencoba menerapkan kegunaan media gambar dan model pembelajaran
Example Non Example pada mata pelajara Bahasa Indonesia .
Dari Uraian di atas, penulis ingin menerapkan kegunaan media gambar
dan model pembelajaran Example Non Example pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi Perkembangan Teknologi Transportasi yang di harapkan
akan menambah atau meningkatkan pemahaman siswa dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Pelajaran Bahasa Indonesia
Menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example di SD N 3
Sumber Marga Telang”.
Guru sebagai tenaga pengajar dan motivator kegiatan di kelas pada
dasarnya merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kesiapan guru sendiri dan siswa
sebagai obyek pendidikan selayaknya di arahkan pada pengelolaan kelas yang
di dalamnya mencakup model pembelajaran kooperatif tipe Example Non
Example. Di kelas segala aspek pendidikan bermutu dan berproses. Guru
sebagai pendidik professional ,membina, membiator dan fasilitator harus
mempersiapkan diri dalam perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa di nyatakan
berhasil jika siswa telah menguasai materi pembelajaran Bahasa Indonesia
tenteng perkembangan alat transportasi. Oleh karena itu, materi yang di
berikan harus menggunakan model yang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa kelas III SD N 3 Sumber Marga Telang seperti yang di
kemukakan oleh Syaiful dan Aswan (2014:5) “Belajar adalah perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya adalah perubahan tingkah
laku,baik yang menyangkut pengetahuan ,keterampilan maupun sikap, bahkan
meliputi segenap aspek organisme atau pribadi”. Nilai belajar siswa yang di
capai dapat dari evaluasi yang di lakukan oleh guru baik melalui tes formatif
atau hasil belajar secara menyeluruh yaitu tes hasil belajar semester.
Namun dalam kenyataannya tidak semua evaluasi yang di lakukan
dalam pembelajaran mencapai hasil yang di inginkan. Dan di lihat dari hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia yang di capai siswa mencerminkan bahwa
siswa belum mampu memahami tentang Perkembangan Teknologi
Transportasi.
Dalam hal ini , penulis pun mengalami Bahwa proses belajar mengajar
tidak berhasil karena siswa tidak mencapai hasil yang di harapkan. Hal ini di
buktikan dengan 4 dari 8 orang siswa kelas III SD N 3 Sumber Marga Telang
yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas rata-rata 50%.

1. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan proses pembelajaran banyak hal yang di temukan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III . Selama proses pembelajaran
berlangsung sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan atau
memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran yang di sampaikan olrh
guru. Neberapa masalah yang terjadi saat proses pembelajaran antara lain :
a. Siswa bermain saat pembelajaran berlangsung
b. Beberapa siswa mengantuk saat pembelajaran berlangsung
c. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
2. Analisis Masalah
Melalui diskusi dengan supervisor diketahui bahwa kurangnya minat siswa
dalam materi pembelajaran antara lain:
a. Guru kurang melibatkan siswa saat pembelajaran
b. Guru tidak menggunakan alat peraga
c. Guru kurang bervarisai memilih metode pada pembelajaran Bahasa
Indonesia
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Guru sebaiknya mengikutsertakan keaktifan siswa , untuk memotivasi


siswa guru bisa menggunakan berbagai macam model pembelajaran, alternarif
yang di pilih yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Example Non
Example.

Menurut Slavin (2009:4) , model pembelajaran kooperatif adalah


suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri 4 sampai 6 orang ,
dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Heterogen disini
berkaitan dengan tingkat orestasi belajar ,jenis kelamin,dan latar belakang
keluarga. Roestiyah (2001:73) , Example Non Example merupakan model
pembelajaran dengan mempersiapkan gambar ,diagram atau table sesuai
materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar di tempel atau memakai
LCD/OHP ,dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian ,diskusi kelompok
tentang sajian gambar tadi,presentasi hasil kelompok,bimbingan
penyimpulanmevaluasi dan refleksi.

Dapat di sumpulkan bahwa Example Non Example adalah taktik yang


dapat di gunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Example memberikan
gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang di bahas ,
sedangkan Non Example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah
contoh dari suatu materi yang di bahas. Untuk melakukan perbaikan masalah
ini dengan pertimbangan-pertimbangan kelebihan model pembelajaran
Example Non Example antara lain sebagai berikut :
1. Dengan model pembelajaran Example Non Example siswa lebih kritis dalam
menganalisis gambar .
2. Dengan model pembelajaran Example Non Example siswa mengetahui
aplikasi dari materi berupa contoh gambar .
3. Dengan model pembelajaran Example Non Example siswa di beri kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah model pembelajaran Example non Example dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD N 3 Sumber Marga Telang”.

