PEMBELAJARAN FIQIH
Disusun Oleh :
Mukhamad Sholakhudin ( 20111330 )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu alat untuk mencapain tujuan atau cita-cita seseorang.
Metode adalah cara untuk mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan. Fiqih adalah ilmu
yang membahas tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan amal perbuatan berdasarkan
dalil-dalil.
Untuk itu makalah ini akan membahas tentang metode pembelajaran fiqih, sehingga
nantinya proses pembelajaran tersebut dapat tercapai tujuan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
4. Strategi dan Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran fiqih?
BAB II
PEMBAHASAN
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara atau jalan”. Secara istilah
metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan
pelajaran kepada peserta didik.
Metode berarti “cara”, yakni cara mencapai sesuatu tujuan. Metode mengajar berarti cara
mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh murid dalam
kegiatan belajar. Tujuan belajar yang dimaksud ialah dalam bentuk perubahan tigkah laku
yang diharapkan terjadi pada diri murid setelah melakukan kegiatan belajar dari segi ini jelas
bahwa peranan metode mengajar sangat menentukan.
Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran
kepada siswa dalam hubungan dengan siswa pasa saat berlangsungnya suatu pengajaran.[2]
Fiqih (al-fiqhu) artinya faham atau tahu. Menurut istilah fiqih adalah ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syari’at islam yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqih
ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas atau memuat hukum-hukum
islam yang bersumber pada Al-Qur’an, As-Sunah dan dalil-dalil syar’i yang lain.[3]
Jadi, Metode pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam kepada
murid atau peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Individu adalah manusia yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri. Pada umumnya
penyebab perbedaan antara individu satu dengan yang lainya di golongkan dalam dua faktor
yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam telah ada sejak lahir kedunia,
anak sudah memiliki. Kesanggupan berfikir, kemauan, perasaan, dan kesanggupan luhur yang
dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Selanjutnya adalah faktor dari luar seperti
pengaruh keluarga, kesempatan belajar, metode mengajar, kurikulum, alam dan lain
sebagainya.
2. Integritas
3. Motivasi
Belajar dan motivasi selalu mendapatkan perhatian khusus bagi mereka yang belajar
dan mengajar. Istilah motivasi banyak digunakan dari berbagai bidang dan situasi. Motivasi
adalah usaha yang disadari dari pihak guru untuk menimbulkan dorongan pada diri murid
yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar. Dengan demikian masalah-masalah
yang dihadapi guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara efektif.
Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (kesadaran belajar anak dari
dirinya sendiri dan ekstrinsik (belajar karena ingin mengharapkan sesuatu).
4. Lingkungan
Prinsip lingkungan dalam mengajar sangat menekankan kepada integrasi anak dengan
lingkungannya. Banyak hal yang dapat di pelajari dalam lingkungan anak, misal bahasa,
keadaan alam, cara hidup dan lain sebagainya. Pengajaran yang tidak menghiraukan prinsip
lingkungan ini akan menyebabkan anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma
kehidupan dimana ia berada.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
1. Faktor manusia
Faktor manusia terdiri dari guru dan siswa. Pengetahuan seorang guru, pengalam
pembelajaran dan kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan metode.
Seorang guru harus dapat membuat penilain yang rasional tentang kemampuan-kemampuan
sendiri dan ia harus berusaha menggunakan metode-metode yang memungkinkan tercapainya
tujuan instruksional. Yang kedua adalah siswa, siswa merupaka sorotan utama maka dari itu
seorang guru harus memperhitungkan siapa siswa atau peserta didik yang diajarnya. Hal yang
harus diperhatikan seorang guru dalam mengajar ialah tingkat intelektual dan latar belakang
pendidikan para peserta, umur dan pengalaman praktik peserta dan lingkungan sosial serta
budayanya.
Tiap-tiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. Misal saja mengenai aspek-
aspek perilaku, komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan lain sebagainya dapat
menggunakan metode diskusi, role playing dan lain sebagainya.
Pada bagian ini, hal yang perlu diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah apa
materinya (what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat kesulitan (how hard)
materi yang hendak dipelajari.
Setiap mata pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa ditelusur
dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Secara umum, materi (dalam hal ini
menunjuk pada content and substancy) antara mata pelajaran bidang ilmu alam dan bidang
ilmu sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang jelas. Pemilihan metode pembelajaran yang
tepat salah satunya harus berbasis pada content dan substancy materi pembelajaran.
Misalnya dalam bidang ilmu alam, untuk mempelajari reaksi kimia dipilih pendekatan
inquiry. Agar menemukan jawaban sendiri, inquiry dilakukan dengan metode eksperimen
dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahui suatu reaksi kimia tertentu.
Secara sederhana diilustrasilan dalam alur berikut ini: Mata pelajaran kimia à materi: reaksi
kimia à pendekatan: inquiry à metode: eksperimen à uji coba di laboratorium.
Jumlah materi yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai. Metode pembelajaran yang dipilih
harus efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang hendak
dipelajari dapat dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak jarang cakupan
materi yang dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan metode pembelajaran
yang tepat akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan jumlah materi
yang harus ditempuh.
Tiap-tiap metode pembelajaran mempunyai waktu persiapan yang berbeda satu sama
lain misalnya metode eksperimen. Jangka waktu kursus merupakan prasyarat untuk
menentukan jenis-jenis yang dapat digunakan. Makin lama waktu kursus diselenggarakan,
makin banyak waktu yang tersedia bagi guru/pelatih untuk menggunakan metode. Jadwal
kegiatan juga memberi pengaruh dalam pemilihan metode. Sarana fisik, seperti jumlah ruang
yang dapat digunakan, tersedianya alat-alat audio visual, bahan-bahan lain yang berhubungan
dengan alat-alat eksperimen juga tidak kalah pentingnya dalam pemilihan metode. [4]
Dalam pemilihan metode, strategi dan media pembelajaran fiqih harus memperhatikan
dari faktor waktu apakah dalam menerapkan metode, strategi dan media memerlukan waktu
yang terlalu lama sehingga akan memperlambat proses pembelajaran. Oleh karena itu,
sebagai seorang guru harus bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan dalam
menerapkan metode, strategi dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih.
Selain itu harus memperhatikan dari faktor sarana fisik, apakah sekolahan menyediakan
fasilitas yang diperlukan ketika menggunakan metode, strategi dan media. Jika sekolahan
tidak menyediakan maka tugas dari seorang guru adalah berpikir sekreatif mungkin untuk
menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
Jadi, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode adalah sebagai berikut: faktor
manusia, sasaran pengajaran dan pelatihan, bidang mata pelajaran, faktor waktu dan sarana
fisik.
Adapun macam-macam strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fiqih adalah
sebagai berikut :
1) Strategi Ekspositoris
Adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada siswanya, dengan maksud agar siswanya memahami
dan menguasai pelajaran yang disampaikan. Dalam strategi ini, meteri pembelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Strategi pembelajaran ini sering dinamakan dengan
pembelajaran langsung karena berpusat pada guru.
Dalam hal ini seorang guru aktif menyampaikan materi kepada siswanya secara
terperinci. Jenis strategi ini merupakan model lama yang sering digunakan para pendidik
seperti halnya pendidikan agama islam yang terkhusus pada pelajaran Fiqih. Metode yang
efektif dan efisien yang dapat digunakan dalam strategi ini adalah metode ceramah, karena
metode tersebut lebih mengedepankan transfer of knowlagde atau penyampaian materi secara
langsung kepaada peserta didik.
2) Strategi Inquiry
Adalah suatu stategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses mencari dan
menemukan. Peran siswa dalam strategi ini yaitu mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
proses belajar bagi siswanya.
Jika diterapkan dalam pembelajaran fiqih strategi tersebut bertujuan supaya seorang
guru dalam mengarahkan siswa dalam memahami, mangenal dan menghayati hukum islam
supaya siswa dapat terarahkan untuk senantiasa taat dan patuh kepada Allah sehingga dapat
meningkatkan keimanan kepada Allah.[7]
Metode ini menyajikan pelajaran dengan cara mendorong siswa untuk mencari dan
memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode problem solving sangat potensial dalam memberikan pelatihan kepada siswa
untuk berpikir kreatif dalam rangka menghadapi masalah baik dalam masalah pribadi
maupun dalam masalah kelompok. Tugas seorang guru dalam strategi problem solving adalah
memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan.[8]
Selain menggunakan beberapa strategi tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang
guu adalah pemilihan metode yang tepat sesuai dengan kondisi, mata pelajaran dan materi
yang akan disampaikan. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajran fiqih,
diantaranya:
1. Metode Ceramah
Adalah cara penyampai materi pelajaran yang dilakukan secara lisan kepada peserta didiknya.
Menurut Zuhairini, metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan di mana cara
penyampaian materi pelajaran kepada siswanya dengan cara penuturan secara lisan.[9] Peran
dari seorang murid di sini adalah sebagai pendengar, menerima pesan, memperhatikan dan
mencatat keterangan atau informasi yang diucapkan oleh gurunya.[10]
2. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih untuk saling bertukar
informasi dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
Sedangkan metode diskusi dalam suatu pembelajaran adalah sebuah cara yang dilakukan
dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan berdiskusi.[11] Cara
seperti itu dapat dimaksudkan untuk merangsang pola pikir siswa supaya bisa berpikir secara
kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan masalah.
[12]
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah sebuah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
kepada peserta didik. Dalam hal ini seorang guru harus memberikan contoh terlebih dahulu
setelah itu baru diikuti oleh muridnya.[13]
Metode ini dapat digunakan pada materi thaharah, shalat, mengurus jenazah, dan lain
sebagainya.
4. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah perbuatan yang hanya berpura-pura saja atau seolah-olah
melakukannya. Tujuan dari metode simulasi ini adalah untuk melatih ketrampilan tertentu,
untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan untuk memecahkan
masalah.[14]
Metode ini dapat digunakan misalnya saja ketika sedang mempelajari materi haji dan
umroh. Siswa melakukan rukun-rukun yang ada ketika sedang melakukan haji dengan cara
membuat miniatur ka’bah, bukit shafa marwah, dan lain sebagainya.
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi
kesempatan untuk bertanya. Dalam kegiatan melalui tanya jawab, guru dapat memberikan
memberikan kesempatan-kesempatan tersebut ketika sedang memulai pelajaran, ditengah-
tengah pelajaran dan diakhir pelajaran.[15]
Selain menggunakan berbagai macam metode yang telah dipaparkan di atas, terdapat
metode lain yang berbasis dengan pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM adalah
salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana cara pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaiakn atau
menggunakan metode pembelajaran dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang
dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam kepada murid
atau peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang guru ketika menggunakan metode dalam suatu
pembelajaran adalah individualitas, Integritas , motivasi, dan lingkungan. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka seorang guru dpat menggunakan metode yang sesuai
dengan keadaan siswanya. Sehingga penggunaan metode tersebut dapat berjalan dengan
efektif.
Selain itu, ketika memilih suatu metode diharuskan juga untuk memperhatikan faktor
manusia itu sendiri dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik, sasaran pengajaran dan
latihan, bidang mata pelajaran, dan faktor waktu dan sarana fisik.
Strategi dan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
pembelajaran. Dalam hal ini strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih adalah
strategi ekspositori, inquiri, CTL dan pemecahan masalah. Selain itu metode yang dapat
digunakan untuk kelancaran pembelajaran fiqih adalah metode ceramah, metode diskusi,
metode demonstrasi, metode simulasi dan metode tanya jawab.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat disampaikan oleh kelompok kami. Untuk para pembaca
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jamaluddin dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung :2015