Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Filsafat Barat Modern Abad 17

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Dosen pengampu: Ahmad Syarifudin, M.H.

Di susun oleh:

Kelompok 4

1. Nando Saputra (1902021014)


2. Nur Cholillah (1902021016)
3. Nirmala Candra (1902020017)

Fakultas Syari’ah
Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah
Institut Agama Islam Negri (IAIN) Metro
Tahun Ajaran 2019/2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt, salam dan salawat kepada nabi
Muhammad Saw, atas Qur’an, Hadis, dan segenap ilmu yang tersebar dimuka bumi ini,
hingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai proses pembelajaran tentang Mata Kuliah Filsafat
dengan judul :
“FILSAFAT BARAT MODERN ABAD 17”

Namun dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, rasa hormat dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepad teman-teman yang telah membantu.

Menyadari sepenuhnya akan keterbatasan makalah ini kami memohon maaf sebesar-
besarnya. Akhit kata, bahwa segala apa yang direncanakan dapat terlaksana hanya dengan
usaha dan kerja keras dan bertawakal kehadirat-Nya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, meskipun masih sangat sederhana.

Wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh.

Metro, rabu 18 september 2019

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

A.Latar Belakang ............................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah .......................................................................................

C.Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................

A.Penjelasan Aliran Rasionalisme ...................................................................

B.Tokoh-tokoh Penting dan Pemikiranya ........................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 11

A.Kesimpulan ..................................................................................................

B.Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Filsafat modern adalah filsafat yang lahir sebagai respon terhadap suasana filsafat
sebelumnya. Kefilsafatan sebelum masa modern adalah kefilsafatan yang bercorak tradisional
(filsafat yunani), yang bisa diartikan “berfilsafat denga cara-cara lama”, sebagaimana arti
kata tradisional berbanding terbalik dengan arti kata modern yang bermakna sebagai “sesuatu
yang baru”. Makna modern (sesuatu yang baru), mencangkup segenap sendi-sendi kehidupan
sosial dan budaya manusia yang terkait dengan dimensi materil dan spritualnya, seputar
bagaimana cara mengetahui yang benar, kevalidan sesuatu, struktur pengetahuan itu sendiri
dan implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam pengetahuan manusia.
Lahirnya filsafat dalam ruang sejarah manusia tidak dapat dilepaskan dari kondisi
yang melingkupinya. Demikianpun dengan wacana filsafat modern, selain dapat diartikan
sebagai filsafat yang merespon (mengkritisi, membongkar, kadang-kadang menguatkan)
tradisi dalam kurun waktu tertentu, modern juga mengandung nilai-nilai kesinambungan yang
berkelanjutan, berdasarkan keadaanya. Kebebasan berfikir selalu dibatasi oleh kekuatan
gereja, hingga kondisi ini melahirkan sebuah kegelisahan intelektual oleh para ilmuan yang
bermuara pada lahirnya revolusi berfikir yang berontak terhadap keadaan tersebut. Suasana
ini menjadi latar sejarah lahirnya filsafat modern yang kelak menjadi penentu bangkitnya
Eropa modern dengan segala aspeknya (Renaissance).1
Dengan demikian filsafat modern berarti filsafat yang mengandung kebaruan
berlandaskan waktunya, corak epistemologinya dan dinamika yang terjadi pada seputar
metodologinya dan karakteristiknya.

1
Renaissance (kelahiran kembali) adalah istilah yang sering digunakan untuk menanamkan gelombang-
gelombang kebudayaan dan pemikiran di Eropa yang di mulai dari italia (abad ke-14) dan kemudian meluas ke
prancis, sepanyol, jepang, belanda, inggris, dan negara-negar Eropa lainya. Tokoh-tokoh pentingnya antara lain
Leonardo Da Vinci, Michelangelo, dan Machiavelli.
B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:


a. Apakah aliran Rasionalisme itu?
b. Bagaimanakah pemikiran para Tokoh filsafat Rasionalisme?

