Disusun oleh :
4. Agung Maulana
Dengan terselesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Sri
Wahyuni, SE.,M.E selaku dosen mata kuliah Filsafat Ekonomi Islam dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami. Dan semoga makalah yang kami
buat ini dapat bermanfaat dan menambah keilmuan bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………...……..…………….…...
Daftar Isi…………………………………………………………………….…………….
BAB I.....................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................................................
BAB II....................................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................................
BAB III……………………………………………………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………….……………………………………………………..……
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan
filsafat maka pandangan kita akan tertuju jauh ke masa lampau di zaman Yunani
Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Filsafat dapat diartikan
sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan
masyarakat. Filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran
telah memeberikan banyak pelajaran, misalnya tenttang kesadaran, kemauan, dan
kemampuan manusia sesuai dengan posisinya sebagai makhluk individu, makhluk
sosial dan makhlukTuhan untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang
sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan
akhirnya memperoleh kebenaran. Manusia dianugerahi akal pikiran yang tidak
diperoleh oleh makhluk lain. Karena itulah seyogyanya dipergunakan semaksimal
mungkin untuk kemampuan berpikir. Karena berpikir adalah daya yang paling
utama dan merupakan ciri khas yang membedakan manusia dan hewan. Aktivitas
berpikir sangat diperlukan dalam kehidupan manusia yang pada akhirnya akan
menentukan hasil yang dicapai, sama halnya dengan pentingnya perencanaan sebelum
bertindak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat ekonomi islam?
2. Jelaskan sumber – sumber filsafat islam ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip ekonomi islam dipraktikkan dalam kehidupan sehari-
hari?
4. Apa dampak ekonomi islam dalam lingkungan ekonomi global?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu filsafat ekonomi islam
2. Untuk mengetahui sumber – sumber filsafat islam
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekonomi islam dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengetahui dampak ekonomi islam dalam lingkungan ekonomi global
BAB II
PEMBAHASAN
2.) Akal
Secara bahasa, akal merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab,‘aqala yang
berarti mengikat dan menahan. Namun, kata akal sebagai kata benda (mashdar)
dari‘aqala tidak terdapat dalam al-Qur’ân, akan tetapi kata akal sendiri terdapat dalam
bentuk lain yaitu kata kerja (fi’il mudhari’) Kata ‘aqala bermakna mengikat dan
menahan. Kata ‘iqal berarti tali yang digunakan orang Arab untuk mengikat surban
sedangkan i‘taqala sebutan bagi orang yang ditahan dalam penjara dan mu‘taqal adalah
tempat penjara untuk para tahanan. al-Ghazali berpendapat bahwa akal memiliki
beberapa definisi, diantanya: akal merupakan pembeda antara manusia dan hewan,
dengan akal manusia dapat memahami dan menguasai berbagai pengetahuan. Makna
selanjutnya, ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia akan memengaruhi
akhlak/sikapnya. Terakhir, dengan akal dan pengetahuannya manusia mampu mengontrol
hawa nafsunya. Kesempurnaan dan keistimewaan manusia terdapat pada akalnya, hal ini
pula yang membedakan manusia dengan makluk lain baik jin dan malaikat. Kebahagiaan
manusia bersumber dari pengelolaan akalnya sehingga melahirkan sikap dan akhlak
mulia. Sehingga melahirkan perdamaian dan ketentraman. Nikmat besar dari Tuhan ini
merupakan anugerah yang sangat istimewa, dengannya manusia akan diantarkan pada
kebahagiaan abadi.
3.) Indera
Dalam Bahasa Arab disebut dengan Hawas merupakan salah satu sumber filsafat
Islam yang tidak dapat dihindari. Indera sebagai sarana sekaligus sumber filsafat ilmu
sangat berperan sebagai penunjang wahyu dan akal. Melalui indera sebuah pertanyaan
tentang objek kajian filsafat muncul. Kadang kala ia merupakan proses awal yang
merangsang akal manusia untuk berpikir. Menurut al-Farabi terdapat beberapa jenis
indera yang ada dalam diri manusia diantaranya: indera eksternal, indera internal.
Pertama, Indera Eksternal merupakan bagian-bagian luar indera yang mana organnya
dapat dilihat dengan kasat mata. Indera eksternal atau yang disebut dengan al-hawas al-
zhahiriyah terdiri atas lima unsur: penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Demikian hawas mempunyai kesalahan-kesalahan dalam memaknai objek
yang ditangkap.
Ekonomi Islam didasarkan atas ideologi yang memberikan landasan dan tujuannya
di satu pihak, dan aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya di pihak lain. Ekonomi Islam
membuat kerangka di mana suatu komunitas sosial eknomi dapat memanfaatkan sumber-
sumber alam dan manusiawi untuk kepentingan produksi dan mendistribusikan hasil-
hasil produksi itu untuk kepentingan konsumsi.
Indonesia merupakan Negara terbanyak yang warganya beragama Islam. Hal ini
yang menimbulkan Indonesia menerapkan ekonomi syariah. Namun banyak warga
Negara Indonesia yang tidak mengetahui apa ciri-ciri dan contoh kegiatan ekonomi
syariah yang sedang dijalankan di Indonesia saat ini. Karena ekonomi syariah
mempunyai tujuan di dunia dan di akhirat seperti memberikan peluang yang sama untuk
semua individu, mengurangi kemiskinan, memperkuat ekonomi. Sedangkan pada
ekonomi konvensional mempunyai tujuan yaitu pada keuntungan.
Pada ekonomi islam tidak mengenal riba karena riba merupakan hal yang
diharamkan dan dibenci oleh Allah SWT; tidak diperbolehkan untuk menerapkan gharar
atau sering disebut dengan penipuan, resiko kehilangan asset pada kegiatan jual beli
saham dan perjudian.
