DISUSUN OLEH :
ANDI NURUL TARIZA PARAJA BASLAN
( 191130075)
DOSEN PENDAMPING
Dr. H. Suhardi M. Anwar, Drs., MM
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
KATA PENGANTAR
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu yaitu Bapak DR. H. Suhardi M. Anwar
Drs.,MM. yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya makalah ini,
masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 14
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah
puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-
jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya dengan metode
tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah kebenaran yang bersifat
semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu kebenaran yang bisa diukur dengan cara-
cara ilmiah.
Untuk itulah setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi segala
realitas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Filsafat merupakan sebuah
disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan titik ideal
dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak
atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak
sabagaimana yang biasa dilakukan manusia (actus homoni). Kebijaksanaan tidaklah dapat
dicapai dengan jalan biasa, ia memerlukan langkah-langkah tertenu, khusus, istimewa.
Beberapa langkah menuju kea rah kebijaksanaan itu antara lain: 1) membiasakan diri untuk
bersikap kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang selama ini sangat kita 2junjung tinggi, 2)
Berusaha untuk memadukan (sintesis) hasil bermacam-macam sains dan pengalaman
kemanusian, sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam semesta beserta
1
isinya, 3) mempelajari dan mencermati jalan pemikiran para filsuf dan meletakkannya
sebagai pisau analisis untuk memecahkan masalah kehidupan yang berkembang dalam
kehidupan konkrit, sejauh pemikiran itu memang relevan dengan situasi yang kita hadapi, 4)
menelusuri hikmah yang terkandung dalam ajaran agama, sebab agama merupakan sumber
kebijaksanaan hidup manusia.
Aliran filsafat yang berasal dari Descartes ini di sebut dengan rasionalisme, karena
aliran ini sangat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dengan itu orang dapat
membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio. Dalam
memahami aliran rasionalisme, kita harus memerhatikan 2 masalah 1 Rizal Mustansyir dan
Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud Filsafat Ekonomi ?
2. Apakah Devinisi Ekonomi Menurut Para Ahli ?
3. Bagaimana Pemikiran Pemikiran Para Ahli Mengenai Ekonomi?
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
diminati juga berbeda. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu
negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat
merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri
berbagai kebutuhannya.
Oleh karena itu, Plato membedakan tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
manusia yaitu :
a). Rakyat jelata, pekerja, Mereka dasar ekonomi masyarakat.
b). Penjaga dan pembangun urusan Negara yang tidak mempunyai kepentingan
sendiri, dan tidak boleh memiliki keluarga.
c). Penjabat tinggi Negara dan filosof, tugas mereka membuat dan mengawasi UU;
pejabat ini harus memperdalam filosof dan ilmu pengetahuan.
Tiga golongan yang ada dalam polis ini adalah cerminan dari tiga bagian
jiwa manusia. Masing-masing mempunyai keutamaan yang identik supaya dapat
mencapai tujuannya: hidup yang baik, negara yang baik. Karena keadilan adalah
keutamaan umum moral manusia, maka keadilan adalah karakter dari negara yang
baik. Proses spesialisasi inilah yang kemudian dikembangkan oleh John Locke dan
Adam Smith.
Teori Division of Labour yang dikembangkan oleh Adam Smith berasal dari
pandangan Pato, perbedaannya Smith memaksudkan Division of Labour untuk
memacu pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi, sedangkan Plato
memaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan.
Teori Plato tentang fungsi uang yang dijelaskan dalam bukunya Politika,
menyatakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar, alat pengukur nilai, dan alat
penimbun kekayaan Plato menganggap bahwa uang tidak dapat dan tidak layak
dikembangkan (melalui bunga).