C.TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui apa filsafat aliran Rasionalisme.
b. Mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dan bagaimana pemikirannya yang ada dalam
aliran Rasionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika empirisisme
mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka
rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam
berfikir itu ialah kaidah-kaidah logika.2
Usaha manusia untuk memberi kepada akal suatu kedudukan yang ‘berdiri sendiri’,
sebagaimana yang telah dirintis oleh para pemikir ‘renaissans’ berlanjut terus sampai abad
ke-17. Abad ke-17 adalah abad dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian
yang sebenarnya. Semakin lama manusia semakin menaruh kepercayaan yang besar terhadap
kemampuan akal, sehingga tanpaklah adanya keyakina bahwa dengan kemampuan akal itu
pasti dapat diterangkan segala macam persoalan, dan dapt dipecahkanya segala macam
masalah kemanusiaan.
Secara ringkas dapatlah dikemukakan dua hal pokok yang merupakan cirri dari setiap
bentuk rasionalisme, yaitu :
1) Adanya pendirian bahwa kebenaran-kebenaran yang hakiki itu secara langsung
dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai sarananya.
2) Adanya suatu penjabaran secara logic atau deduksi yang dimaksudkan untuk
memberikan pembuktian seketat mungkin mengenai lain-lain segi dari seluruh
sisa bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap sebagai
kebenaran-kebenaran hakiki tersebut diatas.3

2. Filsafat Aliran Rasionalisme


Aliran rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan
indra dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi sampainya

2
Prof.Dr.Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya 2009) hlm,127
3
Drs. Rizal Mustansyir M.Hum. Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset) hlm73-75
manusia kepad kebenaran adalah semata-mata akal. Laporan indra menurut rasionalisme
merupakan bahan yang belum jelas, bahka ini memungkinkan dipertimbangkan oleh akal
dalam pengalaman berfikir. Akal mengatur bahan tersebut sehingga dapatlah terbentuk
pengetahuan yang benar. Jadi fungsi panca indra hanyalah untuk memperoleh data-data dari
alam nyata dan akalnya menghubungkan data-data itu satu dengan yang lain.
Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide
universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal. Yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda konkret, seperti
hokum kausalitas atau gambaran umum tentang kursi.
Para menganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide
dan bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung maka mempunyai ide
yang sesuai dengan atau yang menunjuk kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada di
dalam fikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja. Akal, selain bekerja
karena ada bahan dari indra, juga akal dapat menghasilkan pengetahuan yang tidak
berdasarkan bahan inderawi sama sekali, jika akal dapat juga menghasilakan pengetahuan
tentang objek yang betul-betul abstrak.4
Setelah pemikiran renaissance sampai pada penyempurnaannya, yaitu telah
tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaman mengenai sumber
pengetahuan yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu aka (rasio) dan pengalaman
(empiri). Karena orang mempunyai kecenderungan untuk membentuk aliran berdasarkan
salah satu di antara ke duanya, maka kedua dua nya sama-sama membentuk aliran tersendiri
yang saling bertentangan.
Pelopor rasionalisme yaitu Rene Descartes (1596-1620) yang disebut sebagai bapak
filsafat modern. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan harus satu tanpa bandingannya harus disususn oleh satu orang,
sebagai bangunan yang berdiri menurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang
sebagai hal yang benar ialah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively). Ilmu
pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti, Karen ilmu pasti dapat dijadikan model
cara mengenal secara dinamis.
Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginanuntuk membebaskan diri
dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah di terima, tetapi ternyata tidak

4
Prof.Dr.Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada 2012) hlm,103-104
mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aris
Toteles dalam pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh hayalan-hayalan.
Descartes menginginkan cara yang baru dalam berfikir, maka diperlukan titik tolak
pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, Cogito Ergo Sum (saya berfikir
maka saya ada). Jelasnya, bertolak dari keraguan untuk mendapatkan kepastian.5
Rene Descartes adalah tokoh filsafat abad modern bahkan dialah pendiri dan pelopor
utamanya. Ada perbedaan penting antara filsafat abad pertengahan dengan abad modern.
Perbedaan tersebut bukanlah dilihat dari segi dikotomi mundur dan maju seperti hal nya pada
dunia ilmu pengetahuan. Perbedaan keduanya lebih sering dilihat dari sudut cirikhasnya
masing-masing. Filsafat abad pertengahan bercirikan sinkretasi antara akal dan wahyu, antara
rasio dengan agama, dengan kecenderungan untuk mencari pembenaran-pembenaran
terhadap wahyu atau eksistensi tuhan melalui argument-argumen filosofis. Ingat, credo ut
inteligam yang diintrodusir oleh anselem dkk. Perhatian filsafat dicurahakan pada hal-hal
yang bersifat abstrak, sedangkan hal-hal yang konkret dan tampak pada umumnya diabaikan.
Adapun cirri filsafat modern adalah perhatian yang antusias terhadap hal yang yang bersifat
konkret, seperti alam semesta, manusia, hidup bermasyarakat dan sejarah. Dengan kata lain
segala segi dari kenyataan yang nampak dijadikan sasaran penyelidikan.

