Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya belajar bahasa indonesia adalah alat untuk menyampaikan

gagasan, pendapat dan perasaan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang

dianggap paling penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan pembinaan hubungan dengan

bangsa-bangsa (Depdikbud, 1995). Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran guru harus dapat menyampaikan konsep tersebut kepada siswa

dan bagaimana siswa dapat memahaminya. Pengajaran pada bahasa indonesia

dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dimulai dari yang paling

sederhana.

Materi pembelajaran bahasa indonesia merupakan materi yang membutuhkan

penjelasan yang cukup lama, sehingga menimbulkan kejenuhan dan

membuang-buang waktu untuk menjelaskannya pada siswa, sebab materi

pelajaran bahasa Indonesia bukan hanya membutuhkan penjelasan, akan

tetapi juga membutuhkan kemahiran guru dalam memberikan penjelasan

dengan menggunakan gaya dan ekspresi yang harus dikusai siswa dalam

memahami materi pelajaran bahasa Indonesia. Jadi, guru harus mampu

memberikan penjelasan pada siswa.

Kenyataan yang dijumpai dalam praktik seringkali menunjukkan bahwa

proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru menunjukkan

keadaan yang “begitu-begitu saja” dari hari ke hari atau materi pembelajaran

1
apapun yang diajarkan (monoton). Keadaan semacam ini memberi petunjuk,

bahwa guru yang bersangkutan tidak menyadari pentingnya tujuan sebagai

acuan proses pembelajaran. Hal ini mempuyai kaitan juga dengan

pemahaman tentang arti pembelajaran atau arti mengajar itu sendiri. Pada

umumnya guru pendidikan bahasa indonesia menggunakan metode mengajar

secara konvensional, yaitu guru banyak mengajar teori-teori dengan metode

ceramah saja sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat.

Dalam proses pembelajaran seperti itu akan melahirkan manusia-manusia

dengan intelektual tidak kreatif. Oleh karena itu, para guru perlu

menggunakan model dan metode belajar iniovatif yang sesuai sehingga

meningkatkan hasil belajar siswa paad mata pelajaran secara umum dan

khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan materi yang

diajarkan.

Berdasarkan hasil Ulangan harian siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Lingsar

Kab. Lombok Barat nilai yang dicapai siswa baru 47% yang telah mencapai

KKM 75. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap

pengusaan materi masih rendah. Rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh

siswa kelas IX disebabkan oleh kemampuan guru dalam menerapkan model

dan metode pembelajaran yang inovatif masih rendah, sehingga perlu

dilakukan suatu upaya pembelajaran perbaikan melalui pebelitian tindakan

kelas.

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat membangkitkan minat

dan motivasi belajar siswa adalah kontekstual berbasis pemodelan.

2
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:

kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan

penilaian autentik (Trianto, 2008:20). Pembelajaran kontekstual

menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan

pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus

memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peranan guru.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka penulis perlu melakukan

penelitian tindakan sebagai upaya peningkatan hasil belajar ssiswa dengan

judul, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pemodelan upaya

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2016-2017.“

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

1. Pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan metode

konvensional seperti ceramah, sehingga pembelajaran monoton dan

membosankan.

3
2. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kurang dari nilai kriteria minimal

yang ditentukan yaitu 75.

3. Guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode yang

bervariasi masih rendah, karena guru belum menguasai berbagai model

pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sbagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan

upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017?

2. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan

dalam meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia kelas IX-C SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. penerapan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan upaya

peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017, dan

2. efektivitas pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan dalam

meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017.

4
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat, baik bagi siswa,guru,sekolah

maupun peneliti sendiri yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa,

sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami

pelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya bahasa Indonesia dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

3. Manfaat bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam

memperbaiki sistem pembelajaran dan bahan evaluasi untuk lebih

meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pemodelan

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota kelurga dan masyarakat (Nurhadi,

2003:4).

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:

kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan

penilaian autentik (Trianto, 2008:20).

Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).

Ada sejumlah alasan mengapa pendekatan kontekstual dikembangkan

sekarang ini. Sejumlah alasan tersebut dikemukakan oleh Nurhadi (2003:4)

sebagai berikut.

