Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT OLAHRAGA

Pemikiran Kaitannya Dengan Keolahragaan

NAMA : MUHAMMAD RIFQI ZUHLIDAR. S


NIM : 6203321031
KELAS : PKO E
DOSEN PENGAMPU : Drs. Nono Hardinoto, M.Pd

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, dengan Rahmat, Taufiq,
dan hidayah-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan makalah “ Nietzsche Dan Olahraga”.
Makalah ini terselesaikan sesuai dengan pembelajaran mata kuliah Filsafat ilmu. Makalah ini
berisikan tentang Pemikiran Nietzsche dikaitkan dengan olahraga. Penulis menyadari
sepenuhnya dengan keterbatasan kemampuan pada diri penulis bahwa penulisan ini masih jauh
dengan apa yang dikatakan sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Penulis tak lupa
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta segala kebaikan yang diberikan kepada
penulis oleh semua pihak akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Medan, november2020

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

D. Manfaat Penulisan....................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada tahun 1865, Nietzsche memutuskan untuk tidak belajar teologi,
keputusan ini sangat erat hubungannya dengan keraguannya akan keimanannya dan
tentunya mendapat tantangan dari ibunya. Namun ia pernah menulis surat yang isinya
“Jika engkau haus akan kedamaian jiwa dan kebahagiaan, maka percayalah, jika engkau
ingin menjadi murid kebenaran, maka carilah… dan pemikiran ini yang mendasari
Nietzsche untuk menjadi free thinker. Di universitas Bonn, ia hanya bertahan selama 2
semester kemudian pindah ke kota Leipzig untuk belajar filologi klasik selama 4
semester di bawah bimbingan Friedrich Ritschl dan hal ini banyak membantu kemahiran
Nietzsche dalam bidang filologi klasik. Di sini ia banyak mendapatkan penghargaan di
bidang filologi klasik dari universitas. Di sini pulalah, secara kebetulan di tukang loak, dia
menemukan buku Schopenhauer yang berjudul “Die Welt als Wille und Vorstellung”. Di
kota ini pula, ia meninggalkan agamanya. Tahun 1867 sampai 1868, Nietzsche mengikuti
wajib militer untuk melawan Perancis sebagai salah satu penunggang kuda resimen
artileri lapangan dekat Naumburg dan di sana ia mendapatkan banyak pengalaman yang
tak terduga. Masa dinasnya berakhir karena ia mengalami kecelakaan jatuh dari kuda
dan terluka. Setelah berakhirnya masa dinas militer, Nietzsche merasa studi filologi itu
hambar dan mati, namun pendapat ini berubah setelah ia berkenalan secara pribadi
dengan musisi Richard Wagner di rumah Herman Brockhaus (1806-1877), seorang ahli
pengetahuan ketimuran yang telah menikah dengan adik Wagner. Dari sinilah Nietzsche
memperoleh optimismenya kembali bahwa kebebasan dan karya yang jenius masih
dapat dicapai asalkan diresapi oleh semangat Wagner. Pada tahun 1869, atas
rekomendasi dari Ritschl, Nietzsche diangkat menjadi professor luar biasa jurusan
filologi klasik dan mendapatkan gelar doktornya tanpa ujian. Ia kemudian mengajar di
Universitas Basle. Setelah mendapatkan itu semua, Nietzsche berencana melepaskan
kewarganegaraan Prusia. Kemudian ia mulai mengawali serangkaian kunjungan idilisnya
pada Wagner di daerah Tribschen, dekat danau Lucerne. Di abad ke-20 lalu, pengaruh
pemikiran Nietzsche amat terasa di daratan Eropa. Di mata para pemikir progresif,
pembaharu-pembaharu keilmuwan, maupun seniman, Nietzsche dianggap sebagai
seorang “nabi”. Beragam bidang kehidupan mulai dari arsistektur, metodologi penelitian
ilmiah, filsafat, seni, sampai dengan fashion mengambil inspirasi dari ide- idenya yang
kreatif dan mencerahkan. Percikan- percikan pemikirannya selalu terasa segar, baru,
dan inspiratif. Di dalam bidang psikologi, Nietzsche berpetualang mengangkat aspek-
aspek hewani dan ketidaksadaran manusia, yang kemudian memberikan inspirasi bagi
Freud untuk mengembangkan psikoanalisisnya. Tak jarang pula pemikiran- pemikiran
Nietzsche digunakan untuk membenarkan hal-hal kejam, seperti perang, penaklukan,
diskriminasi, seperti yang dilakukan oleh NAZI Jerman dan partai fasis Italia. Pada era
1960-an, pengaruh filsafat Nietzsche hanya terasa di kalangan seniman dan penulis.
Pada masa-masa itu dunia akademik belum mengangkat kekayaan pemikirannya. Dunia
filsafat sendiri masih terpesona pada pemikiranpemikiran Hegel, Husserl, dan
Heidegger. Strukturalisme Saussure dan Levi- Strauss baru mulai berkembang. Namun
pada akhir dekade 1960-an, terutama di Prancis, para filsuf mulai menengok ke filsafat
Nietzsche untuk mengembangkan tradisi filsafat mereka sendiri. Inilah yang nantinya
mengental menjadi posmodernisme yang menantang cara berpikir lama, dan melakukan
kritik sosial yang bersifat menyeluruh (dari kritik ekonomi sampai gaya hidup) pada
jamannya. Di negara-negara berbahasa Inggris, karena kaitannya dengan fasisme dan
NAZI Jerman, para filsuf baru mulai membuka diskusi tentang pemikirannya setelah
1970-an. Walaupun hidup sakit-sakitan, Nietzsche tetap mampu menulis dengan amat
baik dan kreatif selama bertahun-tahun di masa hidupnya. Rasa sakit tubuh pun terus
datang dan pergi. Ini semua menggambarkan kekuatan mental yang ia miliki di dalam
berpikir dan mencipta. Bahkan menurut saya rasa sakit dan penderitaan itulah yang
menjadi sumber inspirasi dari tulisan-tulisan filsafatnya. Dari rasa sakit dan
ketabahannya, ia menuliskan gagasan-gagasan pencerahan yang mempengaruhi
peradaban manusia, sampai sekarang ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:


1. Bagaimana sejarah hidup Friedrich Nietzsche?
2. Bagaimana Pokok-pokok Pemikiran Friedrich Nietzsche?
3. Bagaimana pemahaman Nietzsche tentang kosmologi?
4. Bagaimana Kritik Nietzsche Terhadap Paham Kristen?
5. Bagaimana Nietzsche mengembangkan konsep Kehendak Untuk Berkuasa?
6. Bagaimana Kaitan Pemikiran Nietzsche dengan Olahraga?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah hidup Friedrich Nietzsche
2. Untuk mengetahui Pokok-pokok Pemikiran Friedrich Nietzsche
3. Untuk mengetahui pemahaman Nietzsche tentang kosmologi
4. Untuk mengetahui Kritik Nietzsche Terhadap Paham Kristen
5. Untuk mengetahui konsep Kehendak Untuk Berkuasa yang dikembangkan oleh
Nietzsche
6. Untuk mengetahui Kaitan Pemikiran Nietzsche dengan Olahraga
D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
sebagai bahan referensi bagi penulis berikutnya

DAFTAR PUSTAKA
Anshel, M. H. (1991). Dictionary of the sport and exercise sciences. Champaign,
Illinois: Human Kinetics Books.
Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hyland, D. A. (1990, Philosophy of sport. New York: Paragon House,.
Komisi Disiplin Ilmu Keolahragaan. (2000). Ilmu Keolahragaan dan Rencana
Pengembangannya. Jakarta: Depdiknas.
Mieth, D. (1989). The ethics of sport, dalam Concilium.
P. A. van der Weij, 1991. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1991.

Anda mungkin juga menyukai