Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan

masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 4

menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia

dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.

Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya

adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk

dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan

pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan

sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam

proses belajar mengajar berlangsung.

Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan bakat

dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaan anak dapat

diaktualisasikan secara sempurna.

Proses pendidikan mencakup berbagai dimensi, diantaranya badan,

perasaan, kehendak dan seluruh unsur kejiwaan manusia serta bakat dan

kemampuannya.Berkaitan dengan cakupan pendidikan yang begitu luas maka

diperlukan beberapa metode yang diharapka dapat menjadi indikator tercapainya

1
sebuah kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain

itu metode merupakan unsur yang sangat penting dan tidak dapat dihilangkan

dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Dalam proses belajar mengajar keberadaan guru atau pendidik menjadi hal

yang sangat penting. Keberadaan guru disini mempunyai fungsi utama dalam

tercapainya sebuah proses belajar mengajar, sebagaimana tertera dalam tujuan

pendidikan yaitu membentuk anak yang sedang tumbuh untuk belajar berfikir

secara logis dan membimbing proses pemikiran secara bijak. Allyn dan Bacon,

1996, mengatakan ada 4 tujuan pengajaran aktif, yaitu:

1. membangun team, yang artinya semangat kerja sama

2. penguasaan, yang artinya mempelajari sikap, pengalaman,

pengetahuan peserta didik.

3. ketertiban belajar secara seketika dan menciptakan perhatian minat

awal siswa dalam mata pelajaran.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menerima

dan menguasai pelajaran dengan baik dan terlibat dalam proses belajar mengajar

atau katif maka siswa harus dalam kondisi siap baik jasmani atau rohani, dan siap

pada setiap materi yang akan disampaikan. Dan disini peran seorang guru untuk

membantu proses berfikir anak didik, sehingga anak didik dapat menerima dan

memahami tentang apa yang sedang dipelajari, agar proses belajar mengajar

sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu diperlukan suatu metode yang

efektif dan efesien.

Disaat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya

kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi

2
pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga

ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai

isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar

mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah

masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi

belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan

tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.

Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan

belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah satunya yaitu

dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas, sebagai

selingan dan variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah,

merupakan salah satu metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai

langkah alternatif dalam rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.

Sebuah tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya sikap

partisipasi dari siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami, dan

menjelaskan, serta menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi tersebut

adalah bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut berpartisipasi

baik pemahaman atau perbuatan.

Seorang guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi bagaimana mampu

mengajak siswa sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu dalam permainan

yang disajikan, serta mampu memberikan sumbangsih dalam permainan tersebut,

baik secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani dan Abu Ahmad

(1991) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses

3
belajar mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati,

menyelidiki dan menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu

membutuhkan kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).

Resitasi atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan yang

timbul dan proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada dua permasalahan yang akan

diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaiamana penerapan metode resitasi atau tugas di kelas XI IPS 2

SMA Negeri 1 Pontang?

2. Apakah metode resitasi (tugas) dapat efektif dalam meningkatkan

kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

4
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan

merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode resitasi atau tugas

di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang

2. untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1

Pontang.

D. Hipotesis Penelitian

Dengan penerapan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa

dalam menerima pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

upaya meningkatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Pontang, khususnya pada

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah untuk:

1. Bagi lembaga

Penerapan metode resitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan

bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-

hal yang berkaitan dengan pengajaran dalam pembelajran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang lebih baik.

2. Bagi Guru

5
Penerapan metode rsesitasi diharapkan akan lebih mempermudah para guru

dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan

siswa khususnya terhadap siswa yang sering tidak serius dalam kegiatan

belajar mengajar.

3. Bagi Siswa

Dengan metode resitasi (tugas) yang diterapkan oleh guru diharapkan siswa

lebih siap dalam menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar

dengan baik, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga

siswa daapt mengembangkan berfikirnya dan menerima materi dengan baik.

4. Bagi peneliti

Penggunaan metode resitasi (tugas) akan mempermudah meneliti dalam

mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang telah diberikan serta tanggung jawab siswa

terhadap tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan menambah

wawasan bagi calon guru.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode

Mengajar adalah salah satu tugas utama guru, yang disebut dengan fungsi

instruksional. Dalam menggunakan fungsi instruksional itu, penggunaan dan

penerapan metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut

andil dalam kegiatan belajar mengajar .

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau

metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos

(jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk

mencapai tujuan tertentu.

Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan

yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan

belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa

metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.

Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara

sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi metode pelajaran adalah

suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak harus terpaku dalam

menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar proses belajar mengajar atau

pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian

anak didik. Namun di sisi lain penggunaan berbagai metode akan sulit membawa

keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila

7
penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta

kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-

pandai dalam memilih metode yang tepat, (Syaiful Bahri, D. 2002).

Berkaitan dengan metode yang tepat, dalam hal ini pasiburi dan

simanjutak, mengatakan bahwa dalam nenentukan metode mana yang akan di

ikuti oleh guru dalam penggunaan metode guru harus memperhatikan berbagai

macam faktor, diantaranya yaitu:

1. Metode dan tujuan sekolah

2. Metode dan bahan pengajaran

3. Metode dan tangga-tangga belajar

4. Metode dan tingkat perkembangan

5. Metode dan keadaan perseorangan

6. Dasar tertinggi dari metode

Selain itu Prof Dr. Winarno S, mengatakan ada 5 macam yang

mempengaruhi penggunaan metode mengajar antara lain: tujuan berbagai jenis

dan fungsinya, anak didik yang berbagai tingkat kematangannya, situasi yang

berbagai macam keadaan, fasilitas yang berbagai kualitasnya, pribadi guru seta

kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

B. Metode Resitasi

a. Pengertian

Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode

penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di

8
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah ataupun dimana saj

asal tugas itu dapat di selesaikan.

Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan

cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang di pelajari. Resitasi

(penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman

atau sendiri dan menyusun laporan atau resume kemudian diesok harinya hasil

laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.

Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan

tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh

pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan

meperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa disekolah melalui kegiatan luar

sekolah.

Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan

pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain (1)

pendidik memberi tugas. (2) anak didik melaksanakan tugas (belajar). (4) Siswa

mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi).

Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa

memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksakan latihan-latihan

selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari

sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat

belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan murid-murid akan berpengalaman, dan

bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan

kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil sisa yang lain, menarik

9
anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri.

(Roesriyah N. K, 1989).

Metode resitasi ini digunakan atau di berikan untuk merangsang anak agar

tekun, rajin, dan giat belajar, sehingga pada pada saat kegiatan belajar mengajar

mereka sudah siap. Selain itu metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran

terlalu banyak sementara waktu sedikit, dalam artian bahan banyak tapi waktu

kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesui dengan waktu yang ada

maka metode ini bisa diberikan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa antara lain:

1. Menyusun karya tulis

2. Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita.

3. Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku

4. tugas lain yang dapat menujang keberhasilan siswa, dll

Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan diawal pelajaran ataupun

diakhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, didalam kelas

atau di lar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil

dalam pelaksanaannya, maka seoang guru harus memperhatikan syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Tugas itu harus jelas dan tegas

2. Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan

dihadapi.

3. Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari

4. Tugas harus berhubungan atau di sesuaikan dengan minat siswa

5. Tugas harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki siswa

6. Dan sebagainya

10
Selain beberapa poin diatas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu setiap

pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah

dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan

untuk mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian dapat bertanggung jawab

terhadap tugasnya, selai itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari

materi yang akan disampaikan, khususnya pada materi Pendidikan Agama Islam,

sehingga ketika menerima pelajaran sudah siap, dan kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Dalam penggunaan suatu metode itu pasti akan luput dari suatu kelebihan

dan kekurangan, begitu pula dengan metode ini.

a. Kelebihan Metode Resitasi

1. Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan

semakin berkurang.

2. Siswa lebih mendalami dan menglami sediri pengetahuan yang di

carinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan

jiwanya.

3. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu

atau kelompok.

4. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.

5. Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap

mandiri siswa, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman

siswa.

11
b. Kelemahan Metode Resitasi (tugas), antara lain:

1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas atau orang

lain yang mengerjakan.

2. Sulit memerikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu.

3. Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjkan

dan menjelasakan hanyalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota

yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

4. Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimbulkan

kebosanan.

5. Penggunaan metode resitasi (tugas) dalam meningkatkan kesiapan

dan hasil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Penggunaan Metode Resitasi Dalam Menigkatkan Kesiapan Belajar dan

prestasi Belajar Siswa.

Dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1

Pontang, ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pengajar, antara lain:

a. Fase Memberikan Tugas.

Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara

perseorangan atau kelompok. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai

dengan yang diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa

memperhatikan:

1. Tujuan yang akan dicapai.

2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

12
3. Sesuai dengan kemampuan siswa.

4. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

5. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Langkah pelaksanaan.

1. Diberikan bimbingan atau pengawasan.

2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

3. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain.

4. Diajurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dan

sistematis.

c. Fase mempertanggung jawabkan Tugas

Hal yang harus dikerjkan siswa pada fase ini, antara lain:

1. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya.

2. Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.

3. Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes

atau cara lainnya.

Dengan fase mempertanggunag jawabkan inilah yang disebut dengan

resitasi. (Drs. Syaiful Bahri D: 2002).

Sedangkan menurut Zakiah Darajat: 2001, pemberian tugas dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku atau teks,

baik secara kelompok atau individu, diberi waktu tertentu untuk

13
mengerjakanya, kemudian murid yang bersangkutan

mempertanggung jawabkanya.

2. Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujunnya

melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan

motorik.

3. Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu denan cara

mencobah untuk memecahkannya, dengan tujuan agar siswa biasa

berfikir ilmiah dalam memecahkan suatu masalah.

4. Siswa diberi tugas untuk mengerejakan suatu proyek, dengan tujuan

agar siswa terbiasa untuk bertanggung jawab terhadap penyalesaian

suatu masalah yang telah disediakan dan bagaimana mengelola

selanjutnya.

Dalam pemberian metode tugas atau resitasi ini supaya bisa sesuai dengan

yang diinginkan maka ada beberapa syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan

siswa yang diberi tugas, yaitu:

1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah

mereka pelajari, sehingga murid disamping sanggup mengerjakan

juga sanggup menghubungkan dengan pelajaran-pelajaran tertentu.

2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang

diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai

dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.

3. Guru harus mananamkan keadaan murid bahwa tugas yang diberikan

pada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari

hati sanubarinya.

14
4. Jenis tugas yang diberikan harus dimengerti benar-benar sehingga

murid tidak ada keraguan dalam melaksanakanya.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri I Pontang yang terletak di jln.

Kubang Puji Ds. Pontang Kec. Pontang Kabupaten Serang di bawah naungan

Departemen Pendidikan Nasional.

Penelitian ini akan difokuskan pada siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I

Pontang yang berjumlah 27 siswa. Penelitian dilakukan pada pembelajaran baca

Al-Qur'an (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) yang waktu

pembelajarannya selama 2 Jam pelajaran dalam 1 Minggu.

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan

metode yang telah direncanakan.

B. Rencana Tindakan.

1. Perencanaan Tindakan

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dipakai model siklus yang

dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin

lama akan semakin menunjang hasil yang ingin dicapai.

Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah :

a. Observasi

b. Konsultasi dengan Guru Pamong.

c. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Merumuskan Metode atau Strategi yang sesuai dengan Pembelajaran.

e. Melakukan pemilihan metode atau strategi yang sesuai.

16
f. Melaksanakan Tindakan Kelas.

Penelitian dilaksanakan selama 4 kali pertemuan pada satu kelas, yaitu

Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Pontang yang dimulai pada Hari Rabu tanggal 1

April 2015 sampai Hari Rabu tanggal 6 Mei 2015.

2. Implementasi Tindakan

Adapun kegiatan atau Tindakan yang dilaksanakan di kelas selama

pertemuan sebagai berikut :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok.

c. Menyampaikan materi secara garis besar.

d. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Resitasi.

3. Observasi dan Interpretasi

Dalam kegiatan pembelajaran, Peneliti melakukan pengamatan dengan

pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain :

a. Kegiatan siswa selama belajar.

b. Kreativitas siswa baik individu maupun kelompok.

4. Analisis dan Refleksi

Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan di

Analisis untuk memastikan bahwa dengan menggunakan metode Resitasi dapat

meningkatkan pemahaman Siswa Siswi kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Pontang.

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang

sesuai dengan dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan

kepada masing-masing siswa untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

17
dalam upaya meningkatkan pemahaman Siswa Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I

Pontang.

C. Siklus Penelitian

Siklus Penelitian Tindakan Kelas ini dipersiapkan untuk 4 kali

pertemuan yang semuanya dibentuk dalam scenario pembelajaran untuk dua

pokok bahasan. Tindakan kelas ini dimulai pada Hari pada Hari Rabu tanggal 1

April 2015 sampai Hari Rabu tanggal 6 Mei 2015.

D. Pembuatan Instrumen

Pada penelitian ini Peneliti menjadi instrument kunci, dimana peneliti

menjadi pengumpul data pada Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti juga menjadi

perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan terlibat langsung

dengan siswa dalam proses penelitian.

Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data

ialah Lembar Observasi dan Skala Penilaian terhadap siswa. E. Pengumpulan

Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan Peneliti dalam Penelitian

Tindakan Kelas adalah :

1. Metode Observasi

Menurut Kartini Kartono, Observasi adalah studi sistematis yang di

sengaja tentang fenomena-fenomena social dan gejala-gejala psikis dengan

pengamatan. Oleh karena itu Peneliti harus terlibat secara langsung dalam

Penelitian Tindakan Kelas.

18
2. Skala Penilaian

Penilaian disini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

E. Indikator Kinerja

Penelitian yang dilaksanakan 4 kali pertemuan sudah cukup digunakan

untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang

“Penerapan Metode Resitasi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesiapan Belajar dan

Prestasi Belajar Siswa Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan kesiapan belajar dan

prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang” maksudnya adalah

dengan menggunakan metode resitasi dalam proses belajar mengajar siswa akan

lebih giat dalam menyiapkan belajarnya baik belajar di sekolah ataupun belajar di

rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak bersemangat. Di sini indikator

yang ditentukan selama penelitian menerapkan metode ceramah dan tanya jawab

ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh

karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan peneliti ajukan. Setelah

penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di rumah itu terlihat ketika

peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya.

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat

dilaksanakan untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar

mendukung proses pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi

siswa di kelas.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

aksi di dalam kelas.

20
Keadaan siswa pada tanggal 1 April 2015 itu kelihatan belum siap

sehingga terkesan mendadak, Sehingga siswa belum siap menerima pelajaran.

Ketika guru melakukan apersepsi banyak siswa yang belum memberikan

tanggapan yang positif yang mengingatkan akan materi sebelumnya, sehingga

materi untuk siklus pertama ini bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas pada siswa-siswi

Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang dan hasilnya adalah sebagian besar siswa-

siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan peneliti ternyata siswa XI IPS 2 sudah maksimal

dalam mengerjakan tugas /LKS

2. Siklus Kedua.

a. Perencanaan

Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

21
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

aksi di dalam kelas.

Keadaan siswa pada tanggal 8 April 2015 itu kelihatan lebih siap jika

dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini

siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak

siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan

akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa

dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan

beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini

lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama

tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan

kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang.

Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa

sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang

diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,

dan hanya mencotek hasil kerja temannya.

22
c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang dan hasilnya adalah sebagian

besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas

d. Evaluasi

Pererapan metode resitasi dengan menetapkan dan memberikan tugas yang

sesuai dengan materi dan disertai dengan LKS serta penilaian sebagai motivasi,

Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

NILAI KOMPETENSI DASAR : I

KELAS : XI-IPS 2

No Nama Baca Taj Presen Keak UH LK

Qur’an Wid tasi tifan S


01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 98 86
02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 88 89
03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 88
04 Ayu Widayanti - - - - - -
05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 92 89
06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 96 90
07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 90 80
08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 96 -
09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 90 90
10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 88
11 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 88 86
12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 92 89
13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 100 89
14 Hardyo Wijanto - - - - - -
15 Harjo Widodo 75 75 75 75 89 87
16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -
17 Intan Hapsari Putri - - - - - -
18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 89
19 Maulana Purba 80 80 75 75 98 90
20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 96 89

23
21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 85 85
22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 94 79
23 Rani Fitria 75 75 80 80 94 89
24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 94 89
25 Retha Melindasari 75 75 75 75 100 88
26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 89
27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 95 89
28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 100 82
29 Virky Ariska F. - - - - - -
30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 89
31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 96 90
32 Yulia Febriani 80 80 80 80 92 78

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan

Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

Permasalahan-permasalahan pada siklus 1 tadi dirundingkan bersama sehingga

meminimalisir tingkat-tingkat kesalahan dalam menuju tujuan yang diinginkan

yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam bertanya dengan menggunakan

metode ceramah dan metode tanya jawab.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan sebelumnya

semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,Rencana

Pembelajaran (RP) yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

24
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

aksi di dalam kelas.

Keadaan siswa pada tanggal 15 April 2015 itu kelihatan lebih siap dari pada

pertemuan sebelumnya, ketika guru memberikan apersepsi banyak siswa yang

langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan materi

sebelumnya, sehingga materi untuk siklus kedua ini bisa dilaksanakan sesuai

dengan rencana semula.

Pada akhirnya pertemuan terakhir ini adalah merupakan pertemuan yang

relative kondusif dalam pembelajaran antara guru dan murid, begitu juga dengan

tugas, pemahaman dan motivasi siswa, sehingga dari waktu awal pembukaan

pertemuan itu, kemudian dilanjutkan dengan dialog tanya jawab, dan yang

terakhir pada saat penutup juga menunjukkan dengan saat-saat guru dan siswa

dapat mempelajari materi pembelajaran.

c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang dan hasilnya adalah sebagian

besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

d. Refleksi

25
pada sub bab ini diungkap tentang keadaan siswa yang menunjukkan

perkembangan kesiapan siswa dalam prsoses belajar mengajar, hal ini dapat

dilihat dari tabel yang menunjukkan frekuensi siswa dalam hal kesiapan siswa

dalam proses belajar mengajar yang dicatat pada tanggal 15 April 2015 jam ke 7

– 8.

NILAI KOMPETENSI DASAR : II

KELAS : XI-IPS 2

No Nama Baca Taj Presen Keak UH LK

Qur’an wid tasi tifan S


01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 95 100
02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 100 95
03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 100
04 Ayu Widayanti - - - - - -
05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 100 95
06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 100 100
07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 100 95
08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 100 100
09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 100 100
10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 100
11 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 100 100
12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 100 98
13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 95 100
14 Hardyo Wijanto - - - - - -
15 Harjo Widodo 75 75 75 75 95 100
16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -
17 Intan Hapsari Putri - - - - - -
18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 100

26
19 Maulana Purba 80 80 75 75 100 100
20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 100 100
21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 100 95
22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 100 99
23 Rani Fitria 75 75 80 80 100 100
24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 100 100
25 Retha Melindasari 75 75 75 75 95 100
26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 100
27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 100 100
28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 95 100
29 Virky Ariska F. - - - - - -
30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 -
31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 100 -
32 Yulia Febriani 80 80 80 80 100 100

Pada pertemuan ini proeses belajar mengajar menggunakan teknik sebagai

berikut :

1. Siswa diberi kesempatan selama 10 sampai 15 menit untuk

membaca.

2. Kemudian siswa itu harus menyimpulkan dan menjelaskan di muka

kelas mengenai surat Al-Isra’: 26-27 tentang Anjuran membantu

kaum dhuafa’ dan Al-Baqarah: 177 tentang anjuran menolong orang

yang membutuhkan .

3. Peneliti bertanya pada siswa satu persatu / sebagian siswa.

4. Peneliti menjelaskan yang belum dipahami siswa dan memberi

kesempatan untuk bertanya.

Dari hasil pertemuan kali ini menunjukkan perkembangan sebagai

berikut :

1. Siswa dapat bersemangat dalam menghadapi atau mengerjakan tugas

baik individu maupun kelompok.

2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan.

27
3. Siswa memahami materi yang disampaikan

Pada pertemuan terakhir ini peneliti mengadakan kuis atau ulangan, yang

mencakup materi yang sudah diajarkan, dan hasil yang diperoleh sudah

mengalami kemajuan dibandingkan latihan-latihan yang lalu.

Sampai pada pertemuan terakhir ini masih terdapat hambatan, yaitu

terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada yang kurang

serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak mengerjakan tugas yang

diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka sendiri tapi mencontek milik

temannya.

Namun meskipun demikian siswa sudah punya motivasi untuk belajar dan

paling tidak kesiapan untuk menerima pelajaran dan pahan akan materi yang akan

disampaikan, serta memperoleh hasil dari latihan atau ulangan bisa lebih baik dari

sebelumnya.

4. Siklus Keempat

a. Perencanaan

Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

28
Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

aksi di dalam kelas.

Keadaan siswa pada tanggal 5 Mei 2015 itu kelihatan lebih siap jika

dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini

siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak

siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan

akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa

dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan

beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini

lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama

tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan

kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang.

29
Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa

sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang

diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,

dan hanya mencotek hasil kerja temannya.

c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang dan hasilnya adalah sebagian

besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

d. Refleksi

Metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran PAI sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Pembahasan

Masalah pokok yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah

berpengalaman adalah pengelolaan kelas (Suryanto dalam Kurnia Triyuli, 1997).

Pengeloaan kelas merupakan maslah tingkah laku yang kompleks dan guru

menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas

sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien

dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas

yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.

Tugas utama yang paling sulit bagi seorang guru adalah pengelolaan kelas,

lebih-lebih tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik, semuanya

berada pada tangan guru pada saat dia berperan sebagai actor pendidikan di depan

kelas. Guru juga berperan sebagai sutradara yang bertanggung jawab terhadap

30
berhasil atau tidaknya skenario yang sedang dimainkan. Lokasi penelitian dan

pelaksanaan tindakan.

Dari permasalahan yang ada ternyata metode resitasi dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan di atas, maka dapat diketahui bahwa :

1. Efektifitas penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan

belajar, menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar

31
siswa di kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 1 Pontang. Hal ini dapat diketahui

dari peningkatan terhadap kreativitas siswa dalam meningkatkan hasil

belajarnya.

2. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI-IPS 2 SMA

Negeri 1 Pontang sangat dibutuhkan metode resitasi.

3. Penerapan metode resitasi (tugas) efektif dapat meningkatkan kesiapan

belajar dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar, apabila

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Guru mengenal siswa pada saat proses belajar mengajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung

b. Dalam pembuatan atau pemberian tugas harus jelas dan mudah

dipahami serta sesuai dengan waktu, materi dan kemampuan siswa.

c. Setiap kegiatan belajar mengajar siswa mendapat tugas dan guru

harus mengecek hasilnya.

d. Tugas yang diberikan harus bisa memperluas pengetahuan dan

membantu proses berfikir siswa.

4. Metode resitasi melatih siswa untuk mandiri dan lebih bertanggung jawab.

5. Kendala dalam penelitian ini adalah waktu yang terbatas, kemudian

kondisi siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, kondisi fisik

siswa yang payah, serta kurang serius dalam melaksanakannya.

Hambatan yang paling bararti dalam pelaksanaan resitasi ini adalah,masih

terdapatnya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada

yang kurang serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak

32
mengerjakan tugas yang diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka

sendiri tapi mencontek milik temannya

B. Saran

1. Guru harus bisa mengembangkan dan memakai berbagai macam metode,

yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa sehingga siswa tidak bosan

dan menerima pelajaran sebagai mestinya.

2. Dalam pemberian tugas guru haruslah pandai-pandai mencari variasi dalam

memberikan tugas kepada siswa, sehingga diharapkan siswa dalam

mengerjakan tugasnya bias bersemangat dan dapat memahami maksud dan

tujuan dari tugas tersebut.

3. Materi yang digunakan untuk metode tanya jawab ini haruslah materi yang

bersifat umum.

4. Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru haruslah pandai-pandai

membaca kondisi siswa, sehingga metode yang akan digunakan akan sesuai

dengan kondisi siswa pada saat itu.

5. Kesiapan siswa yang mengkondisikan bahwa siswa memang siap diajar

oleh guru dengan memakai metode ceramah dan tanya jawab.

33
DAFTAR PUSTAKA

Allyn dan Bacon, 1992,Active Learning Mel Siberman, Tokyo,.

Darajat Zakyah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif, PT. Rieneka

Cipta, Jakarta,2000

Djamarah Syaiful Bahri, 2000, Strategi Belajar Mengajar, PT. Rieneka Cipta,

Jakarta

Roestyah,1989, Strategi Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.

Surachmad Winarno,1994, Pengantar Ilmu Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito,

Bandung.

Syaiful Bachri D. ,2000, Guru Dan Anak Didik Guru Dan Anak Didik Dalam

Berinteraksi Edukatif, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.

Simandjutak,1986, Ditaktik Dan Melodik, Tarsito, Bandung.

Suharsimi Rikunto,1997, Prosedur Penelitian, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.

Muhaimin,2002, Paradigma Pendidikan Agama Islam, PT. Rosda Karya.

Usman Uzer & Setiawati Lilis,1994, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar Remaja Rosda Karya Bandung.

Suryo Subroto,2002, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT. Rieneka Cipta,

Jakarta

34
PENELITIAN TINDAKAN K1ELAS (PTK)

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan


Agama Islam Kelas XI IPS 2 di SMAN 1 Pontang

Di Sususn Oleh :

AKHMAD TAUFIK HALAILI, S.Ag

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PONTANG
Jalan Kubang Puji Kec. Pontang 42192 Telp. (0254) 7016 484
2015

35
ABSTRAK

Disaat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya
kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi
pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga
ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai
isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar
mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah
masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi
belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan
tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan
belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah satunya yaitu
dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas, sebagai
selingan dan variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah,
merupakan salah satu metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai
langkah alternatif dalam rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.
Sebuah tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya sikap
partisipasi dari siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami, dan
menjelaskan, serta menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi tersebut
adalah bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut berpartisipasi
baik pemahaman atau perbuatan.
Seorang guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi bagaimana mampu
mengajak siswa sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu dalam permainan
yang disajikan, serta mampu memberikan sumbangsih dalam permainan tersebut,
baik secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani dan Abu Ahmad
(1991) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses
belajar mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati,
menyelidiki dan menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu
membutuhkan kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).
Resitasi atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan yang
timbul dan proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.

36

Anda mungkin juga menyukai