3. TOKOH-TOKOH PENTING dan PEMIKIRANYA

A. Riwayat Hidup dan Karya Descrtes (1596-1650 M)

Rene Descrtes (RenatusCartesius)adalah putra ke empat JoachinDescrtes, seorang


anggota parlemen kota Britari, provinsi renatus di Prancis. Kakeknya,PiereDescrtes, adalah
seorang dokter. Neneknya juga berlatar belakang kedokteran. Di lahirkan pada tanggal 31
Maret 1596 di La Hy(sekarang disebut La Hy Descrtes), provinsi teuraine, Descartes kecil
yang mendapat nama BaktisRene, tumbuh sebagai anak yang menampakkan bakatnya dalam
bidang filsafat, sehingga ayahnya pun memanggilnya dengan julukan si Filsuf Cilik.
Pendidikan pertamanya diperoleh dari sekolah yesuit di La Fleche dari tahun 1604-
1612. Di sinilah ia memperoleh pengetahuan dasar tentang karya ilmiah Latin dan Yunani,
bahasa prancis, music dan acting, logika Aristoteles dan etika Nichomacus, fisika,
matematika, astronomi dan ajaran metafisika dari filsafat Thomas Aquinas. Konon selama

5
Asmoro Achmadi. Filsafat Umum (Depok: Rajawali Pers 2018) hlm 115-116
belajar di perguruan ini Descartes sudah merasakan kebingungan dan ketidak puasan tentang
apa-apa yang deterima dari para gurunya seperti apa yang diperbolehnya dari buku teks.
Ketidak puasan ini terutama dalam bidang filsafat yang penuh dengan kesimpangsiuran dan
pertentangan-pertentangan antara berbagai aliran dan pemikiran.
Ada sementara penulis yang menyatakan bahwa Descartes adalah seorang penganut
katolik yang jujur, sehingga sekalipun ia penganut “bid’ah” Galileo dan Copernicus tentang
perputaran bumu dan infinitas alam semesta, namun bukunya yang berjudul Le Monde (jagat)
yang memuat kedua teori itu, tidak ia terbitkan demi menjaga kewibawaan Gereja Katholik.
Dalam kaitan inilah kiranya serangan-serangan terhadap ajaran Descartes bukan berasal dari
katholik yang ortodoks, melainkan justru dari orang-orang blotestan. Mereka menganggap
ajaran-ajaran Descartes membawa pada adheisme sehingga hamper saja ia di hokum
sekiranya bukan bantuian duta besar Prancis dan Pangeran Oranje dari Belanda. Ketika
penguasa Universitas Leinden dan Uterchate mengkritiknya habis-habisan dan melarang
karya-karyanya digunakan di kalangan universitas tersebut, maka lagi-lagi Pangeran Orsnje
turun tangan membantunya.
Descartes menghabiskan masa hidupnya di Suedia tadkala dia memenuhi undangan
Ratu Cristina yang menginginkan pelajaran-pelajaran yang di haruskan di ajarkan setiap jam
lima pagi menyebabkan Descartes jatuh sakit yang menjemput ajalnya pada tahun 1650,
ketika ia belum sempat menikah.
Selain mencurahkan perhatiannya dalam bidang filsafat Descertes juga di kenal
sebagai seorang pohymath,yaitu seorang yang mempunyai perhatian yang luas dalam bidang
ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu pasti. Sumbangannya yang besar dalam dunia ilmu
adalah keberhasilannya menemukan ilmu ukur koordinat (coordinate geometry).
Karya-karya Descernates cukup banyak. Beberapa karyanya antara lain adalah
Discours de Ia Methode (1637) yang berarti uraian tentang metode yang isinya melukiskan
perkembangan intelektualnya. Di dalam karyanya inilah ia menyatakan ketidakpuasan atas
filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan penyelidikannya. Dalam bidang ilmiyah
tidak ada sesuatu pun yang di anggap pasti; semuanya dapat dipersoalkan dan pada
kenyataannya memang dipersoalkan juga. Satu-satunya kekecualian adalah ilmu pasti.
Demikian menurut Descartes. Karya lainnya adalah Dioptriaque, La Geometrie, Les
Meteores Meditationes de prima philosophia, Le Monde, L’homme, Regulae ad Dirsctionem
Ingnii, De la Formation du foutus, dan sebagainya.6

6
Prof. Dr. Juhaya S Praja. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta:Kencana 2010) hlm 92-94
Metode Rene Descrates

Metode Rene Descartes segala sesuatu perlu dipelajari, tetapi diperlukan metode yang
tepat untuk mempelajarinya. Rene pun berfikir demikian, ia mengatakan bahwa mempelajarin
filsafat membutuhkan metode tersendiri agar hasilnya benar-benar logis. Ia sendiri
mendapatkan metode yang dicarinya itu, yaitu dengan menyaksikan segala-galanya atau
menerapkan metode keraguan-keraguan, artinya kesaksian atau keragu-raguan ini harus
meliputi seluruh pengetahuan yang dimiliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran yang
sampai kini dianggap sudah final dan pasti. Kebenaran itu harus dialami sehingga ia tidak
dapat diragukan lagi, dengan kata lain pengertian benar harus bisa menjamin dirinya sendiri. 7

Manusia Menurut Descrates

Descrates memandang manusia sebagai makhluk dualitas, manusia terdiri dari dua
substansi : jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya,
tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh mesin yang dijalankan oleh jiwa.
Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata
bahwa Descrates mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa
dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh.

Ide-ide Bawaan Menurut Rene Descrates

Ide-ide bawaan Descrates yang paling fundamental dalam mencari kebenaran adalah
senantiasa merujuk kepada prinsip Cogito ergo sum. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan
bahwa dalam diri sendiri, kebenaran lebih terjamin dan terjaga.
3 ide bawaan sejak lahir dari sendiri yaitu:
1) Pemikiran. Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus
diterima juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.
2) Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide
sempurna, mesti penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi
penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain adalah Allah.

7
Zubaedi, Dkk, Filsafat Barat, (Jogja: Ar-Ruzz Media Grup, 2007) hlm 21
3) Keluasan. Materi sebagai keluasan atau eksestensi sebagaimana hal itu di lukiskan
dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.8

B. Ez Spinoza (1632-1677)

Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677 M. nama
aslinya Brauch Sphinoza. Setelah ia mengucilkan diri dari agama yahudi, ia mengubah
namanya menjadi Benedictus de Sphinoza. Ia hidup dipinggiran kota Amsterdam. Baik
Sphinoza maupun Leibniz ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu. Dua tokoh ini juga
menjadikan subtasi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga
mengikuti metode Descartes. Tiga filsuf ini, dikelompokkan kedalam satu mazhab, yaitu
Rasionalisme.
Secara selintas permasalahan metafisika modern tetap sama dengan masalah
metafisika pada masa pra-Socrates, yaitu: berapa substansi yang ada? Apa itu? Apa beda
yang satu dari yang lain? Bagaimana substansi (atau sesuatu) itu berinteraksi? Bagaimana
substansi itu muncul? Apakah alam semesta mempunyai p-ermulaan?
Persoalan-persoalan itu memang persoalan lama. Thales bahkan sudah
mempersoalkan sebagaian dari pertanyaan itu. Akan tetapi, bila dipikir-pikir, memang masih
adakah pertanyaan metafisika selain itu?
Spinoza mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Sebenarnya dapat diduga,
pasti menggunakan cara yang sekurang-kurangnya sama rumitnya dengan cara yang
digunakan oleh Descartes, orang yang mengikutiny. Dugaan kita memang benar. Ia
menggunakan deduksi matematis ala Descartes. Ia mulai dengan meletakkan define-definisi,
aksioma-aksioma, proposisi-proposisi, kemudian barulah membuat pembuktian
(penyimpulan) berdasarkan definisi, aksioma, atau proposisi itu. Cukup rumit juga.

C. Lebniz (1646-1716)

Gotfried Eilhelm von Lebniz lahir pada tahun 1646 M dan meninggal pada tahun
1716 M. Ia filsuf Jerman, matematikawan, fisikawan, dan sejarawan. Lama menjadi pegawai

8
Juhaya s, pradja, Aliran Rasionlalisme, hlm 99
pemerintah, menjadi atase, pembantu penjabat tinggi Negara. Pusat metafisikannya adalah
ide tentang substansi yang dikembangkan dalam konsep monad.
Metafisika lebniz sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi Spinoza, alam
semeta ini mekanistis dan keseleruhanya bergantung kepada sebab, semestara substansi pada
lebniz ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat dirumuskan “sesuatu
harus mempunyai alasan”. Bahkan tuhan juga harus mempunyai alasan untuk setiap yang
diciptakan-Nya. Kita lihat bahwa hanya ada atau substansi. Lebniz berpendapat bahwa
subtansi itu banyak. Ia menyebut substansi-substansi itu monad. Setiap monad berbeda satu
dari yang lain, dan tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monad yang tidak
dicipta) adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya lebniz tentang ini diberi judul
monadology (study tentang monad) yang ditulisnya tahun 1714. Ini adalah singkatan
metafisika libniz.9

D. Nicolas Malerbranche (1638-1775)

Orang prancis ini berusaha mendamaikan filsafat baru yang dirintis descrates dengan
tradisi pemikiran kristiani, khususnya pemikiran augustinus. Dalam masalah substansi ia
mengikuti ajaran deskrates, bahwa ada dua substansi, pemikiran dan keluasan. Akan tetapi,
untuk masalah hubungan dengan jiwa, ia mengikuti pemecahanya sendiri. Pendirianya dalam
bidang ini biasanya disebut okkasionalisme (occasion=kesempatan). Malerbranche
mempertahankan dengan tegas pendapatanya bahwa jiwa tidak dapat mempengaruhi tubuh,
demikian pula sebaliknya. Tetapi pada kesempatan terjadinya perubahan dalam tubuh, Allah
menyebabkan perubahan yang sesuai denganya dalam jiwa dan juga sebaliknya. Misalnya,
pada kesempatan tangan saya terbakar api, maka Allah mengakibatkan rasa sakit dalam jiwa.
Demikian pula jika saya mau mengulurkan tangan saya (peristiwa dan jiwa), maka Allah
menyebabkan bahwa tangan saya betul-betul diulurkan. Tetapi ini tidak berarti bahwa dalam
setiap kasus anggapan, Allah harus campur tangan secara khusus. Malerbranche beranggapan
bahwa Allah bekerja sebagai penyebab menurut hokum-hukum tetap yang telah ditentukan
satu kali untuk selamanya. 10

E. Christian Wolff (1679-1754)

9
Drs. H.A.Fuad Hasan. Filsafat Ilmu. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) hlm 153-155
10
Prof. Dr. Juhaya S Praja. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta:Kencana 2010) hlm 102
Christian wolff adalah seorang filsuf jerman yang berpengaruh besar dalam gerakan
rasionalisme sekuler dijerman pada awal abad ke-18. Meskipun wolff berasal dari keluarga
Lutheran, tetapi pendidikan di sekolah khatolik membuatnya mengenal pemikiran Aquinas
dan Suaresz. Studinya di Leipzig membuat wolff berkenalan dengan pemikiran lebniz dam
sempat berkirim sholat dengan filsuf tersebut. Pada tahun 1706, wolff mengajar ,matematika
di halle dan pada tahun1709, ia memulai mengajar filsafat. Ia meninggal pada tahun 1754.
Pemikiran wolf pada dasarnya merupakan pengembangan dari filsafat lebniz dengan
menerapkanya terhadap segala bidang ilmu pengetahuan. Ia mengupayakan supaya filsafat
menjadi ilmu pengetahuan yang pasti. Untuk itu, filsafat harus disertai dengan pengertian-
pengertian yang jelas dan bukti-bukti yang kuat. Suatu system filsafat haruslah berisi
gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang baik. Wolff berjasa dalam membuat filsafat
menarik perhatian masyarakat umum.11

F. Blaise Pascal (1623-1662)

Baise Pascal adalah seorang prancis matematikawan,fisikawan, penemu, penulis, dan


Kristen filsuf. Dia adalah seorang anak ajaib yang dididik oleh ayahnya, seorang kolektor
pajak di rouen. Karya pascal awal berada di alam dan terapan ilmu dimana ia membuat
kontribusi penting untuk setudi cairan, dan menjelaskan konsep tekanan dan fakum dengan
generalisasi karya Evangelista Torricelli. Pascal juga menulis pertahan darin metode ilmiah.
Pada tahun 1642, saat masih remaja, ia mulai merintis mesin hitung, dan setelah tiga
tahun usaha dan 50 prototipe ia menemukan kalkulator mekanik. Ia membangun dua puluh
mesin (sehingga disebut pascal kalkulatordan kemudian pascaline) dalam sepuluh tahun
berikutnya. Pascal adalah seorang matematikawan yang penting, membantu membuat dua
daerah baru utam penelitian. Ia menulis sebuah risalah yang signifikan pada subjek projectife
geometri pada usia 16, dan kemudian berhubungan dengan pierre the fermat pada teori
probabilitas, sangat mempengaruhi perkembangan modern ekonomi dan ilmu sosial. Setelah
Galileo dan Toricelli pada 1646 ia membantah aris toteles yang bersikeras bahwa alam
membenci kekosongan. Hasil pascal menyebabkan banyak perselisihan.
Berikut Pemikiran tentang Pascal :

11
Harun Hadiwijojo.Sari Sejarah Filsafat Barat (Jogja:kanisius) hlm 63
Le Coeur

Le couer a ses raison ne connait point (Hati mempunyai alasan-alasan yang tidak
dimengerti oleh rasio) adalah ungkapan Pascal yang sangat terkenal. Dengan pernyataan ini
Pascal tidak bermaksud menunjukkan bahwa rasio dan hati itu bertentangan. Hanya saja
menurut Pascal, rasio atau akal manusia tidak akan sanggup untuk memahami semua
hal.Baginya “hati” (Le couer) manusia adalah jauh lebih penting.
Hati yang dimaksudkan oleh Pascal tidak semata-mata berarti emosi. Hati adalah pusat dari
segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap sesuatu secara spontan dan intuitif.
Rasio manusia hanya mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis
dan ilmu alam. Dengan memakai hati, manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh
daripada itu yakni pengetahuan tentang alam.
Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal saja tetapi juga dengan hati, bahkan
menurut Pascal untuk dapat mengenal Allah secara langsung manusia harus menggunakan
hatinya. Dengan demikian Pascal hendak menegaskan bahwa rasio manusia itu memiliki
batas sedangkan iman tidak terbatas.

Le Pari

Le Pari atau “Pertaruhan” adalah argumen Pascal lainnya yang terkenal. Gagasan ini
terkait dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat. Ada orang-
orang-orang skeptik yang kerap kali mencemooh orang-orang kristen yang percaya bahwa
Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah
itu tidak ada. Ia kemudian membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah.
Dalam hal ini Paskal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya
Allah. Alasannya, bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah
akan menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di surga kelak. Sementara
bila ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka tidak
akan menderita kerugian apapun. Hidup baik yang telah mereka jalani selama berada
di dunia sudah merupakan keutamaan yang membuat kehidupan mereka dan orang lain
bahagia.
Kontribusi untuk matematika

Segitiga Pascal
Setiap angka adalah jumlah dari dua angka di atasnya. Segitiga menunjukkan sifat
matematika selain menunjukkan koefisien binomenal.
Pascal terus menganalisa matematika sepanjang hidupnya. Traité du segitiga
arithmétique (“Treatise on Segitiga Arithmetical”) ditahun 1653 menggambarkan presentasi
tabular nyaman untuk koefisien binomenal, sekarang disebut segitika pascal .

Filsafat matematika

Kontribusi besar Pascal ke filosofi matematika datang dari l’nya De Esprit


géométrique (“Dari Roh geometris”), awalnya ditulis sebagai kata pengantar untuk buku teks
geometri untuk salah satu yang terkenal ” Petites-Ecoles de Port-Roval “(” Sedikit Sekolah
Port-Royal “). Pekerjaan itu tidak dipublikasikan sampai lebih dari satu abad setelah
kematiannya. Di sini, Pascal melihat masalah kebenaran, dengan alasan bahwa yang ideal
seperti metode akan menemukan semua proposisi pada kebenaran yang sudah mapan.
Berdasarkan hal ini, Pascal berpendapat bahwa prosedur yang digunakan dalam geometri itu
sesempurna, dengan prinsip-prinsip tertentu diasumsikan dan proposisi lain yang
dikembangkan dari mereka. Namun demikian, tidak ada cara untuk mengetahui prinsip-
prinsip yang dianggap benar.