Menurut penilaian saya gagasan plato adalah gagasan yang hanya terdapat
dalam pikiran saja, yang bersifat subyektif. Ide ini bukan gagasan yang dibuat oleh
5
manusia, yang ditemukan manusia, sebab ide ini bersifat objektif, artinya berdiri
sendiri,, lepas dari pada subyek yang berfikir, tidak tergantung pada pemikiran
manusia, akan tetapi justru sebaliknya, idelah yang memimpin pikiran manusia. Tiap
orang berbeda dengan orang lain, tidak ada dua orang yang persis sama, akan tetapi
keduanya adalah sama-sama manusia. Hal ini disebabkan karena tiap manusia
mendapat bagian daripada ide manusia. Tiap manusia mengungkapkan dengan cara
masing-masing ide manusia yang bersifat umum itu. Ide manusia ini kekal dan tidak
berubah. Akan tetapi ide ini tidak bisa diungkapakan secara sempurna pada tiap
manusia. Segala sesuatu yang kita ketahui, melalui pengamatan, yang beraneka ragam
dan serba berubah itu dalah pengungkapan ide-idenya. Jadi tiap pengamatan
mengingatkan kita kepada ide-ide yang diamati itu.
Kelebihan teori plato, mengenai negara dalam kaitanya dengan realitas sosial adalah
Plato merancang negara dimana kepentingan umum diutamakan. Ia merancang
negara dimana keadilan (sesuai dengan Politeia) akan tercapai secara sempurna. Hal
tersebut tentunya adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh semua warga
negara. Karyanya,The Republic merupakan bukti upaya kerasnya untuk
mendefinisikan keadilan, dengan membayangkan kemungkinan adanya negara
terbaik yang harus direalisasikan untuk mewujudkan nilai keadilan dan kemanusiaan.
Menurut kami, Kelebihan lainnya adalah adanya syarat tertentu yang harus dipenuhi
oleh seorang calon pemimpin dimana syarat-syarat itu kembali pada kualitas manusia
yang disandarkan kepada jiwa atau akal manusia yang nantinya menuntun pemimpin
dalam empat kebajikan pokok yang sepanjang masa terus dibutuhkan oleh rakyat,
yakni memiliki pengendalian diri, keberanian, kearifan dan keadilan. Poin-poin yang
menjadi prasarat tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi kita dalam memilih
seorang pemimpin yang baik. Kriteria pemimpin yang diajukan plato ini sangat tepat.
Selain itu menurut kami, spesialisasi bidang pekerjaan yang ditawarkan dalam teori
Plato bisa menjadi nilai lebih dengan pertimbangan bahwa manusia mempunyai
keterbatasan waktu dan daya kekuatan serta memiliki kemampuan masing-masing.
Sehingga dengan adanya spesialisasi pekerjaan ini kami rasa manusia akan benar-
6
benar mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan
yang dimilkinya.
Kelemahan teori plato, Dari semua kelebihan-kelebihn teori Plato yang
mungkin sangat diharapkan oleh seluruh warga negara dipenjuru dunia terwujud di
dalam realitas sosial di era modern ini, terbesit beberapa pertanyaan yang muncul
yaitu apakah idea hanya menjadi sebatas idea belaka? Menurut saya, sia-sia saja
membicarakan mengenai idea yang mulia tapi tidak menjadi nyata dalam realitas
sosial ini. Dalam hal ini adalah mengenai pemikiran negara ideal Plato yang
menggunakan ciri komunis ekstrem (milik pribadi dan keluarga). Memang hal itu
sulit untuk diungkapkan dalam hal yang nyata. Idea Plato dalam hal ini adalah negara
ideal ini terbatinkan dalam diri orang lain sehingga negara ideal itu terwujud sedikit-
sedikit. Tapi kenyataannya sampai sekarang, berarti sudah 20 abad ini, proses
pembatinan idea ini tidak berjalan secara semestinya. Apakah ada negara-negara di
dunia ini yang MENJADI-kan ADA-nya negara ideal Plato ini? Barangkali mereka
tahu dan mengerti namun tidak berbuat. Untuk apa berbuat? Bukankah lebih baik
tidak berbuat dan mendapatkan keuntungan? Kesadaran individual sangat kurang
yaitu manusia mempunyai akal yang dengannya ia dapat berusaha memilih dan
menentukan hidup dan kehidupannya.. Dalam keadaan ini teori plato tidak dapat
berlaku pada setiap realitas konkrit di masing-masing kelompok sosial dan sebatas
menjadi teori yang terbentuk lantaran realitas kehidupan yang ia alami saja dan sulit
untuk diterapkan secara umum.
