Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANAK DENGAN GANGGUAN BICARA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Dasar-Dasar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Kelompok 1
1. Baiq Erika Nurliyani (E1E021193)
2. Baiq Hikmatul Maula Khalisa (E1E021194)
3. Baiq Luluh Juniarti (E1E021195)

Dosen pengampu :
Drs. I Nyoman Karma M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah kami yang berjudul“ANAK DENGAN
GANGGUAN BICARA” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang kurang
sempurna, oleh karena itu bagi pihak yang membaca makalah ini bisa memberikan kritik dan
saran untuk mengembangkan serta dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga penyusunan
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Penyebab Keterlambatan Bicara Pada Anak..................................................


B. Cara Mengatasi Gangguan Bicara Pada Anak...............................................
C. Cara Penanganan Anak Gagap.......................................................................
D. Penyebab Gangguan Bahasa Ekspresif Dan Represif....................................
E. Cara Penanganan Anak Dengan Gangguan Bahasa Ekspresif Dan Represif.

BAB III PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk
mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada
anak-anak, tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya. Pada umumnya
mereka mempunyai perkembangan intelegensi dan sosial emosional yang normal. Menurut
penelitian, problem ini terjadi atau dialami 8 sampai 10% anak-anak usia pra sekolah dan
lebih cenderung dialami anak laki-laki daripada perempuan.
Di awal usia batita, anak mulai mampu mengucapkan kata yang memiliki makna.
Meski kebanyakan kata tersebut masih sulit dipahami karena artikulasi (pengucapannya)
masih belum baik. Perlu diketahui kemampuan batita dalam berbicara dipengaruhi
kematangan oral motor (organ-organ mulut). Sementara kemampuan yang menunjang
perkembangan bahasa diantaranya kemampuan mendengar, artikulasi, fisik (perkembangan
otak dan alat bicara), dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab keterlambatan bicara pada anak?
2. Bagaimana cara mengatasi gangguan bicara pada anak?
3. Bagaimana cara penanganan anak gagap?
4. Apa penyebab gangguan bahasa ekspresif dan represif?
5. Bagaimana cara penanganan anak dengan gangguan bahasa ekspresif dan
represif?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui penyebab keterlambatan bicara pada anak?
2. Mengetahui cara mengatasi gangguan bicara pada anak?
3. Mengetahui cara penanganan anak gagap?
4. Mengetahui penyebab gangguan bahasa ekspresif dan represif?
5. Mengetahui cara penanganan anak dengan gangguan bahasa ekspresif dan
represif?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYEBAB KETERLAMBATAN BICARA PADA ANAK


Ada beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan bicara pada anak, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Hambatan pendengaran
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan
keterlambatan bicara, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami,
meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebanya adalah karena infeksi
telinga.
2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor
Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-
motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan
hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab mebghasilkan bicara.
Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan
rahangnya untuk menghasilkan bunyi rangsang tertentu.
3. Masalah keturunan
Sejauh ini masalah keturunan belum dapat diteliti korelasinya dengan etologi dari
hambatan pendengaran. Namun, pada beberpa kasus dimana seorang anak anak
mengalami keterlambatan bicara, ditemukan kasus serupa pada generasi
sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara
hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi.
4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran
penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa
yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka
berkomunikasi dengan si anaklah yang juga membuat si anak tidak banyak
mempunyai perbendaharaan kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau
membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekalipun.
Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara
satu patah dua patah kata saja yang isinya intruksi atau jawaban yang sangat
singkat.
Anak-anak yang diasuh oleh orangtua/pengasuh yang pendiam sering kali jadi
kurang terstimulasi. Begitu juga anak-anak yang setiap hari kegiatannya hanya
menonton tv. Anak- pun, misalnya hanya menunjuk-nunjuk, sudah mendapatkan
apa yang diinginkan.
5. Adanya keterbatasan fisik
Adanya keterbatasan fisik seperti pendengaran kurang sempurna, bibir sumbing
dan sebagainya juga bisa merupakan penyebab keterlambatan bicara pada anak.
6. Faktor televisi
Sejauh ini, kebanyakan nonton televisi pada anak-anak batita merupakan faktor
yang membuat anak menjadi pendengar pasif. Pada saat nonton televisi, anak akan
lebih sebagai pihak yang menerima tanpa harus mencerna dan memproses
informasi yang masuk. Belum lagi adegan yang disuguhkan berisi adegan-adegan
yang seringkali tidak dimengerti oleh anak bahkan sebernarnya traumatis (karena
menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual, ataupun acara yang tidak
disangka memberi kesan yang mendalam karena egosentrisme yang kuat pada
anak dan karena kemampuan kognitif yang masih belum berkembang). Akibatnya,
dalam jangka waktu tertentu yang mana seharusnya otak mendapat banyak
stimulasi dari lingkungan/ orang tua untuk kemudian memberikan feedback
kembali, namun karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi
(yang tidak membutuhkan respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak
akan mengurusi masalah bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya.

B. CARA MENGATASI GANGGUAN BICARA PADA ANAK


Ada keterlambatan bicara yang masih bisa diupayakan sendiri oleh orangtua, tapi ada
juga yang harus melibatkan ahli.
1. Keterlambatan yang bisa diatasi sendiri
a. Menyebut nama-nama angota tubuh.
b. Ketika anak bicara tidak jelas tetapi kita mengerti apa maksudnya
c. Mengucapkan nama benda yang digunakan sehari-hari dengan cara terus
mengulang.
d. Ketika seharusnya anak sudah bisa mengucapkan 2-3 kata dalam satu kalimat
tapi ia hanya mengucapkan 1 kata.
e. Jika ada konsonan-konsonan yang masih sulit diucapkannya di usia 12-18
bulan, beri kesempatan untuk terus mengulanginya.
2. Keterlambatan yang harus melibatkan ahli
a. Sampai usia 12 bulan sama sekali belum bisa babling
b. Sampai usia 18 bulan belum ada kata pertama yang cukup jelas, padahal sudah
dirangsang dengan berbagai cara
c. Terlihat kesulitan mengucapkan beberapa konsonan
d. Seperti tidak memahami kata-kata yang kita ucapkan
e. Terlihat berusaha sangat keras untuk mengatakan sesuatu, misalnya sampai
ngeces atau raut muka berubah.
Cara mencegah dan mengatasi gangguan bicara pada anak
1. Pencegahan yang bisa dilakukan oleh orangtua
- Melatih komunikasi dua arah dengan anak 
Mengajak anak berbicara sangatlah penting untuk mencegah speech delay pada anak.
Sering mengajak anak ngobrol sejak dini dapat memicu keberanian anak untuk
berbicara. Selain itu, merespons sangat anak berbicara juga bisa jadi cara mencegah
gangguan bicara pada anak.
- Bermain permainan sederhana bersama anak 
Meluangkan waktu untuk bermain bersama anak juga dapat mencegah anak terlambat
bicara. Saat bermain, bunda bisa mengajak anak berdiskusi sederhana tentang mainan
anak maupun membuat cerita dari permainan tersebut.
- Membaca buku cerita atau dongeng anak 
Membacakan buku pada anak dapat mencegah anak terlambat bicara lho, bunda.
Pasalnya, saat membaca bunda bisa menstimulasi anak dengan pertanyaan atau
diskusi sederhana tentang cerita di buku.
- Ajak anak belajar bernyanyi bersama 
Selain membaca, menyanyi juga bisa mencegah gangguan bicara pada anak. Ada
banyak sekali kata-kata baru yang bisa dipelajari anak dalam satu lagu. Bunda juga
bisa menambah sedikit gerakan tarian untuk melatih kemampuan gerak anak. Tak
hanya kemampuan gerak, belajar bernyanyi juga mengasah kemampuan menghafal,
mendengar, serta mengekspresikan ide dengan kata-kata.
2. Terapi yang dilakukan ahli
- Terapi Bicara
Terapi bicara biasanya menggunakan audio atau video dan cermin. Setelah pasien
mengetahui gangguan yang dideritanya, terapis kemudian mengajarkan kemampuan
berbicara dengan menggunakan metode yang sesuai dengan usia pasien. Terapi bicara
anak-anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, boneka, bermain peran,
memasangkan gambar atau kartu.
- Terapi Oral Motorik
Terapi ini menggunakan latihan yang tidak melibatkan proses bicara, seperti minum
melalui sedotan, meniup balon, atau meniup terompet. Latihan ini bertujuan untuk
melatih dan memperkuat otot yang digunakan untuk berbicara.
- Terapi Berbasis Komputer
Seiring perkembangan teknologi, para ahli patologi bahasa dan bicara
mengembangkan berbagai piranti lunak yang dapat membantu dalam proses terapi
gangguan bicara, diantaranya:
TinyEYE merupakan piranti lunak yang memungkinkan terapi bicara dapat dilakukan
dari jarak jauh. Metode yang digunakan pada piranti ini sama dengan metode yang
dipakai pada terapi tatap muka.
Fast ForWord merupakan piranti lunak yang dirancang berdasarkan masalah pada
proses pendengaran. Piranti ini menggunakan permainan yang dirancang untuk
memperlambat tempo suara sehingga memungkinkan pengguna untuk membedakan
bunyi.
TWIST (Technology with Innovative Speech Therapy) merupakan piranti lunak yang
dikembangkan untuk terapi berbicara bagi penderita stroke, penderita geger otak,
penderita penyakit degeneratif saraf, dan anak-anak yang mengalami gangguan
berbicara.

C. CARA PENANGANAN ANAK GAGAP


Gagap pada anak biasanya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya
seiring pertambahan usia. Akan tetapi, ada juga anak yang mengalami gagap hingga
usia dewasa. Dalam hal ini, langkah penanganan perlu dilakukan guna mencegah anak
sulit berkomunikasi.
Gagap biasanya dialami oleh anak saat berusia 18–24 bulan. Kondisi tersebut umum
terjadi, karena periode usia ini adalah masa ketika anak mulai belajar untuk mengasah
kemampuan berbicara dan berbahasanya. Dengan demikian, tidak diperlukan
penanganan khusus untuk mengatasinya.
Namun, pada sebagian kasus lainnya, gagap pada anak bisa terus terjadi hingga
usianya dewasa. Hal ini tentu membuat anak sulit berkomunikasi dengan orang lain
dan bisa menyebabkan kualitas hidupnya menurun, sehingga perlu ditangani.
1. Penyebab Gagap pada Anak
Penyebab seorang anak menjadi gagap masih belum diketahui secara pasti. Namun,
gagap pada anak diperkirakan terjadi karena beragam faktor, seperti:
a. Faktor keturunan
Gagap pada anak dapat bersifat genetik atau diturunkan dari orang tua. Beberapa
riset mengungkapkan bahwa sekitar 60% anak yang mengalami gagap memiliki
anggota keluarga yang juga gagap.
b. Gangguan pada otak
Gagap pada anak juga bisa terjadi jika ada gangguan pada saraf atau bagian otak
yang mengendalikan kemampuan berbahasa dan berbicara. Selain gagap,
gangguan ini juga bisa membuat anak menjadi cadel hingga tidak mampu
berbicara.
Selain faktor-faktor di atas, risiko seorang anak menjadi gagap juga dapat
meningkat jika ia berjenis kelamin laki-laki atau mengalami stres, seperti akibat
terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan atau menerima perundungan (bully)
dari teman-temannya.
2. Cara Mengatasi Gagap pada Anak
Penanganan gagap pada anak mungkin tidak akan menghilangkan gagapnya secara
keseluruhan. Penanganan ini lebih bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bicara,
komunikasi, dan partisipasi anak dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi gagap pada anak, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda
lakukan:
1. Lakukan terapi wicara
Jika anak mengalami kesulitan bicara atau gagap, janganlah ragu untuk
membawanya ke dokter. Untuk menentukan penyebab gagap yang dialami oleh
anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, evaluasi tumbuh kembang, dan
pemeriksaan psikologis.
Setelah itu, dokter dapat memberikan penanganan sesuai penyebab gagap pada
anak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi gagap adalah
terapi wicara dan psikoterapi.
2. Latihlah kemampuan bicara anak secara rutin
Selain mendapatkan penanganan dari dokter, Anda juga disarankan untuk melatih
kemampuan bicara anak di rumah. Menghadapi anak yang gagap memang
memerlukan kesabaran lebih banyak. Oleh karena itu, dengarkan dengan baik dan
saksama apa yang diucapkan oleh anak.
Jangan biarkan anak mengetahui Anda merasa terganggu atau tidak sabar ketika ia
sedang berbicara. Selain itu, sebisa mungkin hindari memotong pembicaraannya,
menyelesaikan kata-katanya, atau terus bertanya apa yang ingin ia katakan.
3. Upayakan untuk selalu bicara dengan tenang
Selain memperhatikan apa yang anak katakan, cobalah untuk bicara dengan
tenang dan perlahan. Buatlah suasana rumah menjadi tenang, nyaman, dan
mintalah anggota keluarga lain untuk berbicara dengan tenang juga kepada anak
Anda.
4. Hindari perkataan tertentu
Ketika mengetahui anak mengalami gagap, Anda mungkin ingin mengatakan,
“Bicaralah pelan-pelan!” atau “Cobalah bicara lebih jelas!”. Meski tujuannya
baik, Anda dianjurkan untuk menghindari perkataan tersebut agar anak tidak
kehilangan kepercayaan dirinya.
5. Ajaklah anak membaca
Anda juga bisa mengajak anak untuk membaca dengan suara yang keras. Cara ini
dapat mengajarkan anak Anda untuk bernapas dengan baik saat berbicara. Meski
mungkin awalnya sulit, cobalah untuk membantunya secara perlahan.
Selain itu, cobalah luangkan waktu untuk bicara berdua saja dengan anak Anda.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi

Penanganan anak gagap dengan metode bermain untuk menyembuhkan seperti


berikut:
a. Permainan mengucapkan huruf vocal
Salah satu permainan yang sangat tepat untuk anak usia dini yang mengalami
gagap adalah saat mempelajari huruf vokal. Tehnik ini juga sering dilakukan
untuk terapi anak terlambat bicara meskipun tidak mengalami gagap. Caranya
adalah orang tua bisa berdiri di depan anak. Kemudian minta anak untuk
mengucapkan huruf A, I, U, E dan O dengan keras. Latih kebiasaan ini sampai
anak bisa mengucapkan vokal dengan baik. Cara ini bisa dilakukan di sekolah
atau di rumah sendiri.
b. Permainan menyebutkan kata berjeda
Kemudian cara yang lain adalah dengan menggunakan permainan untuk
menyebutkan kata atau nama benda. Namun cara ini dilakukan tidak biasa karena
ketika anak bicara maka minta anak untuk memberikan jeda. Misalnya saja
seperti orang tua mengangkat gambar apel, alpukat atau benda lain. Kemudian
anak harus menyebutkan nama benda dan minta anak untuk menjeda sebelum
mengucapkan. Ini cara yang baik untuk membantu anak bisa spontan tanpa harus
gagap. Cara ini juga akan menjadi terapi gagap pada anak yang sangat efektif.
c. Permainan menyentuh lidah
Salah satu terapi wicara untuk anak autis yang juga bisa diterapkan untuk anak
gagap adalah dengan menyentuh lidah. Cara ini bisa dilakukan dengan membuat
anak untuk membuka mulut dengan lebar, kemudian minta anak untuk
menjulurkan lidah, menggerakkan lidah dari ujung mulut ke dalam dan lalu
memegang lidah. Ini cara yang sangat tepat untuk membuat lidah menjadi lebih
elastis dan terlatih sehingga bisa mengatasi gagap. Namun perhatikan untuk tidak
meminta anak melakukan dengan keras agar tidak terjadi cedera.
d. Minum dengan sedotan
Salah satu penyebab anak bicara gagap adalah ketika bagian lidah anak menjadi
tidak stabil saat bicara. Kebiasaan ini mungkin hanya diawali dengan
ketidaksengajaan tapi selanjutnya menjadi kebiasaan sampai anak selalu bicara
gagap. Untuk mengatasinya maka biasakan agar anak memiliki kebiasan untuk
membentuk lidah lebih stabil saat bicara. Meskipun ini terlihat sangat alami
namun juga sulit untuk dilakukan. Untuk melatihnya maka biasakan anak untuk
selalu minum dengan sedotan. Bentuk sedotan akan membuat lidah terlatih saat
berbicara.
e. Berlari kemudian bicara
Latihan pernafasan juga sangat baik untuk mengatasi masalah gagap pada anak.
Langkah ini dilakukan dengan cara membuat anak terbiasa bernafas lambat dan
teratur. Permainan bisa dilakukan dengan cara berlari kemudian minta anak untuk
bicara. Untuk tahu apa yang harus dikatakan anak maka minta anak berlari
kemudian membawa benda lalu minta anak untuk menyebutkan nama benda
tersebut. Kebiasaan ini sangat baik agar anak tidak gagap namun dilakukan secara
alami.
D. PENYEBAB GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF DAN REPRESIF
Secara singkat, bahasa reseptif adalah bagaimana anak memahami bahasa, sedangkan
bahasa ekspresif adalah bagaimana anak menggunakan kata untuk mengekspresikan
dirinya
1. Mengenal bahasa represif
Pengertian bahasa represif adalah input atau masukan dari bahasa, yaitu kemampuan
untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Misalnya, saat mendengar
sebuah petunjuk untuk memakai sepatu, anak dapat mengikuti petunjuk tersebut
dengan benar.
Keterampilan bahasa represif anak usia dini dibutuhkan untuk memahami kalimat
yang didengar dan dibaca. Pada umumnya, seorang anak mampu memahami bahasa
sebelum mereka mampu mengatakannya.
2. Fungsi bahasa represif
Berikut adalah beberapa fungsi penting dari bahasa represif bagi anak.
- Untuk mengikuti petunjuk dan arahan
- Untuk memahami apa arti gestur atau bahasa tubuh
- Untuk menjawab pertanyaan
- Untuk mengidentifikasi objek dan gambar
- Untuk memahami apa yang dibaca
- Untuk memahami sebuah cerita.
3. Mengenal bahasa ekspresif
Pengertian bahasa ekspresif adalah output atau hasil dari bahasa, yakni kemampuan
untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan anak melalui komunikasi verbal atau
nonverbal. Komunikasi ekspresif adalah kemampuan menyampaikan pikiran dengan
menggunakan bahasa secara masuk akal dengan tata bahasa yang benar.
Contoh penggunaan bahasa ekspresif adalah saat anak menggunakan kata atau
susunan kalimat yang benar untuk menyampaikan maksudnya, misalkan
menggunakan kata “ini” untuk menunjuk sesuatu di dekatnya dan menggunakan “itu”
untuk menunjuk sesuatu yang jauh darinya.
4. Fungsi bahasa ekspresif
Fungsi bahasa ekspresif adalah untuk mengomunikasikan atau menyampaikan
gagasan, maksud, keinginan, kebutuhan, pertanyaan, serta membuat komentar secara
benar dan efektif.
Perbedaan bahasa represif dan bahasa ekspresif terletak pada fungsinya, di mana
bahasa ekspresif digunakan untuk menyampaikan makna atau pesan kepada orang
lain, sedangkan bahasa reseptif berfungsi untuk memahami dan memproses pesan
atau informasi yang diterima anak dari orang lain.
5. Gangguan bahasa ekspresif dan represif
Saat anak tidak mampu menggunakan bahasa ekspresif atau represif yang sesuai
dengan usianya, ada kemungkinan dirinya mengalami gangguan terkait keterampilan
kedua bahasa ini.
- Gangguan bahasa represif terjadi ketika anak Anda mengalami kesulitan
memahami bahasa.
- Gangguan bahasa ekspresif terjadi ketika anak Anda mengalami kesulitan
berkomunikasi secara verbal.
Sebagian anak mungkin mengalami gangguan pada salah satu jenis bahasa tersebut
ataupun keduanya sekaligus.
Penyebab pasti gangguan bahasa ekspresif atau represif pada anak belum dapat
dipastikan. Masalah ini bisa jadi merupakan gejala dari suatu gangguan atau
keterlambatan perkembangan yang menjadi penyebab utamanya.
6. Gejala gangguan bahasa represif dan ekspresif
Anak-anak dengan gangguan berbahasa dapat mengalami kesulitan dalam situasi
sosial ataupun akademi. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada perilaku anak.
Berikut adalah beberapa gejala gangguan bahasa ekspresif dan bahasa represif anak
usia dini.
Gejala gangguan komunikasi ekspresif adalah:
- Kesulitan menyatukan kata-kata menjadi kalimat atau merangkai kata dengan
benar
- Kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara dan menggunakan kata
pengganti seperti “um.”
- Memiliki tingkat perbendaharaan atau kosakata kata yang rendah dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya.
- Menggunakan kata-kata di luar konteksnya.
- Menggunakan tata bahasa yang salah.
Sementara itu, gejala gangguan bahasa represif adalah :
- Kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain.
- Kesulitan memahami dan mengikuti petunjuk maupun instruksi yang umumnya
dapat dilakukan anak seusianya..
- Kesulitan mengatur pikiran untuk berbicara atau menulis.
7. Tanda-tanda gangguan bahasa lainnya yang perlu diwaspadai
Tidak semua anak dapat berkembang pada kecepatan yang sama. Meskipun demikian,
sebaiknya orangtua perlu mewaspadai beberapa kondisi yang dapat menjadi tanda
adanya gangguan bahasa pada anak.
- Tidak menggunakan gerak tubuh atau gestur saat berusia 12 bulan.
- Tidak menggunakan sepatah kata pun saat menginjak 15 bulan.
- Lebih suka melakukan gerak tubuh daripada berbicara untuk komunikasi,
kesulitan meniru suara, dan memahami permintaan verbal sederhana setelah
berusia 18 bulan.
- Hanya dapat meniru ucapan dan tidak menghasilkan frasa secara spontan, tidak
menggunakan bahasa lisan lebih dari kebutuhan mendesaknya, tidak dapat
mengikuti petunjuk sederhana, serta memiliki nada suara yang tidak biasa pada
usia 2 tahun.

E. CARA PENANGANAN ANAK DENGAN GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF


DAN REPRESIF
Anak – anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif mengalami kesulitan untuk
mengekspresikan dirinya melalui pembicaraan, tulisan atau gestur. Beberapa anak
memang terlambat untuk mencapai titik capai perkembangan bahasa mereka dalam
tiga tahun pertama, namun mereka pada akhirnya akan mengejar dan mereka ini
adalah anak – anak yang disebut sebagai ‘telat bicara’. Anak – anak yang terus
mengalami kesulitan dengan ekspresi verbal bisa jadi didiagnosa dengan gangguan
bahasa ekspresif atau gangguan bahasa lainnya.
Menangani Gangguan Bahasa Ekspresif di Rumah
Komunikasi merupakan kemampuan dasar manusia yang paling penting dan sangat
dimaklumi apabila gangguan berbahasa menjadi sumber kecemasan para orang tua
untuk anak – anaknya. Tentunya para orang tua takut apabila seseorang yang
mengalami kendala dalam tahap perkembangan bahasa pada anak tersebut tidak akan
dapat mencapai sukses atau mengembangkan hubungan yang berarti dengan orang
lain. Kelainan berbahasa merupakan masalah belajar yang serius, namun sangat
mungkin untuk diatasi khususnya jika dimulai sejak awal. Cara mengatasi gangguan
bahasa ekspresif di rumah antara lain bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut
ini:
1. Memastikan anak mengerti
Seseorang yang mengalami kesulitan untuk menemukan kata – kata yang ingin
diucapkan atau kesulitan membentuk kalimat terstruktur, seringkali juga mengalami
kesulitan untuk mengerti kosa kata dan juga tata bahasa. Jika berkomunikasi dengan
orang yang mengalami gangguan bahasa ekspresif, pastikan bahwa Anda mengerti
apakah ia mengerti mengenai isi pembicaraan yang disampaikan. Memastikan anak
paham pembicaraan orang lain juga merupakan cara mengatasi gangguan
perkembangan bahasa pada anak.
2. Berikan waktu
Semua orang terkadang bisa merasa tertekan jika dipaksa untuk mengatakan sesuatu
secepatnya, dan memerlukan waktu untuk memproses apa yang hendak mereka
katakan. Kegugupan atau tekanan justru akan membuat anak membutuhkan waktu
lebih lama lagi untuk merumuskan ucapannya. Berikan waktu kepada anak untuk
memikirkan apa yang ingin dia sampaikan jika memungkinkan, agar ia tahu bahwa
tidak ada keharusan untuk terburu – buru. Tunjukkan bahwa Anda memberinya waktu
dengan ucapan Anda atau gerak – gerik tubuh Anda.
3. Ajukan komentar dan bukannya pertanyaan
Anda mungkin ingin memancing atau mendorong sang anak untuk berbicara dengan
mengajukan berbagai pertanyaan kepadanya. Dalam satu sisi hal tersebut bisa
berpengaruh, namun jika pertanyaan Anda terlalu banyak maka bisa saja akan terasa
seperti suatu interogasi yang membuatnya tidak nyaman dan merasa ditekan untuk
berbicara, akibatnya anak justru akan tutup mulut. Seringkali cara yang peling baik
justru hanya memberi komentar mengenai apa yang sedang ia lakukan atau apa yang
sedang terjadi. Misalnya, ketika anak sedang bermain, Anda bisa memberi komentar
sederhana tentang mainannya. Dengan demikian Anda justru akan memberi anak
tambahan kosa kata dan frasa yang mungkin saja ingin mereka lakukan dalam cara
yang jauh lebih tidak memberi tekanan kepada anak.
4. Beri contoh
Perkembangan bahasa anak usia dini akan berkembang apabila ia mendapatkan
contoh yang benar. Tunjukkan kepada anak bagaimana cara untuk mengatakan
berbagai hal bukan dengan cara mengoreksi ketika mereka salah, namun dengan
mengulangi apa yang mereka katakan dengan kata yang benar sehingga anak dapat
mendengar contoh yang bagus. Ulangi apa yang anak katakan dengan susunan kalimat
atau kata – kata yang benar dari mulut Anda sendiri, tidak perlu mengatakan kepada
anak jika ia salah mengucapkan sesuatu.
5. Tambahkan beberapa kata
Ketika Anda sedang mengulangi suatu kata atau kalimat kepada anak, tambahkan satu
atau dua kata kepada kalimat yang tadinya mereka ucapkan. Tujuannya untuk