Kontribusi terhadap ilmu fisika

Pascal bekerja di bidang studi hidrodinamika dan hidrostatika berpusat pada prinsip-
prinsip cairan hidrolik. Penemuannyameliputi tekanan hidrolik. (menggunakan tekanan
hidrolik untuk melipatgandakan kekuatan) dan jarum suntik. Ia membuktikan bahwa tekanan
hidrostatik tidak tergantung pada berat cairan tetapi pada perbedaan elevasi. Dia
menunjukkan prinsip ini dengan melampirkan tabung tipis ke tong penuh air dan mengisi
tabung dengan air sampai ke tingkat lantai tiga bangunan. Ini menyebabkan barel bocor,
dalam apa yang dikenal sebagai barel pascal percobaan. Pada 1646, Pascal telah belajar
dari Evangelista Torrielli eksperimen dengan Barometer . Setelah direplikasi percobaan yang
melibatkan sebuah tabung diisi dengan merkuri terbalik dalam mangkuk air raksa, Pascal
mempertanyakan apa kekuatan merkuri di dalam tabung dan apa yang mengisi ruang di atas
merkuri dalam tabung. Hal ini didasarkan pada gagasan Aristoteles bahwa penciptaan adalah
hal substansi, apakah terlihat atau tidak terlihat, dan bahwa zat ini adalah selamanya
bergerak. Berikut ini adalah pernyataan Aristoteles, “Segala sesuatu yang bergerak harus
digerakkan oleh sesuatu”.

Sebagai bukti hal itu menunjukkan:

• Cahaya melewati “vakum” yang disebut dengan tabung kaca.


• Aristoteles menulis bagaimana semuanya bergerak, dan harus digerakkan oleh sesuatu.
• Oleh karena itu, karena harus menjadi “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan
cahaya melalui tabung gelas, tidak ada kekosongan dalam tabung. Tidak dalam tabung
kaca atau di tempat lain.
Setelah eksperimen ini, pada tahun 1647 Pascal menghasilkan Pengalaman Nouvelles
touchant le vide (“Percobaan baru dengan Vacuum”), aturan dasar yang rinci menjelaskan
untuk apa berbagai cairan yang dapat didukung oleh tekanan udara. Hal ini juga memberikan
alasan mengapa hal itu memang vakum di atas kolom cairan dalam tabung barometer.
Pada tanggal 19 September 1648, setelah berbulan-bulan, suami dari Pascal kakak
Gilberte, akhirnya bisa melaksanakan misi pencari fakta penting untuk teori Pascal, yang
berbunyi:” Sabtu, sekitar pukul lima pagi, saya memutuskan untuk mencobanya. Orang-orang
penting dibeberapa kota Clermont telah meminta saya membuat percobaan. Pertama saya
menuangkan enam belaspon raksa ke kapal, kemudian mengambil tabung kaca, panjang
masing-masing empat kaki dan tertutup rapat di satu ujung dan dibuka di ujung lainnya,
kemudian ditempatkan dalam kapal (air raksa). Saya menemukan perak di air raksa, saya
mengulangi percobaan lebih dari dua kali,dan menghasilkan hasil yang sama. Saya
memasang salah satu tabung dan menandai ketinggian air raksa, lalu meminta Pastor
Chastin, salah satu dari Brothers Minim untuk mengamati jika ada perubahan. Saya berjalan
ke atas puy-de-dome sekitar 500 depa lebih tinggi dari biara, di mana pada saat percobaan
saya menemukan bahwa air raksa mencapai ketinggian 23 cm dan 2 baris. Saya mengulangi
percobaan sebanyak lima kali dengan hati-hati, masing-masing di berbagai titik di puncak,
dan menemukan ketinggian yang sama dari air raksa.”
Karya Terakhir dan Kematianya

Pada tahun 1659, Pascal jatuh sakit. Selama tahun-tahun terakhir, ia sering mencoba
untuk menolak pelayanan dokternya. Ia mengatakan, “Penyakit adalah keadaan alami dari
orang-orang Kristen.
“Louis XIV menekankan gerakan janseinst di port-royal tahun 1661. Sebagai
tanggapan pascal menulis salah satu karya terakhirnya, ecrit sur la signathure du formulaire
(penandatanganan formulir) Pada tahun 1662, penyakit Pascal menjadi lebih parah dan
kondisi emosionalnya telah sangat memburuk sejak kematian adiknya. Sadar bahwa
kesehatannya telah melemah dengan cepat, ia berusaha pindah ke rumah sakit, tapi dokter
menyatakan bahwa ia tidak terlalu stabil untuk dibawa ke rumah sakit. Di Paris pada tanggal
18 Agustus 1662, Pascal mengalami kejang. Dia meninggal keesokan harinya, kata-kata
terakhirnya adalah “Semoga Tuhan tidak pernah meninggalkan aku,” dan dimakamkan di
pemakaman Saint-Etienne-Mont
Sebuah otopsi dilakukan setelah kematiannya untuk mengungkapkan masalah serius dengan
perut dan organ-organ lain dari perutnya, bersama dengan kerusakan pada otaknya .
Meskipun otopsi, penyebab kesehatannya yang buruk tidak pernah ditentukan secara tepat,
meskipun spekulasi berfokus pada, TBC, kangker perut atau kombinasi dari keduanya. Sakit
kepala yang menderita Pascal umumnya dikaitkan dengan otaknya .
Untuk menghormati kontribusi ilmiahnya, nama Pascal dijadikan sebagainama satuan SI
tekanan , dengan bahasa pemograman, dan hokum pascal (prinsip penting dari hidrostatika).
Seperti yang disebutkan di atas, Pascal segitiga dan taruhan Pascal masih menanggung
namanya .
Pengembangan teori probabilitas Pascal adalah kontribusi paling berpengaruh untuk
matematika. Awalnya diterapkan pada perjudian, hal ini sangat pentingdalam ekonomi,
terutama dalam ilmu aktualia. John Ross menulis, “Teori Probabilitas dan penemuan
mengubah cara kita melihat ketidakpastian, risiko, pengambilan keputusan, dan individu serta
kemampuan masyarakat untuk mempengaruhi peristiwa di masa depan. Dalam literatur,
Pascal dianggap sebagai salah satu penulis yang paling penting dari Periode Klasik Perancis
dan sebagai salah satu master terbesar prosa Perancis. Ia menggunakan satir dan
kecerdasan.12

12
http://Afid Hanuddin.Word Press.com/2013/09/21/Blaise-pascal-tokoh-filsafat-abad-modern/
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Dari apa yang telah kami uraikan diatas maka kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Rasionalisme adalah paham yang menganggap bahwa akal merupakan dasar satu-
satunya untuk memecahkan kebenaran lepas dari jangkauan indra. Berpegangan
bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Paham ini
dicetuskan oleh seorang bapak filsafat pada zaman modern yaitu Descretes. Sebab
awal timbulnya pemikiran rasionalisme, karena Descretes merupakan orang pertama
yang memiliki kapasitas filosofis yang sangat dipengaruhi oleh fisika baru dan
astronomi.
Pola fikir rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran
haruslah ditentukan melalui pembuktian, logoika, dan analisis yang berdasarkan fakta,
dari pada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
2. Descrates, Spinoza , lebniz, Nicolas, Christian, dan pascal adalah tokoh besar dalam
filsafat rasionalisme, masing-masing mermiliki pemikiran yang berbeda-beda seperti
yang ditulis dalam pembahasan.

B.SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum
sempurna, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini, dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang
filsafat umum khususnya dalam aliran Rasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA

http://Afid Hanuddin.Word Press.com/2013/09/21/Blaise-pascal-tokoh-filsafat-abad-modern/.


Hadiwijoyo Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat, Jogja: Kanisius.
Hasan Fuad, 2010, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rineka Cipta.
S Praja Juhaya, 2010, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, Jakarta: Kencana.
Pradja Juhaya, 2010, Aliran Rasionalisme.
Jubaidir DKK, 2007, Filsafat Barat, Jogja: Ar-Ruzz Media Grup.
Achmadi Asmoro, 2018, Filsafat Umum, Depok: Rajawali.
Bakhtiar Amsal, 2012, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Tafsir Ahmad, 2009, Filsafat Umum, Bandung: Pt Remaja Roskarya.
Mustansyir Rizal, 2010, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Anda mungkin juga menyukai