Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan pembelajaran akidah akhlak


1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak
Pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru
dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.1
Jadi pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak adalah sudut pandang tentang
proses pembelajaran mengenai perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar akidah akhlak.
2. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak
Pendekatan dalam pembelajaran akidah terbagi atas dua, yaitu: (1) Pendekatan
tematik untuk kelas 1 sampai 3; dan (2) pendekatan mata pelajaran untuk kelas 4
sampai 6.
a. Pendekatan Tematik
Pendekatan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman kepada siswa. Sementara itu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu sebagai
berikut:
1.) Waktu belajar di kelas tidak dibatasi oleh jam mata pelajaran.
2.) Dalam satu tema dan kegiatan, anak belajar beberapa mata pelajaran yang
saling terkait.
3.) Dalam satu kegiatan ke kegiatan lainnya mengalir begitu saja sesuai dengan
tema yang dibahas.
4.) Pendekatan pembelajaran kepada anak lebih pada hal-hal yang
menyenangkan.
Cara belajar yang dilakukan di dalam pendekatan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1) Konkret dan konstektual;

1
Junaidi, dkk., Strategi Pembelajaran, (Surabaya: lapis-PGMI, 2008), hlm. 3-8.
2) Integratif;
3) Hierarkis.2
Pendekatan tematik ini dipilih di kelas rendah karena peserta didik karena pemikiran
anak pada usia ini belum mampu memilah-milah keilmuan.
b. Pendekatan Mata Pelajaran
Pendekatan mata pelajaran mengarah pada pembelajaran lepas antarmata
pelajaran. Artinya, mata pelajaran satu dengan yang lainnya terpisah dan tidak terikat
oleh tema. Pada pendekatan ini, siswa diharapkan mampu menguasai konsep dengan
melakukan secara lansung (kontekstual). Selain itu siswa mampu menghubungkan
konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh. Hal ini untuk memotivasi
siswa dalam belajar dan mampu memaksimalkan memori jangka panjang. inilah yang
bermakna di dalam proses pembelajaran. Kebermaknaan pembelajaran banyak
ditentukan oleh pengalaman belajar anak.3
Melalui pembelajaran konstektual, materi pembelajaran akan lebih berarti/
tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui
konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya,
sehingga pembelajaran akan lebih diminati dan menyenangkan.4
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendekatan tematik dan
pendekatan mata pelajaran menuntut adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Sehingga materi yang diajarkan akan lebih bermakna.
Sementara itu, cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan, sebagai berikut:
1. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan
keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan.
2. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempratekkan dan merasakan hasil-
hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

2
Junaidi, dkk., Strategi ... hlm. 13-14
3
Najib Sulhan, dkk., op.cit., hlm. 14-15.
4
Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan
konstektual, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 13.
3. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku
yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadist serta dicontohkan oleh para ulama.
4. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Akidah dan
Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan
nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.
5. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati
akidah dan akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.
6. Fungsional, menyajikan materi akidah dan akhlak yang memberikan manfaat nyata
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
7. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta
komponen Madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang
memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia.

B. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak


Metode ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati, dan ‘hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai tujuan. dalam kamus Bahasa Indonesia metode adalah cara yang
telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan. 5
Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan
yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan
atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya. bila dikaitkan dengan
pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan
yang ditempuh sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Setiap pengajaran
diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini
metode pengajaran aqidah antara lain:
1. Metode Bercerita

5
Desi Anwar, Kamus lengkap bahasa Indonesia, ( Surabaya: Amelia, 2002) , hlm 297
Dicantumkan sebagai alternatif pada hampir semua pokok bahasan, karena selain
aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar
berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang
memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan
putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan bersyukur
kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada ayah
dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya. Langkah –
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menetukan topik cerita yang menarik.
b. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan.
c. Mengembangkan kerangka cerita.
d. Menyusun teks cerita
2. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima melalui
indera telinga.6 Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah dengan bilisan
agar dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Sepeerti yang
dilakukan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah
Swt dan Rasulullah Saw. Langkah-langkah metode ceramah adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menetukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
2) Langkah penyajian yaitu tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur.
3) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.
c. Tahap Kesimpulan
3. Metode Tanya Jawab
6
Hisyam Zaini dkk. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Jogjakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002)
hlm 13
Bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat
mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan
intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran aqidah
dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin as dengan
umatnya. Dengan cara seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan
tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang
buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan sehari-hari yang
dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan. Penggunaan Tanya jawab bertujuan
mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan
merangsang siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah
yang belum dipahami.tersebut.7 Adapun tahap tanya jawab adalah sebagi berikut:
a. Menentukan topik
b. Menentukan tujuan pembelajaran khusus
c. Menyusun pertanyaan-pertanyan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu.
d. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
e. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran
f. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apresiasi
g. Guru mengajukan pertanyaan kesuluruh kelas
h. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya.
i. Tanya jawab berlangsung dalam suasana tenang
j. Pertanyaan dapat diajukan pada seseorang siswa atau seluruh kelas agar sestiap
siswa mendapat bagian untuk bertanya jawab.
4. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan
yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja,
narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.langkah-langkah
metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