Menghindari bunga yang biasa disebut dengan tambahan beban biaya. Karena
bunga atau tambahan beban biaya sifatnya memaksa dan dapat merugikan pihak
yang membayar bunga.
Tidak menimbun barang seperti ketika harga sembako murah kalian membeli
sembako dengan jumlah yang sangat banyak agar suatu sata harga sembako naik
kalian tidak perlu membeli dengan harga yang mahal. Hal ini dilarang karena
dapat membuat sulit orang yang berada di sekitarnya.
Hidup hemat atau tidak menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang tidak
diperlukan. Seperti mendahulukan kebutuhan daripada kemauan. Contohnya
makan makanan yang cukup tidak berlebihan sesuai dengan porsi keluarga.
Rajin menyisihkan uang untuk ditabung. Hal ini dianjurkan di ekonomi syariah
karena orang yang dapat mengelola keuangannya dengan baik maka ia akan
mendapatkan pahala dan hidupnya akan diuntungkan.
Tidak melakukan hutang berhutang. Hal ini dilarang di ekonomi syariah karena
dapat merugikan kedua belah pihak dan orang yang berhutang akan diberatkan di
akhirat nanti.
Rajin untuk memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Hal ini
dianjurkan karena semakin kita sering bersedekah maka semakin banyak juga
rezeki yang kita terima.
Nilai-nilai ekonomi Islam yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan didasari oleh
fondasi akidah, akhlaq dan syariat (aturan/hukum) dapat disarikan lebih lanjut dan
diformulasikan menjadi 6 (enam) prinsip dasar ekonomi dan keuangan syariah.
1) Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki sesuatu sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
2) Miskin, mereka yang memiliki harta, namun tidak cukup memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup.
3) Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4) Mualaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syariah.
5) Hamba sahaya, budak yang ingin memerdekakan dirinya.
6) Ghorimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan kehormatannya (izzah).
7) Fiisabilillah, mereka yang berjuang dijalan Allah SWT dalam bentuk kegiatan
dakwah, jihad, dan sebagainya.
8) Ibnus sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada
Allah SWT.
6. Transaksi Muamalat
Sejalan dengan nilai-nilai ekonomi Islam yang menjunjung tinggi keadilan serta kerja
sama dan keseimbangan, setiap transaksi muamalat khususnya transaksi perdagangan
dan pertukaran dalam perekonomian, harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
dalam syariat. Aturan yang lebih khusus dalam mengatur transaksi perdagangan, telah
ditetapkan langsung oleh Rasulullah SAW pada saat Rasulullah SAW mengatur
perdagangan yang berlangsung di pasar Madinah yang esensinya masih terus berlaku
dan dapat diterapkan sampai sekarang.
Ketika suatu negara menerapkan ekonomi dan keuangan syariah, perlu adanya 3 hal
penting yang harus diperhatikan sebagai karakteristik dasar yang harus ada dan
diterapkan dalam sistem ekonomi yang dijalankan:
2. Perhatian terhadap aktivitas yang dibolehkan, seperti bagi hasil, jual beli, titipan
dan jasa, dan aktivitas yang ditujukan untuk social (pemberian ZISWAF; Zakat,
Infaq, Shadaqah, Wakaf)
Tiga hal tersebut apabila diterapkan secara baik dan benar akan memiliki implikasi yang besar
dalam perekonomian makro. Ketika transaksi-transaksi yang ada jauh dari MAGHRIB, maka
dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya stabilitas sistem keuangan. Mengapa demikian?
Maysir, gharar dan riba adalah penyebab terkonsentrasinya kekayaan yang menyebabkan aliran
uang menjadi terpusat (terutama di golongan atas) dan tidak terdistribusi secara merata di semua
lapisan masyarakat. Tidak hanya itu, sector riil dan sector keuangan akan terjadi ketimpangan
dan sulit untuk berjalan seiringan karena adanya money creation dalam sector keuangan.
Dampak lain yang ditimbulkan apabila bagi hasil, jual beli, pengelolaan ZISWAF diterapkan
dengan baik adalah pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan
kerja. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlibatan ekonomi golongan dhuafa dan adanya
dukungan penuh terhadap sector riil, serta transaksi berbasis bagi hasil berdasarkan prinsip saling
mengenal dan memahami dapat menekan resiko moral hazard. Implikasi lain apabila setiap
transaksi yang ada menggunakan objek yang halal dan tidak merusak lingkungan yaitu stabilitas
social serta kelestarian alam dan lingkungan. Begitulah keindahan ekonomi syariah, dimana itu
semua akan terjadi ketika 3 hal sederhana tersebut dapat diterapkan dengan baik dan menjadi
karakteristik dasar perekonomian suatu negara. Perlu adanya inisiatif dan peran pemerintah
secara dominan demi kemaslahatan umat dengan sistem ekonomi yang diterapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, S. R. (2021). Makalah Ekonomi Islam. Retrieved october 11, 2023, from studocu.com:
https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-pekalongan/sharia-
economy-21/kel-1-makalah-filsafat-ekonomi-islam/44980187
Moh. Fauzi, S. M. (n.d.). Filsafat Ekonomi Islam. Retrieved october 11, 2023, from scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/102574014/Filsafat-Ekonomi-Islam
UGM, K. d. (2014, MAY 23). Karakteristik Dasar dan Dampak Penerapan Ekonomi dan
Keuangan Syariah dalam Sistem Ekonomi. Retrieved OCTOBER 11, 2023, from
sef.feb.ugm.ac.id: https://sef.feb.ugm.ac.id/karakteristik-dasar-dan-dampak-penerapan-
ekonomi-dan-keuangan-syariah-dalam-sistem-ekonomi/