MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Ilmu Keolahragaan
dan Kesehatan
Yang diampu Oleh Ibu Dr.Rokhmatul Asiyah, S.Ked., M.Biomed
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………....................................................................1
Kata Pengantar………………………………………………....................................................2
Daftar Isi………………………………………………...............................................................3
Bab I Pendahuluan………………………………………………..............................................4
1.1 Latar Belakang………………………………………………...............................................4
Bab II Pembahasan………………………………………………..............................................5
2.1 Definisi Filsafat Olahraga………………………………………………..............................5
A. Pengertian filsafat olahraga………………………………………………................5
B. Ruang lingkup filsafat olahraga………………………………………………..........6
C. Kajian Filsafat dalam Ilmu Olahraga……………………………………………….12
D. Aliran dalam Filsafat Olahraga……………………………………………….........15
2.2 Hakikat Bermain dan Olahraga………………………………………………....................18
A. Pengertian Hakikat Bermain dan Olahraga……………………………………….18
B. Konsep Dasar Olahraga………………………………………………...................19
C. Konsep Dasar Bermain………………………………………………....................20
2.3 Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai……………………………………...........21
A. Nilai-nilai Sosial dalam olahraga………………………………………………......21
B. Kontroversi Gender dalam Olahraga………………………………………………23
C. Karakter Pahlawan dalam Dunia Olahraga…………………………………........24
D. Konsep Dasar Disiplin………………………………………………......................25
E. Konsep Dasar Kerjasama……………………………………………….................26
2.4 Philosophical Positions of the Body and the Development of Physical........................27
A. Latar Belakang Idealisme……………………………………………….................27
B. Idealisme………………………………………………..........................................28
C. Penerapan idealisme dalam pendidikan dan olahraga……………………….....29
2.5 Dimensi Moralitas Dalam Olahraga……………………………………………….............31
A. Mengajarkan Etika dan Nilai Moral dalam Pendidikan Jasmani………………..31
B. Pengajaran Etika dalam Pendidikan Jasmani…………………………………….33
2.5 Studi Kasus………………………………………………..................................................35
Bab III Penutup………………………………………………..................................................37
3.1 Kesimpulan………………………………………………..................................................37
3
Daftar Pustaka………………………………………………...................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno.
Namun, di balik aktivitas fisik yang terlihat ini, terdapat dimensi yang lebih dalam yang
sering kali terabaikan - filsafat olahraga. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi
konsep dan pertimbangan filosofis yang mendasari olahraga, serta bagaimana hal ini
Filsafat olahraga bukan sekadar wacana intelektual, tetapi juga merupakan alat
yang kuat untuk memahami peran olahraga dalam budaya kita. Dengan memahami
filosofi yang mendasarinya, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam
tentang mengapa kita berpartisipasi dalam olahraga, apa makna kemenangan dan
olahraga, mencakup konsep-konsep seperti fair play, keadilan, dan makna hidup
teknologi dan komersialisasi telah mempengaruhi landskap olahraga saat ini, dan
apakah hal ini konsisten dengan nilai-nilai filosofis yang kita anut.
4
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang filsafat olahraga, dan mendorong pembaca untuk merenungkan peran
BAB II
PEMBAHASAN
dalam olahraga, peran olahraga dalam masyarakat, dan pertanyaan tentang tubuh,
pikiran, dan etika dalam konteks kegiatan fisik. Filsafat olahraga berusaha untuk
mengubahnya."
Dengan berbagai definisi ini, terdapat variasi dalam pemahaman tentang apa
itu filsafat, tetapi umumnya, filsafat mencakup penyelidikan, pemikiran, dan refleksi
5
B. Ruang lingkup filsafat olahraga
Adapun untuk ruang lingkup yang menjadi objek studi filsafat olahraga.Antara lain:
1. Sportivitas
2. Kecurangan
olahraga untuk yang menang dan kalah pasti ada akan tetapi suatu hal
dengan konvensi dan norma lain yang tidak tercakup dalam aturan formal?