7
Sutrisno. Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia. (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2005) hlm 22
b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM.
c. Guru membentuk kelompook sosial yang anggotanya 5 orang
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingi dicapai
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakaukan sekenario yang
sudah disiapkan
f. Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan, mengamati sekenario yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya.
i. Evalusi.
j. Penutup.
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan penyajian bahan pelajaran oleh guru atau
instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan dalam pokok
bahasan yaitu sifat-sifat allah dan sifat-sifat rasulullah, dan akhlak terpuji, akhlak
tercela dan sebagainya. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagi
berikut:
a. Tahap persiapan
1) Rumuskan tujuan yang harus`dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
3) Lakukan uji coba demonstrasi
b. Tahap pelaksanan
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
2) Kemukakakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
4) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berfikir.
5) Cipttakan susana yang menyejukkan.
6) Yakin bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
7) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
8) Langkah terakhir yaitu dengan memberikan tugas pada siswa.
6. Metode Alami
Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan
melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri
yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan
secara pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan,
pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi, paling tidak metode alam ini jika
dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara
hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan kebaikan kepada anak karena
pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan tinggal bagaimana
memelihara dan menjaganya. Adapun tahap-tahap metode alami adalah sebagi berikut:
a. pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/ mendengarkan kemudian
percakapan, membaca, menulis dan terahir gramatika.
b. Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah
diketahui anak didik, kemudian mempraktekkan benda-benda.
c. Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan
7. Metode Mujahadah dan Riadhoh.
Orang yang ingin dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan
bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat
lagi. Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan
baik memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-
sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan
tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat
baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui
perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus memberikan
bimbingan yang continu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat
tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah
ditetapkan.
8. Metode teladan.
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat
dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi
baik. Pergaulan sebagai salah satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat
berpengaruh dan akan memberikan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam.
Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan
manusia. Sebagaimana dikatakan Buya Hamka (1984) bahwa: “alat dakwah yang sangat
utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari.
Maka, meneladani Nabi adalah cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini
sangat efektif untuk mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama
bagi murid-murid dalam segala hal. Misalnya, kelembutan dan kasih saying, banyak
senyum dan ceria, lemah lembut dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri
dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi, metode ini harus diterapkan
seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh,
tujuan pengajaran sangat sulit dicapai.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam mengajarkan materi
akidah akhlak di MI (mengenal rukun iman, memahami kalimat thayyibah,
membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela) harus menggunakan
pendekatan yang tepat.
Beberapa pendekatan tersebut antara lain, sebagai berikut:
a. Pendekatan tematik;
b. Pendekatan mata pelajaran;
c. Pendekatan keimanan
d. Pendekatan pengamalan
e. Pendekatan pembiasaan
f. Pendekatan rasional
g. Pendekatan fungsional
h. Pendekatan emosional
i. Pendekatan keteladanan
2. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh sesuai dan serasi
untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Setiap pengajaran diperlukan metode-
metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode
pengajaran aqidah antara lain:
a. Metode Bercerita
b. Metode Ceramah
c. Metode Tanya Jawab
d. Metode Sosiodrama
e. Metode Demonstrasi
f. Metode Alami
g. Metode Mujahadah dan Riadhoh
h. Metode teladan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,Bandung : PT Remaja
Rosdakarya ,

Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, 2005. Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI)
berdasarkan pendekatan konstektual, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

Anwar, Desi 2002. Kamus lengkap bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia,

Dewi salma prawiradilaga, 2009. Prinsip Dasar Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negri
Jakarta

Hisyam Zaini dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jogjakarta: CTSD IAIN
Sunan Kalijaga,
Junaidi, dkk., 2008. Strategi Pembelajaran, Surabaya: lapis-PGMI,

Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruz Media,

Suyono dan Hariyanto, 2012. Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai