Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FATWA YANG DIKELUARKAN MUHAMMADIYAH

Dosen Pembimbing :
Zuhratul Aini Mansur

Disusun :
Kelompok 12

Khoirunnisa Istiqomah (2007015126)


Tan Ghazy Arkhab Islami (2007015162)
Agus Saleh Siregar (2007015198)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasul Agung
penunjuk jalan kebenaran, Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya
dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ushul Fiqh tentang “Fatwa yang Dikeluarkan Muhammadiyah.”
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Jakarta, 1 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama..................................................
2.2 Unsur Ajaran Agama...........................................................................................
2.3 Persamaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama...........................................
2.4 Perbedaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama............................................

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagaman yang memiliki misi utama


pembaharuan (tajdid) terhadap pemahaman agama. Pembaharuan dalam
Muhammadiyah meliputi dua segi, dipandang dari sudut sasarannya. Pertama,
pembaharuan dalam arti mengembalikan kepada keasliannya/kemurniannya, yang
sasarannya adalah soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnya tetap/tidak berubah-
ubah. Kedua, pembaharuan dalam arti modernisasi, yang sasarannya mengenai
masalah seperti: metode, sistem, teknik, stategi,  taktik perjuangan dan lain
sebagainya, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi/ruang dan waktu.
Dengan demikian pembaharuan memiliki dua arti, yaitu memurnikan ajaran dan
memodernkan.
Fatwa dalam bahasa arab berarti jawaban pertanyaan atau hasil ijtihad atau
ketetapan hukkum. Fatwa adalah pendapat atau keputusan mengenai ajaran
isalam yang disampaikan lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya
yakni mufti. Kumpulan tentang fatwa, seperti  fatwa alamidiriyyah. Di
indonesia juga dikenal adanya fatwa majelis ulama indonesia (MUI).
Maksudnya adalah ketetapan atau keputusan hukum tentang suatu masalah
atau pristiwa yang dinyatakan oleh keorang nujtahid sebagai hasil ijtihaad-
nya

Dalam majlis tarjih, manhaj pengembangan pemikiran islam dikembangkan


atas dasar prinsip-prinsip yang menjadi orientasi utamayaitu: prinsip al-
muro’ah (konservasi), prinsip al-tahdidsi (inovasi), dan prinsip al-ibtikari
(kreasi). Dalam pengambilan keputusan MTPPI terhadap persoalan-
persoalanyang memerlukan perpestik oleh majlis ini dinahas dengan cara
berupaya mencari dalil yang relevan, menerapkan manhaj al istinbath lalu
menarik natijah hukumnya, hasil keputusan kemudian diajukan
kepemimpinan muhammadiyah sesuai tingkatannya yang mempunyai
otoritas untuk mentanfidzkan atau tidak sesuai pertimbangan yang dimiliki,
namun semua yang telah ditanfidzkan masih tetap untuk diadkan tinjauan
ulang.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa definisi filsafat, ilmu pengetahuan dan agama ?
2. Apa saja unsur ajaran agama?
3. Apa saja persamaan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama?
4. Apa saja perbedaan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama?

1.3 Tujuan Makalah


1. Dapat mengetahui definisi filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.
2. Dapat mengetahui apa saja unsur ajaran agama.
3. Dapat mengetahui persamaan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.
4. Dapat mengetahu perbedaan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama

Pengertian Filsafat
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis,
filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya
sedalam-dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba
dan pencari kebijaksanaan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.

Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang


hakekat. Bagi Aristoteles (384-322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan
praktis.

Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis
seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata setelah segala sesuatunya
diselidiki problema-problema apa yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan-
pertanyaan yang demikian itu, dan setelah kita menjadi sadar dari segala
kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari-
hari.

Wah, kenapa definisi para filosof itu tentang filsafat begitu beragam, dan malah
kelihatan ada yang saling bertentangan? Jangan-jangan apa yang diingatkan
orang bahwa filsafat itu membingungkan ada benarnya. Sekedar menambah
‘kebingungan’ Anda, jika daftar itu kita tambah, maka keragaman akan terus
bertambah. Tidak menambah- nambah bahwa banyaknya jawaban tentang definisi
filsafat adalah hampir sama dengan banyaknya filosof.

Selain perbedaan, ada perbedaan dalam definisi-definisi di atas. Jika ditilik


lebih teliti, sebagian besar menunjuk pada adanya ciri-ciri khas filsafat yang
membedakannya dari yang lain. Barangkali cara yang lebih mudah mengenal
‘filsafat’ adalah dengan mengenal ciri- ciri tersebut. Bandingkan jika
sekiranya Anda mengenal ciri-ciri essensial seseorang, meskipun pakaiannya
berubah warna, rambutnya berganti mode, sepatunya bertukar merek dan
kacamatanya berganti bingkai, di mana saja dan kapan saja Anda berbicara
dia, besar kemungkinan Anda masih menandainya. Anda tahu bahwa dia adalah
dia, karena ciri-ciri hakikinya, bukan karena pakaian, hiasan atau klaim-nya.

Dari begitu banyak definisi yang dikutip, apakah ciri utama filsafat yang
tetap hadir? Ciri itu adalah bahwa filsafat adalah upaya manusia untuk
mendapatkan hakikat segala sesuatu. Apakah setiap upaya manusia menjawab
persoalan hidup dapat dikatakan berfilsafat? Tentu tidak.

Ada tiga ciri utama hingga upaya itu dapat dikatakan filsafat.

1. Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek


tertentu saja.

2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil


yang fundamental dan essensial.

3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan
logis meskipun spekulatif.

Apa faedah lain dari filsafat? Sadar atau tidak, kita berpikir, merenung,
memilih dan bertingkah laku dan bertindak berdasarkan keyakinan yang kita
panuti dan nilai merupakan permasalahan yang tidak tuntas dijawab hanya
dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabung semuanya. Pencarian dan
penuntasan masalah itu akan banyak terbantu dengan filsafat. Filsafat itu adalah
suatu bagian dari keyakinan dan tindakan kita, meskipun kebanyakan hal ini
tanpa kita sadari. Jika kita menyadari, maka tentu akan lebih baik. Membuat
Anda lebih sadar ini merupakan filsafat.

Barangkali, kegunaan lain filsafat adalah kemampuannya untuk


memperluas bidang-bidang keinsafan kita. Banyak orang memiliki penge- tahuan
yang banyak tetapi picik, mempunyai keterampilan yang berharga, tetapi tidak
berwawasan, dan berkuasa tetapi tidak berprikemanusiaan. Mereka tidak insyaf.
Mereka laksana katak dalam tempurung. Karena tersungkup dalam ruang kecil
pengap, mereka menyombongkan diri dan mengira bahwa merekalah paling
pintar, paling terampil, paling ber- kuasa, paling ahli, dan paling segalanya. Filsafat
akan mampu menguakkan awan tebal yang meliputi surya kearifan, serta mampu
membebaskan mereka dari ‘tempurung yang menyesatkan itu’.
Ketidakmampuan filsafat memberikan jawaban pasti terhadap permasalahan
kehidupan akan membuat kita sadar, insyaf dan tidak sombong atas
keterbatasan manusia sebagai manusia dengan belajar filsafat kita akan lebih
manusiawi. (Lubis, 2015)
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab ‘ilm, Inggris science, Belanda
watenchap, dan Jerman wissenchaf. Ilmu merupakan hal yang urgen dalam kehidupan
manusia di dunia agar manusia meningkat kualitas dan kemampuan diri serta
mengangkat eksistensinya. Definisi ilmu yang dikemukakan oleh pakar luar negeri
salah satunya yaitu R. Harre. Ilmu menurut Harre, yaitu: a collection of well a sested
theoris which explain the patterns regulaties and irregulaties among carefully studied
fenomeno.

