Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“FILSAFAT ILMU SOSIAL”

Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu: Muhammad Taufiq Rahman, MA., Ph.D.

Disusun Oleh:
Kelompok 12

1. Deby Novianti (1228030045)


2. Febby Nur Widiyanti (1228030066)
3. Gayuh Kusumaning Putri (1228030075)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Alhamdulillah segala Puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat sehat sehingga Penulis mampu menyelasaikan Makalah
Filsafat Ilmu yang berjudul “Filsafat Ilmu Sosial” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Tak lupa Shalawat serta salam selalu penulis curahkan kepada
junjungan seluruh umat manusia baginda nabi besar kita semua Rasulullah SAW,
Yang telah menjadikan dunia ini berpijar dan memiliki lentera kehidupan.

Tidak lupa pula penulis penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu Bapak Muhammad Taufiq Rahman, MA., Ph.D. yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini. Seperti kata pepatah tak ada gading
yang tak retak, makalah ini pun tidak luput dari kekurangan maka dari itu masih
diperlukan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah
kedepannya. Maka dari itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari
pembaca yang budiman

Alhamdulillah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

2.1 Perkembangan Filsafat Ilmu.......................................................................2


2.2 Filsafat Ilmu Sosial.....................................................................................3
2.3 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Sosial...........................................................4
2.4 Masalah-masalah Filsafat Ilmu Sosial.......................................................6

BAB III KESIMPULAN................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat tentunya ada akar


sebab dan akibat. Dan sebab dan akibat dari permasalahan sosial tersebut tidak
jauh dari pembahasan filsafa ilmu sosial, karena di pembahasan ini akan
dibahas bagaimana perkembangan filsafat ilmu sehingga dapat berhubungan
dengan sosiologi sehingga menjadi filsafat ilmu sosial.
Dimana manusia bertindak dengan akal dan pikiran dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga menghasilkan dampak-dampak Tindakan tersebut
entah itu dampak yang baik atau dampak yang tidak baik atau masalah.
Filsafat dan ilmu sosial yang kini sulit dipisahkan tentunya akan menjadi
pembelajaran penting dan harus diketahui manusia agar dapat menjalani
kehidupan sosial dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana proses perkembangan Filsafat ilmu?


2) Apa itu filsafat ilmu sosial?
3) Apa saja Ruang lingkup Filsafat Ilmu Sosial?
4) Permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi dalam filsafat ilmu
sosial dalam kehidupan?

1.3 Tujuan

1) Dapat Mengetahui bagaimana perkembangan filsafat ilmu.


2) Mengetahui dan dapat menerangkan apa itu filsafat ilmu sosial.
3) Mengetahui ruang lingkup dan hal-hal yang menjadi contoh filsafat Ilmu
Sosial.
4) Mengetahui permasalahan-permasalahan Filsafat Ilmu Sosial berikut
upaya nya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Filsafat Ilmu

Ada beberapa Prinsip Kunci filsafat ilmu positivis yang ada pada
pembahasan perkembangan filsafat ilmu, salahsatunya adalah teori. Teori
adalah inti dari ilmu pengetahuan. Ilmu yang idealnya menghasilkan satu
teori yang didentifikasi dengan jelas semua fenomena dalam domainnya.

Konsep dasar ilmu pengetahuan harus memiliki definisi yang jelas


dalam hal syarat perlu dam syarat cukup. Filsafat umum ilmu Sebagian
besar tentang menjelaskan konsep-konsep ilmiah umum, terutama
penjelasan dan konfirmasi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
seperangkat kondisi yang diperlukan dan cukup untuk penerapan konsep-
konsep ini. Definisi ini sebagaian besar diuji terhadap instusi linguistic
tentang apa yang kita akan dan tidak akan dihitung sebagai kasus
penjelasan dan konfirmasi.