1. Penerapan konteks budaya dalam pengembangan silabus, penyusunan

buku pedoman guru, dan buku tes akan mendorong sebagian besar siswa

6
untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan, dapat

meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan banyak anggota

masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh

terhadap perkembangan masyarakat.

2. Penerapan konteks personal, konteks ekonomi, konteks politik dapat

meningkatkan keterampilan komunikasi, kesejahteraan sosial, dan

pemahaman siswa tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap

masyarakat, akan membantu lebih banyak manusia dalam kegiatan

pendidikan dan masyarakat. 

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna

yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang

dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa

dan peranan guru.

Pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki

tujuh komponen yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan CTL. Ke tujuh komponen pendekatan

kontekstual tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning), yaitu suatu

pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai

suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

7
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction), yaitu pendekatan

pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks

bermakna.

3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiri Based Learning), yaitu strategi

pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan

kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

4. Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project Based Learning), yaitu suatu

pendekatan komperhensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas)

didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah

autentik termasuk pendalaman darisuatu topik mata pelajaran, dan

melaksanakan tugas bermakna lainnya.

5. Belajar Berbasis Kerja (Work Based Learning), yaitu suatu pendekatan

pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja

untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana

materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

6. Belajar Berbasis Jasa Layanan (Service Learning), yaitu metodologi

pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan

suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut,

jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa layanan dan

pembelajaran akademis.

7. Belajar Kooperatif (Cooperatif Learning), yaitu pendekatan pengajaran

melalui kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan

kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

8
B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena

“belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari

proses pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).

Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya

seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang

dialami oleh siswa tersebut.

Menurtut Logan, dkk (dalam Sudjana, 1998) belajar dapat diartikan

“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:

231) berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan

sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

relatif konstan dan berbekas”.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat

dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan

masyarakat. Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan

proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi

dalam jangka waktu tertentu” Menurut Sardiman (2006: 56) belajar

adalah: “usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

9
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”.

Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi

tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55). Belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu,

pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas

hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa,

namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena pe-

rubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang

khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau

praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini

siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti

penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan

serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru,

yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan

tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

10
c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat

tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya

perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif

menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi

siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai

hasil dari kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan di dalam

karya akademik yang dinilai oleh guru atau melalui tes prestasi (Chaplin,

1992: 159).

Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa prestasi itu

hakikatnya berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah,

perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami

proses belajar mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin

menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari

11
kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang

dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993: 768) adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar menurut pendapat Buchari

(1986 : 94) adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai

hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam

periode tertentu.

Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan

anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah

mengikuti program belajar secara periodik. Dengan selesainya proses

belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu

evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui

kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang

diberikan oleh guru.

Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang

biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Dengan demikian

hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar dari

aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut

kemampuan anak dalam perubahan baru. Dalam proses belajar mengajar

anak didik merupakan masalah utama karena anak didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan

didalam kurikulum.

12
C. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam

makna. Ada bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa pokem,

bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain yang

disandingkan dengan kata bahasa. Pengertian bahasa menurut beberapa ahli

yang dikutip dari Haerudin, dkk. (2007) sebagai berikut.

a) Bahasa adalah sebuah simbul bunyi yang arbiter yang digunakan untuk

komunikasi manusia ( Wardhaugh, 1972 ).

b) Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau

perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda suara, gerak, atau

tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang di pahami

(Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981 ).

c) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh

para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan

mengidentifikasi diri ( Kentjono, Ed, 1984:2 ).

d) Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara

bersama-sama membentuk budaya manusia ( Halliday dan Hasan, 1991 ).

Rumusan tersebut di atas mencerminkan minat dan sudut pandang para

ahli.

1. Tujuan Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia menurut Nasution (1986) mempunyai

tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa sebagai berikut.

13
a) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif

b) Siswa menghargai dan membanggakan baha Indonesia sebagai bahasa

persatuan (nasional) dan bahasa negara

c) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan

kematangan sosial.