Definisi ilmu menurut Harre adalah kumpulan teori-teori yang sudah diuji
coba yang menjelaskan pola teratur ataupun tidak teratur diantara fenomena yang
dipelajari secara hati-hati. Definisi pemikir Marxis bangsa Rusia bernama Alfensyef
menjelaskan ilmu pengetahuan: Science is the society and thought, if reflect the word
corecctness, categories and laus the recivied by proctical experince. Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan
alam dan konsep-konsep, kategori-kategori, dan kebenarannya diuji dengan praktis.

Definisi ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu pengetahuan tentang objek
tertentu yang disusun secara sistematis objektif rasional dan empiris sebagai hasil.
Tidak semua pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan, namun mempunyai
karakteristik khusus. Adapun karakteristik khusus ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut:

a. Disusun secara metodis, sistematis, dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang
tertentu dan kenyataan (realitas).
b. Dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut. Unsur penting ilmu pengetahuan adalah penataan secara
terperinci dan mampu memperjelas sebuah bidang pengetahuan. Semakin dalam
ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan
(realitas) semakin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh
kenyataan. Semakin dalam pencarian kebenaran suatu fenomena semakin cermat
pula ilmu itu. Prinsip-prinsip metodis dan kejelasan ilmu merupakan rangkaian
berpikir filsafat.

Jenis-jenis Ilmu Pengetahuan

1. Ilmu pasti (matematika)

Ilmu pasti atau ilmu matematika merupakan dasar bagi semua ilmu
pengetahuan karena sifatnya yang tetap, bergerak, dan pasti. Dengan metode-metode
yang dipergunakan melalui ilmu pasti kita akan memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu yang sebenarnya, yaitu hukum ilmu pengetahuan dalam tingkat
kesederhanaan dan ketetapan yang tertinggi, sebagaimana yang dapat dilakukan akal
manusia.

2. Ilmu Perbintangan (astronomi)

Dengan rumus-rumus ilmu pasti, maka ilmu perbintangan dapat menyusun


hukum-hukum benda langit. Ilmu perbintangan menerangkan bagaimana bentuk,
ukuran, kedudukan, dan gerak benda langit seperti bintang, bumi, bulan, matahari atau
planet-planet lainnya.

3. Ilmu Alam (Fisika)

Ilmu alam merupakan ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu perbintangan,
maka pengetahuan mengenai benda-benda langit merupakan dasar bagi pemahaman
gejala dunia anorganik. Gejala-gejala dalam ilmu akal lebih kompleks, yang tidak
akan dapat dipahami tanpa terlebih dahulu memahami hukum-hukum astronomi.
Melalui pemahaman gejala-gejala fisika dan hukum dengan tepat sama gejala yang
berada pada suatu tatanan keadaan tertentu.

4. Ilmu Kimia (chemistry)

Gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih komplek dari pada ilmu alam dan ilmu
kimia mempunyai kaitan dengan ilmu hayat (biologi) bahkan juga dengan sosiologi.
Pendekatan yang digunakan dalam ilmu kimia ini hanya melalui pengamatan
(observasi) dan percobaan (eksperimen) melainkan juga dengan perbandingan
(komparasi).

5. Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi)

Ilmu hayat (biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan
gejala-gejala kehidupan gejala-gejala dalam ilmu hayat mengalami perubahan yang
cepat dan perkembangan yang belum sampai pada tahap positif. Berbeda dengan
ilmu-ilmu sebelumnya seperti ilmu pasti, ilmu pebintangan, ilmu alam, dan ilmu
kimia yang telah berada pada tahap positif, karena sifatnya yang kompleks maka cara
pendekatannya membutuhkan alat yang lebih lengkap.

6. Fisika Sosial (Sosiologi)

Fisika sosial (sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan ilmu


pengetahuan. Fisika social (sosiologi) sebagai ilmu berhadapan dengan gejala-gejala
yang paling komplek paling kongkrit dan khusus yaitu gejala yang berkaitan dengan
kehidupan umat manusia dalam berkelompok.

Fungsi Ilmu Pengetahuan

Menurut penulis fungsi ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengetahui berbagai pengetahun yang telah disusun secara sistematis


berdasar syarat-syarat dan metode untuk dapat menjadi ilmu pengetahuan.
b. Dapat berfungsi secara fungsional dalam suatu sistem, artinya sesuatu yang
terdiri dari bagian-bagian dan antar bagian saling berhubungan satu sama lain.
c. Dapat membuat hipotesa yang akan diuji kebenarannya.
d. Dapat mengendalikan berbagai hal berdasarkan teori-teori dalam ilmu
pengetahuan.
Pengertian Agama

Agama adalah tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
yang lain serta manusia dengan lingkungannya, yang merupakan bagian dari
makhluk ciptaan Tuhan. Agama-agama tertentu serta kepercayaan tertentu banyak
mempunyai narasi, dan simbol serta sejarah suci yang mempunyai maksud untuk
menjelaskan berbagai macam makna kehidupan dan menjelaskan asal usul kehidupan
dari alam semesta ini.

Agama mempunyai tujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang


berasal dari Tuhan dimana hal tersebut nantinya mampu membimbing manusia
menjadi seseorang yang berakal dan berusaha mencari kebahagiaan hidup baik itu di
dunia ataupun di akhirat sebagai bekal dalam kehidupan di tahap yang selanjutnya di
alam fana.

Selain itu, agama juga bertujuan memberikan pengajaran kepada para


penganutnya agar dapat mengatur hidupnya sedemikian rupa guna memperoleh
kebahagiaan untuk dirinya sendiri ataupun untuk masyarakat sekitar. Lebih lanjut
lagi, agama dapat menjadi sebuah pembuka jalan untuk bertemu dengan Sang
Pencipta Mansuia yaitu Tuhan Yang Maha Esa ketika manusia mati kelak. Beberapa
fungsi dari eksistensi agama di dunia ini adalah diantaranya :

1. Mampu memberikan pandangan dunia kepada manusia dan berpengaruh pada


kebudayaan manusia.
2. Mampu menjawab berbagai macam pertanyaan yang mungkin tidak mampu
dijawab oleh sesama manusia lain.
3. Mampu memberikan rasa kekitaan yang nantinya akan dipunyai dan diyakini
oleh sekumpulan manusia.
4. Mampu berperan dalam sebuah peranan sosial karena mengandung garis kode
etika bagi setiap penganutnya.
5. Mampu dijadikan sebagai sumber pedoman dalam berkehidupan.
6. Mampu dijadikan aturan dalam berhubungan antara manusia dengan
Tuhannya, antar sesama makhluk hidup, dan hubungan lainnya dalam
kehidupan.
7. Menentukan suatu tuntunan mengenai prinsip yang salah dan yang benar.
8. Menjadikan pedoman untuk dapat mengungkap suatu kebersamaan.
9. Dijadikan pedoman dalam membentuk sebuah keyakinan dan membentuk nilai
nilai dalam kehidupan.
10. Mengungkapkan bentuk dari keindahan dan sebagai pedoman dalam
berekreasi atau hiburan, serta
11. Berfungsi untuk memberi suatu identitas pada umat manusia karena telah
menjadi bagian dari sebuah agama.

Jenis-Jenis Agama

Beberapa ahli dan ilmuwan telah banyak melakukan penelitian dan mempelajari
tentang pembagian agama. Mereka kemudian membagi agama menjadi 3 kategori,
yaitu :

1. Agama dunia, dimana istilah ini mengacu pada agama yang sifatnya
internasional dan transkultural.
2. Agama pribumi, yang mengacu pada hal hal yang bersifat lebih kecil misalnya
berdasarkan budaya tertentu di masyarakat ataupun berdasarkan kelompok
agama tertentu.
3. Gerakan agama baru dimana bentuk dan jenis agama yang satu ini baru
dikembangkan oleh para ahli dan para pemikir.

Unsur Ajaran Agama

Untuk menjelaskan definisi agama adalah sesuatu yang sangat kompleks.


Penjelasan oleh para ahli tidak bisa sepenuhnya menjawab realitas agama dalam
kehidupan manusia.Untuk membantu kita memahami makna agama, kita perlu
mengetahui elemen-elemen dasar yang terkandung dalam agama itu sendiri. Berikut
ini adalah tiga elemen utama agama:
1. Manusia

Manusia adalah makhluk yang dapat bernalar, berpikir dan mencoba memuaskan
kebutuhannya. Dalam hal ini, manusia adalah orang atau penganut suatu agama yang
berpikir dan percaya bahwa ada sesuatu di luar dirinya yang memiliki kekuatan yang
tidak dapat dijelaskan oleh hukum alam.

2. Penghambaan

Dalam konteks agama, penghambaan bukan berarti perbudakan. Tetapi lebih untuk
kebutuhan manusia akan kedudukannya di hadapan Sang Pencipta. Dalam hal ini,
penghambaan manusia kepada Tuhan akan melibatkan banyak hal, seperti: simbol
agama, praktik keagamaan, dan pengalaman religius manusia.

3. Tuhan

Pada dasarnya, tidak ada kesepakatan tentang konsep Tuhan, sehingga ada banyak
konsep tentang Tuhan seperti teisme, deisme, panteisme dan lainnya. Namun, secara
umum, Tuhan dipahami sebagai roh yang maha kuasa dan prinsip kepercayaan.
Dalam ajaran teisme, Tuhan adalah pencipta dan pengatur semua peristiwa di alam
semesta.

Persamaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama

1. Baik ilmu, filsafat dan agama bertujuan sekurang-kurangnya berusaha berurusan


dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.

2. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-


lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.

3. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada


antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-
akibatnya.

4. Ketiganya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang


bergandengan.

5. Ketiganya mempunyai metode dan sistem.


6. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul
dari hasrat manusia (obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

Berikut beberapa titik persamaan dari filsafat, ilmu pengetahuan dan agama :

A. Filsafat dan Imu Pengetahuan

1) Didasarkan pada rasio, maksudnya sama-sama berdasarkan akal budi.

2) Mempunyai metode, menempuh suatu jalan untuk mencapai kebenaran.

3) Bersifat sistematis, memberikan suatu uraian atau penjelasan yang menyeluruh


dan bagian-bagian yang saling berhubungan.

B. Filsafat dan Agama

Filsafat dan Agama adalah sama-sama mengandung suatu pemandangan yang


luas.

C. Ilmu Pengetahuan dan Agama

Perpaduan ilmu pengetahuan dan agama dikonsepkan oleh Al Ghazali sebagai


al ma’rifah. Al gazali menjelaskan bahwa jalan menuju ma’rifah sebagai
kerinduan rohani untuk mengenal Tuhan dengan hati nurani melalui tingkat-
tingkat ilmu pengetahuan. Al ma’rifah menjadi tingkat yang tertinggi di dalam
pengetahuan dan kesadaran rohani manusia terhadap Tuhan.

Perbedaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama

  Gambaran umum

a. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan atau


mengelanakan ) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral, serta universal
(mengalam), tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan
tangannya sendiri yang bernama logika.

b. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset, research),


pengalaman (empiri), dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian.
c. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan
jalan mempertanyakan (mencari jawaban tentang) berbagai masalah asasi dari
atau kepada kitab suci, kodifikasi firman ilahi untuk manusia.

Obyek material (lapangan)

a. Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita).

b. Ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris juga bersifat
eksperimental. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak
dalam disiplin tertentu.

c. Agama dipraktekkan oleh orang yang beriman.

Obyek formal (sudut pandangan)

a. Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala
sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.

b. Ilmu  pengetahuan bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu,


obyek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu
mengadakan penyatuan diri dengan realita.

c. Agama memberikan kejelasan tentang fenomena yang terjadi

Cara mendapatkan sesuatu

a. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya


spekulasi, kritis, dan pengawasan, kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.

b. Ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis.

c. Agama dilakukan dengan melihat sumber-sumber hukum agama yang terkait


yang sudah dipastikan kebenarannya karena bersumber dari Tuhan.  

Isi yang dimuat

a. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari.
b. Ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak
tahu menjadi tahu.

c. Agama, memperjelas tentang semua yang terjadi di alam ini bahwa semua itu
adalah kehendak Tuhan yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Hal yang ditunjukan

a. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam


sampai mendasar (primary cause).

b. Ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat,
yang sekunder (secondary cause).

c. Agama memberikan kejelasan tentang semua yang terjadi.

Sumber

a. Filsafat bersumber pada kekuatan akal.

b. Ilmu bersumber pada kekuatan akal.

c. Agama bersumber pada wahyu.

Sebab terjadinya

a. Filsafat didahului oleh keraguan.

b. Ilmu didahului oleh keingintahuan.

c. Agama diawali oleh keyakinan dan keimanan

Hal yang diungkap

a. Filsafat mengungkapkan makna dan kebenaran hidup.

b. Ilmu pengetahuan mengungkapkan kebenaran hidup

Metode Pencapaian Kebenaran


a. Filsafat dengan wataknya sendiri yang menghampiri kebenaran, baik tentang
alam maupun tentang manusia (yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu,
karena diluar atau di atas batas jangkauannya), ataupun tentang tuhan.

b. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam


dan manusia.

c. Agama dengan karakteristiknya memberikan jawaban atas segala persoalan asasi


yang dipertanyakan manusia ataupun tentang tuhan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat
berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-
dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba dan pencari
kebijaksanaan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab ‘ilm, Inggris science, Belanda
watenchap, dan Jerman wissenchaf. Ilmu merupakan hal yang urgen dalam kehidupan
manusia di dunia agar manusia meningkat kualitas dan kemampuan diri serta
mengangkat eksistensinya. Definisi ilmu yang dikemukakan oleh pakar luar negeri
salah satunya yaitu R. Harre. Ilmu menurut Harre, yaitu: a collection of well a sested
theoris which explain the patterns regulaties and irregulaties among carefully studied
fenomeno.

Agama adalah tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
yang lain serta manusia dengan lingkungannya, yang merupakan bagian dari makhluk
ciptaan Tuhan. Agama-agama tertentu serta kepercayaan tertentu banyak mempunyai
narasi, dan simbol serta sejarah suci yang mempunyai maksud untuk menjelaskan
berbagai macam makna kehidupan dan menjelaskan asal usul kehidupan dari alam
semesta ini. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, A. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi


Penelitian. Fikrah Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan, 2(1), 273–289.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/563
Lubis, F. (2015). Pengantar Filsafat Umum. In Ar Ruzz Media (Vol. 52, Issue 1).
Rizal, A. S. (2014). Filsafat Pendidikan Islam Islami. In Jurnal Pendidikan Agama
Islam - Ta’lim (Vol. 12, Issue 1, pp. 1–18).
Karim, A. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi
Penelitian. Fikrah Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan, 2(1), 273–289.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/563
Lubis, F. (2015). Pengantar Filsafat Umum. In Ar Ruzz Media (Vol. 52, Issue 1).
Rizal, A. S. (2014). Filsafat Pendidikan Islam Islami. In Jurnal Pendidikan Agama
Islam - Ta’lim (Vol. 12, Issue 1, pp. 1–18).

Anda mungkin juga menyukai