Kelemahan lainya menurut kami adalah pendapatnya tentang Undang-
undang yang dibuat sejauh dirasakan perlu menurut keadaan konkret. UU secara
umum harus dianggap sebagai The second best. Karena alasan praktis undang-undang
harus dipandang sebagai instansi tertinggi dalam negara dan negarawan yang
menyimpang dari undang-undang harus dihukum mati. Hal ini kami rasa bukan solusi
tepat dimana peraturan ini semestinya dibuat jangan hanya ketika diperlukan saja
tetapi semestinya peraturan atau undang-undang pun saya rasa layak dibuat untuk
mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapan saja. Sebagai
7
contoh, undang-undang tentang hukuman bagi pencuri. Meskipun keadaan konkrit
membuktikan tidak ada pencurian “SAAT INI”, tapi tidak ada salahnya membuat
undang-undang tentang pelaku pencurian sehingga kalau ada yang mencuri maka
akan mendapatkan sangsi sesuai dengan hukum atau undang-undang yang berlaku.
“Ingat kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada
kesempatan”. Waspada dan mencegah lebih baik daripadamengobati.
Keadilan dimiliki oleh semua golongan karena keutamaan ini
memungkinkan setiap golongan dan setiap warga negara untuk melaksanakan tugas
masing-masing tanpa campur tangan urusan orang lain (menciptakan
keseimbangan).Sekilas tidak ada yang salah dari teori ini. Tetapi lagi-lagi menjadi
masalah ketika ditekankan pada kata “melaksanakan tugas masing-masing tanpa
campur tangan urusan orang lain”. Manusia yang punya keterbatasan ini meskipun
juga punya keahlian khusus, saya rasa disadari atau tidak pada suatu saat pasti akan
memerlukan bantuan oranglain dalam melesaikan pekerjaannya, meskipun dia lebih
ahli dibandingkan dengan orang lain.
8
2.2 ANALISIS PEMIKIRAN ARISTOTELES TENTANG EKONOMI
9
Aristoteles mencermati dengan jelas bahwa rumah tangga memenuhi
kebutuhan hidupnya melalui pertanian, berburu, memancing dan membuat kerajinan
seperti menenun dan memintal. Rumah tangga juga harus menghasilkan surplus yang
cukup untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari mereka. Tapi menurut Aristoteles
tidak mungkin warganegara yang bebas melakukan pekerjaan-pekerjaan itu karena
niscaya mereka tidak akan memiliki waktu luang untuk mengelola polis dan
memikirkan kebaikan semua warga kota. Oleh karena itu, Aristoteles mengusulkan
agar warganegara harus memiliki instrumen untuk mengelola rumah tangganya. Ada
dua instrumen yang disebut Aristoteles.
Pertama, instrumen produktif, yakni mekanisme untuk memproduksi hasil
atau tujuan-tujuan di luar pekerjaan (saya kira ini terkait dengan seni pemerolehan
kekayaan); dan kedua, instrumen tindakan yakni pelayan dan budak yang keberadaan
memungkinkan hidup yang baik dengan melayani tuannya. Keduanya dibutuhkan
dalam pengelolaan rumah tangga.
Karena pengelolan rumah tangga menjadi bagian dari upaya menciptakan
kebaikan publik, maka Aristoteles lalu mencoba membuat pemilahan mengenai
praktek-praktek ekonomi macam apa yang mendukung bagi kebaikan negara
kota (polis) sehingga dipandang sebagai kegiatan yang absah dan natural, dan mana
yang tidak mendukung kebaikan.
Jenis kegiatan ekonomi yang absah adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
sekadar memenuhi nafkah hidup sehari-hari dengan syarat kecukupan alamiah, yakni
dalam rangka menjamin adanya persediaan barang-barang yang dapat disimpan dan
yang diperlukan untuk kehidupan dan bermanfaat bagi polis atau rumah tangga.
