Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JURNAL RIVIEW

FILSAFAT OLAHRAGA & PENDIDIKAN JASMANI

NAMA : jesika Br.Tampubolon


NIM : 6203121075

KELAS : PKO E
DOSEN PENGAMPU : - drs nono hardinoto

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan
Puja dan Puji Syukur kita atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat Nya
sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya tentang CRITICAL JURNAL REVIEW
FILSAFAT OLAHRAGA tugas ini untuk memenuhi salah satu tugas dari FILSAFAT
OLAHRAGA.

Dan juga Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah membantu dan ikut
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah kami ini. Makalah ini telah kami susun dengan
semaksimal mungkin dan terlepas dari itu pasti ada kekurangan – kekurangan yang saya harap
dimaklumin, didalam makalah Saya ini baik kata maupun kalimat yang ada didalamnya.

Akhir kata Saya sampaikan, kami berharap makalah Saya ini banyak membantu dan
bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah Saya ini dan mendapat inovasi maupun
inspirasi didalamnya.

Medan, 02 Oktober 2019

Penulis

RIZQIA ISMI ANDARINI

NIM. 6191111006
PEMBAHASAN CRITICAL JURNAL

1.1. Latar Belakang Masalah


Penipuan dalam olahraga itu tindakan yang mengubah kondisi, yang telah disetujui secara jelas
maupun latin, untuk memenangkan pertandingan dengan keuntungan sepihak. Bentuk – bentuk penipuan
dalam olahraga berbagai macam, baik yang dilakukan secara terbuka maupun sembunyi – sembunyi.
Yang terbuka seperti memanfaatkan celah kelemahan dari peraturan. Adapun yang sembunyi – sembunyi
misalnya seperti : menyogok, meneror lawan, sampai menggunakan obat perangsang (doping).
Ada juga penyebab terjadinya penipuan dalam olahraga seperti : Pertandingan yang hasilnya
sukar ditebak, Imbalan yang diperebutkan, Persepsi terhadap kemenangan, Budaya masyarakat,
Perbedaan watak masyarakat. Adapula juga pengendalian dalam penipuan olahraga seperti : Melalui
peraturan, Pengawasan wasit, Pengawasan oleh penonton, Lawan dan kawan, Dorongan kemauan
(contaiment).

1.2. Tujuan Penelitian


 Meriview satu jurnal Ilmu Keolahragaan dengan judul Penipuan dalam Olahraga
 Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu jurnal
 Menyelesaikan tugas mata kulaih FILSAFAT OLAHRAGA

1.3. MANFAAT PENULISAN CJR

 Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam suatu jurnal


 Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkritisi suatu jurnal

1.4 METODE
Pada jurnal ini menggunakan metode Media pembelajaran interaktif ini akan
menampilkan tentang macam-macam jenis penipuan dalam olahraga yang berhubungan dengan
mata pelajaran sekolah. Pengembangan perangkat pembelajaran mengikuti model pembaharuan
perangkat guna memahami tentang penipuan dalam olahraga.
PEMBAHASAN/ ANALISIS
2.1. RINGKASAN ISI JURNAL
Penipuan dalam olahraga itu adalah tindakan yang dapat mengubah kondisi, yang telah
disetujui dengan sangat jelas maupun laten, untuk memenangkan suatu pertandingan dengan
keuntungan sepihak". Bentuk-bentuk penipuan dalam olahraga berbagai macam, baik yang
dilakukan secara terbuka maupun dengan car sembunyi-sembunyi. Yang terbuka yaitu
memanfaatkan celah kelemahan dari peraturan. Adapun yang sembunyi-sembunyi misalnya
menyogok, menteror lawan, sampai menggunakan obat perangsang (doping).
Sering terjadi penipuan olahraga itu seperti ingin menjadi juara PON, SEA GAMES,
OLIMPIADE atau event event tertinggi lainya. Kejadian – kejadian ini tidak lagi asing bagi kita
yang sering mengikuti pertandingan cabor masing – masing. Penipuan Olahraga itu sangat perlu
kita bahas secara khusus bukan hanya karena isu ini sudah lama muncul dan makin meluas
dengan semakin berkembangnya Event – event olahraga, tetapi juga dapat menjadi suatu
ancaman bagi citra olahraga itu sendiri.
Yang dimaksud dengan Penipuan dalam Olahraga (cheating) itu seperti merubahnya
suatu kondisi yang sudah dibenarkan secara jelas hanya untuk memenangkan sepihak saja.
Perubahan itu bukan suatu level tujuan tetapi beda cara. Akibat dari penipuan dalam olahraga itu
sendiri adalah merusak prinsip kesempatan dalam unjuk kebolehan dalam keterampilan dan
strategi.

2.2. Jenis-jenis Penipuan dalam Olahraga


Dalam garis besarnya penipuan dalam olahraga itu ada jenis nya, yaitu : - Penipuan
Terbuka (open cheating), - Penipuan Rahasia (secret cheating) . Itulah jenis jenis penipuan yang
diketahui, Pelanggaran yang kebetulan (accidental) terhadap peraturan dan norma karena respon
spontan dari individu terhadap situasi tertentu, tidak dapat disebut penipuan, karena ia tidak
sengaja atau tidak direncanakan. Masalah lebih berat yang dihadapi dalam dunia olahraga adalah
penipuan terahasia (secret cheating). Penipuan rahasia sulit untuk dibuktikan, hanya dapat di
duga – duga. Contoh penipuan rahasia yang lainnya adalah bertanding di bawah kemampuan
yang sebenarnya agar lawannya menang, biasanya demi keuntungan pada babak berikutnya atau
supaya lawan mau terus bermain , atau sebaliknya mengusahakan bermain di atas kemampuan
sendiri tanpa memikirkan akibat buruknya yaitu dengan mengkonsumsi obat perangsang
(doping).

2.3. Penyebab Penipuan


Ada beberapa Faktor penyebab terjadinya penipuan yang akan saya resume yang juga
berupa hipotesis bukan hasil penelitian berdasarkan struktur sosial dari pertandingan olahraga.
1. Pertandingan yang hasilnya susah ditebak
Masing-masing pihak mempunyai rasa takut kalah dan cemas sehingga praktek-praktek mistik
dan ritual sering dilakukan, demIkian juga praktek penipuan sering mewamai strategi.
2. Imbalan (rewards) yang diperebutkan
Dalam pertandingan olahraga profesional seringkali terdapat jumlah uang yang mencolok
antara yang diterima oleh juara dengan yang kalah. Ini merangsang pemain untuk menipu dalam
cara untuk mencapai kemenangan.
3. Persepsi terhadap kemenangan
Ada orang yang mempersepsi kemenangan sebagai segala-galanya (winning is everything).
Yang mempunyai persepsi seperti ini siap melakukan cara apa saja demi mencapai kemenangan.
4. Budaya masyarakat
Anggota masyarakat kelas bawah bisa saja tak setuju dengan cara - cara yang ada untuk
mencapai tujuan atau tidak mengerti dengan struktur sosial yang terkait dengan kelas menengah.
Perlawanan dalam bentuk penipuan dalam olahraga sering terjadi di kalangan kelas bawah.
5. Perbedaan watak antar kelompok masyarakat
Bagi sesuatu masyarakat tertentu, tindakan melawan peraturan dan norma adalah penipuan,
tetapi bagi masyarakat yang menafsirkan norma agak longgar bukan penipuan. Pers seringkali
terlalu membesar-besarkan suatu pertandingan sehingga seolah – olah hasil pertandingan adalah
persoalan hidup dan mati mereka. Hal-hal seperti ini dapat menggelitik emosi pemain untuk
bermain habis-habisan (kalau perlu melakukan penipuan) karena takut akan dipennalukan jika
kalah.
2.4. Pengendalian Penipuan
Sedikit dari saya ringkasan tentang pengendalian penipuan dalam olahraga, ada beberapa
cara untuk mengendalikan penipuan dalam olahraga, yaitu :
1. Melalui peraturan
Maksud dari peraturan, akan menetapkan peraturan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan. Peraturan yang dibuat telah dilindungi oleh peraturan dari federasi untuk
ditangani. Bahkan sebagai penipuan terberat (penipuan rahasia) akan dilanjutkan kepengadilan.

2. Pengawasan oleh wasit


Wasit mempunyai wewenang besar untuk menetapkan apakah suatu penipuan merupakan
pelanggaran dan sanksi apa yang tepat untuk diberikan atau diberlakukan. Namun pengetahuan
dan pengawasan wasit itu hanya terbatas pada penipuan terbuka yang terjadi di lapangan saja.
3. Pengawasan oleh penonton, lawan dan kawan
Pemain akan merasakan malu karena melakukan penipuan dan selain wasit ada penonton,
lawan dan kawan yang mengawasinya.
4. Dorongan kemauan (containment)
Pengawasan terhadap penipuan tidak dengan dari peraturan saja, tetapi dari adanya dorongan
juga, baik yang dari luar (outer containment) maupun yang dari dalam (inner contaiment).
Dorongan kemauan dari dalam itu terbagi menjadi dua, yang paling utama itu adalah dari diri
kita sendiri. Hal ini dilatarbelakangi oleh belajar dari pengalaman yang pernah dialami
sebelumnya. Latar belakang itu perlu sekali untuk atlet, Karena seorang atlet harus memiliki latar
belakang yang baik. Faktor yang kedua setelah dari diri kita sendiri yaitu struktur pertandingan
itu sendiri, dengan menyadari sebenarnya orang yang mengikuti pertandingan tidak harus ngotot
untuk menjadi pemenang sehingga sampai menghalalkan segala cara.