Penjelasan dan Konfirmasi memiliki logika-mereka sesuai dengan


prinsip umum universal yang berlaku untuk semua domain dan tidak
bergantung pada pengetahuan empiris yang bergantung. Tujuan utama dari
filsafat ilmu adalah untuk menggambarkan logika ilmu. Penjelasan
melibatkan (dalam artian tertentu masih harus diklarifikasi) dedukasi dari
hukum fenomena yang akan dijelaskan. Apakah suatu sains didukukung
dengan baik oleh bukti dapat ditentukan dengan menanyakan apakah teori
tersebut memiliki hubungan logis yang benar dengan data yang dikutip
untuk mendukungnya.

Filsafat ilmu jga dapat di definisikan sebagai sarana untuk penyelidikan


tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperoleh pengetahuan tersebut (Beerling, et al., 1988:1-4). Filsafat
ilmu erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi, yang

2
dimana secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk-bentuk
pengalaman manusia, juga mengenai logika dan metodologi. Untuk
menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu tersebut, sangat
bermanfaat menyimak empat titik pandang dalam filsafat ilmu, yaitu:

1) Bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world-view yang konsisten


dengan teori-teori ilmiah yang penting. Menurut pandangan ini, adalah
merupakan tugas filosuf ilmu untuk mengelaborasi implikasi yang
lebih luas dari ilmu;
2) Bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan pre-
disposition dari para ilmuwan.
3) Bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya
terdapat konsep-konsep dan teori-teori tentang ilmu yang dianalisis
dan diklasifikasikan;
4) Bahwa filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua. Yang
artinya filsafat ilmu dapat menjawab pertanyaan seperti Karakteristik-
karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe
penyelidikan lain?, Kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh
para ilmuwan dalam penyelidikan alam?, Kondisi yang bagaimana
yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar menjadi benar?
Dan Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-prinsip dan hukum-
hukum ilmiah? (Cony, at.at., 1988: 44).

2.2 Filsafat Ilmu Sosial

Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari


persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif.
Filsafat ilku sosial merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari
upaya untuk mencari sebuah kebenaran dengan mengunakan akal budi
mengenai hakekat ilmu sosial, sebab-sebab munculnya, asal usul ilmu
dengan cara-cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Yang
mana dalam sebuah ilmu itu terdapat permasalahan-permasalahan yang
harus dicari kebenaranya. Salah satu pembahasan dalam ilmu sosiologi ada

3
yang disebut dengan perilaku sosial yang mana dapat dikupas dengan cara
pandang filsafat ilmu sosial.

Filsafat sosial meanalisis masyarakat sebagai kesatuan manusia dalam


kebersamaan, kemudian melalui kebersamaan itulah filsafat dapat melihat
struktur, proses, dan makna sosial baik dalam masa lalu ataupun di masa
sekarang yang mana termuat di dalamnya mengenai mempelajari nilai-
nilai, tujuan individu, kelompok dan kelas sosial (Donald E. Comstock,
1980).

Dalam pandangan lain seperti dari Everyman’s Encyclopaedia (1958:


409) disebutkan bahwa filsafat sosial adalah “aspek filsafat yang memakai
metode filosofis untuk membahas masalah-masalah kehidupan sosial dan
sejarah sosial.” Di sini kita temukan apa yang menjadi objek materia-nya,
yaitu kehidupan dan sejarah sosial dan yang menjadi objek forma-nya
yaitu filsafat. Sedangkan dari pandangan The Cambridge Dictionary of
Philosophy (1995), kita dapatkan definisi “Filsafat sosial, secara umum
berarti filsafat tentang masyarakat, di dalamnya termasuk filsafat ilmu
sosial (dan banyak komponennya, misalnya, ekonomi dan sejarah), filsafat
politik, kebanyakan dari apa yang kita kenal sebagai etika, dan filsafat
hukum.” Filsafat sosial secara erat berkaitan dengan filsafat umum.
Interpretasi seorang materialis tentang alam semesta dapat berimplikasi
pada interpretasinya atas kehidupan sosial; begitu pula dengan seorang
idealis, dualis atau spiritualis.

2.3 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Sosial

Dalam filsafat ilmu sosial tentunya kita harus mengetahui juga apa
yang Namanya perilaku sosial karena itu merupakan ruang lingkup dan
inti objek pembahasan daalam filsafat ilmu sosial, karena sejatinya dalam
pembahasan ini perilaku sosial menjadi topik utama dari pembelajaran
filsafat ilmu sosial. Perilaku adalah merupakan perbuatan atau Tindakan,
perbuatan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati,
digambarkan dan dicatat Kembali oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya. Perilaku sosial menurut max weber sering disebut juga

4
sebagai tindakan sosial. Sesuai dengan definisi sosiologi menurut weber
sosiologi weber adalah ilmu tentang perilaku sosial.

Max Weber mengklasifikasikan perilaku sosial atau tindakan sosial


menjadi beberapa macam yaitu:

a) Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya suatu


tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara
cara dan tujuan. Contohnya Belajar dengan rajin agar mendapatkan
hasil ujian yang memuaskan.
b) Kelakuan yang berorientasi kepada nilai. Berkaitan dengan nilai –
nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini seperti keindahan,
kemerdekaan, persaudaraan, dll. misalnya ketika kita melihat
mahasiswa yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa
membeda-bedakan.
c) Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau
Afektif. contohnya seperti orang yang sedang jatuh cinta.
d) Kelakuan Tradisional bisa dikatakan sebagai Tindakan yang tidak
memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contohnya Berbagai
macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan
kebudayaan nenek moyang.

Filsafat ilmu sosial juga ada hubunganya dengan sosiologi Mengenai


hubungan sosiologi dengan, Durkheim menyatakan bahwa sosiologi
itu sebagian besar tetap merupakan suatu disiplin “filsafat”, yang
terdiri dari sejumlah generalisasi heterogen yang mencakup segala
aspek serta yang lebih tertumpu pada latar belakang logis dari aturan-
aturan a priori daripada suatu studi empiris yang sistematis. Sosiologi,
menurut Durkheim dalam bukunya Suicide, “masih di dalam taraf
membangun dan sintesis-sintesis filsafat. Daripada berusaha untuk
menyoroti suatu bagian yang terbatas dari bidang sosial, sosiologi
lebih menyukai generalisasi-generalisasi yang brilian.” (Giddens,
1971: 105-8).

5
Dari segi kegunaan, filsafat sosial dewasa ini sangat dirasakan
kepentingannya. Hal ini didasarkan pada perubahan dan kemajuan
yang bersama-sama dialami oleh umat manusia banyak. sekali
berbagai persoalan yang dimintai perhatian, khususnya yang
menyangkut kehidupan sosial manusia.

2.5 Masalah-masalah Filsafat Ilmu Sosial

Dalam ilmu filsafat sosial yang ruang lingkup dan objek


utamanya adalah Tindakan dan perilaku tentunya terdapat ketidaksesuaian
atau penyimpangan Tindakan sosial manusia yang tentunya akan menjadi
masalah-masalah sosial yang berhubungan dan menyinggung filsafat ilmu
sosial. Berikut permasalahan-permasalahan filsafat ilmu sosial yang terjadi
di masyarakat dan ada hingga saat ini antara lain sebagai berikut;

