Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Motorik

“Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Afektif”

Dosen Pengampu :

Dr. Padli, S.Si, M.Pd

Syahril Bais, M.Pd

Kelompok

Ghazi Amira Muntasir Lingga / 22087080

Nurul Aulya Rahma / 22087049

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

DEPARTEMEN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
Kata Pengantar
Puji dan syukur panjatkan kehaadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Adapaun
tema dari makakalah ini adalah “Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Afektif”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada dosen mata kuliah Biomekanika Olahraga yang
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu,keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan Akhir kata,semoga makalah ini


dapat bermanfaat.

Padang, 25 Februari
2024

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Perkembangan Fisik..................................................................................6

2.2 Perkembangan Kognitif.............................................................................9

2.3 Perkembangan Afektif.............................................................................12

2.4 Faktor-Faktor Genetik, Lingkungan, Dan Pengalaman Individu


Berinteraksi Dalam Memengaruhi Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Afektif
Manusia..............................................................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1 Simpulan..................................................................................................15

3.1 Saran........................................................................................................16

Daftar Pustaka......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan manusia merupakan suatu proses yang kompleks
yang melibatkan interaksi antara faktor-faktor genetik, lingkungan, dan
pengalaman individu. Salah satu aspek penting dari perkembangan manusia
adalah perkembangan fisik, kognitif, dan afektif. Perkembangan fisik
mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh manusia
sepanjang rentang usia, seperti pertumbuhan tinggi badan, perkembangan
otot, dan perubahan pada sistem organ internal. Sementara itu,
perkembangan kognitif menyangkut perubahan-perubahan dalam cara
individu memahami, berpikir, dan belajar tentang dunia di sekitarnya,
termasuk perkembangan bahasa, kemampuan berpikir abstrak, dan
keterampilan problem-solving. Terakhir, perkembangan afektif mengacu
pada perubahan-perubahan dalam aspek emosional dan sosial individu,
termasuk perkembangan identitas diri, hubungan interpersonal, dan
pengelolaan emosi.
Pentingnya memahami perkembangan fisik, kognitif, dan afektif
manusia tidak hanya bagi individu itu sendiri, tetapi juga bagi berbagai
bidang seperti psikologi, pendidikan, dan kesehatan. Dalam konteks
pendidikan, pemahaman terhadap perkembangan kognitif membantu para
pendidik dalam merancang kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai
dengan tahap perkembangan anak. Di sisi lain, pemahaman terhadap
perkembangan afektif memungkinkan para profesional kesehatan mental
untuk memberikan intervensi yang tepat bagi individu yang mengalami
masalah emosional atau sosial.
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat,
pemahaman terhadap perkembangan fisik, kognitif, dan afektif menjadi
semakin penting. Perubahan-perubahan dalam cara manusia berinteraksi
dengan lingkungannya, termasuk peran teknologi dalam kehidupan sehari-
hari, dapat memengaruhi pola perkembangan individu. Oleh karena itu,
penelitian dan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan manusia
dari berbagai aspek menjadi kunci untuk mempersiapkan individu
menghadapi tantangan-tantangan masa depan secara optimal. Dalam
makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang perkembangan fisik,
kognitif, dan afektif, serta implikasinya dalam berbagai bidang kehidupan
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fisik ?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan kognitif ?
3. Apa yang dimaksud dengan perkembangan afektif ?
4. Bagaimana faktor-faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman individu
berinteraksi dalam memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan
afektif manusia?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Fisik


Perkembangan fisik atau yang disebut dengan pertumbuhan biologis
(biological growth) merupaka salah satu aspek penting dari perkebangan
individu, yang meliputi perubahan dalam tubuh. Perubahan tersebut seperti
pertumbuhan otak, hormon dan lain-lain. Perubahan dalam individu
menggunakan tubuh seperti perkembangan ketarampilan motorik dan
perkembangan seksual yang disertai dengan perubahan dalam kemampuan
fisik seperti fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya.
Perkembangan fisik adalah proses bertahap dari perubahan-
perubahan dalam struktur tubuh manusia sepanjang rentang waktu tertentu.
Berikut adalah definisi dari beberapa ahli yang terkenal:
1. Jean Piaget Menurut Piaget, perkembangan fisik adalah bagian dari
perkembangan anak yang terjadi secara bertahap dan mengikuti pola-pola
tertentu. Piaget lebih fokus pada aspek perkembangan kognitif anak,
tetapi dia juga menyadari pentingnya perkembangan fisik dalam proses
tersebut (Piaget, 1952).
2. Lev Vygotsky Vygotsky menekankan peran lingkungan dalam
perkembangan fisik anak. Menurutnya, interaksi dengan lingkungan fisik
dan sosial adalah kunci dalam membentuk perkembangan fisik dan
kognitif anak ( et al., 2019).
3. Erik Erikson Erikson memperkenalkan teori perkembangan psikososial
yang menggambarkan delapan tahapan perkembangan yang melibatkan
aspek fisik, emosional, dan sosial. Bagi Erikson, perkembangan fisik
merupakan bagian penting dari pengembangan identitas dan integritas
diri seseorang (Khadijah & Nurul, 2021).
4. Arnold Gesell Gesell adalah psikolog perkembangan yang sangat
memperhatikan perkembangan fisik anak-anak. Menurutnya,
perkembangan fisik merupakan fondasi bagi perkembangan lainnya,
termasuk perkembangan kognitif dan emosional (Sari, 2018).
Khulen dan Thompshon (Hurlock, 1956) mengemukanaan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek, yaitu :
1. Sistem syaraf, merupakan yang sangat mempngaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi. Contohnya Ketika seseorang mengalami situasi
yang menimbulkan stres, sistem syaraf tubuh akan merespons dengan
melepaskan hormon stres seperti kortisol. Peningkatan kadar kortisol
dalam tubuh dapat mengganggu fungsi kognitif, seperti memori,
perhatian, dan pemecahan masalah. Dalam jangka panjang, paparan yang
terus-menerus terhadap stres kronis dapat merusak neuron-neuron dalam
otak dan mengurangi kemampuan kognitif seseorang.
2. Otot-otot , merupakan yang mempengaruhi perkemangan kekuatan dan
kemampuan motorik. Contohnya Pada masa bayi dan balita, otot-otot
mereka sedang dalam proses pertumbuhan dan pengembangan. Melalui
latihan dan aktivitas fisik, anak-anak mulai mengembangkan kekuatan
otot-otot mereka. Misalnya, ketika seorang bayi belajar merangkak, ia
menggunakan otot-otot lengannya dan kakinya untuk mendorong
tubuhnya maju. Proses ini tidak hanya membantu memperkuat otot-
ototnya, tetapi juga membangun koordinasi motorik yang diperlukan
untuk gerakan tersebut.
3. Kelenjar Endokrin, merupakan penyebab munculnya pola-pola tingkah
laku. Seperti pada usia remaja berkembanga perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan yang sebagian besar anggotanya terdiri dari lawan
jenis
4. Struktur Fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Secara umum, terdapat perbedaan antara gamabran perubahan fisik


berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada anak perempuan
berupa pertumbuhan tulang seperti badan yang menjadi lebih tinggi, dan
anggota tubuh yang menjadi panjang serta di ikuti dengan tumbuhnya
payudarah dan rambut-rambut halus di area kemaluan
(Cendikia.Kemenag.Go.Id, 2021).
Sedangkan pada laki-laki, pertumbuan berupa pada pertumbuhan
tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuhnya bulu halus diarea
kemaluan. Pada awal terjadi perubahan ditandai dengan suara, ejakulasi bulu
kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tinggi
maksimal setiap tahunya (Cendikia.Kemenag.Go.Id, 2021).
Selain dari pekembangan fisik berdasarkan kelamin, perkembangan
fisk juga memiliki karakterristik yang berbeda-beda dimulai dari bayi hingga
dewasa. Perbedaan karakteristik perkembangan fisik dibedakan bersarkan
usia antara lain :
1. Pada Anak-Anak Usia 0-5 Tahun. Ditandai dengan mampunya
melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik. Seperti
gerakan berjalan, berlari, melompat, dan meloncat, merjingkrak,
melempar, menangkap, dann yang berhubungan dengan kekuatan yang
lebih besar.
2. Pada Anak-Anak Usia 5-11 Tahun. Ditandai dengan koordinasi mata
berkembangan dengan baik, tetapi masih belum mengembangan otot-otot
kecil, kesehatan yang relatif tidak stabil dan mudah terserang penyakit,
rentan dan daya tahan yang kurang.
3. Pada Anak-Anak Usia 8-9 Tahun. Terjadi perbaikan koordinasi tubuh,
ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktifitas yang ada
kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan
lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasiototdan
syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu
tahun dari lelaki.
4. Pada Anak-Anak Usia 10-11 Tahun. Kekuatan anak laki laki lebih kuat
dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita
mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang
mencapai kematangan seksual.
5. Pada Masa Remaja. Pada masa ini, perkembangan fisik yang paling
menonjol terdapat pada kekuatan,, ketahanan, dan organ seksual. Yang
mana karakteristik pertumbuhan fisik pada remaja ditandai dengan
pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat. Serta ditandai dengan
seksual primer (Kelenjar-kelanjar dan alat kelamin) dan sekunder
( tambah payudarah, haidm kumis, mimpi basah dan lain-lain).
6. Masa Dewasa. Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu
menjadi sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki
cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih
terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional memberikan
kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai
titik maksimal. Pada masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga
hasil dari pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik.
2.2 Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah proses di mana individu memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk memproses informasi dari
lingkungan mereka (Husain, 2014). Ini mencakup berbagai kemampuan
kognitif seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, ingatan, bahasa, dan
penalaran. Perkembangan kognitif sering kali dikaitkan dengan tahapan-
tahapan tertentu yang dialami oleh individu sepanjang rentang waktu tertentu,
seperti yang dijelaskan oleh teori Piaget tentang perkembangan kognitif .
Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui serangkaian
tahapan yang teratur, mulai dari periode sensorimotor pada bayi hingga
periode operasional formal pada remaja dan dewasa. Selama tahap-tahap ini,
individu mengalami perubahan dalam cara mereka memahami dunia,
memproses informasi, dan menyelesaikan masalah (Piaget, 1952).
Perkembangan kognitif telah menjadi fokus utama penelitian dan
teori dalam psikologi perkembangan. Berikut adalah beberapa perspektif dari
para ahli terkenal:
1. Jean Piaget: Salah satu ahli yang paling terkenal dalam studi
perkembangan kognitif. Menurut Piaget, anak-anak mengalami empat
tahap perkembangan kognitif yang berbeda, yaitu periode sensorimotor,
periode praoperasional, periode operasional konkret, dan periode
operasional formal. Piaget menekankan pentingnya interaksi aktif anak
dengan lingkungannya dalam memahami dan membentuk konsep mereka
tentang dunia.
2. Lev Vygotsky: Vygotsky memperkenalkan konsep zona perkembangan
aktual dan zona perkembangan proksimal. Menurutnya, perkembangan
kognitif terjadi melalui interaksi sosial dan pemberian dukungan dari
mereka yang lebih kompeten. Dia menekankan pentingnya budaya dan
lingkungan sosial dalam membentuk pemahaman anak tentang dunia.
3. Jerome Bruner: Bruner mengemukakan teori pembelajaran konstruktivis,
yang menekankan peran aktif anak dalam membangun pengetahuannya
sendiri melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial. Dia menyoroti
pentingnya narasi dan representasi simbolis dalam proses pembelajaran.
4. David Ausubel: Ausubel mengembangkan teori belajar konstruktif, yang
menekankan pentingnya pengorganisasian struktural pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang sudah ada di dalam pikiran individu.
Menurutnya, pembelajaran yang efektif terjadi ketika materi baru dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pengetahuan yang sudah ada.
Menurut J.Piaget, awal mula remaja terjadi tranformasi kognitif yang
besar menuju cara berfikir yang abstrak, konseptualm dan berorientasi ke
masa depan (Piaget, 1952). Pada saat remaja mulai menunjukan minat dan
kemampuan dibidang tertulis, seni, musik, olahraga, dan keagaaman
Teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget menunjukan bahwa
kecerdasan berubah seiring pertumbahan anak. Perkembangan kognitif
seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga
mengembangakan atau membangun mental (Piaget, 1952).
Ada beberapa tahan yang dijelaskan J.Piaget dalam perkembangan
kognitif anak, seperti :
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 bulan)
Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori
Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini,
bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi
pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik
(menggapai, menyentuh).
2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)
Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan
logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau
pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia
melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis.
Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan
peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam
permainan simbolik.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)
ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional.
Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam
perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis.
Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran
atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.
Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume,
orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis,
mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk
berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa
ketergantungan pada manipulasi konkret.
Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan
tertentu.
2.3 Perkembangan Afektif
Perkembangan afektif merujuk pada aspek psikologis dan emosional
individu yang berkembang sepanjang rentang waktu tertentu. Ini mencakup
perubahan-perubahan dalam pengalaman emosi, ekspresi emosi, serta
kemampuan untuk mengelola dan mengatur emosi.
Perkembangan afektif, atau emosional, adalah bidang penting dalam
psikologi perkembangan yang telah mendapat perhatian dari berbagai ahli.
Berikut adalah beberapa perspektif dari para ahli terkenal:
1. Erik Erikson: Erikson mengembangkan teori perkembangan psikososial
yang menekankan peran konflik-konflik psikososial dalam pembentukan
identitas dan kesejahteraan psikologis individu. Menurutnya, tahapan-
tahapan perkembangan emosional ini mencakup berbagai konflik
psikososial, seperti percaya diri versus rasa tidak percaya, otonomi versus
rasa malu dan ragu, serta integritas versus putus asa.
2. John Bowlby: Bowlby adalah seorang psikoanalis yang terkenal dengan
teori ikatan atau attachment. Menurutnya, hubungan ikatan yang sehat
antara bayi dan pengasuhnya sangat penting dalam perkembangan
emosional yang baik. Attachment ini memainkan peran penting dalam
membentuk kerangka mental anak tentang hubungan interpersonal dan
keamanan.
3. Mary Ainsworth: Sebagai murid Bowlby, Ainsworth melanjutkan
penelitian tentang attachment dengan mengembangkan konsep-konsep
seperti pola-pola attachment yang aman, tidak aman teramati, dan tidak
aman menghindar. Penelitian Ainsworth menyoroti pentingnya kualitas
hubungan antara bayi dan pengasuhnya dalam membentuk keamanan
emosional anak.
4. Daniel Goleman: Goleman dikenal karena konsep kecerdasan emosional,
yang menekankan pentingnya kesadaran emosional, pengelolaan emosi,
empati, dan kemampuan sosial dalam mencapai kesuksesan dan
kesejahteraan hidup. Teorinya menyoroti bahwa kecerdasan emosional
merupakan aspek penting dari perkembangan afektif individu.
Perspektif dari para ahli ini memberikan wawasan yang beragam
tentang bagaimana perkembangan afektif individu dipengaruhi oleh interaksi
dengan lingkungan sosial, pengalaman ikatan, konflik psikososial, serta
kesadaran dan pengelolaan emosi.
2.4 Faktor-Faktor Genetik, Lingkungan, Dan Pengalaman Individu
Berinteraksi Dalam Memengaruhi Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan
Afektif Manusia
Faktor-faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman individu saling
berinteraksi dalam memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan afektif
manusia secara kompleks. Berikut adalah cara bagaimana ketiga faktor
tersebut berinteraksi:
1. Faktor Genetik:
a) Faktor genetik memainkan peran dalam menentukan potensi genetik
seseorang dalam perkembangan fisik, kognitif, dan afektif. Misalnya,
gen-gen tertentu dapat mempengaruhi tingkat perkembangan otak
atau struktur fisik lainnya.
b) Gen juga dapat memengaruhi kecenderungan terhadap sifat-sifat
tertentu, seperti temperamen atau ketahanan terhadap stres, yang
dapat memengaruhi perkembangan afektif individu.
c) Namun, gen tidak menentukan sepenuhnya perkembangan
seseorang. Ekspresi gen dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan
pengalaman, dan interaksi antara gen dan lingkungan sangat penting
dalam menentukan hasil akhir perkembangan.
2. Faktor Lingkungan:
a) Lingkungan fisik, sosial, dan budaya memainkan peran penting
dalam membentuk perkembangan fisik, kognitif, dan afektif
seseorang. Misalnya, nutrisi yang baik, akses terhadap layanan
kesehatan, dan lingkungan yang aman dapat mendukung
perkembangan fisik yang optimal.
b) Lingkungan sosial dan interaksi dengan orang lain memengaruhi
perkembangan kognitif dan afektif. Anak-anak yang tumbuh dalam
lingkungan yang kaya akan stimulus dan interaksi sosial cenderung
memiliki perkembangan kognitif dan afektif yang lebih baik.
c) Budaya dan norma-norma sosial juga memengaruhi cara individu
memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, yang
pada gilirannya memengaruhi perkembangan afektif dan kognitif
mereka.
3. Pengalaman Individu:
a) Pengalaman individu, termasuk interaksi sosial, pembelajaran, dan
pengalaman emosional, memainkan peran kunci dalam membentuk
perkembangan fisik, kognitif, dan afektif. Pengalaman membentuk
jalur-jalur pengembangan dalam otak dan membentuk pola-pola
perilaku.
b) Misalnya, pengalaman belajar yang positif dan merangsang dapat
meningkatkan perkembangan kognitif dan afektif seseorang.
Sebaliknya, pengalaman traumatis atau lingkungan yang tidak
mendukung dapat menghambat perkembangan yang sehat.
c) Interaksi antara faktor-faktor ini bersifat dinamis dan kompleks.
Faktor-faktor ini saling memengaruhi dan saling melengkapi dalam
membentuk perkembangan manusia yang unik dan kompleks.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Perkembangan fisik, kognitif, dan afektif merupakan aspek


penting dalam pembentukan individu yang sehat dan berkembang.
Perkembangan fisik melibatkan pertumbuhan biologis serta
perubahan dalam struktur tubuh manusia sepanjang rentang waktu
tertentu. Ahli-ahli seperti Piaget, Vygotsky, Erikson, dan Gesell
memberikan pemahaman yang mendalam tentang aspek ini,
dengan menekankan pentingnya interaksi dengan lingkungan fisik
dan sosial dalam pembentukan individu.
Perkembangan kognitif melibatkan penerimaan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk memproses
informasi dari lingkungan. Teori-teori seperti yang dikemukakan
oleh Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel menyoroti pentingnya
tahapan-tahapan perkembangan kognitif dalam proses ini, serta
pengaruh lingkungan dan pengalaman individu dalam
pembentukan pemikiran.
Perkembangan afektif mencakup aspek psikologis dan
emosional individu yang berkembang sepanjang waktu. Ahli-ahli
seperti Erikson, Bowlby, Ainsworth, dan Goleman menekankan
pentingnya hubungan interpersonal, pengalaman ikatan, dan
kesadaran emosional dalam perkembangan ini. Interaksi dengan
lingkungan sosial dan pengalaman emosional membentuk pola
perilaku dan pemahaman diri seseorang.
Faktor-faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman
individu saling berinteraksi dalam memengaruhi perkembangan
fisik, kognitif, dan afektif manusia. Genetika memberikan dasar
potensial, lingkungan memberikan stimulus dan pengalaman,
sedangkan pengalaman individu membentuk jalur-jalur
pengembangan dalam otak dan perilaku. Interaksi dinamis antara
ketiga faktor ini membentuk keunikan dan kompleksitas
perkembangan individu.
Dengan memahami interaksi kompleks antara faktor-faktor
ini, kita dapat mengambil pendekatan yang holistik dalam
mendukung perkembangan optimal fisik, kognitif, dan afektif
individu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa individu dapat
mencapai potensi penuh mereka dan berkembang menjadi individu
yang sehat secara menyeluruh.
3.1 Saran
Dengan mengetahui pentingnya interaksi antara
perkembangan fisik, kognitif, dan afektif dalam pembentukan
individu, serta pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan
pengalaman individu, kita diingatkan akan perlunya pendekatan
holistik dalam mendukung perkembangan manusia. Dalam
praktiknya, hal ini berarti bahwa perhatian harus diberikan secara
seimbang kepada aspek-aspek tersebut dalam upaya mendukung
pertumbuhan dan kesejahteraan individu secara menyeluruh.
Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa individu dapat
mencapai potensi penuh mereka dan berkembang menjadi individu
yang sehat dan berdaya.
Daftar Pustaka
Babakr, Z. H., Mohamedamin, P., & Kakamad, K. (2019). Piaget’s Cognitive
Developmental Theory: Critical Review. Education Quarterly Reviews, 2(3),
517–524. https://doi.org/10.31014/aior.1993.02.03.84

Cendikia.Kemenag.Go.Id. (2021). Perkembangan Fisik Dan Psikomotorik Peserta


Didik. Cendikia.Kemenag.Go.Id, 1–61.

Erikson, E. H. (1994). Identity: Youth and crisis. WW Norton & company.

Husain, A. (2014). Hakikat Pengembangan. Igarss 2014, 1, 1–5.

Khadijah, & Nurul, zahraini jf. (2021). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini.
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5–20.

Piaget, J. (1952). When thinking begins. In The origins of intelligence in children.


(pp. 25–36).

Sari, R. (2018). Program studi pendidikan islam anak usia dini fakultas tarbiyah
dan tadris institut agama islam negeri bengkulu 2018.

Anda mungkin juga menyukai