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui penyebab siswa yang tidak mampu memahami materi


tentang perkembangan alat transportasi.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas III untuk materi perkembangan alat transportasi.
3. Sebagai salah satu motivasi bagi siswa untuk mau belajar.

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Siswa
a. Memberikan kemudahan dalam proses menganalisis dan diagnosis
terhadap kesalahan maupun kesulitan dalam proses pembelajaran
b. Membangun semangat/minat siswa untuk belajar
c. Mengetahui perkembangan Alat Transportasi
2. Guru
a. Guru dapat Memperbaiki pembelajaran dengan sasaran peningkatan
mutu dan hasil kreatifitas belajar siswa
b. Guru dapat Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengelola
pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas guru dalam mengelola
kelas.
c. Sebagai rujukan ilmiah untuk menyusun program pembelajaran pada
tahap berikutnya.
3. Sekolah
a. Sekolah mempunyai guru yang mampu untuk melakukan perubahan
atau perbaikan kinerjanya secara professional maka sekolah akan
berkembang dengan pesat
b. Guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang
mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini dapat
dijadikan sebagai refrensi ilmiah bagi sekolah dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hasil Belajar


Gagne menyatakan hasil belajar berupa :
1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
benyuk bahasa baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan imtelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemmapuan-


kemampuan yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya . Sedangkan menurut Hortwart Kingsley dalam bukunya
sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : 1). Keterampilan
dan kebiasaan, 2). Pengetahuan dan pengarahan, 3). Sikap dan cita-cita
(Sudjana 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang di peroleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang di berikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang di capai
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar menurut tingkat kemampuan
berbeda-beda, yaitu ada hasil yang baik da nada pula hasil yang kurang
baik. Perbedaan tersebut di sebabkan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor dalam diri siswa itu dan faktor yang dating
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang di capai. Clark menyatakan bahwa hasil belajar siswa
sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi
oleh lingkungan .
Disamping faktor kemampuan yang di miliki siswa ,juga ada faktor
lain seperti motivasi belajar ,minat dan perhatian ,sikap dan kebiasaan
belajar,ketekunan,social ekonomi,faktor fisik dan psikis. Salah satu
lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di
sekolah ialah kualitas pengajaran. Yang di maksud dengan kualitas
pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


1. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut KTSP 2006 (Depdiknas , 2006: 317), secara mendasar
Bahasa Indonesia merpakan pelajaran yang di arahkan untuk
meningkatkan kemampuan pseserta didik yang berkomunikasi dalam
Bahasa Indonnesia dengan baik dan benar,baiksecara lisan maupun
tulis ,serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesasrtraan
Indonesia. Karena itu, standar kompetensi yang terdapat dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia harus du kuasai oleh peserta didik , karena
standar kompetensi merupakan persyaratan tentang kriteria yang di
persyaratkan ,di tetapkan dan di sepakati bersama dalam bentuk
penguasaan pengetahuan mketerampilan dan sikap bagi peserta didik.
Menurut Ahmad Susanto (2013:242) ,Pembelajaran Bahasa
Indonesia ,terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat
keterampilan berbahasa ,yaitu menyimak,berbicara,membaca, dan
menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai
makhluk social ,manusia berinteraksi,berkomunikasi dengan manusia lain
dengan menggunakan bahasa lisan. Juga berkomunikasi menggunakan
bahasa tulisan.
Mata pelajarn Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
di SD, berdasarkan peraturan Menteri No. 22(2006:5) tentang standar isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah “pembelajaran Bahasa
Indonesia terdiri dari aspek menyimak,menulis surat,menulis , dan
berbicara.
Jadi kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek yaitu
menyimak,berbicara,membaca dan menulis, dan pada dasarnya manusi
asebagai makhluk social berkomunikasi menggunkan bagasa, baik lisan
maupun tulisan, sehingga kemampuan berbahasa sangat di perlukan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Bahasa Indonesia di Ajarkan di Sekolah Dasar


Setiap guru harus paham akan alasan mengapa Bahasa Indonesia di
ajarkan di Sekolah Dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu
mata pelajaran itu di masukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah.
Menurut Hartati (2013) tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna dan
fungsi ,serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan keperluan dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia
untuk meningtkan kemampuan intelektual,kematangn
emosional,dan kematangan social.
4. Siswa memiliki disiplin dengan berpikir dan berbahasa (berbicara
dan menulis)
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khasannah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.