Bertani, berburu, memancing, menenun, memintal, dan sebagainya adalah cara
pemerolehan yang sah karena harta benda atau kekayaan yang dihasilkan dari
pekerjaan itu diperoleh secara alamiah, disediakan alam untuk kebutuhan sehari-hari
manusia. Ia tetap absah, menurut Aristoteles,sepanjang dilakukan tidak untuk
mengejar keuntungan semata-mata atau untuk mengejar harta secara tak terbatas.
10
Hal ini juga berlaku dalam mekanisme pertukaran yang dilakukan antar
asosiasi (rumah tangga). Dalam pertukaran (disini Aristoteles telah membuat distingsi
penting tentang nilai guna dan nilai tukar barang), orang-orang yang memiliki
sejumlah barang yang berbeda-beda saling melakukan pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan yang muncul melalui barter. Misalnya gandum ditukar dengan sepatu,
sejumlah polpen ditukar dengan buku, bangunan rumah ditukar dengan sebidang
tanah, dan seterusnya. Pertukaran semacam ini perbolehkan karena memenuhi syarat-
syarat kecukupan alamiah itu dan “not contrary to nature”.
Pemikirannya tentang teori nilai (value) dan harga (price), kemudian
Kontribusi terbesar Aristoteles terhadap ilmu ekonomi adaPlah pemikirannya tentang
pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran
barang tersebut.
Menurut pandangan aristoteles, kebutuhan manusia (man’s need) tidak terlalu
banyak, tetapi keinginannya (man’s desire) relative tanpa batas. Ia membenarkan dan
menganggap alami kegiatan produksi yang dimaksudkan untuk menghasilkan barang
guna memenuhi kebutuhan, namun kegiatan produksi untuk memenuhi keinginan
manusia yang tanpa batas itu yang dikecamnya sebagai sesuatu yang tidak alami
(unnatural).
Menurut pandangan aristoteles, barter dianggap hal yang wajar dan bersifat
alami dan baik menurutnya, karena merupakan hal yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan alami dan tidak ada laba ekonomi yang diperoleh dari pertukaran barang-
barang tersebut. Namun dalam kehidupan sekarang ini hal itu merupakan suatu yang
using dan tidak produktif, karena tidak melihat dampak positif dari perdagangan.
Pertukaran barang dalam bentuk barter bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
alami, sebab tidak ada laba ekonomi yang diperoleh dari pertukaran barang dengan
barang. Hal ini dianggap wajar oleh Aristoteles. Akan tetapi, pertukaran yang
menggunakan uang untuk memperoleh laba di kecamnya. Dalam kehidupan manusia
masa sekarang tentu pandangan Aristoteles ini dianggap sangat usang dan tidak
produktif, sebab tidak melihat dampak positif dari perdagangan.
11
2.3 ANALISIS PEMIKIRAN ADAM SMITH TENTANG EKONOMI
Seperti yang telah kita ketahui, pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem
ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak
milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan.Sistem ini
12
merupakan sekumpulan kebijakan ekonomi yang juga merujuk kepada pemikiran
bapak ekonomi Kapitalis Adam Smith.Ruh pemikiran ekonomi Adam Smith adalah
perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Model pemikiran
Adam Smith ini disebut Laissez Faire
yang berasal dari bahasa Perancis yang digunakan pertama kali oleh para
psiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah
dalam perdagangan. Laissez-faire menjadi sinonim untuk ekonomi pasar bebasyang
ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19 (Skousen, 2005). Secara umum,istilah
ini dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan
adanyacampur tangan pemerintah dalam perekonomian. “ In economics, Laissez-faire
means allowing industry to be free of government restriction, especially restrictions
in the formof tariffs and government monopolies.” Adam Smith memandang
produksi dan perdagangan sebagai kunci untuk membuka kemakmuran.Agar
produksi dan perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal, Smith
menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam
bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik maupun internasional
(Skousen, 2005).