CRITICAL JURNAL RIVIEW


REVIEW JURNAL 1
Judul Penipuan Dalam Olahraga
Jurnal Jurnal Ilmu Keolahragaan
Download http://digilib.unimed.ac.id/1381/1/Penipuan%20dalam%20olahraga.pdf
Volume & Halaman Vol 13
Tahun 2014
Penulis Staf Edukatif Fakultas Ilmu Keolahragaan
Reviewer Rizqia Ismi Andarini
Tanggal 02 Oktober 2019

Tujuan Penelitian  Siswa diharapkan akan memperoleh pengetahuan dan


keterampilan secara utuh.
 Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Filsafat
Olahraga.
 Agar siswa dan pembaca jurnal tersebut memiliki
wawasan tentang Filsafat Olahraga.
Subjek Penelitian -
Assesment Data Observasi
Metode penelitian Menggunakan metode penelitian jurnal
Langkah Penelitian  Kebutuhan rasa aman
 Kebutuhan pemahaman mengenai perasaan dan harapan
diri
 Kebutuhan pemahaman mengenai adanya perbedaan
setiap orang
 Kebutuhan pemahaman tentang tuntutan aktualisasi diri
 Kebutuhan pemahaman tentang konsep kepemimpinan
 Kebutuhan apresiasi kapasitas fisik
 Kebutuhan menjelajahi aktivitas fisik
Kebutuhan aktivitas yang mengarah kepada
keterpaduan antara pikiran dan badan
Hasil Penelitian Penyebab Penipuan
Ada beberapa Faktor penyebab terjadinya penipuan
yang akan saya resume yang juga berupa hipotesis bukan
hasil penelitian berdasarkan struktur sosial dari
pertandingan olahraga.

1. Pertandingan yang hasilnya susah ditebak


Masing-masing pihak mempunyai rasa takut kalah dan
cemas sehingga praktek-praktek mistik dan ritual sering
dilakukan, demIkian juga praktek penipuan sering
mewamai strategi.
2. Imbalan (rewards) yang diperebutkan
Dalam pertandingan olahraga profesional seringkali
terdapat jumlah uang yang mencolok antara yang diterima
oleh juara dengan yang kalah. Ini merangsang pemain
untuk menipu dalam cara untuk mencapai kemenangan.
3. Persepsi terhadap kemenangan
Ada orang yang mempersepsi kemenangan sebagai
segala-galanya (winning is everything). Yang mempunyai
persepsi seperti ini siap melakukan cara apa saja demi
mencapai kemenangan.
4. Budaya masyarakat
Anggota masyarakat kelas bawah bisa saja tak setuju
dengan cara - cara yang ada untuk mencapai tujuan atau
tidak mengerti dengan struktur sosial yang terkait dengan
kelas menengah. Perlawanan dalam bentuk penipuan dalam
olahraga sering terjadi di kalangan kelas bawah.
5. Perbedaan watak antar kelompok masyarakat
Bagi sesuatu masyarakat tertentu, tindakan melawan
peraturan dan norma adalah penipuan, tetapi bagi
masyarakat yang menafsirkan norma agak longgar bukan
penipuan. Pers seringkali terlalu membesar-besarkan suatu
pertandingan sehingga seolah – olah hasil pertandingan
adalah persoalan hidup dan mati mereka. Hal-hal seperti ini
dapat menggelitik emosi pemain untuk bermain habis-
habisan (kalau perlu melakukan penipuan) karena takut
akan dipennalukan jika kalah.

Kekuatan Penelitian  Jurnal ini merupakan teori – teori yang berasalkan dari
para ahli
 Sistematika tulisan dan paragraph ini sudah termasuk
bagus
 Isi materi di jurnal ini yang dipaparkan sudah cukup
lengkap
 Isi materi di jurnal ini juga banyak memberi saya
pengetahuan yang lebih

Kelemahan Penelitian
 Tidak disertai oleh gambar grafik ataupun tabel hasil
analisis penelitian
 Jurnal ini bukan merupakan hasil penelitian, tetapi
pembahasan materi
 Tidak terdapat analisi yang mendalam pada bagian isi
jurnal ini
 Tidak disertai oleh Cover Pembuatan jurnal

Kesimpulan Kesimpulannya, Jangan sekali sekali melakukan penipuan


dalam olahraga, bertandinglah dalam keadaan sportif dan
jagalah moral dan harga diri mu dalam pertandingan untuk
tidak menjadi pemenang yang curang. Ketika dari awal kita
sudah melakukan kecurangan, maka pertandingan itu
takkan membuahkan hasil yang indah, memang akhirnya
kita jadi pemenang dimata wasit tetapi ketika kecurangan
itu telah banyak dilihat orang maka tidak ada artinya lagi
seorang juara itu. Bermain dengan sportif itu lebih
menyenangkan dibanding dengan bermain dengan
kecurangan, sportif tidak merugikan orang lain dan bermain
dengan kecurangan tidak merugikan orang lain, hanya
tetapi merugikan dirimu sendiri. Maka dari itu, tumbuhkan
lagi Kesportifan dalam dunia olahraga.

Anda mungkin juga menyukai