Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi salah satu


Tugas Mata Kuliah Model dan Strategi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu : Aldi Nurcahya, M.Pd

Disusun Oleh :

ASTRI AYU LESTARI NIM. 0101201104


EROS ROSIHAH NIM. 0101201132
KAAMSIAH NIM. 0101201136

KELAS A

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAN NAHDLATUL ULAMA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Pelajaran Administrasi Pendidikan yang berjudul Pendekatan Pembelajaran ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Aldi Nurcahya M.pd selaku Dosen mata kuliah Pelajaran Administrasi Pendidikan
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pelajaran Administrasi pendidikan
tentang Pendekatan pembelajaran , dan juga bagaimana membuat suatu teori
menjadi nyata sehingga menjadi aplikasi yang berguna dalam kehidupan sehai-
hari. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan
pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan Yang Maha Esa.

Cirebon, Maret 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk
terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring
dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber
daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus
bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat
agar anak  didik dapat merima didikan dengan baik.

Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun
SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan
kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada
peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru
sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan
memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai
oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi
pembelajaran fisika
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi
antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai
sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi
interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini,
sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak
berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar
mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan
dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru
yang mengajar.   
Sehingga dalam  mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran
pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran ?
2. Apa yang di maksud dengan Pendekatan inquiry – Discovery ?
3. Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Proses ?
4. Jelaskan pendekatan Science Technology and society !
5. Jelaskan pendekatan Contential Teaching and Learning !

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pentingnya pendekatan dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
3. Untuk mengetahui Tipe-tipe Pendekatan
4. Untuk mengetahui Implikasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis
pembelajaran
5. Untuk mengetahui Relevansi Metode Dengan Bahan Pelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana Cara guru dapat
meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan
strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan
pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik
guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya
sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai
fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui
pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil
belajar pada siswa ialah bagaimana Cara guru melakukan pendekatan
yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah Cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat  dari  pendekatannya,  pembelajaran  terdapat  dua  jenis 
pendekatan,  yaitu: 
1. Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau  berpusat 
pada  siswa  (student  centered  approach), dimana pada
pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau berpusat
pada guru (teacher centered approach), dimana pada
pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses
pembelajaran.

b. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran


Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah
metode pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan
pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalahbelajar  yang timbul.
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan.

B. Pendekatan inquiry – Discovery


Inquiry adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat
mencri pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan
yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan. Inquiry
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di
depan kelas.
Pelaksanaannya adalah guru membagi tugas kepada siswa untuk
meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan tiap-tiap kelompok mendapat tugas tertentu. Mereka mempelajari,
meneliti, atau membahas tugasnya didalam kelompok. Setelah itu, mereka
mendiskusikannya dan membuat laporan dengan menggunakan teknik ini,
guru memiliki tujuan, yaitu agar siswa terdorong untuk melaksanakan tugas
dan aktif mencari sendiri serta meneliti pemecahan masalah. Mereka
mencari sumber sendiri dan belajar bersama kelompok.
Mereka harus mengemukakan pendapatnya dan merumuskan
kesimpulan. Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental,
misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat
kesimpulan, dan sebagainya. Konsep, misalnya bundar, segitiga, energi dan
sebagainya. Sedangkan prinsip, misalnya setiap logam apabila dipanaskan
memuai.
Inqury merupakan perluasan dari discovery (discovery yang
digunakan lebih mendalam), artinya inquiry mengandung proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan problema,
merancang data, membuat kesimpulan dsb.
Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas
tertentu adalah baik untuk kelas-kelas rendah sedangkan inquiry adalah baik
untuk siswa-siswa di kelas yang lebih tinggi.
Pendekatan Inquiry bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai
subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat
menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.Peranan guru lebih
banyak menempatkan diri sebagai pembimbing / pemimpin belajar dan
fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan sendiri/ dalam bentuk kolompok memecahkan permasalahan
dengan bimbingan guru.
Pendekatan “inquiry” merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kekreatifan dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan
sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan “inquiry”
adalah pembimbing dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah
memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan
oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah menyediakan sumber
belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu
bimbingan dan pengawasan dari guru masih tetap diperlukan, namun
campur tangan atau intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan
masalah harus dikurangi.
Pada kegiatan ini, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses mencari
tahu untuk mampu menginterprestasikan informasi, membedakan antara
asumsi yang benar dan yang salah, dan memandang suatu kebenaran dan
hubungannya dengan berbagai situasi. Jadi, siswa tidak hanya memiliki
informasi, tetapi lebih jauh lagi, siswa menempatkan diri sebagai saintis
yang melakukan penelitian, berpikir, dan merasakan lingkungan.
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara demikian mengandung
berbagai kebaikan, yaitu :
1. Pengetahuan itu bertahan lama atau dapat diingat dalam waktu lama
dan lebih mudah diingat apabila dibandingkan dengan pengetahuan
yang dipelajari dengan cara-cara lain.
2. Hasil belajar mempunyai efek transfor yang lebih baik dari pada hasil
belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada
situasi-situasi baru.
3. Secara menyeluruh, meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan
untuk berpikir secara bebas.

Peranan guru dalam proses pembelajaran model inquiry dan discovery


:
1. Merencanakan pelajaran sehingga pelajaran terpusat pada masalah-
masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.
2. Menyajikan materi dari pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi
siswa yang memecahkan masalah.
3. Memperhatikan cara penyajian, yaitu cara enaktif, ikonik, simbolik.
4. Apabila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara
teoretis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau
tutor.
Inquiry discovery memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1. Siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide atau gagasan
yang dimilikinya sehingga hal itu dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis karya ilmiah.
2. Siswa mulai diajarkan untuk menganalisis dan mencari kebenaran dari
suatu masalah yang sedang dibahas, mampu berpikir
sistematis,terarah, dan mempunyai tujuan yang jelas.
3. Siswa mampu berpikir induktif, deduktif, dan empiris rasional
sehingga hal ini akan menyebabkan siswa memiliki kemampuan
dalam penalaran formal yang baik.
Pendekatan  inquiry discovery memiliki kelemahan sebagai berikut :
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa
3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu panjang,
sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru
5. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya
sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu
6. Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau
pengertian - pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi lebih
dahulu oleh guru.

C. Pendekatan Keterampilan Proses


Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yaitu hubungan timbal
balik antara guru dengan siswa. Guru memberikan bimbingan dan
menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan
untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan
kemampuan dan pembentukan kepribadian. Proses pembelajaran melibatkan
berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk
memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan
dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut.
Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar
melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar
yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang
melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal
ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam
kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Salah satunya pendekatan
keterampilan proses.
Pembicaraan tentang proses ada baiknya diawali dengan filsafat sains.
Filsafat sains banyak menaruh perhatian tentang bagaimana cara saintis
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala alam. Seorang ahli
filsafat dan ahli fisika mengatakan “Sikap fisikawan tidak boleh tidak,
haruslah murni empirisme”. Data empirik yang diperoleh dari pengamatan
itulah yang akhirnya digunakan untuk menghakimi segala teori yang
dicetuskan saintis.
Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks
yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses
merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-
komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitas.
Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah
yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (Indrawati dalam Trianto, 2008:72). Menurut
Mulyasa (2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas,
dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan
sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan
keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri (Soetardjo, 1998:3).
Dalam pendekatan keterampilan proses, tugas guru adalah memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena
adanya tujuan yang ingin dicapai.
2. Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan
pendayagunaan potensi yang dimilikinya.
3. Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peseta
didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas
dan kreativitas belajar peserta didik.
4. Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai
tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain:
diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karya wisata,
studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses
pembelajaran, antara lain adalah:
1. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran;
2. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari;
3. Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis;
4. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran;
5. Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru;
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan
metode ilmiah.

D. Pendekatan Science Technology and society


Pengertian Pendekatan SETS (Science Environment Technology and
Society) SETS bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia akan memiliki
kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.12 Kata SETS
(Science Environment Technology and Society) dapat dimaknakan sebagai
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan
yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik
mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).
Pendidikan SETS dapat diawali dengan konsep-konsep yang
sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta
didik atau konsep-konsep rumit sains maupun non sains. SETS diturunkan
dengan landasan filofofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan
mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut.
Hakekat dan tujuan Pendekatan SETS (Science Environment
Technology and Society) Hakekat SETS dalam pendidikan merefleksikan
bagaimana harus melakukan dan apa saja yang bisa dijangkau oleh
pendidikan SETS. Pendidikan SETS harus mampu membuat peserta didik
yang mempelajarinya baik siswa maupun warga masyarakat benar-benar
mengerti hubungan tiap-tiap elemen dalam SETS.
Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains, lingkungan, teknologi
dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik dua arah yang dapat
dikaji manfaat-manfaat maupun kerugian-kerugian yang dihasilkan. Pada
akhirnya peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap problem
yang berkaitan dengan kekayaan bumi maupun isu-isu sosial serta isu-isu
global, hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi.
Adapun tujuan Pendekatan SETS adalah sebagai berikut:
1. Lebih menekankan untuk memperoleh kegiatan pembelajaran dan
bukan pengajaran;
2. Memperoleh dorongan dan menerima inisiatip serta otonomi;
3. Memperhatikan peserta didik sebagai makhluk hidup yang memiliki
keinginan dan tujuan;
4. Mengambil berat peranan pengalaman peserta didik dalam proses
pembelajaran;
5. Memperoleh bimbingan untuk mengembangkan rasa ingin tahu
terhadap alam dan segala hal;
6. Pendidikan memperhatikan model dan mental peserta didik;
7. Menekankan perlunya atau pentingnya kinerja dan pemahaman ketika
memulai pembelajaran;
8. Mendorong peserta didik untuk melibatkan diri dalam
perbincangandengan guru dan sesama pelajar secara bersama
(cooperative);
9. Melibatkan peserta didik dalam situasi yang sebenarnya;
10. Mempertimbangkan keyakinan dan sikap peserta didik.

E. Pendekatan Contential Teaching And Learning


Pendekatan adalah: Proses, cara, perbuatan yang diusahakan dalam
rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti1. Contextual Teaching and Learning terdiri dari tiga kata. context
artinya berhubungan dengan suasana atau keadaan. Teaching artinya
mengajar. Learning artinya Pengetahuan.
Menurut bahasa berasl dari bahasa latin yang artinya mengikuti
keadaan, situasi dan kejadian. Adapun pengertian CTL menurut Depdiknas
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam
kehidupan mereka sehari- hari.
Dengan demikian Contextual teaching and Learning adalah system
belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan pekerjaan. CTL adalah mengajar dan belajar yang
menghubungkan isi pelajaran dengan lingkungan.
Johnson mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan
pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan mereka sehari- hari, yaitu dengan kontexs lingkungan
pribadinya, social dan budaya.
Sedangkan The Washington State Consortium for Contextual
Teaching and Learning mengartikan pembelajaran kontekstual adalah
pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai
latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang
ada dalam dunia yang nyata.
Pembelajaran kontexs terjadi ketika siswa menerapkan dan mengalami
apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah riil yang berasosiasi
dengan peranan dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga, masyarakat,
siswa, dan selaku pekerja. Center on Education and Work at The University
of Wisconsin Madison, mengartikan Pembelajaran Kontekstual adalah suatu
konsepsi belajar- mengajar yang membantu guru menghubungkan isi
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan membantu siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa
sebagai anggota keluarga, masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan
belajar.
Contextual Teaching and Learning ( CTL ) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
utuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung didalamnya:
1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman
secara lansung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak
mengharapkan siswa hanya dapat menerima materi pelajaran saja
secara pasif, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran.
2. CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara belajar disekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa, sehingga tidak mudah dilupakan.
3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami
materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu
dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari- hari.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu.
Seperti strategi pendekatan pembelajaran inquiry/discovery yang berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh
percaya diri.

B. Saran
Mempelajari strategi administrasi dalam kehidupan kita sehari-hari adalah
harus tak mesti sebagai bahan pelajaran tapi hal ini sering ditemui.
Penyusun berharap semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan semoga makalah ini juga bisa dijadikan acuan khususnya, bagi
pembaca yang ingin mencoba metode pembelajaran ini. Apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan, karena itu tidak lain adalah kekeliruan penyusun.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
meningkatkan penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

ahmadazharwordpress.com2009 03/02/makalah-administrasi-pendidikan/
https://imatask.blogspot.com/2016/01/pendekatan-inquiry-dan-discovery.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/administrasi-pendidikan.html
http://repository.radenintan.ac.id/828/3/10._BAB_II.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl-jamalsaput-4719-1-
skripsi-_.pdf
https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-keterampilan-
proses/
https://thazbhy.blogspot.com/2013/11/makalah-pendekatan-
pembelajaran_7338.html

Anda mungkin juga menyukai