PENDAHULUAN
1
untuk selalu berpikir kritis dan terarah dalam memecahkan suatu masalah. Baik masalah yang
berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai
tujuan jangka panjangnya. Sedangkan bagi guru sendiri, penerapan metode diskusi akan
memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyiapkan diskusi, membimbing diskusi, dan
menyimpulkan hasil diskusi. Sehingga ketika pembelajaran berakhir, siswa benar-benar
memperoleh hasil belajar yang bermakna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas peneliti dapat menyimpulkan
suatu rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pernelitian
Tujuan utama peneliti melaksanakan PTK adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Putut Tawuluh dalam memahami lembaga–
lembaga negara dalam susunan pemeritahan tingkat pusat di Indonesia. Di dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran, peneliti mengunakan alat peraga yang berupa bagan dan menerapkan
metode pembelajaran diskusi yang dipadukan dengan penggunaan metode ceramah dan tanya
jawab, bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran PKN dalam memahami lembaga–lembaga
negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat di Indonesia.
Adapun tujuan khusus peneliti melaksanakan PTK ini adalah sebagai berikut :
1. untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Putut
Tawuluh pada mata pelajaran PKN dalam memahami lembaga – lembaga negara di tingkat
pusat;
2. sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil peserta didik
pada mata pelajaran PKN dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
D. Manfaat Perbaikan
PTK yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Putut
Tawuluh.pelaksanaannya melalui model siklus. Mata pelajaran yang digunakan sebagai bahan
penelitian adalah PKN dengan materi pembelajaran mengenal lembaga–lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, banyak memberikan manfaat baik bagi guru selaku peneliti,
bagi siswa, bagi rekan seprofesi, maupun bagi sekolah. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai
berikut :
2
1. Manfaat bagi guru selaku peneliti
Meningkatkan kemampuan guru dalan menyusun rencana penelitian maupun dalam
menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
disertai penggunaan alat peraga, pada mata pelajaran PKn, khususnya pada materi pembelajaran
mengenal lembaga– lembaga negara dalam susunan pemeritahan tingkat pusat.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) secara sederhana berarti upaya untuk membelajarkan seseorang
atau sekelompok orang melalui satu/lebih strategi, metode dan pendekatan tertentu ke arah
pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Menurut Zainul dan Mulyana (2005) dalam Strategi
Belajar Mengajar mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan
di sekolah. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar.
T.Raka Joni (1985) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai,
guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi
yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang
tersedia. Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks. Mengajar menuntut
keterampilan tingkat tinggi karena harus dapat mengatur berbagai komponen dan
menyelaraskannya untuk terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Davis (1971)
mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai suatu aktivitas profesional yang memerlukan
keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa
pengertian mengajar yang disampaikan oleh para ahli di atas seorang guru harus:
1. mengkondisikan peserta didik untuk menyukai, merasa gembira dan senang belajar di
sekolah. Guru dituntut untuk mahir menciptakan situasi belajar yang memungkinkan anak
terhindar dari rasa stres, perasaan bimbang, khawatir, dan perasaan mencekam;
2. mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar
secara terpadu;
3. merencanakan pembelajaran dengan baik agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien;
4. menyediakan pengalaman belajar bagi siswa. Tujuannya adalah menyediakan kondisi
belajar yang memungkinkan siswa untuk mempraktekkan operasi tertentu. Dalam
pengalaman belajar ini siswa harus berperan aktif menemukan sendiri secara induktif.
Kepada anak harus diberikan kesempatan yang ekspentif untuk memanipulasi lingkungan.
Hal ini memerlukan benda-benda konkrit, dan bukannya simbol-simbol dan angka-angka.
Agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat berjalan dengan baik, maka
seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar yang
4
menyenangkan.Seorang guru dituntut untuk memiliki persiapan dan penguasaan yang cukup
memadai baik dalam keilmuan, maupun dalam merancang program pembelajaran yang akan
disajikan, termasuk di dalamnya prinsip – prinsip merancang pengalaman belajar.
5
Yang penting di sini adalah bagaimana guru dapat memberikan pengalaman yang sama untuk
setiap siswa, walaupun adaperbedaan hasil bejajar diantara siswanya.
2. Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Dalam merancang suatu pembelajaran, penting bagi guru untuk menyediakan berbagai
variasi pengalaman belajar. Menurut Edgar Dale ada sebelas jenis pengalaman yang dapat
divariasikan, yaitu: (a) pengalaman langsung; (b) pengalaman melalui benda tiruan; (c)
pengalaman melalui dramatisasi; (d) pengalaman melalui demonstrasi; (e) penglaman melalui
karya wisata; (f) pengalaman melalui pameran; (g) pengalaman melalui televisi; (h) pengalaman
melalui gambar hidup; (i) pengalaman melalui rekaman, radio, dan gambar diam; (j) pengalaman
melalui lambang visual; (k) pengalaman melalui lambang verbal.
B. Metode Pembelajaran
Berbagai metode, pendekatan, strategi maupun model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran PKN yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan serta karakteristik yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas tertentu, namun
masing-masing memiliki satu tujuan yang sama yaitu memperlancar proses kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran PKN dan meningkatkan prestasi belajar mengajar siswa.
1. Metode Ceramah
Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru, selain
mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah atau kuliah mimbar
adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lesan kepada
peserta didik. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena
gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah. Kepiawaian guru dalam menguasai bahan,
forum atau audience, dan keterampilan bahasa dan intonasinya sangat menentukan keberhasilan
metode ini.
Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep,
pengertian-pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas serta juga untuk penemuan-penemuan
yang langka dan belum meluas. Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a. menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan
tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil
ceramah guru;
b. menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dean permasalahan penting yang terdapat dalam
isi pelajaran;
c. merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu
melalui pemerkayaan belajar;
6
d. memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang dan
menyinggung penjelasan teori dan prateknya;
e. sebagai langkah awal untuk metode yang dalam upaya menjelaskan produser yang harus
ditempuh peserta didik. Misalnya sebelum sosiodrama peserta didik diberikan penjelasan
tentang peran-peran dan sebagainya.
Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Mengimplementasikan sistem pengajaran, guru sudah barang tentu akan berusaha
sedapat mungkin menghindari kegiatan ceramah. Daya tahan anak untuk mendengarkan suatu
ceramah sebenarnya sangat terbatas. Jika hal ini menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah,
maka dampaknya akan membentuk kebiasaan perilaku yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan anak, seperti kurang responsif, sulit mengajukan pendapat, dan pasif. Melalui
berbagai strategi pembelajaran guru dituntut memiliki kemahiran di dalam memanipulasi proses
pengajaran sedemikian rupa, sehingga metote ceramah benar-benar digunakan secara terbatas dan
efektif. Alasan digunakannya metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan,
misalnya karena:
a. anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau guna
menghindari kesalah pahaman;
b. benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik;
c. menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain
sukar diterapkan;
d. menghemat biaya, waktu dan peralatan.
Kelebihan Metode Ceramah
Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
a. murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan
dengan seseoran guru yang menghadapi banyak peserta didik;
b. mudah dalam arti materi didik tertentu dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu,
karakteristik peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan peralatan
serta dapat disesuaikan dngan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan
tertulis;
c. meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber
lain;
d. memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh
penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian yang
ditunjukkan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan menghargai guru
bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot;
e. ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena guru dapat
menjelaskan topik dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
7
Kekurangan Matode Ceramah
a. dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat
mengorganisasikannya;
b. menimbulkan verbalisme pada pserta didik;
c. materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru;
d. merugikan peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan;
e. menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus;
f. informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman;
g. tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didi;
h. terjadi proses satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik.
2. Metode Tanya Jawab
Pengertian dan Tujuan
Bertanya dan menjawab kerap kali dilakukan orang apabila ada ketidaktahuan atau
ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar mengajar tanya
jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru
bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya kepada guru. Metode tanya jawab adalah
cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two way
traffic dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban
kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif. Namun demikian
keaktifan peserta didik patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga hal itu tidak
harus banyak tergantung pada keaktifan guru. Sifat atau rasa ingin tahu anak usia sekolah dasar
harus ditumbuhsuburkan dan sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. Karena itu, guru tidak
hanya dituntut untuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga
semangat tinggi di dalam membangun situasi yang kondusif bagi terjadinya diskusi.
Adapun tujuan dari metode tanya jawab ini, adalah :
a. mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan peserta didik terhadap
pelajaran yang dikuasainya;
b. memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami;
c. memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik yang aktif dan cepat
menjawab, lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik dan paserta didik
yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan diri dalam
kesempatan lain;
d. melatih peserta didik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik serta
berdasarkan pemikiran yang orsinil;
8
e. metode tanya jawab tidak dimaksudkan untuk mengetes kemampuan peserta didik
tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta didik mengerti, memahami dan
berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat tercapai
dengan baik.
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab ini adalah untuk :
a. menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan yang sedang
dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi peserta didik dalam proses belajar
mengajar;
b. menimbulkan berpikir kreatif, sitemati, reflektif, dan kritis peserta didik;
c. mewujudkan cara belajar peserta didik aktif;
d. melatih dan mendorong peserta didik untuk belajar mengekpresikan kemampuan
lisannya;
e. memberikan kesempatan kepada peserta didik menggunakan kemampuan sebelumnya.
Kekuatan dan Keterbatasan Metode Tanya Jawab
a. Kekuatan metode tanya jawab
b. Metode tanya jawab memiliki kekuatan sebagai berikut :
c. dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran;
d. mengetahui kedudukan peserta didik dalam balajar di kelas dari aktivitas tanya
jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang dilontarkannya
secara kontinyu;
e. lebih merangsang peserta didik unutk mendayagunakan daya pikir dan daya
nalarnya;
f. menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban;
g. pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
b. Keterbatasan Metoda Tanya jawab
Keterbatasan-keterbatasan dari metode tanya jawab adalah:
a. pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik,
sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun
yang menjawab;
b. peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara mental;
c. menimbulkan rasa guguppada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab
dan bertanya (kemempuan lisan);
d. dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaan.
3. Metode Diskusi
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa, metode diskusi kelompok adalah
metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan alternatif pemecahan suatu
9
topik bahasan yang bersifat problematis.Sumantri (1999) dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar”
mengemukakan tentang pengertian, tujuan, serta alasan penggunaan metode diskusi.
