BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tutuk Ningsih, Implementasi Pendidikan Karakter, (Purwokerto: Stain Press, 2014),
hlm. 11.
2
Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm.
9.
2
3
Dimyati, Belajar Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 26
3
BAB II
PEMBAHASAN
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran4
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran (Komalasari, 2011: 57).
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arend, model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalam
tujuan-tujuan pembelajarann,tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar 5. Joyce dan Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.6
Adapun soekamto mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar
4
Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2010), hlm. 57
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 54-55
6
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
hlm.136
5
10
Rusman, Model-Model ..., hlm. 136
11
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Paikem ...hlm. 67
12
Sugianto, Model-model pembelajaran inovatif, (Surakarta: Yuma, 2010), h. 70
13
Ibid,...hlm. 124
7
14
Ibid,...hlm.151
15
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Paikem ...hlm. 39
16
Ibid, ...hlm.165
17
Muhammad Yaumi, Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
hlm. 88.
18
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo (Jakarta: Kencana, 2007),
hlm. 468.
8
19
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm. 149.
20
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan I, (Jakarta: Grasindo, 1992), hlm.
32.
21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.
298.
9
22
Ibid,...hlm27
23
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 150.
24
Ibid,...
25
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan,terj. Tri Wibowo, hlm. 468.
10
26
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 28.
11
27
Ibid,...hlm. 298
12
Dari gambar 3.2 dapat diketahui bahwa peserta didik yang belajar akan
memperbaiki kemampuan-kemampuan internalnya yang afektif. Peserta didik
mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai
sehingga menjadi suatu pegangan hidup. Kelima jenis tingkatan tersebut di atas
bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan merupakan yang paling rendah dan
kemampuan pembentukan pola hidup merupakan perilaku yang paling tinggi.
c. Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan
pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan
tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan. 28 Kawasan psikomotor
yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani. Rician
dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan
ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:
1) Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyaratisyarat sensoris dalam memandu
aktivitas motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk
menyeleksi isyarat menuju terjemahan. Misalnya, pemilihan warna.
2) Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan.
kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Misalnya,
posisi start lomba lari.
3) Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang
diberikan. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,
termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya, membuat
lingkaran diatas pola.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan karena sudah dilatih secukupnya. Membiasakan gerakangerakan
yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5) Gerakan yang kompleks (complex response)
28
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan,terj. Tri Wibowo, hlm. 469
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan
pembelajaran di lembaga pendidikan perlu diperhatikan model-model
pembelajaran yang digunakan harus mengacu pada tiga ranah pendidikan yaitu,
16
kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitf adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Dimana dalam ranah kognitif ini mencakup enam jenjang
diantaranya pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
dan penilaian (evaluation). sedangkan ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai pada ranah ini terdapat lima jenjang yaitu:receiving,
responding,valuing, organization, dan characterization by a value or value
complex, dan ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemapuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
17
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta:PT. Prestasi
Pustakrya
Zahara Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan I. Jakarta: Grasindo