6
ketidakadilan sebelumnya (misalnya mencontek atau kesalahan wasit)
3. Peningkatan Kinerja
yang harus diizinkan dalam olahraga? Adakah alasan yang baik untuk
7
metode apa pun yang mereka pilih? Perdebatan ini menyentuh inti
sebagai kinerja atletik yang sangat baik . Bentuk peningkatan yang paling
4. Olahraga ekstrim
mencakup olahraga tanpa kekerasan seperti panjat tebing bebas dan ski
olahraga tempur seperti tinju dan seni bela diri campuran. Apa nilai
khas .Nilai mereka terletak pada cita-cita perfeksionis dari ‘penegasan diri’,
batas-batas yang terlihat dari keberadaan kita (Russell, 2005). Russell lebih
lanjut berpendapat bahwa jenis olahraga ini dapat menjadi manfaat praktis
8
5. Jenis Kelamin dan Ras
yang berkaitan dengan seks dan gender muncul dalam olahraga: apakah
verifikasi jenis kelamin pada waktu yang berbeda sejak tahun 1930-an. Ini
yang bagus. Penonton murni tidak memiliki kesetiaan kepada tim tertentu
9
mendukung tim tertentu, bahkan saat tim itu bermain buruk. Loyalitas
adalah yang terpenting bagi partisan, dan mereka mengikuti tim mereka
melalui saat-saat baik dan buruk. Partisan biasanya mendukung tim favorit
mereka.
untuk bersaing dengan atlet yang berbadan sehat? Siapa yang dianggap
10
mungkinkah hanya sementara ? Mungkinkah kecacatan hanya sedikit
8. Estetika Olahraga
olahraga baru-baru ini, dua dekade terakhir telah terlihat minat yang bangkit
nilai-nilai ini dan apakah itu melekat atau hanya terkait dengan olahraga?
olahraga salah satu seni? Jika ya, apa yang membuat olahraga menjadi
11
C. Kajian Filsafat dalam Ilmu Olahraga
Filsafat olahraga adalah cabang dari ilmu filsafat yang berupaya menganalisa
konsep akan olahraga sebagai kegiatan manusia. Beberapa isu yang dibahas
dalam filsafat olahraga di antaranya dari aspek metafisika, filsafat etika dan moral,
filsafat hukum, filsafat politik, dan estetika. Perspektif filosofis pada olahraga
berawal di Yunani Kuno dan kemudian kembali berkembang pada abad ke-20
berkat Paul Weiss dan Howard Slusher. Perspektif filosofis olahraga juga melihat
permasalahan etika terkait nilai-nilai dan keadilan, serta isu-isu sosiopolitis pada
umumnya.
olahraga aktif yang berkaitan dengan seluk beluk gerak yang dilakukakn dalam
melalui nilai filosofis yang dipercaya kebenarannya, dapat disoroti beragam fakta
olahraga. Hal itu berarti bahwa melalui proses berfikir (filosofis) akan menciptakan
12
Olahraga mempunyai hasil berdasarkan tindakan. Dalam hal ini, filsafat
digunakan untuk menyoroti faktor kunci penting dari suatu hasil tersebut. Filsafat
Kegiatan olahraga yang sering dilakukan oleh manusia dapat menjadi sebuah daya
tenaga untuk menigkatakn kebugaran jasmani. Dalam olahraga, tentunya tak luput
dari kesalahan. Membuat kesalahan yang sama dapat merugikan dengan cara
yang sama. Untuk mencegahh hal tersebut terjadi, maka filsafat digunakan.
dan konsep, bidang, dan profesi terkait. Ini memiliki isu-isu substantif yang paling
dalam olahraga dan aktivitas manusia terkait yang melibatkan penggunaan tubuh
dalam praktik dan institusi social. Adapun contoh dari kecabangan ilmu filsafat
dalam olahraga:
objektif?)
teknik?)
yang
13
Filsafat hukum (misalnya, bisakah anak-anak memberikan izin untuk
14
D. Aliran dalam Filsafat Olahraga
filsafat olahraga dapat dianalisis dengan berbagai ilmu dan pendekatan seperti
yang tak boleh luput adalah pendekatan filsafat yang berkembang di negara-
negara Asia, baik filsafat modern maupun tradisional. Filsafat olahraga dapat
dilihat dari sudut pandang penonton acara olahraga maupun oleh pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam kegiatan olahraga, baik itu atlet sendiri, pelatih, wasit, dan
sebagainya.
Ada empat sumber dasar dalam filsafat olahraga yang bisa dijadikan
sebagai bahan refleksi. Pertama, fakta dan fenomena olahraga tergantung dari
tujuan olahraga (olahraga untuk prestasi, olahraga untuk rekreasi, olahraga untuk
kesehatan). Kedua, filsafat secara umum dan secara spesifik. Ketiga, metodologi
umum dan metodologi khusus yang diterapkan pada berbagai aliran filsafat.
1. Olimpisme
15
kepada budaya serta pendidikan sehingga manusia merasa bergembira
ditafsirkan secara beragam oleh para atlet lintas budaya dan sejarah
2. Hermeneutisme
olahraga
3. Formalisme
4. Filsafat Timur
16
Filsafat India cenderung empiris/berdasarkan pengalaman walaupun
dapat bersifat analitis; Filsafat Cina yang berasal dari ajaran Konfusius
dan estetis. Ada istilah dalam filsafat Jepang yang dinamakan shinshin
tubuh dan pikiran bukan merupakan satu kesatuan, serta berada dalam
5. Pragmatisme
Para filsuf beraliran pragmatis seperti William James dan John Dewey
17
2.2 HAKIKAT BERMAIN DAN OLAHRAGA
pekerjaan bagi anak anak banyak manfaatnya, perkembngan fisik, sosial. Bermain dapat
di ingat bahwa bwemain haruslah menjaga keseimbangan tubuh agar tidak dapat merusak
tubuh, harus diimbangi dengan menjaga kesehatan tubuh jangan sampai apabila mau
melakukan olah raga tidak makan itu sangat berbahaya bagi kesehatan, jadi bagian alami
dari kehidupan manusia yang memberikan kebahagiaan dan pengembangan tetapi perlu
diatur dengan baik agar tidak mengganggu keseimbangan dalam kehidupan sehari hari.
Bermain dan olah raga memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan fisik dan mental.
adapun hakikatnya
kesehatan fisik
Bermain dan berolah raga secara teratur dapat meningkatkan keugaran fisik,
memperkuat otot, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu menjaga berat
kesehatan mental
Aktivitas fisik olah raga dapat meningkatkan mood dan mengurangi stress, bermin
18
kali mengajarkan kejujuran, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab hakikat ini
menunjukkan bahwa berman dan berolah raga adalah bagian penting dalam
menjaga leseimbangan dankesehatan hidup kita, baik secara fisik mapun mental.
Perjuangan Adalah upaya keras, tekat, dan dan dedikasi yang diberikan oleh
seorang atlet untuk mencapai tujuan dan prestasi tertinggi dalam disiplin olah
raganya. Ini ada beberapa aspek
Latihan : atlit harus melewati latihan yang keras dan rutin untuk meningkatkan
keterampilan, kekuatan, daya tahan, dan kelincahan mereka
Mental : perjuangan dalam olah raga juga memerlukan mental yang kuat untuk
mengataasi tekanan, ketidak pastian, dan kegagalan, mereka harus mampu
bangkit setelah kekalahan dan tetap focus pada tujuan mereka
kompromi : atlit harus sering mengobrolkan waktu bersama teman-teman dan
hehidupan sosial mereka untuk focus berlatihan dan kompetisi
19
C. Konsep Dasar Bermain
Bermain adalah aktivitas yang penting dalam kehidupan manusia, terutama
dalam perkembangan anak-anak. Berikut beberapa konsep dasar tentang
bermain:
a. Kreativitas: bermain memungkinkan seseorang untuk menggunakan
imajinasi mereka dan menciptakan suatu yang baru.
b. Interaksi sosial: bermain sering melibatkan interarksi dengan orang lain. Ini
membantu dalam pembelajaran keterampilan sosial seperti berbagai,bekerja
sama, dan berkomunikasi
c. Pengembangan fisik : bermain fisik seperti berlari, melompat, atau bermain
olahraga membantu dalam pengembangan fisik,kesehatan, dan koordinasi
tubuh
d. Pengembangan kognitif : bermain puzzle, permainan papan, atau permainan
otak lainya dapat merangsang perkembangan kognitif seperti pemecahan
masalah dan pemikiran abstrak
e. Keseruan dan kenikmatan : bermain harus menyenangkan dan membawa
kebahagiaan. Ini penting untuk kesejahteraan emosional
f. Belajar : bermain adalah cara alami belajar. Anak-anak belajar tentang dunia
di sekitar mereka melalui permainan.
g. Kemandirian: bermain dapat pengembangan kemandirian dan kemampuan
mengambil keputusan.
h. Keselamatan : penting untuk memahami batasan dan keselamatan dalam
bermain, terutama bagi anak-anak.
I .Beragam jenis bermain : Bermain dapat berupa permainan fisik, permainan
anak-anak dengan memberikan bahan bermain yang sesuai dan tempat yang
aman.
j. Peran orang dewasa : orang dewasa dapat memfasilitasi dan mendukung
permainan anak-anak dengan memberikan bahan bermain yang sesuai dan
tempat yang amaan
20
Dalam semua jenis bermain, penting untuk memastikan bahwa pengalamaan
bermain adalah positif dan mendukung perkembangan individu.
1. Tekun
dikarenakan kita akan memiliki sikap terus mencoba untuk meraih hasil
Ketika kita kalah dalam suatu pertandingan,tentu kita akan lebih tekun
2. Disiplin
mengikuti latihan.
3. Komitmen
olahraga terkadang tidak hanya diri sendiri tetapi untuk kelompok dalam
21
Sehingga terkadang kita harus merelakan kepentingan pribadi demi
kepentingan bersama
4. Saling menghormati
5. Menjalin persahabatan
pihak.
Tidak hanya dengan rekan satu tim tapi juga dengan pihak lawan, serta
22
B.kontroversi gender dalam olahraga
perdebatan dan pertanyaan etika dalam dunia olahraga. Ini terutama berkaitan
dengan isu-isu yang muncul ketika individu transgender atau non-binari ingin
mereka. Berikut adalah beberapa aspek penting yang terkait dengan kontroversi
1. Pertimbangan Biologis vs. Identitas Gender: Salah satu isu sentral adalah
kelamin. Tradisionalnya, kriteria ini didasarkan pada faktor biologis seperti level
penting dari kontroversi ini. Banyak atlet transgender berjuang untuk diakui dalam
kompetisi yang sesuai dengan identitas mereka, sementara beberapa pihak masih
dasar partisipasi.
23
tertentu dalam olahraga tertentu berdasarkan perkembangan fisik masa lalu
mereka sementara yang lain berpendapat bahwa peraturan yang adil dapat
mencapai prestasi luar biasa di lapangan, tetapi juga menjadi teladan dalam hal
karakter dan moral. Mereka mengilhami orang lain dengan sikap, etika, dan
perilaku mereka. Berikut adalah beberapa aspek yang relevan dalam pembahasan
Mereka tidak hanya berkompetisi dengan sejujur mungkin, tetapi juga menghormati
peraturan dan prinsip-prinsip fair play. Mereka tidak menggunakan cara curang
dalam tim mereka maupun dalam komunitas olahraga secara lebih luas. Mereka
3. Kerendahan Hati: Meskipun memiliki bakat luar biasa, pahlawan olahraga tetap
rendah hati. Mereka tidak sombong atau arogan. Mereka tahu bahwa keberhasilan
mereka bukan hanya hasil dari kemampuan individu, tetapi juga kerja keras,
24
D. konsep dasar disiplin
Disiplin pada hakekatnya adalah taat dan rasa tanggung jawab untuk tidak
melanggar ketentuan, tata tertib dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh
masayarakat dan disiplin dalam olahraga, berarti taat dan tanggungjawab terhadap
ketentuan, tata tertib, program latihan, peraturan pertandingan, dan nilai-nilai yang
Beberapa indikator bahwa atlet memiliki penguasaan diri (self control), diantranya:
• atlet mampu melakukan sesuatu dengan baik dala mpertandingan besar seperti
• atlet mampu mengotrol tabiat yanga didorong emosi, selalu bertindak positif dan
• atlet selalu tenang dan penuh percaya diri dalam situasi tertekan.
25
E.konsep dasar kerja sama
adanya kerja sama, permainan pun akan lebih baik dan kompak.
Basket
permainan basket adalah lima orang dan anggota tim cadangan paling
26
2.4 PHILOSOPHICAL POSITIONS OF THE BODY AND THE DEVELOPMENT
OF PHYSICAL EDUCATION
diartikulasikan oleh dua orang bijak Athena kuno, Socrates dan Plato. Idealisme
telah bersaing dengan naturalisme untuk penganutnya sejak zaman kuno. Menurut
naturalisme, semua peristiwa, manusia dan alam, berbagi karakter yang sama.
Yunani kuno, seperti halnya sekolah filosofis lainnya. Orang Yunani kuno tertarik
pribadi ini telah menempati posisi penting dalam kepercayaan filosofis dari banyak
pendidik dan pelatih jasmani.Idealisme pada etika menetapkan kode etik yang
membantu kita menentukan tindakan yang tepat sebagai lawan dari tindakan yang
tidak pantas atau tidak etis tindakan (menentukan benar atau salah). Etika secara
27
B. Idealisme
Kaum idealis dari Yunani kuno memfokuskan sebagian besar energi dan usaha
mereka pada tiga topik yaitu keberadaan Tuhan, diri, dan pengetahuan. Masalah-
masalah ini menyusun struktur posisi metafisik dan epistemologis yang membantu
logika dan aksiologi, yang membahas nilai-nilai etika, estetika, religius, dan sosial,
Pikiran, bagi para idealis, terdiri dari kualitas spiritual, yang secara logis
fundamental dari realitas bagi idealis adalah pikiran atau nalar yang
memanifestasikan dirinya dalam kesadaran sehari-hari. Pada titik ini akan sangat
mental, semua benda di alam semesta dihubungkan oleh elemen ideal yang dapat
dan identifikasi aktual dari realitas dengan data yang dapat diketahui kebenaran
28
Secara umum, apa yang sebenarnya disepakati dan diyakini oleh para idealis
yaitu tiga subjek utama yang diselidiki idealisme adalah keberadaan Tuhan, diri
bahwa proses pendidikan berpusat pada ideal sebagai lawan dari berpusat pada
tambahan yang dapat menjadi dasar untuk menentukan ideal mencakup dasar
moral untuk sportivitas klasik dan pendidik jasmani idealis harus memperhatikan
nilai-nilai moral dan spiritual. Tubuh bagi idealis, adalah ekspresi fisik
jiwa.
29
2. Nilai : Idealisme percaya hanya pada dua nilai yang berakar pada
siswa tidak mewakili pelatih atau guru sarana untuk mencapai tujuan.
sekolah, atau tim. Atlet dan siswa dalam asuhan pendidik jasmani
harus mewakili individu dan kepribadian unik yang terdiri dari pikiran,
menjadi minat idealis. Guru tidak hanya tertarik pada apa yang
dilakukan setiap siswa tetapi juga pada apa yang diketahui, dipikirkan,
dirasakan, dan apa yang setiap siswa ketahui. Siswa akan dievaluasi
30
menunggu untuk melihat (secara subyektif) perubahan apa yang
dan norma yang berlaku di masyarakat, karena merupakan masalah penting dalam
pendidikan anak untuk memberikan suatu pengayaan dalam etika dan nilai moral.
etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh atau tindakan,karena tindakan
ataupun contoh lebih baik dari kata-kata. Nilai moral itu bermacam-macam,
termasuk loyalitas,kehormatan,kebenaran,respect,keramahan,keadilan.
dari itu pendidikan jasmani dan olahraga selalu melibatkan dimensi sosial,
31
ketangkasan. Dimensi sosial ini melibatkan hubungan antar orang, antar peserta
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, sedangkan
moral adalah sifat atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan
buruk.
Contoh:
saudara,teman,guru,dll.
32
B. Pengajaran Etika dalam Pendidikan Jasmani
manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan
etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan
untuk membentuk karakter anak. Karakter anak didik yang dimaksud tentunya
tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain
harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan
1. Tindakan nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap
pada peserta didik. Sebagai contoh, jika guru/dosen itu sendiri memberi
33
2. Semua pendidik , terutama para guru/dosen pendidikan jasmani perlu
perilaku positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam
dikurangi.
34
2.6 STUDI KASUS
35
Melalui partisipasi dalam aktivitas fisik, anak-anak menjadi lebih
36
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika adalah bagian penting dari dunia olahraga. Dari dilema doping hingga
keadilan dalam kompetisi, filsafat olahraga membawa kita untuk merenungkan tindakan-
tindakan kita dalam olahraga dan dampaknya pada masyarakat. Olahraga juga memiliki
peran dalam pembentukan karakter dan kepribadian kita. Melalui tantangan dan kerja
sama dalam tim, kita belajar tentang ketahanan, kerendahan hati, dan dedikasi.
Globalisasi dan teknologi telah mengubah lanskap olahraga. Dengan komersialisasi yang
37
kuat, kita perlu mempertimbangkan bagaimana hal ini memengaruhi budaya olahraga dan
masyarakat. Akhirnya, filsafat olahraga mengajarkan kita bahwa olahraga adalah lebih dari
sekadar kompetisi. Ini adalah jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-
nilai, etika, dan makna kehidupan. Oleh karena itu, kita diingatkan untuk menjalani
aktivitas olahraga dengan integritas, kebijaksanaan, dan kesadaran akan dampaknya
pada diri kita dan dunia di sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.J.S. Husdarta, M.Pd. Sejarah dan Filsafar Olahraga
Hafiza Ardhi. Motivasi Turnover Pada Atlet
Anggrawan Janur Putra,S.Pd.,M.Pd. Filsafat Olahraga
Prof. Firmansyah Dlis, M. Pd, Dkk. Filsafat Ilmu dalam Olahraga dan Pendidikan
Jasmani
http://akbarsportunm.blogspot.com/2013/04/etika-dan-moral-dalam-penjas-
dan.html
38