Pengertian dan Tujuan
Metode diskusi dapat diartikan sebagai suatu siasat penyampaian bahan pengajaran
yang melibat aktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan
suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru dan kelompok peserta didik memiliki
perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Penerapan metode diskusi bertujuan untuk:
a. melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan dan menyimpulkan bahasan;
b. melatih dan membentuk kesetabilan sosial-emosional;
c. mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga
tumbuh konsep diri yang lebih positif;
d. mengembangkan keberhasilan peserta didik dalm menemukan pendapat;
e. mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial;
f. melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.
Metode diskusi digunakan karena beberapa alasan berikut:
a. topik bahasan bersifat problematif;
b. merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah;
c. melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka;
d. mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar;
e. peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan
topik diskusi;
f. peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah yang akan
didiskusikan.
Para ahli diantaranya Gilstrap & Martin, 1975 : 18 ; Gage & berliner, 1984 : 517 ; Davies, 1987 :
237-239 menyimpulkan bahwa metode diskusi memiliki keunggulan sebagai berikut:
a. metode ini memberikan kesempatan langsung kepada para siswa untuk berpartisipasi
secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau penyusun pertanyaan
diskusi. Adanya partisipasi langsung ini memungkinkan terjadinya keterlibatan
intelektual, social emosional, dan mental para siswa dalam proses belajar;
b. metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun sesudah metode –
metode yang lain;
c. metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa
persiapan;
10
d. metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji, mengubah, dan
mengembangkan pandangan, nilai, dan keputusan yang diperlihatkan kesalahannya
melalui pengamatan yang cermat dan pertimbangan kelompok;
e. metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan
memberi dan menerima (take and give ), sehingga siswa dapat mengerti dan
mempersiapkan dirinya sebagai warga negara yang demokratis;
f. metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah. Hal ini
dimungkinkan karena pemecahan masalah oleh kelompok, biasanya biasanya lebih
cepat daripada pemecahan perorangan.
Berdasarkan karakteristik metode-metode mengajar yang sebagaimana telah dijabarkan
di atas, menuntut seorang guru untuk terampil memilih dan menerapkan metode-metode mengajar
yang sesuai dengan karakteristik siswa yang beragam dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam pemilihan dan penetapan metode mengajar yang akan digunakan, guru hendaknya
memperhatikan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Metode mengajar sesungguhnya adalah
cara atau alat untuk mencapai tujuan. Karena itu penggunaan suatu metode berarti menunjukkan
bagaimana seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini
berarti pula melalui penggunaan metode mengajarnya, guru dituntut untuk mampu membangkitkan
minat dan kemauan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran yang disajikan dengan baik.
Selanjutnya tujuan, peserta didik dan bahan pelajaran, faktor situasi atau suasana kelas,
kondisi fasilitas, kemampuan guru, kelebihan dan kekurangan metode mengajar itu sendiri adalah
hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan dan penetapan metode mengajar yang akan
digunakan. Sudah barang tentu metode yang digunakan guru tidaklah cukup satu jenis saja. Ia
dituntut untuk mempertimbangkan beberapa kegunaan metode mengajar sekaligus agar kegiatan
belajar mengajar benar-benar menjadi menarik, menyenangkan dan efektif dalam pencapaian
tujuan pembelajaran.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
PTK ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 AsemrudungKecamatan Geyer
Kabupaten Asemrudung. PTK ini terdiri dari siklus-siklus. Mata pelajaran yang menjadi objek
penelitian adalah mata pelajaran PKn, dengan materi pokokmengenal lembaga -lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Materi ini merupakan materi untuk siswa kelas IV.
Jumlah siswa kelas IV ada 28 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Untuk menjawab permasalahan diatas, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki, yaitu :
1. Faktor siswa
cenderung masih rendah, maka diamati seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal.
Apakah terjadi atau ada interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa
Diselidiki penguasaan bahan ajar dan rasa tanggung jawab serta sikap positif
12
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa rangkaian, yaitu: empat kegiatan yang dilakukan
dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama menurut Suharsimi (2008: 74) yang ada pada setiap
siklus, yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dengan pemberian tes awal atau tes
sebelum siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah
didesain dalam faktor yang diselidiki. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan yang dilaksankaan pada siklus pertama, maka peneliti menentukan rancangan untuk
siklus-siklus berikutnya.
Kegiatan pada siklus-siklus berikutnya berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan siklus
sebelumnya. Akan tetapi, kegiatan ini mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan
terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan
dalam siklus sebelumnya. Jika sudah selesai disetiap siklus dan peneliti belum mencapai indikator
keberhasilan, maka dapat melanjutkan kesiklus berikutnya. Akan tetapi, jika peneliti sudah
mencapai tujuan penelitian maka peneliti dapat mengakhiri penelitian ini. Setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Desain penelitian tindakan kelas
meliputi :
1. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, dibuat perencanaan tindakan. Adapun
b. menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebagai media yang akan digunakan dalam
pembelajaran;
3. Instrumen Penelitian
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang dihadapi
dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hasil belajar dan lembar
pengamatan proses belajar mengajar.
Tes hasil belajar
Instrumen hasil belajar digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar siswa setelah selesai
pembelajaran, yang berupa kuis yang berbentuk uraian.
b. Lembar pengamatan
Instrumen ini digunakan selama belajar mengajar berlangsung. kesimpulan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan baik di setiap akhir pertemuan pada setiap siklus dan setelah
pemberian tes hasil belajar pada setiap siklus. Refleksi di setiap akhir siklus dilaksanakan
berdasarkan hasil belajar dan observasi. Analisis hasil observasi dan hasil belajar juga
dilaksanakan dalam tahap ini. Dari hasil yang diperoleh dilakukan refleksi diri atas kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada setiap pertemuan.
