Anda di halaman 1dari 11

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

“Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik di Sekolah Dasar”

Dosen Pengampun: Eko Purnomo S.Pd.,M.Pd

Oleh

Kelompok II (dua)

1. Nona Husemahu
2. Rumina mahmud
3. Inda sardin
4. Dini adriani naipon
5. Rusmiati samad

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses mebgajar dan belajar. Aktivitas ini
merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Undang undang
no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.

Pembelajaran adalam membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan


maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
dapat disebut berhasil bila dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat
menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang
diperoleh peserta didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan
manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat
mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip pembelajaran.

Makalah ini akan membahas tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang sangat diperlukan
oleh para guru dan peserta didik dalam rangka kelangsungan pembelajaran yang efektif dan
efesien.

B. Tujuan Penelitian
Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran teteng pembelajaran yang mendidik
meliputi:
1. Perencanaan pembelajaran yang mendidik
2. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
3. Penilain pembelajaran yang mendidik.

Penilitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan mengunakan metode Studi
kasus. Subjek penilitian ini adalah siswa dan guru SD. Simpulan ini berupa;
1. Perencanaan pembelajaran yang mendidik harus memiliki unsur tujuan pembelajaran
yang utuh-(konitif, efektif dan keterampilan), kegiatan, pembelajaran (termasuk bahan
dan media) yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, dan instrumen penilain
yang dapat menilai ketecapaian tujuan pembelajaran;
2. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik fokus pada kolaborasi antara siswa, guru, dan
lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang utuh, (Konitif, efektif dan
keterampilan). Seperti menyusun puzzle, diskusi dan kerjasama;
3. Penilain pembelajaran yang mendidik merupakan kegiatan komprehesif dalam rangka
menilai ketercapaian tujuan pembelajaran yang utuh, (kongnitif, efektif dan
keterampilan). Sepetti kegiatan tes, observasi dan unjuk kerja.
METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa. Penentuan siswa sekolah dilakukan secara
prposive. Hal ini dilakukan untuk menemukan subjek yang tepat berdasarkan kriteria
harapanberikut:

guru yang terbuka untuk belajar dalam rangka pengembangan profesi;

1. Terdapat tanda pembelajaran yang mendidik berupa: pembelajaran pengetahuan dalam


berbagai bentuk dan konteks, pembelajaran sikap dan nilai melalui penghayatan,
pembelajaran keterampilan melalui latihan;
2. Sekolah terbuka yang mau berbagi peran antara akademisi (dosen) dan praktisi (terutama
guru) untuk saling belajar. Pendekatan kualitatif dan metode studi kasus menjadi acuan
utama pelaksananaan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa:

1. Observasi dalam rangka merekam segala fenomena di kelas dan sekolah yang diduga
menerapkan pembelajaran yang mendidik;

2. Wawancara dalam rangka menggali informasi lebih dalam sekaligus saran verifikasi hasil
observasi;

3. Pangket dalam rangka mengumpulkan data lebih luas tentang pembelajaran yang
mendidik.

Prosedur penelitian yang dirancang untuk melancarkan penelitian berupa analisis teoritis
terhadap literatur pembelajaran yang mendidik, analisis empirik pembelajaran yang mendidik
yang dilakukan di kelas-kelas, analisis teoritis-empirik untuk menghasilkan profil
pembelajaran yang mendidik. Sebagaimana alur pada gambar berikut. Berdasarkan prosedur
penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka rangkaian penelitian yang telah dilakukan
yaitu: (1) Indentifikasi dan Analisis Teoritis Pembelajaran yang Mendidik dilakukan pada
Januari – Februari 2016; (2) Indentifikasi dan Analisis Empirik Pembelajaran yang Mendidik
dilakukan pada Maret – April 2016; dan (3) Analisis Teoretis dan Empirik Pembelajaran
yang Mendidik dilakukan pada Mei – Juni 2016.
HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Teoretis

Berdasarkan analisis teoretis pembelajaran yang mendidik tingkat sekolah dasar melalui
kajian beberapa literature (buku, jurnal dan sumber lainnya), maka dapat dismpulkan
beberapa hal tentang pembelajaran yang mendidik:

1. Pembelajaran yang mendidik adalah suatu pembelajaran yang terutama menyediakan


lingkungan pembelajaran dan memfasilitasi pembentukan kemampuan subyek didik yang
utuh. Guru memilah antara kemampuan subyek didik yang terbentuk sebagai hasil
langsung pembelajaran (instructional effects), dengan kemampuan subyek didik termasuk
sikap sebagai dampak yang mengiringi akumulasi pengalaman belajarnya (nurturant
effects)

2. Pembelajaran yang mendidik setidaknya memfokuskan pada output: instructional effect


berupa kompetensi kognitif (pengusaan pengetahuan); nurtures effect berupa karater dan
life skills; dan nurtures effectberupa memorisasi fakta-fakta (sebagai dampak pengiring
dari penguasaan pengetahuan).

3. Model-model pembelajaran yang mendidik dapat memodifikasi model pembelajaran


yang telah berkembang saat ini, yaitu:model informal, model personal, model sosial dan
model tingkah laku.

Penelitian ini bertujuan memproleh gambaran tentang pembelajaran yang mendidik


meliputi:

1) perencanaan pembelajaran yang mendidik;

2) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik; dan

3) penilaian pembelajaran yang mendidik.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode studi
kasus. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SD:
a) perencanaan pembelajaran yang mendidik harus memiliki unsur tujuan pembelajaran
yang utuh (kognitifafektif-keterampilan), kegiatan pembelajaran (termasuk bahan
dan media) yang menujang tercapainya tujuan pembelajaran, dan instrumen
penilaian yang dapat menilaian ketercapaian tujuan pembelajaran;

b) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik fokus pada kolaborasi antara siswa, guru,
dan lingkungan dalam rang mencapai tujuan pembelajaran yang utuh (kognitif-
afektif-keterampilan), seperti: menyusun puzzle, diskusi, dan kerjasama; peni

c) penilaian pembelajaran yang mendidik merupakan kegiatan komprehensif dalam


rangka menilai ketercapaian tujuan pembelajaran yang utuh (kognitif-afektif-
keterampilan), seperti: kegiatan tes, observasi, dan unjuk kerja.

B. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik di sekolah dasar

Prinsip-prinsip pembelajaran dianatarnya sebagi berikut

1. Prinsip perhatian dan motifasi


Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pembelajaran
dirasa penting atau dibutuhkan siswa dan diperlukan utntuk belajar lebih lanjut atau
diperlukan dikehidupan sehari-hari dan akhirnya membangkitkan motivasi.
2. Prinsip kreatif
Belajar tidak dapat dipaksana oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar hanya mukin terjadi apa bila siswa mengalaminya sendiri, guru
sekedar membimbing dan mengarahkan.

3. Prinsip pengalaman atau kelibatan secara langsung


Tiap-tiap siswa haruslah terlibat lansung dengan merasakan dan mengalaminnya,
sehinga sisiwa secara langsung dapat mengamati dan mengahayati sehingan
pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna
4. Prinsip pergaulan
Belajar adalah melati daya manusia terdiri atas mengamati, mengigat, menghayal,
merasakan, berfikir, dan lainnya yang anak berkembang dan menguat Ketika dilakukan
pengulangan-pengulangan
5. Prinsip tantangan
Pembelajaran yang dirancang dengan penuh tantangan bagi siswa dengan
memunculkan masalah untuk dipecahkan dapat mendorong ingin tauh siswa untuk terus
mempelajarinya, sehingga menimbulkan motivasi utnuk belajara.
6. Prinsip balikan dan penguatan
7. Pembelajaran harus didasarkan atas temuan-temuan sebelumnya sehingga guru dapat
memberikan balikan atau penguatan atas temuan temuan tersebut guru harus
memeikirkan bentuk balikan atau penguatan untuk memotivasi siswa belajar
8. Prinsip perbedaan individu
9. Setiap siswa memiliki keunikan dan potensi untuk dikembangkan. Pembelajaran yang
dilaksanankan harus sesuai dengan potensi dan karateristik siswa agar pembelajaran
efektif.
10. Prinsip persepsi
Yaitu respon siswa yang khas dari istimulus yang diterimahnya. Persepsi melahirkan
pandangan dan bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang menerimah,
menghayal, atau ragu-ragu terhadap pendapat orang lain.
C. Temuan Empiris
Berdasarkan tujuan penelitian, maka pembahasan pada bagian ini dibagi menajdi tiga
bahasan utama yaitu: perencanaan pembelajaran yang mendidik, pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik, dan penilaian pembelajaran yang mendidik. Perencanaan pembelajaran yang
mendidik. Penggalian data mengenai perencanaan pembelajaran yang mendidik dilakukan
pada tanggal 11 April 2016. Fokus penggalian data pada dua hal yaitu: pola merencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan bentuk-bentuk kegiatan yang ada pada dokumen
perencanaan pembelajaran
Penilaian pembelajaran yang mendidik. Pada bahasan ini, akan difokuskan pada tiga hal
yaitu bentuk penilaian kognitif, bentuk penilaian afektif, dan bentuk penilaian keterampilan.
Pertama, penilaian kognitif selalu dilakukan oleh guru pada pambelajaran berupa tes
(berbentuk piliha ganda maupun uraian). Kedua, penilaian afektif sering dilakukan oleh guru
pada pembelajaran berupa non tes (berbentuk pedoman observasi maupun angket. Ketiga,
penilaian keterampilan siswa dilakukan secara langsung melalui te kinerja/unjuk kerja dan
tidak langsung melalui observasi tidak terstruktur/cacatan anekdot.
Analisis Teoretis-Empiris

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: Perencanaan pembelajaran yang mendidik harus
memiliki unsur tujuan pembelajaran yang utuh (kognitif-afektif-keterampilan), kegiatan
pembelajaran (termasuk bahan dan media) yang menujang tercapainya tujuan pembelajaran,
dan instrumen penilaian yang dapat menilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik fokus pada kolaborasi antara siswa, guru, dan
lingkungan dalam rang mencapai tujuan pembelajaran yang utuh (kognitif-
afektifketerampilan), seperti: menyusun puzzle, diskusi, dan kerjasama.

Penilaian pembelajaran yang mendidik merupakan kegiatan komprehensif dalam rangka


menilai ketercapaian tujuan pembelajaran yang utuh (kognitif-afektif-keterampilan), seperti:
kegiatan tes, observasi, dan unjuk kerja.

B. Saran
Penelitian ini bersifat sederhana, sehingga membutuhkan penelitian lanjutan dalam rangka
menyusun desain pembelajaran yang mendidik, khususnya di tingkat sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
A‘yuni, dkk. (2012). Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan
MengelolaKelas Oleh Guru Model Mahasiswa Pendidikan Biologi dan Hasil Belajar
Siswa Sma Negeri 7 Malang. Jurnal Ilmu Hayati, 1 (1), _____. Diperoleh 30 Maret 2015,
dari http://jurnal-online. um. ac. id/article/do/detailarticle/1/33/659.

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen (Terjemahan). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, Ratna Wilis. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Darmawan, D. (2006). Konsep Dasar Kurikulum. Modul Kurikulum dan Pembelajaran.


Bandung: UPI Press.

Hernawan, A. H. (2006). Konsep Pembelajaran. Modul Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:


UPI Press.

Jahiriansyah. (2013) Peran Kepala Sekolah Sebagai Pendidik Dalam Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik Guru. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (10),_____. Diperoleh 30 Maret
2015, dari http://jurnal. untan. ac. id/index. php/jpdpb/article/view/3591.

Kemdikbud. (2014). Permendikbud No 81 A Tahun 2014 Tentang Impelemntasi Kurikulum


2013. Jakarta: Kemdikbud.

Kemdiknas. (2007). Permendiknas No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik


dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kemdiknas.

Raka Joni, T. (2005). Artikulasi Konseptual, Terapan Kontekstual, dan Verifikasi Empirik.
Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 12 (2),____. Diperoleh 30 Maret 2015, dari http://journal.
um. ac. id/index. php/jip/article/view/72/0.

Raka Joni, T. (2006). Program Hibah Kompetisi PGSD 2006 Revitalisasi Pendidikan Profesional
Guru Menuju Relevansi. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai