Dosen Pembimbing :
Zuhratul Aini Mansur
Disusun :
Kelompok 12
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasul Agung
penunjuk jalan kebenaran, Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya
dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ushul Fiqh tentang “Fatwa yang Dikeluarkan Muhammadiyah.”
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama..................................................
2.2 Unsur Ajaran Agama...........................................................................................
2.3 Persamaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama...........................................
2.4 Perbedaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama............................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Filsafat
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis,
filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya
sedalam-dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba
dan pencari kebijaksanaan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis
seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata setelah segala sesuatunya
diselidiki problema-problema apa yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan-
pertanyaan yang demikian itu, dan setelah kita menjadi sadar dari segala
kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari-
hari.
Wah, kenapa definisi para filosof itu tentang filsafat begitu beragam, dan malah
kelihatan ada yang saling bertentangan? Jangan-jangan apa yang diingatkan
orang bahwa filsafat itu membingungkan ada benarnya. Sekedar menambah
‘kebingungan’ Anda, jika daftar itu kita tambah, maka keragaman akan terus
bertambah. Tidak menambah- nambah bahwa banyaknya jawaban tentang definisi
filsafat adalah hampir sama dengan banyaknya filosof.
Dari begitu banyak definisi yang dikutip, apakah ciri utama filsafat yang
tetap hadir? Ciri itu adalah bahwa filsafat adalah upaya manusia untuk
mendapatkan hakikat segala sesuatu. Apakah setiap upaya manusia menjawab
persoalan hidup dapat dikatakan berfilsafat? Tentu tidak.
Ada tiga ciri utama hingga upaya itu dapat dikatakan filsafat.
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan
logis meskipun spekulatif.
Apa faedah lain dari filsafat? Sadar atau tidak, kita berpikir, merenung,
memilih dan bertingkah laku dan bertindak berdasarkan keyakinan yang kita
panuti dan nilai merupakan permasalahan yang tidak tuntas dijawab hanya
dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabung semuanya. Pencarian dan
penuntasan masalah itu akan banyak terbantu dengan filsafat. Filsafat itu adalah
suatu bagian dari keyakinan dan tindakan kita, meskipun kebanyakan hal ini
tanpa kita sadari. Jika kita menyadari, maka tentu akan lebih baik. Membuat
Anda lebih sadar ini merupakan filsafat.
Definisi ilmu menurut Harre adalah kumpulan teori-teori yang sudah diuji
coba yang menjelaskan pola teratur ataupun tidak teratur diantara fenomena yang
dipelajari secara hati-hati. Definisi pemikir Marxis bangsa Rusia bernama Alfensyef
menjelaskan ilmu pengetahuan: Science is the society and thought, if reflect the word
corecctness, categories and laus the recivied by proctical experince. Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan
alam dan konsep-konsep, kategori-kategori, dan kebenarannya diuji dengan praktis.
Definisi ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu pengetahuan tentang objek
tertentu yang disusun secara sistematis objektif rasional dan empiris sebagai hasil.
Tidak semua pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan, namun mempunyai
karakteristik khusus. Adapun karakteristik khusus ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut:
a. Disusun secara metodis, sistematis, dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang
tertentu dan kenyataan (realitas).
b. Dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut. Unsur penting ilmu pengetahuan adalah penataan secara
terperinci dan mampu memperjelas sebuah bidang pengetahuan. Semakin dalam
ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan
(realitas) semakin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh
kenyataan. Semakin dalam pencarian kebenaran suatu fenomena semakin cermat
pula ilmu itu. Prinsip-prinsip metodis dan kejelasan ilmu merupakan rangkaian
berpikir filsafat.
Ilmu pasti atau ilmu matematika merupakan dasar bagi semua ilmu
pengetahuan karena sifatnya yang tetap, bergerak, dan pasti. Dengan metode-metode
yang dipergunakan melalui ilmu pasti kita akan memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu yang sebenarnya, yaitu hukum ilmu pengetahuan dalam tingkat
kesederhanaan dan ketetapan yang tertinggi, sebagaimana yang dapat dilakukan akal
manusia.
Ilmu alam merupakan ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu perbintangan,
maka pengetahuan mengenai benda-benda langit merupakan dasar bagi pemahaman
gejala dunia anorganik. Gejala-gejala dalam ilmu akal lebih kompleks, yang tidak
akan dapat dipahami tanpa terlebih dahulu memahami hukum-hukum astronomi.
Melalui pemahaman gejala-gejala fisika dan hukum dengan tepat sama gejala yang
berada pada suatu tatanan keadaan tertentu.
Gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih komplek dari pada ilmu alam dan ilmu
kimia mempunyai kaitan dengan ilmu hayat (biologi) bahkan juga dengan sosiologi.
Pendekatan yang digunakan dalam ilmu kimia ini hanya melalui pengamatan
(observasi) dan percobaan (eksperimen) melainkan juga dengan perbandingan
(komparasi).
Ilmu hayat (biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan
gejala-gejala kehidupan gejala-gejala dalam ilmu hayat mengalami perubahan yang
cepat dan perkembangan yang belum sampai pada tahap positif. Berbeda dengan
ilmu-ilmu sebelumnya seperti ilmu pasti, ilmu pebintangan, ilmu alam, dan ilmu
kimia yang telah berada pada tahap positif, karena sifatnya yang kompleks maka cara
pendekatannya membutuhkan alat yang lebih lengkap.
Agama adalah tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
yang lain serta manusia dengan lingkungannya, yang merupakan bagian dari
makhluk ciptaan Tuhan. Agama-agama tertentu serta kepercayaan tertentu banyak
mempunyai narasi, dan simbol serta sejarah suci yang mempunyai maksud untuk
menjelaskan berbagai macam makna kehidupan dan menjelaskan asal usul kehidupan
dari alam semesta ini.
Jenis-Jenis Agama
Beberapa ahli dan ilmuwan telah banyak melakukan penelitian dan mempelajari
tentang pembagian agama. Mereka kemudian membagi agama menjadi 3 kategori,
yaitu :
1. Agama dunia, dimana istilah ini mengacu pada agama yang sifatnya
internasional dan transkultural.
2. Agama pribumi, yang mengacu pada hal hal yang bersifat lebih kecil misalnya
berdasarkan budaya tertentu di masyarakat ataupun berdasarkan kelompok
agama tertentu.
3. Gerakan agama baru dimana bentuk dan jenis agama yang satu ini baru
dikembangkan oleh para ahli dan para pemikir.
Manusia adalah makhluk yang dapat bernalar, berpikir dan mencoba memuaskan
kebutuhannya. Dalam hal ini, manusia adalah orang atau penganut suatu agama yang
berpikir dan percaya bahwa ada sesuatu di luar dirinya yang memiliki kekuatan yang
tidak dapat dijelaskan oleh hukum alam.
2. Penghambaan
Dalam konteks agama, penghambaan bukan berarti perbudakan. Tetapi lebih untuk
kebutuhan manusia akan kedudukannya di hadapan Sang Pencipta. Dalam hal ini,
penghambaan manusia kepada Tuhan akan melibatkan banyak hal, seperti: simbol
agama, praktik keagamaan, dan pengalaman religius manusia.
3. Tuhan
Pada dasarnya, tidak ada kesepakatan tentang konsep Tuhan, sehingga ada banyak
konsep tentang Tuhan seperti teisme, deisme, panteisme dan lainnya. Namun, secara
umum, Tuhan dipahami sebagai roh yang maha kuasa dan prinsip kepercayaan.
Dalam ajaran teisme, Tuhan adalah pencipta dan pengatur semua peristiwa di alam
semesta.
Berikut beberapa titik persamaan dari filsafat, ilmu pengetahuan dan agama :
Gambaran umum
a. Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita).
b. Ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris juga bersifat
eksperimental. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak
dalam disiplin tertentu.
a. Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala
sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.
b. Ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis.
a. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari.
b. Ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak
tahu menjadi tahu.
c. Agama, memperjelas tentang semua yang terjadi di alam ini bahwa semua itu
adalah kehendak Tuhan yang sudah digariskan oleh Tuhan.
b. Ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat,
yang sekunder (secondary cause).
Sumber
Sebab terjadinya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat
berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-
dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba dan pencari
kebijaksanaan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Kata ilmu berasal dari kata bahasa Arab ‘ilm, Inggris science, Belanda
watenchap, dan Jerman wissenchaf. Ilmu merupakan hal yang urgen dalam kehidupan
manusia di dunia agar manusia meningkat kualitas dan kemampuan diri serta
mengangkat eksistensinya. Definisi ilmu yang dikemukakan oleh pakar luar negeri
salah satunya yaitu R. Harre. Ilmu menurut Harre, yaitu: a collection of well a sested
theoris which explain the patterns regulaties and irregulaties among carefully studied
fenomeno.
Agama adalah tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
yang lain serta manusia dengan lingkungannya, yang merupakan bagian dari makhluk
ciptaan Tuhan. Agama-agama tertentu serta kepercayaan tertentu banyak mempunyai
narasi, dan simbol serta sejarah suci yang mempunyai maksud untuk menjelaskan
berbagai macam makna kehidupan dan menjelaskan asal usul kehidupan dari alam
semesta ini. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA