Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan
dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan
sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan
aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan
tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima
pelajaran dengan baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka
proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks
tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama
diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang
kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup
dan hasilnya lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen
ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus
mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus
disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai
jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.

Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana


upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu
solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat
siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran
yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan
pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik. Pada makalah ini,
penulis akan menjelaskan tentang Pendekatan, metode, model, dan teknik pembelajaran.

B. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui definisi pendekatan, metode, dan teknik
2. Memahami prsedur pembelajaran

C. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan, metode, dan teknik?
2. Apa saja prosedur pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik

1. Pengertian pendekatan

Pendekatan dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi berkenanaan dengan hakikat dan
belajar mengajar agama islam. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya,
2008:127).

Pada kegiatan belajar mengajar dikelas adakalanya guru memberikan bahan belajar kepada
kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dikelas.siswa mengerjakan tugas tugas secara
individu sesuai dengan petunjuk yang ada dalam bahan ajar guru, bertugas mengontrol
masing masing siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan.dalam
kesempatan lain guru membentuk kelompok kelompok siswa yang bertugas mendiskusikan
materi dan tugas tertentu yang kemudian harus disampaikan didepan kelas.guru menyediakan
bahan yang diperlukan oleh masing masing kelompok dan memberikan bimbingan yang
dibutuhkan.sering pula guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara menjelaskan
didepan kelas sementara murid mendengar dan mencatat bagian bagian yang
penting.kemudian murid diberi kesempatan untuk menanyakan bagian bagian yang belum
jelas.dan pada bagian akhir murid diberi tugas tertentu sesuai dengan materi yang telas
dibahas.

2. Pengertian metode
Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi
menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang
artinya brlangsung menurut cara yang benar (to proceed according to the right way).
Adapun Defenisi Metode Pengajaran antara lain :

1. Menurut BIGGS ( 1991 )


Metode Pembelajaran adalah Cara – cara untuk menajikan bahan – bahan
Pembelajaran kepada Siswa – siswi untuk tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.

2. Menurut ADRIAN ( 2004 )


Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara untuk melakukan
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta
didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar
berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat

2
disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk
kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan
motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.

Metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-
mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting
di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat
para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga
pendidik tersebut dengan mudah.

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara
kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru
harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai
metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan
pembelajaran.

3. Pengertian teknik

istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan
oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada
waktu itu.

Menurut Radhi al-Hafidh, teknik dalam pembelajaran, bersifat implementasional saat proses
belajar berlangsung untuk mencapai sasarannya.

Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode


pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu
dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis,
dan centderung bernuansa siasat.

Dengan demikian maka penulis dapat memahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai daya upaya, atau usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang guru
dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dengan cara yang paling praktis,
namun tetap harus selalu merujuk dan berpijak pada metode tertentu.

B. Prosedur pembelajaran

Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya
kegiatan untuk sisiwa pandai harus berbeda dengan kegiatan untuk siswa sedang atau kurang,
walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama karena setiap siswa mempunyai
keunikan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.

3
a. Pendekatan

Dalam pembelajaran agama islam kedua pendekatan doktrin-religius dan saintifik-empiris


harus dijalankan bersamaan. Kajian dan pendidikan agama yang hanya menekankan pada
pendekatan doktrin akan cepat membosankan dan artifisal. Sedangkan pendekatan saintifik
(natural science maupun behavioral science) yang tidak diberi muatan doktrin, akan
menyebabkan anak didik lupa akan sikap dan pandangan hidup yang sebenarnya.

Menurut tolkhah (2004) ada beberapa pendekatan yang perlu mendapat kajian lebih lanjut
berkaitan dengan pembelajaran agama islam, di antaranya:

 Pendekatan psikologis (psychological approach).


Pendekatan ini perlu ditimbangkan mengingat aspek psikologis manusia yang
meliputi aspek rasional dan intelektual, aspek emosional, dan aspek ingatan. aspek
rasional mendorong manusia untuk berfikir ciptaan tuhan di langit maupun di bumi.
Aspek emosioanal mendorong manusia untuk merasakan adanya kekuasaan tertinggi
yang gaib sebagai pengendali jalannya alam dan kehidupan. Sedangakan aspek
ingatan dan keinginan manusia didorong untuk difungsikan kedalam kegiatan
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang diturunkannya. Seluruh aspek
dimensi manusia sejatinya dibandingkan untuk dipergunakan semaksimal mungkin
bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.