Dari pendapat di atas pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar


siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian,memperluas wawasan kehidupan,seta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan agar siswa
memiliki disiplin dengan berfikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example


menurut para ahli yaitu :
 Menurut Huda (2014) Pembelajaran Example Non Example
merupakan pembelajaran ayng memanfaatkan gambar sebagai
perangkat untuk penyampaian materi ajar . ini bertujuan agar
siswa mampu belajar dengan pola fikir kritis dan pola fikir
menyelesaikan sesuatu (pemecahan masalah ) . karena dengan
adanya gambar , sisw abisa terpicu untuk menganalisis dan
mendeskripsikan makna atau maksud dari gambar yang di sajikan.
 Menurut Shoimin (2013) Example Non Example merupakan
pembelajaran yang bertujuan untuk melatih kepekaan siswa pada
suatu masalah, ini bisa di capai dengan cara menyajikan contoh
gambar,isu, atau topic yang nantinya akan diinterpretasikan dan di
analisis oleh siswa . secara langsung guru nanti akan membimbing
siswa dalam mengidentifikasi masalah ,mengarahkan sudut
pandang ,mencari cara lain dlam pemecahan masalah tersebut .

Examples merupakan teknik untuk menggambarkan dan


menjelaskan tentang suatu contoh pada materi yang sedang di
ajarkan . lalu Non Examples merupakan teknik yang bukan
menggambarkan suatu contih pada suatu pembehasan materi yang
di ajarkan ( berlangsung ).

b. Manfaat Pembelajaran Example Non Example


Kirana wati menyatakan bahwa manfaat dari penerapan metode
Example Non Example, yaitu :
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis gambar
 Membuat siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contog
gambar
 Siswa di berikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Buehl ( dalam setyawan, 2011 ) menyatakan bahwa manfaat


penerapan metode Example Non Example , yaitu :

 Memperluas pemahamn konsep yang mendalam dan lebih


komplek
 Keterlibatan siswa dalam satu proses penemuan yang mendorong
mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari contoh bukan contoh
 Siswa di beri sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian bukan contoh yang di mungkinkan masih terdapat
beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep
yang telah di paparkan pada bagian contoh.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non


Example
 Kelebihan Model Example Non Example
Buehl ( Apriani dkk, 2007:219) yang menjelaskan kelebihan
model pembelajaran ini , yakni :
 peserta didik bisa memulai suatu materi dari satu definisi
yang berikutnya di pakai untuk memahami sebuah konsep
sehingga penguasaannya bisa lebih komprehensif
 Anak didik berpartisipasi pada sebuah penemuan, yang
nantinya bisa memicu akal dan perasaan mereka untuk
mengontruksi konsep, yang berasal dari aktivitas
pembelajaran Example Non Example
 peserta didik akan mendapat kesempatan untuk menjelajahi
karakteristik dari suatu konsep dengan memperhitungkan
bagian non Example yang bisa termuat yang sudah di
jelaskan pada bagian Example
 Siswa bisa mengembangkan keterampilan untuk berpikir
kritis ketika melihat gambar yang sesuai dengan
kompetenasi dasar
 Setiap siswa akan di beri waktu untuk menguatrakan apa
yang di pikirkan setelah menganalisis gambar yang sesuai
dengan kompetensi dasar,

 Kelemahan model Example Non Example


 waktu yang di gunakan cenderung panjang
 materi yang ada di sekolah tidak selalu cocok dengan
presentasi gambar

d. Kegunaan Model Example Non Example dalam Pembelajaran


Model Example Non Example merupakan model pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran . Penggunaan
media gambar ini di susun dan di rancang agar anak dapat
menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat
mengenai apa yang ada dalam gambar . Media gambar dapat
membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan
pola pikirnya,
e. Langkah-Langkah Example non Example
Menurut Suprijono (2015)
 Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang di gunakan tentunya merupakan
gambar yang relevan dengan materi yang di bahas dan sesuai
dengan kompetisi dasar yang di harapkan.
 Menempel gambar atau poster di papan atau di tayangkan melalui
LCD atau proyektor. Pada tahap ini guru juga dapat meminta
bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah di buat dan
sekaligus membentuk krlompok siswa.
 Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk memperhatikan atau menganalisis gambar .
biarkan siswa menganalisis dan menelaah gambar yang telah di
sajikan secara seksama ,agar detail gambar dapat di pahami oleh
siswa . selain itu, guru juga memberikan deskripsi umum yang jelas
mengenai gambar yang sedang di amati siswa.
 Melalui diskusi kelompok yang beranggotakan 2-3 orang
siswa,hasil diskusi dari analisis gambar tersebut di catat pada kertas,
kertas yang di gunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
 Setiap kelompok di beri kesempatan membecakan hasil diskusinya .
siswa di latih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui
perwakilan kelompok masing-masing.
 Mulai dari komentar atau hasil diskusi peserta didik ,guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin di capai. Setelah
memahami hasil dari analisis yang di lakukan siswa,maka guru
mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin di
capai.
 Pendidik dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran.

C. Uraian Materi
Dengan materi Perkembangan Alat Transportasi , siswa dapat
mengetahui perkembangan alat-alat transportasi dulu dan sekarang dan siswa
dapat mengetahui jenis-jenis alat transportasi sesuai dengan pergerakannya,
alat transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan
darat untuk mengangkut penumpang atau barang, alat transportasi air adalah
kegiatan pergerakan barang,manusia dan jasa/informasi yang di langsungkan
di semua jenis laut baik itu laut teritoral,perairan kepulauan , dan laut
pedalaman, alat transportasi udara sarana yang berfungsi memindahkan atau
membawa barang maupun penumpang yang memanfaatkan udara sebagai
media lalu lintasnya.

D. Karakteristik Siswa
Degeng ( 1991 : 6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspek-aspek
atau kualitas yang di miliki oleh individu siswa .
Dalam bukunya, Sardiman ( 2011:120) menyebutkan bahwa terdapat 3
macam karakteristik yang ada pada siswa yang perlu di perhatikan guru yaitu :
1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal
siswa. Misalnya kemampuan intelektual,kemampuan berpikir
2. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status
social.
3. Karakteristik siswa yang berkaitan dengan perbedaan kepribadian seperti
sikap,perasaan ,minat.

E. Hakekat PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang di lakukan oleh guru
di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat .
a. Pengertian PTK
Menurut Aqib (2011) , penelitian tindakan kelas dalah penelitian yang
di lakukan oleh guru di kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Menurut Arikunto,dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,yang
sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Menurut O’Brien (Mulyatiningsih,2011), penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang (siswa) yang
identifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu
tindakan untuk mengatasinya .
Dari beberapa penjelasan PTK menurut para ahli , dapat di simpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian dalam bentuk
penelitian yang bersifat reflektif . tindakan yang di lakukan dalam
penelitian ini di dasarkan pada keseharian siswa yang kemudian di
berikan perlakuan tertentu sehingga di dapatkan hasil yang di harapkan
akan lebih baik dari sebelumnya.
b. Tujuan PTK
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut :
 Memecahkan permasalahan yang nyata terjadi di dalam kelas.
Meningkatkan profesionalisme guru
 Menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru
 Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas
 Sebagai bentuk latihan guru untuk mengasah kemampuan analitis
sekaligus mempertinggi kesadaran diri
 Melatih kreativitas dsn inovasi guru
 Mengembangkan keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.

c. Langkah-Langkah PTK
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
adalah sebagai berikut :
 Perencanaan ( planning ),merupakan tahap
persiapan yang di lakukan untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas . tahap ini meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan pembuatan media pembelajaran.
 Pelaksanaan Tindakan ( Acting ) , yang terdiri
dari deskripsi tindakan yang akan di lakukan,
scenario kerja tindakanperbaikan yang akan di
kerjakan , serta prosedur tindakan yang akan di
terapkan.
 Observasi ( Observe ) , tahap ini di lakukan
untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang
telah di buat dengan baik. Kegiatan observasi
dapat di lakukan dengan cara lain yang sesuai
dengan data yang di butuhkan.
 Refleksi ( Reflecting ) , merupakan langkah
terakhir di mana di lakukan evaluasi terkait
perubahan yang terjadi atau hasil yang di
peroleh atas perlakuan yang telah diberikan
selama PTK berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai