Anda di halaman 1dari 12

PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI, HEURISTIK,

KECERDASAN, DAN KONTEKSTUAL


Aprianti Mega Resky
210501502075
megareskyaprianti@gmail.com
Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT
Learning can be said to be effective if there is continuity between all its components
including the selection of methods, media, and strategies appropriate learning. there are
many learning approaches applied by the teacher, but in this discussion there are four
approaches discussed learning. The first approach is the expository approach which is an
emphasized learning to the process of delivering material verbally from a teacher to a
group of students with the intention that students can master optimal learning materials.
Then the second approach, namely the heuristic approach, is the art or science related to
discovery. Heuristics is the stage where researchers or historians begin to search for and
find historical sources or data needed in research. Third, there is the intelligence approach
which is a theory that starts solving the classic definition of intelligence. Then the four
approaches Contextual approach (Contextual Teaching and Learning) is a learning
concept that helps teachers associate between material taught with students' real-world
situations and encourage students to create the relationship between the knowledge
possessed and its application in everyday life.

Keywords: Expository Learning Approach, heuristic, intelligence, contextual.


ABSTRAK
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika terjadi kesinambungan antara semua
komponennya, diantaranya yaitu pemilihan metode, media, serta strategi pembelajaran
yang sesuai. terdapat banyak pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru, namun
pada pembahasan kali ini ada empat pendekatan pembelajaran yang dibahas. Pendekatan
pertama yakni pendekatan ekspositori yang merupakan pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompak
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
Kemudian Pendekatan kedua yaitu pendekatan heuristik adalah seni atau ilmu yang
berhubungan dengan penemuan. Heuristik merupakan tahapan di mana para peneliti atau
sejarawan, mulai mencari dan menemukan sumber-sumber atau data sejarah yang
diperlukan dalam penelitian. Ketiga ada pendekatan kecerdesan yang merupakan satu
teori yang memulai pemecahan definisi klasik tentang kecerdasan. Kemudian
keempat pendekatan Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuathubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran ekspositori, heuristik, kecerdasan,


kontekstual.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep pendekatan pembelajaran berasal dari bahasa Inggris approach yang salah
satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach adalah cara memulai
sesuatu. Sehingga pendekatan pembelajaran diartikan sebagai cara untuk memulai
pembelajaran. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, sebuah
filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan bersifat
aksiomatis yang berarti bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Pendekatan pembelajaran juga bisa diartikan sebagai jalan yang akan ditempuh oleh
guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga
merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Yakni sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa untuk
membantu dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Ada beberapa pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru namun dalam pembahasan ini pendekatan
pembelajaran yang akan dibahas ada 4 jenis, yaitu pendekatan ekspositori, pendekatan
heuristik, pendekatan konstektual, dan pendekatan kecerdasan (multiple intelligences).
Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang terhadap objek yang akan terlibat
dalam seluruh jalannya proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat juga
diartikan sebagai rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dengan
menyusun dan memilih model, strategi, metode maupun keterampilan mengajar tertentu
dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan pada latar belakang tadi, maka terdapat beberapa rumusan masalah
yang terdiri dari:

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ekspositori?