 Pendekatan sosio-kultural (socio-cultural approach).


Suatu pendekatan yang melihat dimensi manusia tidaksaja sebagai individu melainkan
juga sebagai makhluk social. Budaya yang memiliki berbagai potensi yang signifikan
bagi pengembangan masyarakat, dan juga mampu mengembangkan system budaya
dan kebudayaan yang berguna bagi kesejahteraan dan kebahagian hidupnya.

Sedangkan depag (2004) menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam pembelajran


agama islam yang meliputi:

 Keimanan
Memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman
adanya tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini.

 Pengamalan
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan
hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah
dalam kehiduapan.

 Pembiasaan

4
memberiakn kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan prilaku
baik yang sesuai dengan ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah
kehidupan.

 Rasional
Usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan
membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan prilaku
yang baik dengan prilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.

 Emosioanl
Upaya menggugah perasaan(emosi) peserta didik dalam menghayati prilaku yang
sesuai denagn ajaran agama dan budaya bangsa.

 Funsional
Menyajikan bentuk semua standar materi Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah
dan terikh), dari segi mmanfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-sehari
dalam arti luas sesuai dengan tingkat perkembangannya.

 Keteladanan,
Menjadikan figure guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun
orang tua peserta didik.

Macam-macam Pendekatan dalam Pembelajaran

1. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007). Konsep diperoleh dari fakta,
peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak.

Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan konsep :


 Siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep yang
terkandung didalamnya.
 Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi
sasaran utama pembelajaran.

Kelebihan:

 Fokus pada penguasaan konsep dan subkonsep


 Siswa dibimbing untuk memahami konsep dengan beberapa metode

Kelemahan

 Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre.


 Guru terlalu dominan dan siswa tidak dibimbing untuk memahami konsep.

5
2. Pendekatan Lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses
belajar mengajar.

Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan lingkungan: Guru menjelaskan materi


sambil memberikan contoh permasalahan yang dekat dengan lingkungan.

Kelebihan:

 Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.


 Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering
digunakan pendekatan lingkungan

3. Pendekatan Inkuiri

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan


siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik,
yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W.
2001).

Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan Inkuiri:

Guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan
prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan
pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg,
membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.

Kelebihan:

 Membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan


dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para tim
ahli.

Kelemahan:

 Kurang menguasai teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti.

Pendekatan Inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpimpin dan inkuiri bebas atau terbuka.
Perbedaan keduanya terletak pada siapa yang mengjukan pertanyaan dan apa tujuan dari
kegiatannya.

4. Pendekatan Proses
6
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.

Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Proses:

1. Penalaran yang bermula dari umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran
yang bermula dengan menyajukan aturan prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh
atau penerapan penerapan aturan prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
2. Mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah
ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan
hasil pengamatan.

Kelebihan:

 Siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.


 Siswa memiliki keterampilan dalam melakukan pengamatan, penafsiran data, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.

Kelemahan:

Bagi siswa yang pasif, pendekatan ini kurang efektif sebab menuntut keterlibatan langsung
siswa dalam kegiatan belajar.

5. Pendekatan Heuristi

Kata heuristik berasal dari bahasa yunani yaitu “heuristik”yang berarti saya menemukan.
Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis yang muncul sebagai
kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Metode Heuristik ini
dipopulerkan oleh profesor Amstrong pada abad ke 19 . menurut metode ini peserta didik
sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan.

Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Heuristik:

1. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang
fenomena ilmiah
2. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan hal yang
ditemukan.

Kelebihan:

 Siswa merasakan pembelajaran itu bermakna.


 Siswa merespon hal-hal baru
 Siswa bersemangat untuk melakukan eksperimen dn berbagai penelitian.

Kelemahan:

7
 Siswa yang kurang aktif akan sulit untuk mengikuti pembelajaran
 Siswa akan merasa kebenaran tentang sesuatu yang baru ditemukannya belum pasti.
 Siswa bersifat individual, karena siswa cenderung melakukan segala sesuatunya
sendiri.

6. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa belajar


dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggota terdiri dari 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen (Slavin: 1995).

Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Kooperatif:

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen.
2. Guru hanya memberikan materi kepada siswa, sehingga siswa dapat mendiskusikan
materi tersebut bersama kelompoknya.

Kelebihan:

 Belajar kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar bersama, saling
membantu).
 Kerja kelompok membuat siswa semangat untuk belajar aktif untuk saling
menampilkan diri atau berperan di antara teman-teman sebaya.
 Siswa lebih cepat memahami materi, karena siswa terlibat langsung dalam materi.