menunjukkan kepada anak bahwa ada pilihan yang lebih banyak atau staruktur
kalimat yang lebih lengkap daripada yang biasa mereka katakan. Misalnya, jika anak
mengatakan “Duduk di kursi” maka Anda bisa menambahkan kepada anak seperti,
“iya, adik sedang duduk di kursi.
6. Berikan pilihan
Seorang anak dengan kesulitan bahasa ekspresif seringkali mengerti apa yang harus
dia jawab ketika diberi pertanyaan, namun ia tidak tahu bagaimana mengatakannya
karena tidak dapat memikirkan kata – kata yang diperlukan. Berilah mereka pilihan
kata – kata atau petunjuk untuk membimbing mereka ke kosa kata yang ingin
diucapkan dan juga untuk membentuk kecerdasan linguistik mereka. Misalnya,
tanyakan apakah mereka lebih suka warna biru atau merah daripada menanyakan
warna favorit mereka.
7. Gunakan cara lain untuk berkomunikasi
Cara mengatasi gangguan bahasa ekspresif juga dapat dilakukan dengan cara
berkomunikasi selain berbicara atau selain menggunakan kata – kata. Cara lain
tersebut bisa juga berupa isyarat, gerak tubuh atau gestur, gambar, buku atau alat
lainnya. Cara apapun yang Anda coba untuk mendorong anak menggunakan kata –
kata baru akan lebih efektif jika Anda juga mempraktekkannya sendiri. Ketahui juga
peran kognisi dalam perkembangan bahasa, hubungan psikolinguistik dengan
pemerolehan bahasa, hubungan psikologi linguistik dan psikolinguistik .
8. Gunakan konteks
Bahasa apapun yang perlu dipelajari anak, cara terbaik untuk mempelajarinya adalah
dengan konteks. Jika Anda berusaha mengajarkan kalimat bentuk lampau, cara terbaik
adalah dengan berbicara mengenai hal – hal yang baru saja terjadi. Jika Anda
berusaha mengajarkan ungkapan, cara terbaik adalah dengan menggunakannya sehari
– hari dalam konteks yang sesuai dengan situasi saat itu lalu beri penjelasan mengenai
apa artinya. Gunakan kosa kata tertentu yang ingin diajarkan sesering mungkin dalam
konteks yang tepat. Semakin sering anak mendengar kata tertentu dalam suatu
konteks, lebih mungkin kata tersebut akan tersimpan di otaknya dan diingat. Peran
bahasa Indonesia dalam pendidikan karakter generasi muda yang digunakan dengan
baik dan benar sangat penting sebagai bagian dari identitas kebangsaan mereka sejak
lahir.
9. Belajar sambil bermain
Anda juga dapat melakukan cara mengatasi gangguan bahasa ekspresif pada anak
dengan bermain bersama. Bergabunglah dalam kegiatan bermain anak secara rutin,
beri contoh kepada anak bagaimana cara menggunakan mainannya, ikuti permainan
anak dan bicarakan mengenai apa yang anak lakukan dengan mainannya, apa yang
akan Anda lakukan dengan mainannya, dan lain sebagainya.
10. Minimalkan suara – suara gangguan
Gangguan yang berasal dari suara – suara di dalam rumah seperti suara televisi, radio
atau musik, hingar bingat orang berbicara keras juga dapat menyulitkan anak untuk
berkonsentrasi mengingat kosa kata yang hendak diucapkannya. Usahakan untuk
menghilangkan berbagai kebisingan yang mengganggu proses belajar bicara anak atau
yang bisa mengalihkan fokusnya.
11. Berbicara berhadapan
Ketika bicara dengan anak, usahakan untuk menatap matanya dan bicara berhadapan
sehingga anak dapat melihat gerak bibir Anda dan meniru kata yang Anda ucapkan.
Dengan demikian anak akan lebih mudah meniru bagaimana cara bibir atau mulut
orang lain memproduksi suatu kata, dan pada akhirnya anak akan mengetahui
bagaimana cara pengucapan kata – kata tersebut dengan tepat.
12. Jangan menyelesaikan ucapan anak
Sebagai orang tua pastinya Anda sering merasa tidak tahan untuk menyelesaikan
kalimat anak ketika ia kelihatan kesulitan untuk mengatakan sesuatu dengan lengkap.
Namun dorongan tersebut sebaiknya ditahan untuk membantu anak membangun
kepercayaan dirinya dan belajar bahwa ia tidak dapat selalu bergantung kepada orang
lain untuk berkomunikasi. Membiarkan anak menyelesaikan kalimatnya sendiri bisa
berarti bahwa Anda memberikan dorongan kepada anak untuk mencoba.

Terapi untuk Mengatasi Gangguan Bahasa Ekspresif


Banyak orang tua yang anaknya mengalami gangguan bahasa ekspresif memilih untuk
memperbaiki gangguan tersebut dengan cara terapi. Terapi yang bisa dilakukan untuk
cara mengatasi gangguan bahasa ekspresif tersebut antara lain:
1. Terapi Individu
Terapi ini paling baik digunakan untuk kasus gangguan berbahasa berat yang
memerlukan perhatian individual. Anak – anak dengan kondisi yang berhubungan
seperti ADHD atau gangguan belajar juga akan mendapatkan manfaat dari terapi ini.
Cara ini juga bekerja dengan baik untuk keluarga dengan jadwal yang sibuk sehingga
tidak memungkinkan untuk membantu anaknya mengatasi gangguan tersebut di
rumah.
2. Terapi Grup
Model terapi ini bisa menjadi yang paling membantu dan merupakan pilihan yang
produktif untuk banyak anak usia dini yang mengalami gangguan bahasa. Tidak ada
dua anak yang mengalami gangguan bahasa identik, karena itu terapi grup
memungkinkan seorang anak untuk memahami hambatan tiap anak lainnya dan
bekerja sama dengan anak lain yang memiliki kekuatan dan kelemahan berbeda dalam
berbahasa. Sangat penting agar anak dapat terlibat dan bekerja sama dengan anak
seusianya dalam terapi kelompok, sebab berkumpul dalam terapi dengan anak yang
lebih muda atau lebih tua dapat merusak kepercayaan diri anak, menyebabkannya
mengalami kemunduran atau kontraproduktif.
3. Terapi dalam kelas
Mungkin ada diantara para orang tua yang khawatir bahwa terapi untuk anaknya akan
menyita terlalu banyak waktu untuk sekolah atau takut mengalami perundungan
karena gangguan berbahasanya. Jika demikian, biasanya ada solusi lainnya seperti
mendatangkan terapis ke ruang kelas untuk bekerja sama dengan guru dalam waktu
tertentu, namun hal ini bisa terpenuhi apabila sekolah memiliki fasilitas dukungan
yang memadai. Karena guru terapi kemungkinan tidak dapat datang dalam waktu
yang intensif, maka metode ini bisa jadi kurang cocok bagi anak yang secara
intelektual tidak bermasalah. Oleh karena itu, metode ini lebih cocok jika digunakan
oleh anak yang secara intelektual juga memerlukan terapi.
Cara mengatasi gangguan bahasa ekspresif pada anak bisa dilakukan orang tua
dengan mempelajari mengenai kesulitan atau gangguan yang dialami anak.
Membekali diri dengan pengetahuan mengenai gangguan bahasa ekspresif akan
membantu orang tua agar dapat lebih memahami apa yang dialami anak dan
membantu untuk memahami langkah – langkah yang harus dilakukan. Untuk orang
tua yang anaknya mengalami gangguan bahasa ekspresif, berbicara merupakan satu
faktor sangat penting yang perlu terus menerus dilakukan agar anak bisa mendapatkan
manfaatnya antara lain dengan pertambahan kosa kata dan juga cara merangkai suatu
kalimat dengan benar. Hal ini juga dapat dilakukan melalui nyanyian yang
mengandung kosa kata baru, sebab kata – kata yang diulang bisa membuat anak
teringat dan menerapkannya dalam caranya berbicara.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pada akhir tulisan ini penulis dapat menarik kesimpulan dan dengan kesimpulan
tersebut setidaknya mendapatkan gambaran yang cukup jelas tentang keterlambatan
bicara pada anak usia pra sekolah. Dan dengan kesimpulan tersebut pula setidaknya
penulis dapat memberikan beberapa saran yang nantinya semoga dapat
dipertimbangkan. Adapun kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut :
1. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan agar anak tidak mengalami gangguan
berbicara
2. Lingkungan yang mendukung juga akan mendukung anak untuk tidak mengalami
gangguan bicara
DAFTAR PUSTAKA

Chaer.Abdul. 2003. Psikolinguistk Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

O.I,Lovaas, Teaching Developmentally Disabled Children: The ME Book, Pro-ed, 1981.


e-psikologi.com

http://www.halamansatu.net/index.php?option  content&task=view&id=144&ltemid=51
diakses tanggal 30 Agustus 2022

http://www.ibudananak.com/index.php?option=com news&task=view&id=342&itemid=19
diakses tanggal 30 Agustus 2022

Ini Penyebab dan Solusi Mengatasi Gagap pada Anak. (2020). diakses 30 Augustus 2022,
dari https://www.alodokter.com/bunda-ini-solusi-mengatasi-gagap-pada-anak

Seputar Bahasa Ekspresif dan Reseptif pada Anak serta Potensi Masalahnya | SehatQ. (2022).
diakses 30 Augustus 2022, dari https://www.sehatq.com/artikel/memahami-bahasa-ekspresif-
dan-reseptif-dalam-perkembangan-anak

Anda mungkin juga menyukai