2. Fungsi Bahasa Indonesia

Pendidikan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pembinaan kesatuan

dan persatuan bangsa dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan siswa untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, pengembangan budaya dan seni melalui khazanah kesastraan

Indonesia.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017.

2. Efektivitas pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan dalam

meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017. Jumlah dan nama siswa yang

menjadi subyek dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 3
LINGSAR KAB. LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016-2017
No Nama Siswa L/P Keterangan
1 Arif Rahman Hakim L
2 Asmaul Husna P
3 Azisah Magfirah P
4 Dani Darmansyah L
5 Dersi Alfiani P
6 Desi Isnawati P
7 Devi Yani Putri Ningsi P
8 Dovan Haryanto Putra L
9 Elghi Arindo Pujawa L
10 Espi Susiana P
11 Finany Rayes L
12 Fitri Febrianti P
13 Fitriani Febriani P
14 Gilang Ananda Pratama L
15 Guruh Putra Dewantara L.A L
16 Husniatun Isnaini P
17 Ilham Zohri Marsah L
18 Iqbal Hidayatullah L
19 Maulana Praditya L
20 Merlin P
21 Mira Aryanti P
22 Nila Egidia Savitri P
23 Nurul Khatimah P
24 Oie Kurnia Putra L

15
25 Oldha Apriatama L
26 Peranciska Natalia P
27 Rian Arianto L
28 Ricko Gozali L
29 Riri Musdayana P
30 Rizka Pitahati P
31 Rizki Wulan Dari P
32 Saputrani Laupra L
33 Sulinda Putri P
34 Tiara Rizki P
35 Titha Dwi Gustia Nita P
36 Trisno Kurniawan P
37 Wawan Darmawan L
38 Zakinul Rahmat L
38
Total
Orang

Sumber data : Dokumen SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2016-2017.

B. Setting Penelitian

1. PTK dilakukan di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun

pelajaran 2016-2017.

2. PTK dilakukan pada siswa kelas IX-C dengan jumlah siswa pada saat

penelitian ini dilakukan terdiri dari 38 orang (P = 21 orang; dan L = 17

orang).

C. Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester genap tahun pelajaran 2016-2017.

16
3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 04 Januari s.d.

09 Februari 2017.

4. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut (Arikunto, 2007)

adalah seperti gambar berikut.

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I tindakan I

Permasalahan baru
Pengamatan/
hasil refleksi Refleksi
pengumpulan
data I

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II Tindakan II

Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan
data II

Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya

Gambar : 3.1 Alur Penelitian Tindakan kelas

17
1. Perencanaan

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan.

b. Menyiapkan instrumen observasi aktivitas guru dan siswa selama

proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Menyiapkan soal evaluasi pembelajaran.

d. Menyiapkan sumber belajar berupoa materi diskusi, kertas folio, dan

alat tulis lainnya.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya, dan

diterapkan pada setiap siklus pembelajaran sampai mendapatkan hasil

yang diinginkan.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan dengan bantuin kolaborator untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa selam kegiatan pembelajaran

berlangsung, apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak, dan

apakah siswa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dalam peneliti tindakan ini merupakan kegiatan evaluasi

yang dilakukan oleh kolaborator dan guru, dengan tujuan untuk

memikirkan tindakan yang akan di lakukan, ketika tindakan sedang

18
dilakukan dan setelah tindakan dilakukan. Kegiatan refleksi yang

dilakukan mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan evaluasi yang

diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah terkumpul dalam

kegiatan observasi, dianalisa dan dinterpretasi sehingga dapat diketahui

tindakan tersebut terhadap pencapaian tujuan.  Interpretasi hasil observasi

menjadi dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-

langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah peningkatan

hasil belajar bahasa indonesia melalui pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan kelas IX-C di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat. Variabel

tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan : Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran

bahasa Indonesia kelas IX-C SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat .

Variabel Tindakan : Penerapan pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan.

Adapun indikator yang diteliti dalam variabel harapan terdiri dari:

1. Kemampuan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.

2. Kemampuan guru dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia

siswa melalui pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

3. Keefektifan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

19
Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan.

2. Kualitas perangkat observasi.

3. Kualitas operasional tindakan.

4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan kelas.