Kelemahan : Siswa yang tidak aktif merasa terkucilkan saat belajar bersama kelompok.

7. Pendekatan Interaktif

Dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan
pertanyaan yang mereka ajukan.

Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan interaktif:

1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan


2. Guru perlu mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi
suatu kegiatan yang spesifik.
3. Melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.

Kelebihan:

8
 Siswa ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
 Menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Kelemahan:

Tidak semua pertanyaan siswa yang digunakan untuk penyelidikan.

8. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui
praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada dua versi. Versi
yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara
mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah
ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang
merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan
membantu memberi pentunjuk.

Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan pemecahan masalah:

1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat memecahkan permasalahan


melalui praktikum atau pengamatan.

Kelebihan:

Siswa dituntut untuk dapat merancang pemecahan masalah sendiri

Kelemahan:

Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.

9. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)

Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat telah dikembangkan
bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan Masyarakat (S-T-M)
(Depdikbud, 1992). STM ini merupakan peng-Indonesiaan dari Science, Technlogy and
Society. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi
juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di
masyarakat (Depdikbud, 1992).

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat:

1. Guru mengembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi,
dan Masyarakat

Kelebihan:

9
 siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada
aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat
 Siswa akan lebih lama mengingat informasi yang diterima.

Kelemahan:

 Pemecahan masalah dalam pendekatan STM ini lebih ditekankan pada masalah yang
ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah
ilmiah
 Guru dianggap sebagai fasilitator

10. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep
dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat
juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain.

Langkah-langkah menggunakan pendekatan terpadu:

1. Guru memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur
dengan unsur lain.

Kelebihan:

 Meningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara
pandang.
 Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran.

Kelemahan: Siswa yang pasif akan sulit memahami pembelajaran.

11. Pendekatan deduktif

Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon (1561) yang
menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit sebanyak
mungkin.

Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir
yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil
mewakili fenomena keseluruhan.

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Induktif:

10
1. Guru mengajak siswa agar dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.

Kelebihan:

Siswa dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit sebanyak mungkin.

Kelemahan:

Tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung
pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.

12. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain: (1). Kegiatan pembelajaran adalah
penguasaan kompetensi oleh peserta; (2). Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan
dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan; (3) Aktivitas pembelajaran
bersifat perseorangan, antara satu peserta dengan peserta lain tidak ada ketergantungan; (4).
Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan program
perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban.

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

1. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan penguasaan kompetensi


oleh siwa.
2. Guru harus menyesuaikan proses pembelajaran dengan kondisi dimana kompetensi
tersebut akan digunakan
3. Guru menyedikan program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan
program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban.

Kelebihan:

 Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan kompetensi oleh peserta.


 Tersedia program pengayaan dan perbaikan.

Kelemahan:

Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu siswa dengan siswa lain tidak ada
ketergantungan.

13. Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas

Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas dapat diartikan
sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin terciptanya iklim yang dapat
mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.

11
Langkah-langkah menggunakan pendekatan manajemen kelas:

1. Guru mengontrol situasi belajar siswa


2. Mengarahkan kegiatan belajar bagi siswa
3. Menjembatani perbedaan perbedaan belajar siswa.

Kelebihan: Terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh
siswa.

Kelemahan: Siswa tidak bisa belajar mandiri sebab telah terbiasa dikontrol dan diarahkan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

14. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual

Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan dengan


perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun perbedaan individual
secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minat nya.

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan


Individual:

1. Menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual siswa.

Kelebihan:

Siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristik, bakat, dan minatnya.

Kelemahan:

Guru kesulitan dalam menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual sebab
siswa memiliki karakter yang bervariasi.

15. Pendekatan konstruktivis

Teori belajar konstruktivis beranjak dari psikologi perkembangan intelektual Piaget yang
memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self regulation)yang dilakukan
seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Konflik kognitif timbul pada saat terjadi ketidak
selarasan (disequilibrasi) antara informasi yang di terima siswa karena struktur kognitif yang
telah dimilikinya. Adapun pengaturan sendiri adalah proses internal unuk mencapai
ekquilibrasi atau keselarasan yang dilakukan melaui dwi fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan konstruktivis:

1. Guru mengajak siswa agar dapat membina konsep sendiri atas materi yang telah
diajarkan.

12
2. Menghubung kaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang ada pada
siswa.

Kelebihan: Pembelajaran menjadi bermakna sebab siswa dapat membina konsep sendiri atas
materi yang telah diajarkan.