2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran heuristik?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran kecerdasan?
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran kontekstual?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui beberapa
pendekatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran heuristik.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran kecerdasan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran kontekstual.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompak siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran ekspositori. Pertama;Dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan
alat utama dalam melakukan pembelajaran ini. Kedua, biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta,
konsepkonsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir
ulang. Ketiga, tujuan utama dari pembelajaran ini adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang
telah diuraikan.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi seperti ini bukan hanya sekedar
mengajar, melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap
guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan
aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimetode dan multi sumber agar
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Aspek-Aspek Pembelajaran Ekspositori
Menurut Roy Killen dalam proses pembelaaran ekspositori terdapat beberapa aspek
yang harus diperhatikan oleh setiap guru diantaranya:
a. Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran,
justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam pengunaan strategi ini.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur
pada kompetisi yang harus dicapai siswa. Seperti guru meberikan instruksi mengerjakan
soal latihan dan guru memimpin diskusi dikelas. Hal ini sangat penting untuk dipahami,
karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektifitas penggunaan
metode pembelajaran.
b. Komunikasi Verbal
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang merujuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau sekelompok orang.
Pesan yang ingin disampaikan adalah materi pembelajaran yang diorganisir dan disusun
sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfungsi sebagai sumber penyampaian materi secara verbal, mengatur lamanya durasi
penjelasan materi dan menyimpulkan materi pelajaran.
c. Kesiapan Materi Pelajaran
Kesiapan merupakan satu dari hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah
bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam
dirinya sudah memiliki kesiapan. Dimana guru memberikan pertanyaan berupa kuis,
memberikan bahan diskusi dan memberikan tugas.
d. Keberkelanjutan Materi Pelajaran
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Yang telah dibekali materi berupa data dan
materi berupa fakta oleh guru. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu,
tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah apabila melalui
proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan, sehingga
mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui
proses belajar mandiri.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Metode Pembelajaran Ekspositori
a. Tujuan yang berbeda pada setiap mata pelajaran sesuai dengan jenis, fungsi, sifat
maupun isi mata pelajaran masing-masing.
b. Perbedaan latar belakang individual anak, baik dari segi kehidupan/keturunan, tingkat
usia perkembangan/kematangan, maupun tingkat kemampuan berfikirnya.
c. Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung, baik berupa lembaga
pendidikan (sekolah) yang berbeda, letak geografis maupun sosial cultural, yang
kesemuanya ikut menentukan metode yang dipakai oleh guru.
d. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru masing-masing.
e. Fasilitas yang berbeda baik kualitas maupun kuantitas.
Karakteristik metode pembelajaran ekspositori terdapat beberapa karakteristik antara lain:
a. Langkah ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan metode
ini.
b. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut
siswa untuk bertutur ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
d. sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dan dapat mengungkapkan kembali materi yang sudah
diuraikan.

D. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori


Langkah-langkah dalam penerapan strategi ekspositori meliputi:
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.
Dalam strategi ekspositori, Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat tergantung dari langkah persiapan.
b. Penyajian(Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Yang harus difikirkan oleh setiap guru dalam penyajian
ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami
oleh siswa.
E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan
sering digunakan. Dalam hal ini disebabkan dalam strategi ini memiliki beberapa
keunggulan diantaranya:
a. Dari segi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang telah disampaikan.
b. Strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif jika materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki siswa untuk belajar
sangatlah terbatas.
c. Melalui pembelajaran ekspositori siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang
materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat dan mengobservasi melalui
pelaksanaan demonstrasi.
d. Strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Disamping memiliki keunggulan strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, antara
lain:
a. Strategi ini hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak dengan baik.
b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, bahasa, dan gaya belajar.
c. Sulit mengembangkan kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, dan berpikir
kritis siswa.
d. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori tergantung dengan apa yang dimiliki
oleh guru, seperti persiapan, rasa percaya diri, pengetahuan, antusiasme, motivasi dan
kemampuan mengelola kelas.

2. Pendekatan Pembelajaran Heuristik


A. Pengertian Pembelajaran Heuristik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), heuristik adalah seni atau ilmu yang
berhubungan dengan penemuan. Heuristik merupakan tahapan di mana para peneliti atau
sejarawan, mulai mencari dan menemukan sumber-sumber atau data sejarah yang
diperlukan dalam penelitian. Adapun pengertian heuristik menurut para ahli, antara lain:
a. Dudung Abdurrahman
Beliau mendefinisikan heuristik sebagai teknik riset yang digunakan dalam historiografi
melalui keterampilan untuk menemukan, mengenali serta merinci terkait topik-topik tertentu
dengan menggunakan catatan kecil.
b. Sjamsuddin
Menurut Sjamsuddin, heuristik adalah langkah pertama yang dipergunakan dalam
penelitian sejarah untuk mendapatkan data penelitian.
c. Carrad
Heuristik menurut Carrad adalah sebuah langkah awal yang digunakan untuk
mendapatkan sumber atau asal, materi serta data yang memiliki kaitan dengan sejarah yang
dapat digunakan dalam kegiatan yang akan atau tengah dilakukan.
B. Jenis-jenis Heuristik
Seorang peneliti harus memahami jenis-jenis dalam tahapan heuristik. Dilansir dari buku
Metodologi Penelitian Sejarah oleh Sumargono, berikut ini adalah jenis-jenis heuristik.
Jenis Heuristik Berdasarkan Sifatnya
Dalam prosesnya, tahapan heuristik terbagi menjadi dua jenis sesuai dengan sifatnya.
Berikut ini penjelasannya.
a. Sumber Primer
Sumber primer merupakan sumber sejarah yang diperoleh langsung dari pelaku yang
mengalami peristiwa sejarah tersebut. Misalnya ketika sedang menyusun biografi seorang
tokoh sejarah maka peneliti bisa memperoleh data melalui wawancara langsung dengan
tokoh yang bersangkutan.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari seseorang yang
tidak terlibat langsung dengan orang tersebut, tetapi memiliki hubungan yang dekat
dengan orang tersebut. Misalnya ketika sedang menyusun seorang tokoh sejarah yang
sudah meninggal, maka peneliti bisa memperoleh informasi melalui keluarganya atau
sumber lain yang dekat dengan tokoh tersebut.
3. Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan
A. Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk)
Multiple Intelligence berasal dari dua kata “Multiple” dan “Intelligences” dalam bahasa
Inggris Multiple (maltip) berarti berbagai jenis, Intelligence (in’telijens) berarti kecerdasan.
Menurut Ilmu Psikologi Inteligensi biasanya disebut sebagai kesanggupan umum individu
mengambil manfaat dari pada pengalaman- pengalaman lampau dalam menghadapi dan
mengatasi situasi baru.
Dalam Kamus lengkap Psikologi disitu disebutkan istilah Multi Modal TheoryOf
Intelligensi, teori ini menyatakan Intelligensi itu tersusun atas sejumlah besar kemampuan
khusus dan tidak merupakan kemampuan umum yang tunggal.10 Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa Multiple Intelligences adalah kemampuan yang berbeda-beda pada diri
manusia yang dapat dikembangkan secara terus menerus untuk membantu proses
pembelajaran agar lebih mudah dan menyenangkan. Multiple Intelligences (kecerdasan
majemuk) adalah satu teori yang memulai pemecahan definisi klasik tentang kecerdasan.
Orang yang mengatakan anak pintar adalah yang mendapat nilai tertinggi dalam prestasi
akademik mereka, sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah atau kebanyakan berada di
posisi terbawah di kelas mereka adalah orang bodoh. Namun, Howard Gardner percaya
bahwa setiap manusia memiliki kemauan dan kemampuan masing-masing untuk
mencapainya. Bukanlah keputusan bijak untuk mengkategorikan setiap manusia dalam tipe
yang sama bahkan dari karakter, latar belakang atau kecerdasan mereka. Dengan teori
semacam ini, para siswa dapat menemukan kemampuan mereka dan tidak ada lagi penilaian
tentang siapa yang terpandai dan terbodoh.
B. Macam-Macam Kecerdasan
Menurut Gardner ada 8 kecerdasan yang harus dikembangkan, yaitu:
a. Kecerdasan Verbal Lingusitik
Kecerdasan linguistik sering disebut sebagai kecerdasan verbal. Kecerdasan linguistik
mewujudkan dirinya dalam kata-kata, baik dalam tulisan maupun lisan. Mereka gemar
membaca, menulis dan berbicara, dan suka bercengkerama dengan kata-kata. Mereka
memakai kata-kata bukan hanya untuk makna tersurat dan juga tersiratnya semata, namun
juga dengan bentuk dan bunyinya, serta untuk citra yang tercipta ketika kata-kata dirancang
reka dalam cara yang lain dan berbeda dari yang biasa.
b. Kecerdasan Logis Matematis
Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan tentang angkaangka dan penalaran.
Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mempergunakan penalaran induktif dan deduktif,
memecahkan masalah-masalah abstrak, dan memahami hubungan-hubungan kompleks antara
analisis matematis dan proses ilmiah. Siswa yang menonjol memiliki kecerdasan ini senang
dengan proses pembelajaran yang dirancang dalam bentuk analisis masalah, pertanyaan,
eksperimen, dan analisis untuk mencari solusi. Orang yang kuat dalam hal kecerdasan logis
matematis mempunyai keterampilan berfikir kritis untuk merangkai, menghubungkan,
menganalisa suatu data. Mereka sering unggul dalam penggunaan matematika, sains, dan
komputer. Mereka mempunyai suatu logika untuk berfikir pada level-level yang kompleks,
menganalisis data, menafsirkan informasi dan memecahkan jenis-jenis masalah yang
beraneka ragam.
c. Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk membentuk dan menggunakan model
mental, orang yang memiliki kecerdasan jenis ini cenderung berfikir dalam atau dengan
gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video,
dan peragaan yang menggunakan model slaid. Mereka gemar menggambar, melukis, atau
mengukir gagasan-gagasan yang ada di kepala dan sering menyajikan suasana serta perasaan
hatinya melalui seni. Mereka sering mengalami dan mengungkapkan dengan berangan-angan,
berimajinasi dan berperan.
Orang yang memiliki kecerdasan visual spasial memiliki kemampuan untuk melihat dan
mengamati dunia gambar dan ruang secara akurat (cermat). Kecerdasan ini melibatkan
kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan diantara elemen-
elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari
berbagai sudut pandang.
d. Kecerdasan Kinestetik
Orang yang memiliki kecerdasan ini memproses informasi melalui informasi melalui
sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Mereka sangat baik dalam keterampilan
jasmaninya baik dengan menggunakan otot kecil maupun otot besar, dan menyukai aktivitas
fisik dan berbagai jenis olahraga. Mereka lebih nyaman mengkomunikasikan informasi
dengan peragaan (demonstrasi) atau pemodelan. Mereka dapat mengungkapkan emosi dan
suasana hatinya melalui tarian.
Orang yang memiliki kecerdasan kinestetik, mereka mahir dalam menggunakan tubuh
secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga
meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan,
kelenturan dan kecepatan. Orang yang memiliki kecerdasan kinestetik menyukai olahraga dan
hal-hal yang berhubungan dengan olah tubuh.
e. Kecerdasan Musikal
Orang yang mempunyai kecerdasan ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan
dan juga musik. Mereka sering bernyanyi, bersiul atau bersenandung ketika melakukan
aktivitas lain. Mereka gemar mendengarkan musik, serta mampu memainkan musik di atas
rata-rata. Mereka bernyanyi dengan menggunakan kunci nada yang tepat dan mampu
mengingat serta, secara vokal dapat mereproduksi melodi. Mereka bisa bergerak secara ritmis
atau membuat ritme-ritme serta lagu-lagu untuk membantunya mengingat fakta dan informasi
lain.
f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami dan berinteraksi dengan baik
dengan orang lain. Kecerdasan ini ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan
dalam berbagai macam aktivitas sosial serta keengganan dalam kesendirian dan menyendiri.
Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara
berkelompok, belajar sambil berinteraksi dan bekerjasama juga senang bertindak sebagai
mediator perselisihan baik di sekolah maupun di rumah dan lingkungannya.
g. Kecerdasan Naturalistik
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan menggunakan input sensorik dari alam untuk
menafsirkan lingkungan seseorang. Kecerdasan ini memungkinkan orang-orang berkembang
dengan pesat dalam lingkungan-lingkungan yang berbeda dan mengkategorisasi, mengamati,
beradaptasi, dan menggunakan fenomena alam.

4. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual


Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual memperlihatkan bahwa
belajar akan lebih produktif, dimana setiap peserta didik memiliki peranan dan fungsi utama
sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar.
Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual,
yaitu: konstruktivisme (contruktivisme), menemukan (inquiri), bertanya (question),
masyarakat belajar (learning comunity), pemodelan (modeling), refleksi, penilaian yang
sebenarnya (aunthentic asesment).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan heuristik merupakan pendekatan pengajaran yang menyajikan sekumpulan
data dan meminta siswa untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Pendekatan berbasis
kecerdasan adalah pendekatan dimana guru perlu mengetahui tingkat kecerdasan siswa
terlebih dahulu untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa. Pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Harmuni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, (Yogyakarta:
Investidaya, 2012).
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006).
Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha
Nasional,1984). Pringgodigdo, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1993).
0C.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993).
Yatim Riyanto, Paradigma baru pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009).

Anda mungkin juga menyukai