Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI
1. Penegasan Istilah
A. YouTube
Youtube adalah tempat untuk mengunggah, menonton, dan menanggapi video yang
diposting di forum itu terhubung ke internet. Berbagai video telah dipublikasikan di sana
sehingga seluruh dunia dapat menonton dan mengaksesnya dengan mudah sesuai
keinginannya. Video yang diunggah meliputi musik, vlog, film, animasi, murotal, doa,
tutorial make up, memasak, pendidikan dan banyak lagi.
Media sosial adalah salah satu media komunikasi Internet yang memungkinkan
pengguna mewakili dirinya sendiri berinteraksi, berkolaborasi, berbagi, berkomunikasi
dengan pengguna lainhampir membentuk ikatan sosial. Di media sosial, ada tiga bentuk
Makna sosial mengacu padanya pengenalan (kognisi), komunikasi (komunikasi) dan
Kerjasama (kerja sama) (Mujianto, 2019: 136).
YouTube adalah media sosial yang paling populer di kalangan masyarakat dewasa
ini. Popularitasnya diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan Jumlah pengguna.
Sebelumnya, YouTube mencatat jumlah penonton terdaftar bulanan (Chandra, 2017:
414). YouTube adalah basis data video paling populer di internet, atau bahkan mungkin
yang paling lengkap dan bervariasi. Pada awalnya, YouTube tidak dikembangkan oleh
Google, tetapi Google memperolehnya terakhir lalu gabungkan dengan layanan Google
lainnya (Faiqah, dkk., 2016: 259-260).
B. Gangguan Keterlambatan Bicara (speech delay)
Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
hambatan untuk bicara dan perkembangan bahasa pada anak tanpa keterlambatan dalam
aspek perkembangan lainnya. (Subyantoro, 2013, hlm. 250). Ada enam alasan penundaan
berbicara, di antaranya sebagai berikut:
a. Keterbelakangan mental, keterbelakangan mental biasanya karena keterlambatan
proses pematangan saraf dalam kebidanan, gangguan bicara ekspresif, autisme,
gangguan perkembangan untuk banyak sistem, penundaan perkembangan global.
b. Gangguan pendengaran, anak yang menderita ketulian akibat infeksi pada Area
telinga juga bisa menderita keterlambatan bicara. Itu terkait dengan cara otak
merasakan, meniru dan menggunakan bahasa yang ada mendengar.
c. Keterlambatan perkembangan atau keterlambatan aktivitas. Keterlambatan karena
disfungsi otot kasus dapat dibedakan dari bagaimana anak menyampaikan pidato
yang tidak jelas dan tidak akhir yang sempurna, otaknya sudah mengontrol dan
memberikan stimulus untuk menjawab dengan benar, tapi kata yang keluar dari
mulut tidak jelas karena itu penyakit saraf atau kegugupan.
d. Keterbatasan kognitif, biasanya anak dengan kelainan ini tidak dapat melakukan
aktivitas sesederhana mengikat tali sepatu.
e. Menderita gangguan pervasif, Gangguan ini biasanya terjadi pada anak-anak yang
memiliki pengalaman ADD (Attention Devisit distraksi), ditandai dengan aktivitas
lain tampaknya sulit untuk fokus, gangguan perlu dibawa ke ahlinya.
f. Kurangnya interaksi komunikasi dengan orang tua dan lingkungan, keadaan seperti
lingkungan, perumahan kemiskinan, malnutrisi, kekurangan Stimulasi orang tua
dapat menginduksi gangguan bicara, ini membuat anak kurangnya kosa kata dalam
kata-kata, anak-anak tidak didorong secara logis dan lain-lain (Subyantoro, 2013,
p. 263-264).

2. Penelitian yang relavan terkait speech delay pada anak


Penelitian yang dilakukan oleh Lestari diperoleh hasil bahwa pada anak-anak 3 tahun
seharusnya memiliki kesadaran fonologis terutama pada keterampilan pelanggaran suara. Pada
keterampilan anak usia 3 tahun masih tergantung kapasitas pengucapan fonem seperti fonem
/r/. Meskipun demikian, itu tidak bisa dikatakan juga mereka yang berusia 3 tahun yang belum
memiliki kesadaran fonologis diklasifikasikan sebagai anak-anak ucapan tertunda Lebih lanjut
Oleh karena itu perlunya diagnosis dini untuk mengetahui apakah ada keterlambatan berbicara
dengan anak fungsional atau pasif. (Subyantoro, 2013, hlm. 254)
Penundaan fungsional yang paling umum, sering disebut keterlambatan motoric yaitu,
sistem saraf pusat, dan umumnya ada sejarah yang akrab. Umumnya penundaan fungsional
akan meningkat setelah usia dua tahun, dan penundaan tidak fungsional bisa lakukan dengan
kesehatan. (Subyantoro, 2013, hal. 256-257).
Secara tradisional, akuisisi bahasa dibagi menjadi empat, yaitu: 1) tahap pra-linguistik (0-
12 bulan) anak sudah bisa menggeram dan berproduksi banyak suara 2) tahap satu kata (12-18
bulan) dijadwalkan dengan anak yang memiliki belajar menggunakan kata-kata mewakili ide,
pada tahap ini orang tua atau orang lain juga perlu diperhatikan aktivitas dan elemen anak-
anak non-linguistik lainnya, seperti gerakan, pola, ekspresi, dan objek yang ditunjuk Ya nak.
3) fase dua kata (18-24 bulan) sudah ditandai dengan seorang anak menggabungkan dua kata
menjadi satu bentuk ucapan pendek tanpa preposisi, kata-kata pertunjukan dan bentuk lainnya,
4) tahap multi kata (3-5 tahun) ditandai dengan kemampuan anak untuk melakukannya kalimat
tanya negatif, frase kalimat majemuk dan berbagai bentuk. pada anak berusia empat tahun,
tidak muncul di H, yang seperti pidato yang dimulai panjang dan tata bahasa lebih terorganisir.
dia hanya melakukannya menggunakan dua kata tapi tiga atau Lagi. Pada usia 3-4 tahun, anak
berbicara mulai panjang dan teratur secara tata bahasa. (Ingram dalam Nuryani, 2013, hlm. 91
94).
Bukan tidak mungkin saat anak menerima pengetahuan baru tentang kosakata di jejaring
sosial Youtube, sama seperti orang dewasa, anak-anak juga pandai menyerap informasi
danpengetahuan dari apa yang dilihatnya Dengar, dalam hal ini media sosial Youtub lalu
sesuatu yang baru kalau media sosial Youtube bisa mempengaruhi pemerolehan bahasa cerita
anak-anak keterlambatan bicara (speaking delay).
Sejauh ini, penelitian tentang penguasaan bahasa media kecanggihan teknologi yang
Youtube dan subjek penelitiannya adalah seorang anak yang hidup keterlambatan bicara lagi
dilakukan, maka dengan adanya tulisan Ini harus ditambahkan referensi dalam dunia penelitian
psikolinguistik dan akan muncul kembali ke studi ini lebih relevan.

Anda mungkin juga menyukai