Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

Klasifikasi Cedera Olahraga

Oleh Kelompok
Rahmad Ariandika Siregar 17089226

JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalammualikum wr.wb
Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, Tanpa
pertolongan Nya tentunya kami tidak sanggup menyelesaikan makalah ini dengan
baik, Shlawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakninya nabi Muhammad SAW yang menunjukan kita jalan dari alam kebodohan
sampai ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita rasakan saat ini.
Kami mengucapkan syukur kepada allah SWT atas limpahan sehat-Nya,kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
didalamnya.untuk itu , kami meminta kritik dan saran dari semua pihak agar kami
nantinya kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Demikian salah dan janggal kami
mohon maaf semoga makalah ini bermamfaat.Terima kasih.

Hormat kami,

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………...………………………………ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……..………………………………………………1

A. Abstrak............…….………………………………………………….1

B. Rumusan masalah….……………………….…………………….......1

C. Tujuan penulisan…….………….…………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN…….…………….…………..………………………3

Klasifikasi Jenis Cedera....................................................................3

A. Cedera Ringan………………………....……………………………….3

B. Cedera Sedang…….……………..…………...…………………..........4

C. Cedera Berat.........…..……………………………………………..….5

D. Cedera Lainnya….…………………………….…………………….…5

BAB III PENUTUP………….…………….…………..………………………8

iii
A. Kesimpulan…………………………………………………………….8

B. Saran……………..………………...…………...…………………......8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Abstrak
Cedera merupakan sesuatu yang terjadi akibat ketidak mampuan tubuh
mengatasi gaya-gaya yang bekerja pada tubuh. Cedera atau luka juga disebut sebagai
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau
tekanan fisik maupun kimiawi.
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga,sehingga
dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagianlain dari
tubuh.Pengertian cedera olahraga adalah rasa saikit/gangguan pada sistem otot
ataurangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olahraga, rasa sakit yang
ditimbulkankarena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada
otot atausendi serta bagian lain dari tubuh.Ada beberapa pengertian cedera menurut
para ahli sebagai berikut:
Menurut Syamsuri E (1984 : 36), cedera adalah memar atau luka,
ataudislokasi dari otot, sendi atau tulang yang disebabkan oleh kecelakaan, benturan
(bodycontac) atau gerakan yang berlebihan sehingga otot, tulang,atau sendi tidak
dapat menahan beban atau menjalankan tugasnya.

Menurut G. La. Cava (1995 : 145) cedera dalam dunia olahraga yaiturusaknya
jaringan (lunak atau keras) baik otot, tulang, atau persendian yangdisebabkan oleh
kesalahan teknis, benturan atau aktifitas yang melebihi
batas beban latihan (overtraining) yang dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeridan
atau akibat dari kelebihan latihan dalam memberikan pembebeanan yangterlalu
berat (overload) sehingga otot, tulang, atau persendian tidak lagidalam keadaan atau
posisi anatomis (dislokasi).Menurut Hadianto W (1995 : 11) cedera dalam olahraga
adalah segala macamcedera yang timbul pada waktu latihan ataupun pada watu
pertandingan.

B. Rumusan masalah

iv
Berikut beberapa rumusan masalah yang mendasari:
1. Apakah yang dimaksud cedera olahraga.?
2. Bagaimana cara mengatasi cedera olahraga.?
3. Apa saja jenis-jenis cedera.?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui permasalahan dalam cedera olahraga.?
2. Melengkapi tugas mata kuliah pencegahan dan perawatan cedera olahraga?
3. Mencari tau apa problem penanganan cedera olahraga.?

v
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi Jenis Cedera
A.Cedera Ringan
1.Memar (Kontusio)
Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009:38) memar merupakan cedera yang disebabkan
oleh benturan benda keras pada jaringan linak tubuh. Pada memar, jaringan dibawah
permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah sehingga darah dan cairan
seluler merembes kejaringan sekitarnya.

2. Kram Otot
Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan dan terjad isecara
mendadak dan tanpa disadari. Menurut Kartono Mohammad (2001) kram otot terjadi
karena letih, biasanya terjadi saat malam hari atau karena kedinginan, dan dapat pula
karena panas, dehidrasi, trauma pada otot yang bersangkutan atau kekurangan
magnesium.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot. Pada saat otot
mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka otot tersebut dengan
terpaksa akan meregang secara penuh dan ini dapat mengakibatkan kram. Menurut
Taylor (1997: 127) kram disebabkan oleh adanya ketidaksempurnaan biomekanik
tubuh karena adanya malalignment (ketidaksejajaran) dari bagian kaki bawah, atau’
karena keadaan otot yang terlalu kencang, kekurangan beberapa jenis mineral tertentu
(defisiensi) yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat mempengaruhi terjadinya kram
otot, seperti kekurangan zat sodium, potassium, kalsium, zat besi, dan fosfor, dan
terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot tersebut sehingga menyebabkan
terjadinya kram otot. Pada intinya, kram otot terjadi karena terjadinya penumpukan
asam laktat diotot karena mengalami kelelahan.

3. Lepuh (blisters)
Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009:36) lepuh merupakan timbulnya benjolan di
kulit dan didalamnya terdapat cairan berwarna bening. Lepuh terjadi akibat

vi
penggunaan peralatan yang tidak pas, peralatan masih baru, atau peralatan yang lama
seperti sepatu yang terlalu kecil.
Perdarahan pada Kulit (lecet)
Perdarahan pada kulit atau perdarahan eksternal adalah perdarahan yang dapat
dilihat berasal dari luka terbuka (Kartono Mohammad 2003:88). Cedera dapat juga
merusak dan menyebabkan perdarahan. Menurut Kartono Mohammad (2003:88) ada
tiga jenis yang berhubungan dengan jenis pembuluh darah yang rusak yaitu:
1) Perdarahan kapiler, berasal dari luka yang terus-menerus tetapi lambat.
Perdarahan ini paling sering terjadi dan paling mudah dikontrol.

2) Perdarahan vena, mengalir terus- menerus karena tekanan rendah perdarahan


vena tidak menyembur dan lebih mudah dikontrol.

3) Perdarahan arteri, menyembur bersamaan dengan denyut jantung, tekanan


yang menyebabkan darah menyembur juga menyebabkan jenis perdarahan ini
sulit dikontrol. Perdarahan arteri merupakan jenis perdarahan yang paling
serius karena banyak darah yang dapat hilang dalam waktu sangat singkat.

Kartono Mohammad (2003) menjelaskan bahwa perdarahan dikulit terdiri dari


beberapa jenis yaitu :
1. Abrasi : lapisan atas kulit terkelupas, dengan sedikit kehilangan darah. (goresan,
road rash dan rug burn)
2. Laserasi : kulit yang terpotong dengan pinggir bergerigi. Jenis luka ini biasanya
disebabkan oleh robeknya jaringan kulit secara paksa.
3. Insisi : potongan dengan pinggir rata, seperti potongan pisau atau teriris kertas.
4. Pungsi : cedera akibat benda tajam (seperti pisau, pemecah es atau peluru).
5. Avulsi : sepotong kulit yang robek lepas dan menggantung pada tubuh.
6. Amputasi : terpotong atau robeknya bagian tubuh

B. Cedera Sedang
1. Cedera pada Otot Tendo dan Ligamen
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 20) strain adalah cedera yang menyangkut
cedera otot dan tendon. Strain dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
Tingkat I
Strain tingkat ini tidak ada robekan, hanya terdapat kondisi inflamasi ringan.
Meskipun pada tingkat ini tidak ada penurunan kekuatan otot, tetapi pada kondisi
tertentu cukup mengganggu atlet.

vii
Tingkat II
Strain pada tingkat ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon sehingga
dapat mengurangi kekuatan otot

Tingkat III
Strain pada tingkat ini sudah terjadi kerobekan yang parah atau bahkan sampai
putus sehingga diperlukan tindakan operasi atau bedah dan dilanjutkan dengan
fisioterapi dan rehabilitasi.

Sedangkan Hardianto Wibowo (1995: 22) sprain merupakan cedera yang menyangkut
ligamen. Cedera sprain dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yaitu:
Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa
serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa
sakit pada daerah tersebut. Pada cedera ini tidak perlu pertolongan/ pengobatan,
cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan
sendirinya.

Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih
separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan,
pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan
persendian tersebut. kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang
diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan,
spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.

Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah.
Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian,
pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan– gerakan yang
abnormal. Cedera tingkat ini harus dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi namun
harus diberi pertolongan pertama terlebih dahulu.

2. Dislokasi
Menurut Ronald P. Pfeiffer (2003: 38) dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi
dari tempatnya yang seharusnya “Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan

viii
adalah dislokasi bahu, sendi panggul, karena bergeser dari tempatnya maka sendi
menjadi macet dan terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi,
ligamen akan menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan mudah mengalami dislokasi
kembali” (Kartono Mohammad 2001: 31).

C.Cedera Berat
1. Patah tulang (fracture)
“Patah tulang adalah suatu keadaan dimana tulang mengalami keretakan, pecah,
atau patah, baik pada tulang rawan (kartilago) maupun tulang keras (osteon)” (Alton
Thygerson, 2006: 75) . Menurut Mirkin dan Hoffman (1984: 124-125) patah tulang
digolongkan menjadi dua yaitu:
(1) patah tulang komplek, dimana tulang terputus sama sekali,
(2) patah tulang stres, dimana tulang hanya mengalami keretakan tetapi tidak
terpisah.
Berdasarkan tampak tidaknya jaringan dari luar tubuh, Kartono Mohamad (2003: 73)
membagi patah tulang menjadi:
(1) patah tulang terbuka dimana fragmen atau pecahan tulang melukai kulit
diatasnya dan tulang keluar,
(2) patah tulang tertutup dimana fragmen (pecahan) tulang tidak menembus
permukaan kulit.
Jadi dapat disimpulkan fracture atau patah tulang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
(1) patah tulang retak,
(2) patah tulang comminuted, dan
(3) patah tulang terbuka

D. Cedera Lainnya
1.kejang
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktifitasneuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral
yang berlebihan. Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan
sementarasebagai mengakibatkan akibat dari aktifitas neounoral yang abnormaldan
pelapisan pisik selebralyang berlebihan (Betz sowden,2002).
Menurut Dr. Rusepno Hasan,” Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 380 C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstra kranium “

2.syok

ix
Syok merupakan suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh
dalam jumlah yang memadai syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah
rendah dan kematian sel maupun jaringan. Shock adalah kondisi hilangnya volume
darah sirkulasi efektif, kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak
adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik selular. Pada beberapa situasi
kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi kemungkinan shock. Seseorang
dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan adanya shock. Penyebab syok
harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, atau septik shock). (Bruner
& Suddarth,2002). Shock adalah sutu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi
yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan
akibat gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi, 2006).

3. pingsan
Pingsan merupakan suatu kondisi tubuh yang disebabkan oleh hilangnya
kesadaran secara tiba-tiba karena berkurangnya aliran darah ke organ otak. Jadi bisa
dikatakan bahwa pingsan merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh alami.
Pingsan terjadi karena rendahnya pasokan udara serta oksigen ke otak.
Pingsan bisa merupakan reaksi terhadap nyeri dan kekuatan, atau karena
sangat merah, sangat lelah dan kurang makan tetapi lebih sering disebabkan aktifitas
fisik sudah lama berkurang. Darah terkumpul di bagian bawah tubuh sehingga hanya
sedikit yang sampai ke otak. Hal ini sering terjadi di perjalanan pendakian. Misalnya
terlalu lelah dalam perjalanan jauh serta teriknya matahari. (Hidayat, Toto.1997)

4.koma
Koma adalah situasi darurat medis ketika penderitanya mengalami keadaan
tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh
menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi.Selain tidak
menyadari keadaan di sekeliling mereka, orang yang mengalami koma umumnya juga
tidak dapat mendengar suara atau merespons rasa sakit. Sebagian yang mengalaminya
ada yang terlihat seperti tidur, namun sebagian lagi ada yang matanya terbuka, atau
bahkan ada yang terdengar seperti mengeluarkan suara. Namun tentu saja mereka
tidak menyadari gerakan-gerakan ini,

5. dehidrasi
Dehidrasi merupakan kekurangan caiaran tubuh disebabkan jumlah cairan
yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk. Dehidrasi adalah suatu

x
gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang melebihi
intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992).
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar
lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan
antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994)

6.hipotermia
Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. (Patricia A.
2005)
Hipotermi pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas :
hipotermi ringan (cold stres) yaitu suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu
antara 32-36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32 ºC. (Yunanto, 2008:40).

xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera merupakan sesuatu yang terjadi akibat ketidak mampuan tubuh
mengatasi gaya-gaya yang bekerja pada tubuh. Cedera atau luka juga disebut
sebagai kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu
paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga,sehingga
dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagianlain
dari tubuh.Pengertian cedera olahraga adalah rasa saikit/gangguan pada sistem
otot ataurangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olahraga, rasa sakit yang
ditimbulkankarena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak
pada otot atausendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera memiliki tingkat keparahan dan kerusakan yang berbeda tergantung
dari penyebab dan waktu pemulihannya.

B. Saran
Tentu saja dalam penulisan masih banyak terdapat kekurangan,dari itu penulis
sangat mengharapkan dan masuka dari pembaca guna perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

xii
DAFTAR PUSTAKA

http://harrysyahputralubis.blogspot.com/2016/04/kelasifikasi-cedera-olahraga.html

xiii

Anda mungkin juga menyukai