Kelemahan: kesulitan dalam membina konsep sendiri, jika siswa kurang paham terhadap
materi yang telah diajarkan.

16. Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Jollife et. al.(2001: 32), secara tradisional pembelajaran jarak jauh adalah
merupakan pembelajaran di mana secara geografis siswa (pembelajar) berada jauh dari
fasilitator (guru) dan bekerja atau belajar secara mandiri melalui serangkaian bahan-bahan
pembelajaran.Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk bantuan atau
tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran. Namun dewasa ini, konsep
pembelajaran jarak jauh telah berkembang luas.

Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh:

 Guru memberikan bahan-bahan pembelajaran pada siswa secara tidak langsung,


misalnya melalui email.
 Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk bantuan atau tutorial
ketika mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran.

Kelebihan: Pemakaian waktu lebih efisien, karena siswa dapat mengerjakan tugas dimanapun
ia berada.

Kelemahan: Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.

b. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode boleh dikatakan sebagai metode tradisional. Karena, sejak
dahulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak
didik dalam interaksi edukatif. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.[7]

Kelebihan metode ceramah

 Guru mudah menguasai kelas


 Mudah dilaksanakan
 Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar
 Guru mudah menerangkan bahan pelajaran dalam jumlah banyak

Kekurangan metode ceramah

13
 Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
 Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih cepat menerimanya,
 Bila terlalu lama akan membosankan
 Sukar mengontrol sejauh mana perolehan belajar anak didik,
 Menyebabkan anak didik pasif

2. Metode proyek

Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya, sehingga
anak didik tertarik untuk belajar.

Kelebihan metode proyek

 Dapat merampok pola piker anak didik, dari yang sempit menjadi luas dan
menyeluruh, saat memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan
 Anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan
sehari-sehari

Kekurangan metode proyek

 Kurikulum yang berlaku dinegara kita saat ini, baik secara vertical maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
 Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk
itu
 Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
 Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.

3. Metode Eksperiemen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik
pererorangan atau kelompok, untuk dilatih melakuakan suatu proses atau percobaan. Denagn
metode ini, anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen,
melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan vatiabel, dan
memcahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Kelebihan metode eksperimen

14
 Dapat membuat anak didik lebih percaya atau kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku
 Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang
ilmuan
 Akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui
penemuan, sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia

Kekurangan metode eksperimen

 Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik kesempatan


mengadakan eksperimen
 Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran
 Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi

4. Metode pemberian tugas dan resitasi

Pemberian tugas di sini mempunyai arti guru menyeluruh anak didik misalnya membaca,
tetapi dengan menambah tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai
perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku ini.
dengan demikian, pemberi tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan
tanpa terikat tempat.

Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi

 Pengetahuan yang anak didik yang diperoleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama
 Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberaniaan mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri

Kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi

 Terkadang anak didik melakukan penipuan, misalnya anak didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri
 Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan
 Sukar memberikan tugas yang memenuhi penilaian individu

5. Metode diskusi

Diskusi merupakan alternative jawaban untuk memecahkan berbagai problem kehidupan.


Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.

Kelebihan diskusi

15
 Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkandengan berbagai jalan
bukan hanya satu jalan (satu jawaban ) saja
 Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling
mengemukakan pendapat secara konstriktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang
lebih baik
 Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekaipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran

Kekurangan metode diskusi

 Tidak dapat digunakan pada kelompok yang besar


 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
 Biasanya orang menghendski pendekatan yang lebih formal.

6. Metode latihan

Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatau cara mengajar untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai sarana
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yangbaik. Di samping itu, metode ini dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketengkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

Kelebihan metode latihan

 Dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan motorik, seprti menulis, melafalkan


huruf, memuat, dan menggunakan alat-alat
 Dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/symbol, sebagainya,
 Dapat untuk membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan

Kekurangan metode latihan

 Menghambat bakat dan insiatif anak didik karena anak didik lebih mudah untuk
disesuaikan dan diarahkan pada pengertian
 Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan
 Kadang-kadang latihan yang dilaksakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
menonton dan mudah membosankan
 Dapat menimbulakn verbalisme

7. Metode picture dan picture

Langkah-langkah dari metode ini.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

16
2. Menyajiakn materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan
materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan
gamabar-gamabar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan/ dasr pemikiran dari urtan gambar tersebut
6. Dari lasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menamkan konsep/materi, sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/rangkuman materi yang baru saja diterimanya.
8. Metode Numbered Head Together/kepala bernomor

Langkah-langkah yang ditempuh dalam motode pembelajaran ini sebagai berikut.

1. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikannya jawaban yang benardan memastikan setiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerja sama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang alin.

8. Cooperative script(skrip koperatif)

Skrip kooperatif adalah salah satu metode belajar, dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan, untuk mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajran dari metode ini adalah:

1. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.


2. Guru membagikan wacana atau materi setiap peserta didik untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
3. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukan ide-
ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar:

 Menyimak, mengoreksi, dan menunjukka n gagasan pokok yang kurang lengkap


 Membantu menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.

1. bertuakar peran, yaitu peran yang semula sebgai pembicara ditukar menjadi
pendengar , dan sebaliknnya.
2. Kesimpulan bersama-sama antar peserta didik dengan guru.

9. Kepala bernomor struktur (modifikasi dari number heads)

17
Langkah-langakah dalam metode pembelajaran ini dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut.

1. Pesrta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam kelompok dan dapat
nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas
Yng berangkai. Misalnya, peserta didik bernomor satu bertugas mencatat soal. Peserta
didik nomor dua mengerjakan soal, dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa nyuruh kerja sama antar kelompok. Pesrta didik suruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini, peserta didik dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
5. Jigsaw (model tim ahli)

Langakah-langakah yang dapt dilakukan dalam motode pembelajaran ini sebagai berikut

1. Peserta didik dikelompokkan dalam4 anggota tim.


2. Setiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda.
3. Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5. Setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali kekelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
setiap anggota lainnya mendengarkannya.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru member evaluasi.

10. Artikulasi

langakah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode pembeljaran ini sebgai berikut.

1. guru menyampaikan tujuan pembelajaran.


2. guru menyajikan materi.
3. untuk mengatahui daya serap pesrta didik, dibentuk kelompok berpasangan dua orang.
4. guru meminta orang peserta didik dari pasangan itu untuk menceritakan materi yang
baru diterimanya, kemudian pasangannya mendengarkan sambil membuat catatan-
catatan kecil, setelah itu bergantian peran, serta begitu juga kelompok lainnya.
5. Guru meminta peserta didik secara bergiliran dan acak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya.
6. Guru mengulangi dan menjelaskan kembali amteri yang belum dipahami peseta didik.

11. Mind mapping

18
Metode ini sangat baik digunakan sebagai pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternative jawaban suatu soal. Langkah-langkah dari metode ini adalah:

1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.


2. Guru mengemukakan permasalahan yang akn ditanggapi peserta didik dna sebaiknya
permasalhan yang mempunyai alternative jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing 2-3 orang
4. Setiap kelompok menginventarisasi dan mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya
dan guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6. Dari data-data di papan, peserat didik diminta membuat kesimpulan atau guru
member bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

12. Make a match(mencari pasangan)

Langkah-langkah yang dapat dilakuakan dalam motode pembelajaran sebagai berikut.

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2. Setiap peserta didik mendapatsatu buah kartu.
3. Setiap peseta didik memikirakan jawaban atas soal dari dari kartu yang dipegang.
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempuanyai kartu yang cocok dengan
kartunaya (soal jawaban).
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6. Setelah stau babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didikmendapatakan kartu
yang berbeda dari sebelumnya.

13. Think pair and share

Langkah-langkah dari metode ini:

 Guru menyanpaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapainya.

1. Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi atuapermasalahan yang


dismapaikan guru.

 Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

1. Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan hasil


diskusinya.

19
 Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok dan menambah
materi yang belum diungakpkan pada siswa.

1. Guru memberi kesimpulan.

14. Bertukar pasangan

Langkah-langkah dari metode ini:

1. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya
atau peserta didik menunjukkan pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini
saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan, kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
6. Snowball throwing

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan materi.


2. Guru mrmbentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
5. Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke
peserta didik yang lain selama 15 menit.
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/ satu pertanyaan siberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.

15. Caurse Review Horray

Langkah-langkah dari metode ini:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ngin dicapai.


2. Guru menyajikan materi.
3. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

20
4. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan sikap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
siswa.
5. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban didalam kotak
yang nomornya disebutkan oleh guru dan langsung mendiskusikannya, jika benar diisi
tanda benar contreng dan kalau salah di beri tanda silang.
6. Siswa yang sudah diberi tanda benar vertical atau horizontal, atau diagonal harus
berteriak horay… atau yel-yel lainnya.
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Tebak kata

Buat kartu ukuran 10×10 cm dan isilah cirri-ciri atau kata lainnya yang mengarah pada
jawaban (istilah) pada kartu yang ingin di tebak. Setelah itu, buat kartu ukuran 5×2 cm untuk
menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan di temple pada
dahi atau diselipkan ketelinga.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.

1. Jelaskan indicator pembelajaran TPK atau materi 45 menit.


2. Suruhlah peserta didik berdiri didepan kelas dan berpasangan
3. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan
pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan didahi atau diselipkan
ditelinga.
4. Sementara peserta didik membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis didalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10
cm. jawaban tepay jika sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan didahi atau ditelinga.
5. Jika jawabannya tepat (sesuai yang ditulis dikartu) maka pasangan itu boleh duduk.
Namun, jika belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah dengan
kata-kata lain asal jangan langsung member jawabannya.
6. Dan seterusnya.
7. Keliling kelompok

Keliling kelompok maksudnya, agar masing-masing anggota kelompok mendapat


kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan
pemikiran anggota lainnya. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam metode
belajar ini sebagai berikut.

1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan
pandanagan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2. Peserta berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
3. Demikian seterusnya, giliran bicara bisa dilaksanakan sesuai denagn arah perputaran
jarum jam atau dari kiri kekanan.

21
c. Teknik

Proses kegiatan belajar mengajar tidaklah berdiri sendiri, melainkan terkait dengan kompenen
materi dan waktu. Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru dan siswa secara berurutan sehingga cocok denagn pertumbuhan dan
perkembangan siswa.

Teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afaktif) ada bermacam-macam,


diantaranya ialah (1) teknik indoktrinasi, (2) teknik moral reasoning. (3) teknik meramalkan
konsekuensi, (4)teknik klarifikasi. Dan (5) teknik internalisasi.

1. Teknik Indoktrinasi
 Prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu

1. Tahap brainwashing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak
tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siwa untuk dikacaukan, Sehingga mereka
menjadi tidak mempunyai pendirian lagi. Beberapa metode dapat digunakan untuk
mengacaukan pikiran siswa, misalnya dengan Tanya jawab, wawancara mendalam
dengan teknik dialektik, dan sebagainya. Pada saat pikirannya sudah kosong dan
kesadaran rasionalnya tidak lagi mampu mengontrol dirinya, serta pendiriannya sudah
hilang maka dilanjutkan dengan tahap kedua.

2. Tahap menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide


baru yang dianggap benar sehingga nilai-nilai yang ditanamkannya masuk kepada
anak tanpa melaluipertimbangan rasional yang mapan. Dalam menanamkan fanatisme
ini lebih banyak digunakan pendekatan emosional dari pada pendekatan rasional.
Apabila siswa telah mau menerima nilai-nilai itu secara emosional, haruslah
ditanamkan doktrin yang sesungguhnya,

3. Tahap penanaman doktrin, pada tahap ini pendidik dapat menggunakan pendekatan
emosional, keteladanan. Pada saat penanaman doktrin ini hanya dikenal adanya satu
nilai kebenaran yang disajikan, dan tidak ada alternative lain. Semua siswaharus
menerima kebenaran itu tanpa harus mempertanyakan hakikat kebenaran itu.

2. Teknik moral reasoning

Langakah-langkah teknik ini dilakukan dengan jalan.

1. Penyajian dilemma moral, pada tahap ini siswa dihadapkan dengan problematic nilai
yang bersifat kontradiktif, dari yang bersifat sederhana sampai kepada yang
kompleks. Cara penyajiannya dapat melalui observasi, membaca Koran/majalah,
mendengarkan sandiwara, melihat film dan sebagainya,
2. Pembagian kelompok diskusi setelah disajikan problematic dilemma moral tersebut,
kemuadian siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kecil untuk mendiskusiakan
hasil pengamatan terhadap dilemma moral tersebut.

22
3. Hasil diskusi kelompok selanjutnya dibaewa dalam diskusi kelas dengan tujuan untuk
mengadakan klarifikasi nilai, membuat alternative dan konsekuensinya
4. Setelah siswa mendiskusikan secara intensif dan melakukan seleksi nilai yang terpilih
sesuai dengan alternative yang diajukan, selanjutnya siswa mengorganisasi nilai –nilai
terpilih tersebut dalam dirinya. Hal ini bisa diketahui lewat pendapat siswa, misalnya
melalui karangan-karangannya yang disusun setelah diskusi, atau tindakan follow up
dari kegiatan diskusi itu.

3. Teknik meramalkan konsekuensi

Teknik inib sebenarnya merupakan penerapan dari pendekatan rasional dalam mengajarkan
nilai. Dalam artiv mengandalkan kemampuan berpikir ke depan bagi siswa untuk membuat
proyeksi tentang hal-hal yang akan terjadi dari penerapan suatu nilai tertentu. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Tahap pertama

Siswa diberikan suatu kasus melalui cerita, membaca majalah, melihat film, atau melihat
kejadian konkert dilapangan

2. Tahap kedua

Siswa diberi beberapapertanyaan yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ia lihat, ketahui
dan ia rasakan. Pertanyaan itu adakalanya bersifat memperdalam wawasan tentang nilai yang
dilihat, alas an dan kemungkinan yang akan terjadi dari nilai-nilai tersebut, atau
menghubungkan kejadian itu dengan kejadian-kejadian lain yang ada kaitannya dengan
kasusu tersebut

3. Tahap ketiga

Upaya membandingkan nilai-nilai terhadap dalam kasus itu dengan nilai lain yang bersifat
kontradiktif

4. Tahap keempat

Kemampuan meramalkan konsekuensi yang akan terjadi dari pemilihan dan penerapan suatu
tata nilai tertentu.

4. Teknik klarifikasi

Teknik ini merupakan salah satu cara untuk untuk membantu anak dalam menentukan nilai-
nilai yang akan dipilihnya. Dalam teknik ini dapat ditempuh lewat tiga tahap, yaitu

1. Tahap pemberian contoh

23
Pada tahap ini guru memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang baik dan memberikan
contoh penerapannya. Hal ini bisa ditempuh dengan jalan observasi, melibatkan siswa dalam
kegiatan nyata, pemberian contoh secara langsung dari guru kepada siswa, dan sebagainya.

1. Tahap mengenal kelebihan dan kekurangan nilai yang telah diketahuioleh siswa lewat
contoh-contoh tersebut diatas. Hal ini bisa ditempuh melalui diskusi atau Tanya
jawab, guna melihat kelebihan dan kekurangan nilai tersebut. Dari kegiatan ini
akhirnya siswa dapat memilih nilai-nilai yang ia setujui dan yang dianggap paling
baik dan benar
2. Tahap mengorganisasikan tata diri pada diri siwa. Setelah pemilihan nilai ditentukan
maka siswa dapat mengorganisasikan system nilai tersebut dalam dirinya dan
menjadikan nilai itu sebagai dari pribadinya.

5. Teknik internalisasi

Kalau teknik-teknik diatas hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan disertai wawasan yang
cukup luas dan mendalam maka dalam teknik internalisasi inisasarannya sampai kepada
tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam ke-pribadian siswa, atau sampai pada taraf
karakterisasi atau me-watak. Tahap-tahap dari teknik internalisasi ini adalah

1. Tahap transformasi nilai: pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-nilai
yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan
komunikasi verbal.
2. Tahap transaksi nilai, yakni suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan
komunikasi dua arah, atau interaksi antar siswa dan guru bersifat interaksi timbale
balik. Kalau pada tahap tranformasi, komunikasi masih dalam bentuk satu arah, yakni
guru yang aktif. Tetapi dalam transaksi ini guru dan siswa sama-sama memiliki sifat
yang aktif. Tekanan dan komunikasi ini masih menampilkan sosok fisiknya dari pada
sosok mentalnya. Dalam tahap ini guru tidak hanya menyajikan informasi tentang
nilai yang baik dan buruk, tetapi juga terlibat untuk melaksanakan dan memberikan
contoh amalan yang nyata, dan siswa diminta memberikan respons yang sama
yaknimenerima dan mengamalkan nilai itu.
3. Tahap transinternalisasi: tahap ini jauh lebih dalam dari sekedar transaksi. Dalam
tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan
sikap mentalnya (kepribadiannya). Demikian uga siswa merespon kepada guru bukan
hanya gerakan/penampilan fisiknya, dapat dikatakan bahwa dalam transinternalisasi
ini adalah komunikasi dua kepribadian yang masing-masing terlibat secar aktif.

Proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang sederhanasampai yang kompeks, yaitu mulai
dari:

1. Menyimak (receiving), yakni kegiatan siswa untuk bersedia menerima adanya


stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya

24
2. Menanggapi (responding), yakni kesediaan siswa untuk merespons nilai-nilai yang ia
terima dan sampai ketahap memiliki kepuasan untuk merespon nilai tersebut
3. Memberi nilai (valuing), yakni sebagai kelanjutan dari aktivitas merespon nilai
menjadi siswa mampu memberikan makna besar terhadap nilai-nilai yang muncul
dengan criteria nilai-nilai yang diyakini kebenarannya,
4. Mengorganisasi nilai (organization of value), yakni kativitas siswa untuk mengatur
berlakunya system nilai yang ia yakini sebagai kebenaran dalam laku kepribadiaanya
sendiri sehingga ia memiliki satu system nilai yang berbeda dengan orang lain
5. Karakteristik niali yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini,
dan yang telah diorganising dalam laku pribadinya sehingga nilai tersebut sudah
menjadi watak (kepribadiannya), yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehi-
dupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah yang dalam islam tersebut dengan
kepercayaan/keimanan yang istikomah, yang sulit tergoyahkan oleh situasi apa pun.

25
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

A. ANALISIS
Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru sedemikian rupa.
Idealnya kegiatan untuk sisiwa pandai harus berbeda dengan kegiatan untuk siswa
sedang atau kurang, walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama karena
setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman terhadap pendekatan, metode dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, Pengertian pendekatan pembelajaran.
Pada kegiatan belajar mengajar dikelas adakalanya guru memberikan bahan belajar
kepada kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dikelas.siswa mengerjakan tugas
tugas secara individu sesuai dengan petunjuk yang ada dalam bahan ajar guru,

Menurut tolkhah (2004) ada beberapa pendekatan yang perlu mendapat kajian lebih lanjut
berkaitan dengan pembelajaran agama islam, di antaranya:

1. Pendekatan psikologis (psychological approach).


2. Pendekatan sosio-kultural (socio-cultural approach).
3. Menurut BIGGS ( 1991 )

Metode Pembelajaran adalah Cara – cara untuk menajikan bahan – bahan Pembelajaran
kepada Siswa – siswi untuk tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.

Proses belajar mengajara merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta
didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkantujuan yang ditetapkan, berbagai
pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama islam harus harus dijabarkan
ke dalam metode pembelajaran PAI yang bersifat procedural.

Menurut Radhi al-Hafidh, teknik dalam pembelajaran, bersifat implementasional saat


proses belajar berlangsung untuk mencapai sasarannya.

Teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afaktif) ada bermacam-macam,


diantaranya ialah (1) teknik indoktrinasi, (2) teknik moral reasoning. (3) teknik
meramalkan konsekuensi, (4)teknik klarifikasi. Dan (5) teknik internalisasi.

B. KESIMPULAN

26
Pendekatan dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi berkenanaan dengan hakikat dan
belajar mengajar agama islam. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan
strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif
(Sanjaya, 2008:127).
Metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses
belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini
sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan
dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat
menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode
pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas
perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran
bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat.
Ada beberapa pendekatan yang perlu mendapat kajian lebih lanjut berkaitan dengan
pembelajaran agama islam, di antaranya:
1. Pendekatan psikologis (psychological approach).
2. Pendekatan sosio-kultural (socio-cultural

Beberapa metode yang diterapkan dalam pembelajaran


1. Metode ceramah
2. Metode proyek
3. Metode Eksperiemen
4. Metode pemberian tugas dan resitasi
5. Metode diskusi
6. Metode latihan
7. Metode picture dan picture
8. Metode Numbered Head Together/kepala bernomor
9. Cooperative script(skrip koperatif)
10. Kepala bernomor struktur (modifikasi dari number heads)
11. Jigsaw (model tim ahli)
12. artikulasi
13. Mind mapping
14. Make a match(mencari pasangan)
15. Think pair and share
16. Bertukar pasangan
17. Snowball throwing
18. Caurse Review Horray
19. Tebak kata
20. Keliling kelompok

27
Teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afaktif) ada bermacam-macam,
diantaranya ialah (1) teknik indoktrinasi, (2) teknik moral reasoning. (3) teknik
meramalkan konsekuensi, (4)teknik klarifikasi. Dan (5) teknik internalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri,2005.Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching,

Abdul majid,2005. perencanaan pembelajan,bandung,PT Remaja Rosdakarya,

Jamal ma’mur asmani,2011. pembelajan,aktif,kreatif,efektif, dan menyenangkan,Baturetno,


Diva press,

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cucu Suhana, dan Nanang Hanafiah. 2009. Konsep strategi pembelajaran.Jakarta.pt.rafika


aditama,

28

Anda mungkin juga menyukai