Anda di halaman 1dari 4

Latar belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan
seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia
ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak
dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan
kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.

Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses
pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak
hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama
diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang
kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup
dan hasilnya lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Di mana semua komponen
ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus
mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus
disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai
jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.

Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu
solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat
siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran
yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan
pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik

Hakikat pendekatan:
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya adalah
“Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of beginning something
‘cara memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan sebagai cara
memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai
cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu
filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan ini bersifat
aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan
lagi.

Selain itu, pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang
sifatnya masih sangat umum” . Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek
kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.

Pendekatan yang berpusat pada guru dapat menurunkan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dapat menurunkan
strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Pendekatan menurut Edward M. Anthony adalah sebagai berikut:

a.) Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berhubungan tentang hakikat
pembelajaran bahasa dan belajar bahasa yang digunakan sebagai landasan.

b.) Pendekatan bersifat aksiomatis dalam arti kebenaran tidak dapat dipertanyakan lagi.

c.) Pendekatan menggambarkan hakikat suatu mata pelajaran yang diajarkan

d.) Pendekatan mengemukakan titik pandang, filosofi, dan kebenaran suatu hal yang
diyakini oleh seseorang serta tidak perlu dibuktikan lagi.

e.) Pendekatan sering tidak berlandaskan argumen kecuali efektivitas metode yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan tersebut.

Selanjutnya konsep pendekatan menurut Syaiful (2003:62) berpendapat bahwa pendekatan


adalah suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan
yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang
nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Pendapat yang senada kemudian dipertegas oleh Nurma (2009:1) bahwa, beliau berpendapat
mengenai pengertian pendekatan yakni pendekatan lebih menekankan pada strategi dan
perencanaan. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak dalam melaksanakan
pembelajaran karena pendekatan yang dipilih dapat membantu kita dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Adapun fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran (Suryono dan Hariyanto, 2011) : (1)
adalah: (1). Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan, (2). Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran,
(3). Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai, (4). Mendiagnosis macam-macam
masalah belajar yang timbul, (5). Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan.

Macam-macam pendekatan:

Aswan Zain, et al (2010) memberikan contoh pendekatan yang dibagi menjadi empat, yaitu:

a) Pendekatan Individual: pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memahami


karakter atau watak dari setiap siswa. Karakter siswa dalam sebuah kelas tentu
berbeda-beda. Agar benar-benar memahami karakter siswa ini, guru harus melakukan
pendekatan secara individu. Dengan pendekatan ini, guru akan lebih mudah
memahami karakter siswa, disamping juga persoalan kesulitan belajar siswa lebih
mudah dipecahkan, meskipun terkadang pendekatan kelompok diperlukan.
b) Pendekatan Kelompok: pendekatan kelompok ini suatu waktu bisa dipergunakan dan
perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial siswa. Dengan
pendekatan ini diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada
diri setiap siswa.
c) Pendekatan Bervariasi: dalam belajar, siswa memiliki motivasi yang berbeda-beda,
termasuk juga permasalahan yang dihadapi siswa bervariasi. Guna mengatasi hal ini,
pendekatan yang digunakan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi. Hal ini
berdasarkan konsep bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam
belajar bermacam-macam, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap
kasus tersebut.
d) Pendekatan Edukatif: setiap tindakan, sikap, perbuatan yang dilakukan guru harus
bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik siswa agar menghargai norma
hukum, susila, sosial, dan agama. Pendekatan ini juga bertujuan untuk membina
watak siswa.

Anda mungkin juga menyukai