5. Kesesuaian teknik yang digunakan meningkatkan kemampuan siswa.

6. Tingkat efektifitas pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan.

7. Kemampuan siswa dan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual

berbasis pemodelan.

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan hasil

belajar bahasa indonesia.

2 Guru : Diperoleh data tentang efektivitas

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah menggunakan

observasi dan tes.

20
F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah

berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa mencapai 85% siswa

(kelas yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan standar ideal 75. Jika

peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2, maka siklus

selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kelas yang dilakukan

sudah dinilai efektif.

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah sebagai beriku.

1. Kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan hasil

belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan menggunakan persentase

(%).

2. Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil

penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai

tanggal 04 Januari s.d. 09 Februari 2017 (6 Minggu efektif) yang dibuat dalam

tabel berikut.

21
TABEL 3.2
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Waktu ( Minggu ) ke,...
N0 Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X
Menyusun Konsep X
Pelaksanaan
Menyepakati Jadwal dan X
Tugas
Menyusun Instrumen X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan X
alat
Melakukan Tindakan X X
Siklus I
Melakukan Tindakan X X
Siklus II
Melakukan Tindakan X X
Siklus III
3 Menyusun Laporan
Menyusun Konsep X X
Laporan
Perbaikan Laporan X
Penggandaan Hasil X
Penelitian

22
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran

kontekstual berbasis pemodelan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran

bahasa Indonesia adalah penerapan pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa.

Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru

melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menyusun instrumen pelaksanaan pembelajaran

b) Menyusun Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung

c) Menyusun soal evaluasi pembelajaran (soal tes formatif)

d) Sosialisasi kepada siswa

e) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

f) Melakukan refleksi

g) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

h) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

23
i) Melakukan Observasi

j) Melakukan refleksi pada siklus kedua

k) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

l) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

m) Melakukan Observasi

n) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

o) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari

enam kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah

2 x 40 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 04 s.d 11 Januari

2017, siklus kedua pada tanggal 18 s.d 25 Januari 2017, dan siklus ke tiga

02 s.d 09 Februari 2017. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai

dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, soal tes formatif,

lembar observasi aktivitas, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 04 s.d 11 Januari 2017 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

24
Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 38

orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menggunakan Pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan
Pada Siklus I
Keterangan
No RESPONDEN L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Arif Rahman Hakim L 65 √
2 Asmaul Husna P 65 √
3 Azisah Magfirah P 65 √
4 Dani Darmansyah L 65 √
5 Dersi Alfiani P 65 √
6 Desi Isnawati P 60 √
7 Devi Yani Putri Ningsi P 60 √
8 Dovan Haryanto Putra L 75 √
9 Elghi Arindo Pujawa L 75 √
10 Espi Susiana P 70 √
11 Finany Rayes L 75 √
12 Fitri Febrianti P 75 √
13 Fitriani Febriani P 75 √
14 Gilang Ananda Pratama L 75 √
15 Guruh Putra Dewantara L.A L 65 √
16 Husniatun Isnaini P 65 √

25
17 Ilham Zohri Marsah L 65 √
18 Iqbal Hidayatullah L 65 √
19 Maulana Praditya L 65 √
20 Merlin P 50 √
21 Mira Aryanti P 50 √
22 Nila Egidia Savitri P 60 √
23 Nurul Khatimah P 60 √
24 Oie Kurnia Putra L 60 √
25 Oldha Apriatama L 65 √
26 Peranciska Natalia P 75 √
27 Rian Arianto L 75 √
28 Ricko Gozali L 50 √
29 Riri Musdayana P 50 √
30 Rizka Pitahati P 75 √
31 Rizki Wulan Dari P 65 √
32 Saputrani Laupra L 65 √
33 Sulinda Putri P 75 √
34 Tiara Rizki P 75 √
35 Titha Dwi Gustia Nita P 65 √
36 Trisno Kurniawan P 65 √
37 Wawan Darmawan L 65 √
38 Zakinul Rahmat L 75 √
Jumlah Total 38 -
-
orang 2510
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3800 - -

Keterangan :

Jumlah Siswa yang tuntas : 12 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 26 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, dengan menerapkan

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan diperoleh nilai rata-rata

hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada siklus I adalah 66,05% atau

26
ada 12 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum

tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar

31.58 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu

sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan

belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut.

(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.

(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

(1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

27
(2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

(3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, soal tes formatif,

lembar observasi aktivitas, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 18 s.d 25 Januari 2017 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

28
adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menggunakan Pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan
Pada Siklus II
Keterangan
No RESPONDEN L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Arif Rahman Hakim L 75 √
2 Asmaul Husna P 75 √
3 Azisah Magfirah P 70 √
4 Dani Darmansyah L 75 √
5 Dersi Alfiani P 75 √
6 Desi Isnawati P 65 √
7 Devi Yani Putri Ningsi P 65 √
8 Dovan Haryanto Putra L 85 √
9 Elghi Arindo Pujawa L 85 √
10 Espi Susiana P 62 √
11 Finany Rayes L 85 √
12 Fitri Febrianti P 85 √
13 Fitriani Febriani P 85 √
14 Gilang Ananda Pratama L 85 √
15 Guruh Putra Dewantara L.A L 85 √
16 Husniatun Isnaini P 75 √
17 Ilham Zohri Marsah L 75 √
18 Iqbal Hidayatullah L 75 √
19 Maulana Praditya L 75 √
20 Merlin P 75 √
21 Mira Aryanti P 70 √
22 Nila Egidia Savitri P 70 √
23 Nurul Khatimah P 65 √
24 Oie Kurnia Putra L 65 √
25 Oldha Apriatama L 65 √
26 Peranciska Natalia P 75 √
27 Rian Arianto L 85 √

29
28 Ricko Gozali L 85 √
29 Riri Musdayana P 70 √
30 Rizka Pitahati P 85 √
31 Rizki Wulan Dari P 75 √
32 Saputrani Laupra L 75 √
33 Sulinda Putri P 85 √
34 Tiara Rizki P 85 √
35 Titha Dwi Gustia Nita P 75 √
36 Trisno Kurniawan P 75 √
37 Wawan Darmawan L 75 √
38 ZAKINUL RAHMAT L 85 √
Jumlah Total 38 2897 -
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3800 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 28 Orang

Jumlah Siswa yang belum tuntas : 10 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan hasil

belajar siswa pada siklus II adalah 76,24%, dan ketuntasan belajar

klasikal siswa mencapai 73,68% atau ada 28 siswa dari 38 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit

lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini

karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran

akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa

lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

30
mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut.

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus III antara lain sebagai berikut.

(1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

(2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

(3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

(4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

31
(5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh dan memberi soal-

soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, soal tes formatif,

lembar observasi aktivitas, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 02 s.d 09 Februari 2017 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 38

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

32
adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menerapkan Pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan Pada
Siklus III
Keterangan
No RESPONDEN L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Arif Rahman Hakim L 85 √
2 Asmaul Husna P 85 √
3 Azisah Magfirah P 85 √
4 Dani Darmansyah L 85 √
5 Dersi Alfiani P 85 √
6 Desi Isnawati P 80 √
7 Devi Yani Putri Ningsi P 80 √
8 Dovan Haryanto Putra L 85 √
9 Elghi Arindo Pujawa L 85 √
10 Espi Susiana P 85 √
11 Finany Rayes L 85 √
12 Fitri Febrianti P 85 √
13 Fitriani Febriani P 85 √
14 Gilang Ananda Pratama L 85 √
15 Guruh Putra Dewantara L.A L 85 √
16 Husniatun Isnaini P 85 √
17 Ilham Zohri Marsah L 85 √
18 Iqbal Hidayatullah L 85 √
19 Maulana Praditya L 85 √
20 Merlin P 85 √
21 Mira Aryanti P 80 √
22 Nila Egidia Savitri P 80 √
23 Nurul Khatimah P 75 √
24 Oie Kurnia Putra L 75 √