1) LBGT

Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau disingkat dengan


LGBT merupakan Tindakan penyimpangan seksual yang kembali
menjadi diskusi publik akhir-akhir ini. Kelompok yang dianggap
memiliki kelainan seksual ini direspon secara negatif oleh masyarakat
umum karena dianggap amoral dan bertentangan dengan nilai-nilai
moral, agama, dan Pancasila.
Perilaku-perilaku tersebut dikatakan suatu bentuk perilaku
penyimpangan seksual karena tidak sesuai dengan orientasi seksual
yang seharusnya. Perlu penegasan bahwa eksistensi mereka tidak bisa
dipisahkan, direndahkan atau diubah dalam masyarakat. Mereka tetap
memiliki kedudukan yang sama di depan hukum dan Pancasila. Oleh
karena itu, diskriminasi terhadap mereka baik dalam hukum, ekonomi,
dan sosial adalah sesuatu yang bertentangan dengan HAM dan
Pancasila itu sendiri (Sujana et al., 2018). Saat ini LGBT sudah terang-
terangan menampakan keberadaannya, juga sedikit banyak melakukan
kegiatan- kegiatan yang membuat keberadaan mereka diketahui oleh
masyarakat luas.

6
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 57 Tahun 2014
Tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan secara jelas dan tegas
menyatakan terlarang (haram). Namun posisi fatwa MUI dalam sistem
positif Indonesia tidak bersifat mengikat dan hanya suatu bentuk
pendapat sekalipun posisinya diakui dalam sistem tata peraturan
perundang-undangan Indonesia (Riadi, 2010).
Faktor-faktor penyebab LGBT adalah kelalaian keluarga,
pergaulan dan lingkungan, moral dan akhlak dan pengetahuan agama
yang lemah. Di sisi lain, ditemukan dalam Penelitian Gina & Abby
(2016) bahwa mayoritas mereka mendapatkan kekerasan baik dalam
bentuk psikologis, fisik, ekonomi, dan seksual.

2) Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual pada dasarnya merupakan sebuah realita yang


ada dalam masyarakat saat ini, yang menyatakan kekerasan terhadap
perempuan masih terbilang cukup banyak dan sering kali terjadi kapan
pun dan dimana pun. Pada peristiwa pelecehan seksual sebagian besar
korban adalah perempuan dan pelakunya hampir pasti laki-laki. Tidak
berarti bahwa tidak ada laki-laki yang mengalami pelecehan seksual,
namun jumlah dan proporsinya tergolong kecil (Offerman & Malamut,
2002). Kebanyakan isu pelecehan yang terjadi oleh kaum perempuan
menjadi suatu ancaman yang menakutkan khususnya perempuan yang
memiliki kesibukan diluar mengurus pekerjaannya meskipun demikian
tidak menutup kemungkinan perempuan yang mengurus pekerjaan
rumah juga mengalami hal yang sama.
Pelecehan seksual seringkali terjadi ketidaksadaran kolektif laki-
laki sebagai akibat dari akar struktur gender yang telah tertanam
dengan mendalam di kalangan masyarakat yang sebenarnya tidak adil.
Hal ini juga terjadi di Indonesia, di mana sejak kecil perempuan
dibiasakan bersifat feminin dan laki-laki bersifat maskulin (Nuryoto,
1992).

7
Salah satu bentuk pelecehan yang umum terjadi di masyarakat yaitu
meraba orang yang tidak dikenal secara sengaja.
Dampak buruk yang akan diterima oleh perempuan korban
pelecehan secara langsung dan akan terjadi yaitu berkaitan dengan
kesehatan perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dapat
beradampak pada kematian, upaya untuk bunuh diri, dan terinfeksi
HIV/AIDS. Selain itu, pelecehan yang dialami oleh perempuan dapat
pula berdampak pada gangguan kesehatan fisik, kondisi kronis,
gangguan mental, perilaku tidak sehat serta gangguan kesehatan
reproduksi.

3) Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu masalah terbesar dunia


sekarang ini. Banyak orang hidup dengan pendapatan yang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sebagai manusia.
Akibatnya, mereka terancam oleh kekurangan gizi, penyakit, dan
beragam penderitaan hidup lainnya. Kemiskinan tidak hanya merusak
raga manusia, tetapi juga mengancam jiwanya.
Ketika manusia kekurangan gizi, karena tidak memiliki sumber daya
yang cukup untuk memperoleh makanan yang layak, ia terancam oleh
dua hal. Pertama adalah oleh penyakit dan berbagai bentuk kelemahan
biologis manusia lainnya. Kedua adalah dirinya sendiri, yakni insting
bertahan hidup manusia yang bisa mendorongnya untuk melakukan
apapun, termasuk tindakan paling ganas dan merusak terhadap orang
lain, untuk mempertahankan hidupnya.
Kemiskinan, dengan demikian, merusak rajutan hidup sosial kita
sebagai manusia. Kemiskinan memecah masyarakat. Ia menciptakan
musuh, dan mengubah kawan menjadi lawan. Ia menggetarkan
stabilitas hidup sosial manusia. Terlebih, ia merusak harkat dan
martabat manusia dan masyarakat itu sendiri.
Akibatnya, kemiskinan menjadi sumber bagi tindak kekerasan,
seperti misalnya terorisme. Agama dan ideologi hanya digunakan

8
untuk membakar kebencian yang sudah ada, akibat kemiskinan dan
ketidakadilan. Orang yang hidup dalam ancaman kekurangan gizi dan
penghinaan akibat kemiskinan amat mudah untuk diperalat untuk
tujuan-tujuan jahat. Kemiskinan adalah hantu dunia sekarang ini yang
perlu untuk dihadapi dan ditaklukan.

4) Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan Tindakan remaja yang


berlawanan dengan kebenaran umum seperti nilai, dan norma yang
diakui bersama dan menimbulkan dampak yang tidak baik bahkan
membahayakan dan menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri dan
orang lain. Dalam buku W.Sarwono, Sarlito, dalam bukunya Psikologi
Remaja, di dalamnya Kenakalan Remaja adalah suatu pergaulan yang
tidak sesuai dengan aturan yang ada seperti aturan keluarga, orang tua,
adat istiadat. Penyimpangan yang di lakukan seperti pulang terlalu
malam, merokok, minum minuman keras, hamil di luar nikah.

9
BAB III

KESIMPULAN

Filsafat dan Ilmu Sosial sebenarnya hal yang sangat berkaitan dimana
disini kita mengamati Tindakan sosial manusia yang dijalani dengan kebiasaan
dan akal tentunya. Manusia yang hidup bermasyarakat dan berdampingan
dengan cara mereka berpikir da bertindak dalam keseharianya tentunya sangat
berengaruh dalam kehidupan masyarakat. Maka dari itu di pembahasan filsafat
sosial ilmu ini cukup menarik dan penting untuk dibahas dan dipelajari karena
akan membuat kita lebih mengenal kehidupan manusia dan masyarakat dan
menghindari akar-akar permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dan
dengan mempelajari filsafat ilmu sosial ini semoga akan menjadi acuan untuk
inovasi manusia kedepanya agar lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

M. Taufiq Rahman. 2020. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Bandung; Prodi S2


Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati
Supardi, M.Pd. 2009. Filsafat, Ilmu, Dan Ilmu Sosial. Yogyakarta; Universitas
Negeri Yogyakarta
M. Taufiq Rahman. Filsafat Sosial Selayang Pandang. Bandung
Utami Zahirah Noviani, Rifdah Arifah, Cecep, Sahadi Humaedi. 2018.
Mengatasi Dan Mencegah Tindak Kekerasan Seksual Pada
Perempuan Dengan Pelatihan Asertif. Jurnal Penelitian & PPM. Vol
5, No: 1. Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik, Universitas Padjadjaran
Toba Sastrawan Manik, Dwi Riyanti, Mukhamad Murdiono, Danang Prasetyo.
2021. Eksistensi Lgbt Di Indonesia Dalam Kajian Perspektif Ham,
Agama, Dan Pancasila. Jurnal Kewargenegaraan. Volume 18,
Nomor 2
Rumah Filsafat.com. Oleh Reza A.A Wattimena. Mengapa Orang Miskin?.
https://rumahfilsafat.com/2013/10/12/mengapa-orang-miskin/ .
Diakses pada tanggal 8 november pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai