Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ruang lingkup Filsafat
Olahraga" dengan pembahasan Latar belakang filsafat olahraga, sejarah filsafat
olahraga dan objek ruang lingkup filsafat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa
Indonesia yang disusun dengan sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang relevan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak. selaku dosen pengampu. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI……............................................................................................…
BAB I................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
1. LATAR BELAKANG....................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
3. TUJUAN PENULISAN MAKALAH...........................................................5
BAB II.................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN FILSAFAT........................................................................6
2.2 Ruang Lingkup Filsafat Olahraga..............................................................7
2.2.1 Sportivitas...........................................................................................7
2.2.2 Kecurangan.........................................................................................8
2.2.3 Peningkatan Kinerja............................................................................9
2.2.4. Olahraga ekstrim................................................................................9
2.2.5. Jenis Kelamin dan Ras.....................................................................10
2.2.6. Penggemar dan Penonton.................................................................10
2.2.7. Olahraga Bagi Orang Disabilitas......................................................11
BAB III..............................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................12
A. KESIMPULAN..........................................................................................12
B. SARAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
yunani kuno adalah tempat kelahiran filsafat kuno dan 0lahrag olimpiade,
keduanya saling berkaitan di mana filsafat sangat berpengaruh dalam penampilan
atletis di yunani kuno. pada masa tersebut, kepemimpinan seseorang diukur melalui
kemampuan berolahraganya. hal ini dapat dilihat pada karya sastra odisseia oleh
homeros yang menarasikan perhelatan olahraga oleh masyaraka tskeria . olahraga
dipandang sebagai suatu hal yang dapat dikaji secara epistemik melalui proses
metodologis yang memperbolehkan kita melihat kebenaran objektif potensi atletik
seseorang dengan melibatkan orang tersebut dalam suatu pertandingan olahraga.
kemampuan atletik dinilai sebagai jalan untuk menjawab persoalan kesenjangan
sosial. Olahraga dinilai sebagai pendidikan moral. Plato bahkan mendorong
keterlibatan wanita dalam olahraga untuk memperkaya moral mereka. Aristoteles
menekan kegiatan fisik sebagai sebuah tanggung jawab etis.
2. RUMUSAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dari insan manusia yang memiliki derajat kesehatan yang baik,mencakup kesehatan
jasmani dan
3
3
2.2.2 Kecurangan
Berbeda dengan sportivitas, kecurangan mewakili, setidaknya prima
facie,bentuk utama dari kegagalan moral dalam olahraga. Menyontek terbukti
menjadi konsep yang sangat sulit untuk didefinisikan. Pada permainan olahraga
untuk yang menang dan kalah pasti ada akan tetapi suatu hal keburukan jika terdapat
yang melakukan kecurangan. Pemahaman akal sehat tentang kecurangan
sebagai‘pelanggaran yang disengaja dari aturan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif’ penuh dengan kesulitan (Green, 2006; Russell, 2017). Misalnya, jika
menyontek merupakan jenis pelanggaran aturan, bagaimana dengan
pelanggarankonvensi dan norma lain yang tidak tercakup dalam aturan formal? Jika
menyontekharus ditujukan untuk pencapaian keunggulan kompetitif, bagaimana
denganpelanggaran aturan yang bertujuan untuk memperbaiki ketidakadilan
sebelumnya (misalnya mencontek atau kesalahan wasit) yang menguntungkan
lawan ?
Mengesampingkan masalah definisi dan beralih ke status moral dari kecurangan,
keberatan moral terhadap kecurangan biasanya bertumpu pada dua argumen utama.
Yang pertama menyebutkan tesis ketidakcocokan logis – gagasan bahwa melanggar
aturan tidak kompatibel dengan bermain game, karena bermain game membutuhkan
kepatuhan yang ketat pada aturan. Argumen kedua bersandar pada gagasan bahwa
menyontek adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil, yaitu,
keuntungan yang tidak diizinkan berdasarkan kesepakatan antara pemain atau
seperangkat norma yang diharapkan untuk dipatuhi oleh para pemain (Gert, 2004).
Keberatan berdasarkan keadilan tidak boleh menjadi dasar larangan untuk
‘pembalasan’ atau ‘kompensasi’ kecurangan yang dilakukan untuk membangun
kembali keadilan setelah ketidakadilan yang telah menempatkan pesaing pada
kerugian yang tidak adil (Kirkwood, 2012).
5
senam, James mengeksplorasi identitas antara olahraga dan seni, dengan alasan
bahwa keduanya menghasilkan kesenangan estetika karena keduanya diciptakan
untuk menjadi indah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu penulis minta maaf
serta beri lah kritikan dan saran terhadap makalah ini agar bisa jadi panutan bagi
penulis dalam membuat makalah selanjutnnya serta bisa membuat makalah yamg
lebih baik dari makalah yang sebelumya,dan semoga maklalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca, atas kritikan dan sarannya penulis mengucapkan banyak terimakasih
8
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unja.ac.id/51684/1/MODUL%20PEMBELAJARAN_merged.pdf
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-fil