33
25 Oldha Apriatama L 75 √
26 Peranciska Natalia P 85 √
27 Rian Arianto L 85 √
28 Ricko Gozali L 85 √
29 Riri Musdayana P 80 √
30 Rizka Pitahati P 85 √
31 Rizki Wulan Dari P 85 √
32 Saputrani Laupra L 85 √
33 Sulinda Putri P 85 √
34 Tiara Rizki P 85 √
35 Titha Dwi Gustia Nita P 85 √
36 Trisno Kurniawan P 85 √
37 Wawan Darmawan L 85 √
38 Zakinul Rahmat L 85 √
Jumlah Total 38 3175 -
-
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3800 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 38 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : - Orang

Klasikal : sudah tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata tes formatif

bahasa Indonesia siswa pada siklus III sebesar 83,55%, dan 38 siswa

yang telah tuntas secara keseluruhan 100 % (kategori tuntas). Hasil

pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.

Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh

adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan, sehingga siswa

34
menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini, dan siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Di

samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa

yang telah menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya

yang belum menguasai.

c) Refleksi

Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun

yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan. Berdasarkan

data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kontekstual

berbasis pemodelan dengan baik, dan dilihat dari aktivitas serta hasil

belajar siswa, maka pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

35
berjalan dengan baik. Olah karena itu, tidak diperlukan revisi terlalu

banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar

selanjutnya penerapan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan

dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan

hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4 :
Analisis Hasil Tes Tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam
Pelajaran Bahasa Indonesia dari Siklus I s.d. Siklus III.
Skor Akhir Skor Akhir Skor Akhir
No Responden Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Arif Rahman Hakim 65 75 85
2 Asmaul Husna 65 75 85
3 Azisah Magfirah 65 70 85
4 Dani Darmansyah 65 75 85
5 Dersi Alfiani 65 75 85
6 Desi Isnawati 60 65 80
7 Devi Yani Putri Ningsi 60 65 80
8 Dovan Haryanto Putra 75 85 85
9 Elghi Arindo Pujawa 75 85 85
10 Espi Susiana 70 62 85
11 Finany Rayes 75 85 85
12 Fitri Febrianti 75 85 85
13 Fitriani Febriani 75 85 85
14 Gilang Ananda Pratama 75 85 85
15 Guruh Putra Dewantara L.A 65 85 85

36
16 Husniatun Isnaini 65 75 85
17 Ilham Zohri Marsah 65 75 85
18 Iqbal Hidayatullah 65 75 85
19 Maulana Praditya 65 75 85
20 Merlin 50 75 85
21 Mira Aryanti 50 70 80
22 Nila Egidia Savitri 60 70 80
23 Nurul Khatimah 60 65 75
24 Oie Kurnia Putra 60 65 75
25 Oldha Apriatama 65 65 75
26 Peranciska Natalia 75 75 85
27 Rian Arianto 75 85 85
28 Ricko Gozali 50 85 85
29 Riri Musdayana 50 70 80
30 Rizka Pitahati 75 85 85
31 Rizki Wulan Dari 65 75 85
32 Saputrani Laupra 65 75 85
33 Sulinda Putri 75 85 85
34 Tiara Rizki 75 85 85
35 Titha Dwi Gustia Nita 65 75 85
36 Trisno Kurniawan 65 75 85
37 Wawan Darmawan 65 75 85
38 Zakinul Rahmat 75 85 85
Jumlah Total 2510 2897 3175
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 3800 3800 3800

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan pada siklus I

= 2510 x 100% = 66,05%


3800

2. Pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan pada siklus II

= 2897 x 100% = 76,24%


3800

37
3. Pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan pada siklus III

= 3175x 100% = 83,55%


3800

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa melaui

pembelajaran konstekstual berbasis pemodelan dari 66,05% pada siklus I

menjadi 76,24% pada siklus II. Terdapat peningkatan sebesar 10,18%.

2. Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa melaui pembelajaran

konstekstual berbasis pemodelan juga terjadi peningkatan dari 76,24%

pada siklus II menjadi 83,55% pada siklus III. Terdapat peningkatan

sebesar 7,32%.