1. data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa di akhir
siklus;
2. data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi pada saat
pemberian tindakan.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
15
perkembangan kognitifnya pada tingkat operasional konkrit. Dengan penggunaan alat peraga dapat
membantu anak untuk memahami konsep-konsep serta dapat menghindari verbalisme.
d. Menyiapkan buku sumber, yaitu :
Menentukan sumber bahan atau materi pelajaran dimaksudkan sebagai kegiatan guru menetapkan
buku atau bahan bacaan yang akan digunakan sebagai kepustakaan dalam pengajarannya. Biasanya
sumber bahan yang akan diajarkan itu telah tersedia dalam bentuk-bentuk buku paket. Ini adalah
sumber pokok. Untuk sumber tambahan lainnya, guru harus menetapkan sebagai pelengkap atau
penunjang tambahan lainnya, guru harus menetapkannya sebagai pelengkap atau penunjang
kepustakaan yang tersedia. Juga perlu dipahami bahwa sumber tambah itu biasanya tidak berurutan
mengikuti acuan materi sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu guru diharapkan dapat
menyusunnya sendiri menurut kebutuhan belajar peserta didik, kurikulum yang berlaku, dan waktu
yang tersedia. Selain itu, dimungkinkan pula untuk pelaksanaan suatu pengajaran digunakan
sumber-sumber lainnya, seperti media massa, benda-benda budaya, orang, tempat atau alam
lingkungan.
e. Menyiapkan lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa yang dimaksud di sini adalah lembar kerja yang berisi tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa dengan cara berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah
dibentuk sebelumnya.
Tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa adalah sebagai berikut:
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pemerintah Pusat?
2. Siapa sajakah yang dimaksud lembaga yudikatif?
3. Kepada siapa BPK melaporkan hasil pemeriksa keuangan negara?
4. Apa peran presiden RI selain sebagai kepala negara?
5. Sebutkan tugas MPR setelah amandemen UUD 1945!
6. Apakah yang dimaksud dengan hak interpelasi DPR?
7. Sebutkan wewenang DPD!
8. Apakah yang dimaksud dengan hak pemberian rehabilitasi?
9. Sebutkan syarat menjadi wakil presiden!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia setelah amandemen UUD
1945!
f. Menyiapkan lembar pengamatan guru, soal-soal evaluasi, dan lembar hasil evaluasi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran. Tujuan
perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami lembaga –
lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Pada waktu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, peneliti didampingi seorang pengamat yaitu Ahmad Thohari, S.Pd yang bertindak
16
sebagai teman sejawat. Teman sejawat bertugas mengamati aktivitas pembelajaran, memberi
komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Kegiatan perbaikan pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (± 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan pembelajaran siap dimulai
atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan tenang, maka guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang pejabat pemerintah dan wakil
rakyat untuk mengkondisikan dan memusatkan perhatian sekaligus memotivasi siswa pada materi
pembelajaran.
3) Setelah mengadakan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Setelah terlihat bahwa siswa sudah siap menerima materi pelajaran, guru segera memulai
pelajaran.
b. Kegiatan inti (± 40 menit)
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga – lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat.
2) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3) Guru menyuruh siswa menyebutkan nama-nama lembaga – lembaga negara.
4) Siswa diam tidak ada yang menjawab.
5) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga negara.
6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok (terlampir).
7) Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi kelompok (dalam berdiskusi mengerjakan LKS
hanya didominasi siswa yang pandai saja, sebagian ada yang diam saja, sebagian lagi ada yang
gaduh sehingga mengganggu temannya yang lain).
8) Guru membimbing dan mengamati siswa yang sedang berdiskusi kelompok (pada saat guru
membimbing salah satu kelompok, kelompok yang lain ramai sehingga suasana kelas menjadi
gaduh).
9) Wakil masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain yang tidak
sedang berpresentasi memberikan tanggapan atas hasil diskusi kelompok lain yang sedang
presentasi.
10) Guru memberi penguatan kepada siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan presentasi.
11) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi.
c. Kegiatan akhir (± 25 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpualan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk dikerjakan.
17
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak lanjut dengan
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data, diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Data
tersebut diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah pembelajaran
dilaksanakan. Data yang diperoleh selama proses perbaikan pembelajaran adalah data hasil
pengamatan. Selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung teman sejawat mengamati segala
kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam mengamati proses pembelajaran,
pengamat mempergunakan instrumen pengamatan yaitu lembar pengamatan guru. Dari hasil
pengamatan dan hasil evaluasi dapat diperoleh data sebagai berikut :
Lembar Pengamatan Guru
SIKLUS I
Kemunculan
No
. Komponen yang dioservasi Ya Tidak
1. Guru menanyakan kehadiran siswa Ö
Guru mengatur tempat duduk sesuai
2. dengan kelompoknya Ö
3. Guru membangkitkan motivasi siswa Ö
Guru menggali pengetahuan awal
dengan mengajukan beberapa
4. pertanyaan Ö
Guru menginformasikan tujuan
5. pembelajaran yang ingin dicapai Ö
Guru menjelaskan kegiatan yang akan
6. dilaksanakan Ö
Guru menggunakan alat
7. peraga/media/sumber belajar Ö
Guru memberi penjelasan tentang
8. materi yang diajarkan Ö
Perhatian guru merata pada seluruh
9. siswa Ö
Guru memberi kesempatan kepada
10. siswa untuk bertanya Ö
11. Guru membagikan LKS Ö
12. Guru membimbing siswa berdiskusi Ö
Guru menyuruh masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
13. kerja kelompoknya Ö
14. Guru memberikan nilai berupa pujian Ö
Guru bersama siswa menyimpulkan
15. materi pembelajaran Ö
18
16. Guru memberikan evaluasi Ö
Catatan tambahan dan komentar:
1. Pengelolaan kelas masih kurang. Pada waktu diskusi kelompok masih ada siswa yang mengganggu
temannya sehingga membuat kelas menjadi gaduh.
2. Diskusi kelompok didominasi oleh siswa- siswa yang pandai saja, sedangkan yang lain masih
terlihat pasif.
3. Guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Pembelajaran siklus I
Aspek yang diamati
Mengharga
Nama Kelompok / Mengajukan Mengem. i Kerja
Anggota Kelompok Pertanyaan Pendapat Pendapat Sama Prestasi
Agung Budi Utomo Ö Ö - - C
Ahmad Andik susilo Ö - Ö Ö B
Andara Dwi - - Ö Ö C
I Aza ika Ö - Ö Ö B
Dimas Yulianto Ö Ö Ö Ö A
Dio Yogi - Ö Ö Ö B
Edo Saputro - - Ö Ö C
II Edi Susanto - Ö Ö Ö B
Erik Zainul Ö Ö Ö Ö A
Erwi Prasetyo - - Ö Ö C
Feri Agustiano Ö - Ö Ö B
III Feri susilo Ö - Ö Ö B
Hendrik kusuma Ö Ö Ö Ö A
Kiki yuliana - - Ö Ö C
IV Moch adi s Ö - Ö Ö B
Ahmad alfon - - - Ö C
Moch Maulana Ö Ö Ö Ö A
Moch samsul Huda - - Ö Ö C
Moch Pinki Ö Ö Ö Ö A
V Nor Alif sukma - - Ö Ö C
Putri Chonela Ö - Ö B
Ratih Ratna - - Ö C
Ria Ernawati Ö Ö Ö Ö A
VI Riska Wahyuningsih - - Ö Ö C
Tri Wahyuningtyas Ö Ö Ö Ö A
Vandika Ö - Ö Ö B
VII wiwit Ö - Ö Ö B
19
Iin Ivanda Ö Ö Ö Ö A
Kriteria : A = 86 – 100 C = 56 – 70
B = 71 – 85 D = 41 – 55
Tabel Hasil Evaluasi Siklus I
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil belajar siswa, serta hasil diskusi peneliti dengan
teman sejawat, diputuskan bahwa perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus yang
kedua. Menurut catatan teman sejawat masih ada beberapa kelemahan atau kekurangan-
20
kekurangan di dalam pelaksanaan perbaikan siklus yang pertama. Hasil evaluasi belajar siswa
menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan belajar siswa 62,1.
Siklus II
Seperti yang telah dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus I, pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II ini melalui 4 tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menentukan materi pembelajaran,
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : IV
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal lembaga – lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR,
DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain – lain.
Indikator :
1. Siswa mampu menjejaskan lembaga-lembaga tinggi negara.
2. Siswa mampu menjelaskan tugas dan wewenang lembaga-lembaga tinggi negara.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami lembaga – lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat dengan benar.
2. Siswa dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok.
3. Siswa dapat mengungkapkan pendapat.
4. Siswa dapat mengembangkan pendapat.
5. Siswa dapat menghormati pendapat temannya.
6. Siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan kelompok.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Recana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dimaksudkan agar proses perbaikan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
c. Menyediakan alat peraga yang berupa bagan seperti di bawah ini,
d. Menyiapkan buku sumber, yaitu :
- BNSP. 2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Jakarta :
- Rus Ernawati, Imtam, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV. Klaten : Cempaka Putih
21
- Bestari, Prayoga., Sumiati, Ati. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik Kelas IV. Surabaya : Media
Utama
- Suprabowo, Drs, dkk. 2009. Kreasi Kelas IV. Kediri : Ekklesia
- Undang – Undang Dasar 1945 hasil amandemen
e. Menyiapkan lembar kerja siswa, yaitu :
Diskusikan soal – soal di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pemerintahan Pusat?
2. Apa nama lembaga yang melakukan kekuasaan kehakiman?
3. Sebutkan tugas MPR setelah amandemen UUD 1945!
4. Sebutkan wewenang DPD!
5. Mengapa menteri-menteri dalam Kebinet Indonesia Bersatu sering di-reshuffle?
6. Jelaskan yang dimaksud dengan hak abolisi!
7. Sebutkan wewenang Makamah Konstitusi!
8. Mengapa DPA dibubarkan?
9. Sebutkan kekuasaan Presiden sebagai kepala negara!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia setelah amandemen UUD
1945!
2. Pelaksanaan
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, agar siswa dapat
lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok, dapat mengungkapkan pendapat.serta
mengembangkan pendapat, menghormati pendapat temannya, dan dapat bekerja sama dengan
temannya dalam kegiatan kelompok. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran, peneliti tetap
didampingi seorang pengamat yang bertugas mengamati aktivitas pembelajaran, memberi
komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (± 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan pembelajaran siap dimulai
atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan tenang, maka guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi pembelajaran yang lalu
untuk mengingatkan kembali tentang pengalaman belajar belajar siswa yang lalu, serta untuk
mengkondisikan dan memusatkan perhatian sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3) Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti (± 40 menit)
1) Guru memasang alat peraga yang berupa bagan lembaga negara.
22
2) Guru melanjutkan tanya jawab dengan siswa.
3) Guru mengulangi jawaban-jawaban siswa sambil menujuk pada bagan untuk memantapkan
pemahaman siswa. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa masing – masing lembaga negara
memiliki wewenang dan kekuasaan sendiri..
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah ditunggu beberapa saat ternyata
tidak ada yang bertanya, guru melanjutkan pembelajaran dengan membagi LKS untuk didiskusikan
oleh masing-masing kelompok diskusi yang sudah ada.
6) Guru menjelaskan tentang tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam
berdiskusi.
7) Siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas LKS yang telah dibagikan.
8) Guru mengamati kegiatan masing-masing kelompok diskusi sambil kerkeliling dari kelompok
diskusi yang satu ke kelompok diskusi yang lain, untuk memberi bimbingan kepada kelompok
diskusi yang mengalami kesulitan.
9) Setelah selesai berdiskusi, wakil dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Masing-masing kelompok aktif mempresentasikan hasil diskusinya
dengan menggunakan bagan yang ada di papan tulis.
10) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa bersama guru membuat
kesimpulan tentang materi yang telah didiskusikan bersama.
11) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
12) Setelah beberapa saat di antara siswa tidak ada yang bertanya, guru mengakhiri pelajaran.
c. Kegiatan Akhir (± 25 menit)
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk dikerjakan.
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak lanjut dengan
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Seperti pada pembelajaran siklus I, pada siklus II ini pengumpulan data, diperoleh dari hasil
pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa. Pada kegiatan pembelajaran siklus II diperoleh data
sebagai berikut :
23
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Kemunculan
No.
Komponen yang diobservasi Ya Tidak
1. Guru menanyakan kehadiran siswa Ö
Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan
2. kelompoknya Ö
3. Guru membangkitkan motivasi siswa Ö
Guru menggali pengetahuan awal dengan mengajukan
4. beberapa pertanyaan Ö
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang
5. ingin dicapai Ö
6. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan Ö
7. Guru menggunakan alat peraga/media/sumber belajar Ö
Guru memberi penjelasan tentang materi yang
8. diajarkan Ö
9. Perhatian guru merata pada seluruh siswa Ö
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
10. bertanya Ö
11. Guru membagikan LKS Ö
12. Guru membimbing siswa berdiskusi Ö
Guru menyuruh masing-masing kelompok
13. mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Ö
14. Guru memberikan nilai berupa pujian Ö
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
15. pembelajaran Ö
16. Guru memberikan evaluasi Ö
24
Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus II
Kriteria : A = 86 – 100 C = 56 – 70
B = 71 – 85 D = 41 – 55
25
Berdasarkan analisis lembar pengamatan diskusi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi siswa dalam kegiatan diskusi menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Hal ini
dibuktikan dengan prestasi siswa yaitu yang mendapatkan B ke atas sebesar 85,71%.
Tabel Hasil Evaluasi Siklus II
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis evaluasi hasil belajar siswa pada pembelajaran
siklus II, maka hasil diskusi peneliti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran telah
mencapai tujuan pembelajaran dengan cukup baik. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan dikatakan
bahwa secara umum pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berjalan dengan baik.
26
Penggunaan alat peraga sudah cukup mendukung belajar siswa, diskusi pun dapat berjalan
dengan baik. Ditinjau dari hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang mendapat
nilai 70 keatas sebanyak 28 Anak. Nilai rata-rata kelas mencapai 90 Nilai evaluasi yang telah
dicapai oleh siswa jika dihubungkan dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang telah
ditetapkan di Sekolah Dasar Negeri 1 Asemrudung, maka hasil belajar siswa pada perbaikan
pembelajaran siklus II telah diatas standar ketuntasan minimal, yaitu 70 untuk mata pelajaran PKn.
Sedangkan Ketuntasan Belajar Mengajar siswa secara klasikal mencapai angka 85 %.
Keberhasilan:
Tindakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Pengelolaan kelas juga sudah baik,
pada pembelajaran siklus I kelas sempat gaduh, ternyata pada pembelajaran siklus II suasana kelas
sangat kondusif. Guru sudah banyak memberikan penguatan yang berupa pujian yang dapat
memotivasi belajar siswa. Masing-masing kelompok diskusi sudah dapat mempresentasikan hasil
diskusinya dengan baik. Hal ini akan berpenguruh terhadap hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dapat dikategorikan berhasil menurut
SKBM Sekolah Dasar Negeri Putut Tawuluh Keberhasilan ini dapat tercapai karena peneliti
berusaha memenuhi kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan pembalajaran siklus I sebagaimana
komentar teman sejawat. Peneliti berpedoman bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran
bervariasi yang disertai alat peraga, dapat mengefektifkan pembelajaran. Pembelajaran siklus II,
peneliti memfokuskan pada pemecahan masalah dalam memahami lembaga–lembaga negara di
tingkat pusat. Peneliti menerapkan motede diskusi, karena berdasarkan karakteristiknya metode
diskusi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik yang bersifat problematis.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan
siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Putut Tawuluh mata
pelajaran PKn dalam memahami lembaga-lembaga negara di tingkat pusat telah tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat peraga sangat efektif
bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa untuk
menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi mengenal lembaga–lembaga
negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa bagan, dalam hal ini berupa bagan lembaga
negara. Penggunaan alat peraga dapat:
1. memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, sikap dan
keterampilan tertentu;
2. memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang
minat peserta didik untuk belajar;
3. menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam tehnologi karena peserta didik
tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu;
4. menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Selain penggunaan alat peraga guru hendaknya menerapkan metode yang bervariasi.
Dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan kegairahan belajar
siswa, karena siswa tidak merasa jenuh. Jika guru menerapkan satu jenis metode pembelajaran saja
dalam menyampaikan materi, dapat menyebabkan siswa cepat bosan yang dapat mengakibatkan
semangat belajar siswa akan menurun.
Begitu pula tentang pengelolaan waktu. Guru harus pandai-pandai dalam mengelola waktu
dengan sebaik-baiknya. Terutama jika guru menerapkan metode pembelajaran diskusi. Biasanya
metode diskusi banyak menyita waktu. Jika guru tidak pandai-pandai mengelola waktu, materi
belum selesai waktunya sudah habis, sehingga menyita waktu mata pelajaran yang lain.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan
siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Putut Tawuluh mata
pelajaran PKN dalam memahami lembaga-lembaga negara di tingkat pusat telah tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat peraga sangat efektif
bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa untuk
menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi mengenal lembaga–lembaga
negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa bagan, dalam hal ini berupa bagan lembaga
negara. Penggunaan alat peraga dapat:
1. memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, sikap dan
keterampilan tertentu;
2. memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang
minat peserta didik untuk belajar;
3. menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam tehnologi karena peserta didik
tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu;
4. menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Selain penggunaan alat peraga guru hendaknya menerapkan metode yang bervariasi.
Dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan kegairahan belajar
siswa, karena siswa tidak merasa jenuh. Jika guru menerapkan satu jenis metode pembelajaran saja
dalam menyampaikan materi, dapat menyebabkan siswa cepat bosan yang dapat mengakibatkan
semangat belajar siswa akan menurun.
Begitu pula tentang pengelolaan waktu. Guru harus pandai-pandai dalam mengelola waktu
dengan sebaik-baiknya. Terutama jika guru menerapkan metode pembelajaran diskusi. Biasanya
metode diskusi banyak menyita waktu. Jika guru tidak pandai-pandai mengelola waktu, materi
belum selesai waktunya sudah habis, sehingga menyita waktu mata pelajaran yang lain.
29
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar.
Jakarta :
Rus Ernawati, Imtam, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV. Klaten: Cempaka Putih
Bestari, Prayoga., Sumiati, Ati. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik KelasIV. Surabaya :
Media Utama
Suprabowo, Drs, dkk. 2009. Kreasi Kelas IV. Kediri : Ekklesia
Undang – Undang Dasar 1945 hasil amandemen
Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007 . Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin. S . 2006 . Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Sumantri, Mulyani. 1999 . Setrategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek
PGSD.
Suryadi, Didi . 1997 . Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen
Dikdesmen Depdikbud.Kurnika UT.
Wardani, I.G.A.K; Wihardit, K & Nasoetion, N. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Zainul, Asmawi, dan Maulana, Agus . 2005. Tes dan Assessment di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
30
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Bab / Tema : SD
: B/4
Pancasila
31
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik dapat memberikan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila Pancasila
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman ,bertakwa kepada Tuhan YME Dan berahlak mulia.
Berkebhinnekaan global.
Gotong royong.
Mandiri.
Bernalar kritis.
Kreatif
D. SARANA DAN PRASARANA
Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Peserta didik dapat memberikan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik untuk memahami materi tentang sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila – sila
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Hafalkah kalian dengan bunyi teks Pancasila? Sebutkan!
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
32
Kegiatan Belajar 3
Langkah-Langkah Kegiatan
Pembelajaran a. Persiapan Mengajar
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus melakukan persiapan yang maksimal
supaya kegiatan pembelajaran yang dilakukan bersama peserta didik bisa berjalan maksimal dan
bermakna. Adapun yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
1) Peralatan Pembelajaran
Adapun alternatif peralatan pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum
memulai kegiatan pembelajaran pada kegiatan belajar 2 ini, diantaranya:
a) laptop,
b) alat bantu audio (speaker),
c) proyektor,
d) papan tulis, dan
e) alat tulis (spidol dan kapur tulis).
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran dipergunakan oleh guru untuk mempermudah penyampaian
pesan pembelajaran kepada peserta didik.
Media pembelajaran yang sediakan guru dalam pembelajaran ini adalah
:
a) Video terkait dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila
Pancasila. b) Gambar – gambar perilaku yang sesuai dengan pengamalan sila
Pancasila.
b. Kegiatan Pengajaran di Kelas
1) Kegiatan Pembuka
a) Sebelum peserta didik memasuki kelas, guru mengondisikan agar peserta didik berbaris di
depan kelas secara rapi dengan dipimpin oleh salah satu peserta didik dan secara bergiliran
bersalaman kepada guru memasuki kelas. Langkah ini dilakukan apabila pembelajaran
PPKn dilaksanakan pada jam pertama.
b) Guru memberikan salam dan secara acak memberikan kesempatan kepada seorang
peserta didik lainnya untuk memimpin doa sesuai agama dan kepercayaannya sebelum
memulai kegiatan belajar.
c) Untuk membangkitkan semangat nasionalisme, siswa berdiri untuk menyanyikan lagu
Garuda Pancasila.
d) Guru mengecek kehadiran peserta didik.
e) Materi pembelajaran disampaikan oleh guru sebagai awalan dalam kegiatan belajar
secara klasikal. Kemudian, dilanjutkan dengan tujuan pembelajaran saat ini dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk mengecek pengetahuan awal peserta
didik.
33
f) Guru menjelaskan urutan pelaksanaan kegiatan belajar serta mempersiapkan media yang
akan digunakan di dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
e) Guru meminta peserta didik untuk menanggapi balik tanggapan yang disampaikan
oleh temannya. Langkah b, c, dan d dilakukan secara berulang kali.
g) Guru menunjukkan gambar – gambar terkait perilaku yang mencerminkan sila – sila
dalam Pancasila untuk memberi penguatan dalam pemahaman materi, agar tercapai tujuan
pembelajaran.
h) Guru memberikan lembar kerja peserta didik yang harus dikerjakan secara individual.
3) Kegiatan Penutup
d) Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada peserta
didik lain untuk memimpin berdoa bersama setelah selesai pembelajaran.
34
E. ASESMEN / PENILAIAN
Informasi untuk mendapatkan bukti tujuan pembelajaran yang tercapai oleh peserta didik dapat diperoleh
dari penilaian setiap proses kegiatan pembelajaran. Penilaian terhadap pencapaian materi yang
disampaikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam unjuk kerja hasil karya/proyek. Penilaian ini dilakukan dengan tujuan agar guru mampu melihat
kecenderungan sikap peserta didik dalam memahami sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila
Pancasila.
a. Penilaian Sikap
Pengambilan nilai ini dapat dilakukan saat mengamati kegiatan siswa pada awal pembelajaran,
diskusi, dan menyimak penjelasan materi yang disampaikan.
Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila pada
setiap kegiatannya, seperti bersiap dalam memulai kegiatan, khusyuk dalam berdoa, menghormati
guru dan orang lain, menghargai pendapat orang lain, mengungkapkan apresiasi, serta pengambilan
dan pelaksanaan keputusan.
Perlu Perlu Berusaha
Kriteria Pengingatan dengan Baik Pemantapan Istimewa
Bimbingan
(2) (3)
Penilaian (4) (5)
35
Penerapan Belum mampu Sadar dalam Berusaha Mampu dalam Mandiri dan
Nilai-Nilai dalam bersiap bersiap memulai dalam bersiap berani unjuk
Pancasila memulai kegiatan, bersiap memulai diri dalam
kegiatan, khidmat memulai
kegiatan, kegiatan, bersiap
khidmat
dalam berdoa, khidmat khidmat memulai
dalam berdoa, menghormati
dalam berdoa, dalam berdoa, kegiatan,
menghormati guru dan orang
menghormati
guru, lain, menghargai menghormati khidmat
guru dan
menghargai pendapat guru dan dalam berdoa,
orang
pendapat menghormati
orang lain, dan orang
orang lain, dan mengungkapkan guru dan
lain,
mengungkapk apresiasi dengan menghargai lain, orang
bantuan guru. pendapat menghargai
an orang lain,
dan pendapat lain,
orang lain, menghargai
apresiasi mengungkapk
dengan an apresiasi dan pendapat
apresiasi.
36
Memahami Belum siap Sadar dalam Berusaha Mampu dalam Bersiap diri
Materi yang dan menerima dalam menerima dan
Disampaikan mampu dalam menerima mampu dalam
materi materi
menerima materi menerima
dan informasi dan informasi
materi dengan bantuan dan informasi tanpa bantuan materi
guru. tanpa bantuan guru.
guru.
dan informasi dan informasi
dengan
Menggali Belum Sadar dalam Berusaha Mampu dalam Mandiri dan
dan menyajikan dalam menyajikan berani dalam
mampu dalam
Menjelaskan informasi atau menyajikan informasi atau menyajikan
menyajikan
Informasi menyampaikan informasi atau menyampaika informasi atau
informasi atau
atau kembali cerita menyampaika
menyampaika n menyampaika
Menceritaka dengan bantuan
n kembali cerita n
n guru.
n kembali cerita tanpa bantuan kembali
kembali cerita
guru. cerita.
Ulang Cerita dengan tanpa bantuan
guru.
bantuan
Bekerja Belum mampu Sadar dalam Berusaha Mampu dalam Mandiri dan
Sama dalam mengatur diri, mengatur diri, dalam mengatur diri, berani dalam
Diskusi bekerja sama bekerja sama mengatur diri, bekerja sama mengatur diri,
Kelompok dalam dalam bekerja sama dalam bekerja sama
37
Pengayaan
Guru dapat menyampaikan materi pengayaan untuk dipelajari oleh peserta didik secara mandiri atau
berkelompok. Guru dapat mengangkat topik atau materi tentang makna dan nilai-nilai Pancasila, serta
proses perumusannya di lingkungan masyarakat. Pemberian tugas juga dapat dilakukan untuk
mengamati peserta didik lainnya dalam mengamalkan nilai Pancasila di lingkungan sekolah.
38
39