13
pembagian kerja, Smith menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja akan lebih
maksimal apabila dilakukan pembagian kerja (division of labor) . Yang artinya
pembagian melalui spesialisasi perorangan yang melakukan produksi akan
menghasilkan output yang lebih baik dan lebih efisien. Smith juga menjelaskan
dengan menggunakan teknologi-teknologi baru dalam sistem produksi akan
meningkatkan hasil produksi pula. Maka dari itu, Smith percaya pada kekuatan
investasi dalam pembelian atau penggunaan teknologi.
14
2.4 PEMIKIRAN DAVID RICARDO TENTANG EKONOMI
15
sekali. Produktivitas tanah yang subur lebih tinggi, dan demikian
menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya-biaya (biaya
rata-rata dan biaya marjinal) yang lebih rendah pula.
Makin rendah tingkat kesuburan tanah, jelas makin tinggi pula biaya rata-
rata dan biaya marjinal untuk mengolah tanah tersebut. Makin tinggi
biaya-biaya dengan sendirinya keuntungan per hektar tanah menjadi
semakin kecil pula. Dengan penjelasan di atas adalah layak uang sewa
untuk tanah yang lebih subur lebih tinggi jika dengan sewa tanah untuk
tanah yang kurang subur apalagi yang tidak subur.
Teori nilai kerja dan upah alami, David Ricardo menjelaskan bahwa nilai
tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk
menghasilkan barang tersebut, yaitu biaya untuk bahan mentah dan upah
buruh yang besarnya hanya cukup untuk sekedar dapat bertahan hidup
(subsiten) bagi buruh yang bersangkutan.
Menurut Ricardo, kalau harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-
biaya (termasuk upah alami), maka dalam jangka pendek perusahaan
akan mengalami laba ekonomi. Adanya laba ini akan menarik
perusahaan-perusahaan lainnya masuk pasar.
16
Selain itu, Ricardo mempertimbangkan kondisi pekerja, yang mana jika
standar kehidupan minimum meningkat, maka upah minimum juga
meningkat.
Yang dimaksud dengan teori ini oleh Ricardo dijelaskan bahwa setiap
kelompok masyarakat atau Negara sebaiknya menghasilkan produk-
produk yang dihasilkan lebih efisien, selanjutnya kelebihan produksi atas
kebutuhan dapat diperdagangkan.
17
secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan
saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan
timah.
18
2.5 ANASLISIS PEMIKIRAN JOHN MAYNARD KEYNES TENTANG
EKONOMI
19
mulai curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang berlaku
secara umum pada saat itu. Menurut keynes dalam pandangan klasiknya, produksi
akan selalu meciptakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian
tertutup sederhana.
20
Kalau diamati, sepertinya Keynes sependapat dengan Marx yang mengatakan
bahwa sistem ekonomi klasik tidak bebas dari fluktuasi, krisis pengangguran dan
sebagainya. Marx berusaha menghancurkan sistem kapitalis dan menggantikannya
dengan sistem sosialis. Namun sebaliknya, Keynes justru ingin menyelamatkan
sistem liberal tersebu
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Filsafat ekonomi merupakan dasar dari sebuah system ekonomi yang
dibangun. Berdasarkan filsafat ekonomi yang ada dapat diturunkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai, misalnya tujuan kegiatan ekonomi konsumsi, produksi,
distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dsb.
Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat Tuhan,
manusia dan alam. Kunci filsafat ekonomi Islam
terletak pada manusia dengan Tuhan,
alam dan manusia lainnya. Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang
membedakan ekonomi Islam
dengan system ekonomi lainnya kapitalisme dan sosialisme. Filsafat ekonomi
yang Islami, memiliki paradigma yang relevan dengan nilai-nilailogis,
etisdanestetis yang Islami yang
kemudian difungsionalkan ketengah tingkahlaku ekonomi manusia. Dari
filsafat ekonomi ini diturunkan juga nilai-nilai instrumental
sebagai perangkat peraturan permainan (rule of game) suatu kegiatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23