3. Rata-rata peningkatan ketuntasan klasikal siswa pada pembelajaran bahasa

Indonesia mencapai 31,58% pada siklus I, 76,24% pada siklus II, dan

siklus III menjadi 100%.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat

dikatakan sebagai berikut.

a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan belum berhasil karena

38
dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan

mengganggu siswa lain.

b. Model pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan, dalam hal peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran

bahasa Indonesia belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan yang baru mereka

laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar - mengajar berjalan

baik, semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan hasil belajar siswa;

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual

berbasis pemodelan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar siswa

meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,05%; 76,24%;

83,55%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.

2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

39
Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan dalam

setiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa

berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu, dapat ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa, guru dapat dan

mampu mengelola pembelajaran dengan baik.

3. Aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan pembelajaran

kontekstual berbasis pemodelan yang paling dominan adalah bekerja

dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi

dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan dengan

baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas

membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di

mana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat dengan menggunakan

pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan hasilnya

40
sangat baik. Hal itu tampak pada setiap siklus dari 38 orang siswa yang hadir

pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai 66,05% pada siklus

I, meningkat menjadi 76,24% pada siklus II, dan pada siklus 3 meningkat

menjadi 83,55%.

Berdasarkan analisis data di atas bahwa, pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan efektif meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa, yang

berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada siswa kelas IX-C di SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat. Oleh karena itu, diharapkan kepada

para guru SMP dapat menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan indikator ketuntasan bahwa dikatakan siswa dikatakan tuntas

apabila mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85%. Sedangkan pada

penelitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada (siklus 3) mencapai melebihi target

yang ditetapkan dalam kurikulum 2013 yaitu mencapai 100 %. Dengan

demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

41
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan memiliki dampak positif

dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IX C di

SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat yang ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu 66,05%

pada siklus I, 76,24% pada siklus II, dan 83,55% pada siklus III.

2. Pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan efektif meningkatkan hasil

belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia, hal ini ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus, sehingga mereka

merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar

proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat lebih

42
efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

disampaikan saran sebagai berikut.

1. Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu

menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

pemberian model pembelajaran pembelajaran kontekstual berbasis

pemodelan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang

sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan siswa kelas IX C di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat

tahun pelajaran 2016-2017.

43
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Buchari, Mochtar. 1986. Dasar- Dasar Kependidikan. Bandung: Tarsito.

Chaplin, J.P.. 1992. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Nasution. 1972. Psikologi Pengajaran Nasional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution. 1986. Teori dan Praktik Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Sardiman, A. M.. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:


PT. Grasindo.

44
45
Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat, bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia, maka kepada :
Nama : Dra. AYUNI RIHANA
Nip. : 19681015 199303 2 014
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr Taliwang Cakranegara
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
:“Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pemodelan upaya
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP Negeri 3
Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2016-2017“ Mulai bulan
Januari 2017 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

46
Lingsar, 02 Januari 2017
Kepala Sekolah

SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001
Lampiran 2

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT KETERANGAN
Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat , menerangkan bahwa :

Nama : Dra. AYUNI RIHANA


Nip. : 19681015 199303 2 014
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr Taliwang Cakranegara
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul : “Penerapan
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pemodelan upaya Peningkatan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-C SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat Tahun pelajaran 2016-2017“ Sejak 04 Januari s.d. 09 Februari 2017.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Lingsar, 20 Februari 2017


Kepala Sekolah

47
SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001

Lampiran 3

DAFTAR HADIR SISWA


DALAM KEGIATAN PENELITIAN
KEHADIRAN
I II III IV V VI
No NAMA L/P Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
04-01 11-01 18-01 25-01 02-02 09-02
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 Arif Rahman Hakim L

2 Asmaul Husna P

3 Azisah Magfirah P

4 Dani Darmansyah L

5 Dersi Alfiani P

6 Desi Isnawati P

7 Devi Yani Putri Ningsi P

8 Dovan Haryanto Putra L

9 Elghi Arindo Pujawa L

10 Espi Susiana P

11 Finany Rayes L

12 Fitri Febrianti P

13 Fitriani Febriani P

14 Gilang Ananda Pratama L

15 Guruh Putra Dewantara L.A L

48
16 Husniatun Isnaini P

17 Ilham Zohri Marsah L

18 Iqbal Hidayatullah L

19 Maulana Praditya L

20 Merlin P

21 Mira Aryanti P

22 Nila Egidia Savitri P

23 Nurul Khatimah P

24 Oie Kurnia Putra L

25 Oldha Apriatama L

26 Peranciska Natalia P

27 Rian Arianto L

28 Ricko Gozali L

29 Riri Musdayana P

30 Rizka Pitahati P

31 Rizki Wulan Dari P

32 Saputrani Laupra L

33 Sulinda Putri P

34 Tiara Rizki P

35 Titha Dwi Gustia Nita P

36 Trisno Kurniawan P

37 Wawan Darmawan L

38 Zakinul Rahmat L

Lingsar, 04 Januari 2017


Peneliti

49
Dra. AYUNI RIHANA
NIP. 19681015 199303 2 014

Lampiran : 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas guru selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Guru : ………………....................................….


NIP : ………………....................................….
Kelas : ………………....................................….
Semester : ……………….................................…....
Mata Pelajaran : ………………....................................…..

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan 1 2 3 4
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru memberikan motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3
capai
4 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kontekstual berbasis

50
pemodelan
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi
7 Guru mengamati jalannya diskusi
Guru intervensi terhadap jalannya
8
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10
materi pelajaran
Guru melaksanaan kegiatan belajar
11 mengajar dengan pengelolaan waktu
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas guru tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Guru
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

Lingsar, 2017
Kolaborator,

51
(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 5

ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Nama : Dra. AYUNI RIHANA


Nip. : 19681015 199303 2 014
Kelas/Semester : IX-C / II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan Siklus I Siklus II Siklus III


1 Guru melakukan apersepsi 3 3 4
2 Guru memberikan motivasi 3 4 4
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3 3 4 4
capai
Guru menjelaskan langkah-langkah
4 pembelajaran kontekstual berbasis 3 4 4
pemodelan
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa 3 4 4
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi 2 3 4
7 Guru mengamati jalannya diskusi 2 3 4
Guru intervensi terhadap jalannya
8 2 3 4
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan 3 4 4
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10 3 3 4
materi pelajaran
11 Guru melaksanaan kegiatan belajar 2 3 4
mengajar dengan pengelolaan waktu

52
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12 3 4 4
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes 3 4 4
Jumlah Skor 35 46 52
Skor Maksimal 52 52 52
Skor Akhir 67,31% 88,46% 100%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik

Lingsar, 09 Februari 2017


Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

53
Lampiran : 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Kelas : ……..................................…………….
Semester : ……………….................................…..
Mata Pelajaran : ……………….................................…..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan pendapat baik teman
kelompoknya maupun kelompok lain
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif berdiskusi bersama teman
kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok lain dengan baik

54
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
8 Siswa membuat kesimpulan dengan baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas siswa tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Siswa
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

Lingsar, 2017
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

55
Lampiran : 7

ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kelas : IX C
Semester : II (Dua)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Skor
No Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Siswa memperhatikan informasi yang
3 3 4
disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM 3 4 4
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah
3 4 4
diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan
pendapat baik teman kelompoknya 3 4 4
maupun kelompok lain
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif
2 3 4
berdiskusi bersama teman kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil
2 3 4
diskusinya didepan kelas dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok
2 3 4
lain dengan baik
8 Siswa membuat kesimpulan dengan
2 3 3
baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab
2 3 4
pertanyaan
Jumlah Skor 22 30 35
Skor Maksimal 36 36 36
Skor Akhir 61,1% 83,3% 97,2%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik

56
Lingsar, 09 Februari 2017
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004
Lampiran 8

FOTO - FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

SMP Negeri 3 Lingsar sekolah tempat peneliti bertugas sebagai guru

Guru ( peneliti ) sedang memberikan penjelasan materi kepada siswa

57
Suasana pembelajaran pembelajaran kontekstual berbasis pemodelan,
siswa sedangkan menjelaskan pengalaman yang pernah di alaminya yang
dikaitkan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari

Siswa sebagai perwakilan kelompok sedang memodelkan sekaligus


menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kelas

58
59

Anda mungkin juga menyukai