SISTEMATIKA FILSAFAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Teori Pendidikan
yang dibina oleh:
Dr. Ahmad Samawi M.Hum
Di susun oleh:
1. Kusifatul Muna (200153603711)
2. Syifa Syauqiah (200153403698)
3. Rizqi Nur Aini (200153603691)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Filsafat dan Teori Pendidikan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan Makalah................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Sistematika Filsafat Menurut Para Filsuf............................................................6
2.2 Ontologi..............................................................................................................6
2.3 Epistemologi.......................................................................................................7
2.4 Aksiologi.............................................................................................................8
2.5 Sistematika Filsafat Menurut Lapangan Pendidikan..........................................9
BAB III...........................................................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan yang mencakup semua
ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus itu
satu demi satu memisahkan diri dari induknya, yaitu filsafat. Diawali oleh matematika
dan fisika yang melepaskan diri, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya. Pada akhir-
akhir ini, psikologi melepaskan diri dari filsafat. Setelah filsafat dipisahkan oleh ilmu-
ilmu khusus, ternyata filsafat tidak mati. Akan tetapi, hidup dengan corak baru sebagai
ilmu istimewa yang memecahkan berbagai macam masalah yang tidak terpecahkan oleh
ilmu-ilmu khusus.
Sitematika filsafat ialah hasil berpikir dari segala sesuatu yang ada yang sudah
tersusun secara sistematis. Sistematis filsafat dibagi menjadi tiga macam yang menjadi
lahan kerja filsafat,yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan,
sebagai berikut:
1. Apa saja sistematika filsafat ?
2. Bagaimana sistematika filsafat menurut para filosof ?
3. Bagaimana sistematika filsafat menurut lapangan pendidikan ?
4
3. Untuk mengetahui tentang sistematika filsafat menurut lapangan pendidikan.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Sistematika Filsafat yang berasal dari dua kata, yaitu "Sistematika" yang artinya
struktur sedangkan "Filsafat" sendiri artinya mencari atau mengkaji ilmu sedalam-
dalamnya. Dari keterangan tersebut arti dari sistematika filsafat ialah sebuah uraian
yang menyangkut seluruh permasalahan tentang filsafat yang secara sistematis.
2.2 Ontologi
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu
yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau
teori tentang wujud hakikat yang ada. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan
pada logika semata. Ontologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang
hakikat benda bertugas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan “apa sebenarnya-
6
realitas benda itu? Apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau tidak?” “Apakah
kedudukan ilmu dalam ruang yang ada ini?” “Benarkah ilmu itu ada?”.
Dari teori hakikat ontologi ini kemudian munculah beberapa aliran dalam filsafat, antara
lain:
1. Materialisme. Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat dari segala sesuatu yang ada, itu
adalah materi. Suatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.
2. Idealisme (spiritualisme). Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat pengada (kenyataan)
itu justru rohani (spiritual). Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibanding materi.
Aliran ini menjadi jawaban atas kelemahan dari materialisme.
3. Dualisme. Aliran ini mempersatukan antara materi dan ide. Aliran ini berpendapat
bahwa hakikat pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber,
yaitu materi dan rohani.
4. Agnotitisme. Aliran ini adalah pendapat dari filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu
sikap ragu atas setiap jawaban yang mungkin benar dan yang mungkin pula tidak.
2.3 Epistemologi
Epistomologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan
cara memperolehnya. Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang
filsafat yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat
pengetahuan dan sumber pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu
cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang cara, teknik, atau prosedur
mendapatkan ilmu dan keilmuan. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan
bagaimana sesuatu itu datang dan bagaimana mengetahuinya, bagaimana
membedakannya dengan yang lain. Jadi, bisa dibilang, epistemologi adalah yang
merumuskan atau membuktikan kebenaran yang sudah didapat dari kajian ontologi.
7
2. Rasionalisme, tanpa menolak besarnya manfaat pengalaman indera dalam kehidupan
manusia, namun persepsi inderawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal. Jadi,
disinilah akal berada diatas pengalaman inderawi.
3. Positivisme, merupakan sintesis dari empirisme dan rasionalisme. Dengan mengambil
titik tolak dari empirisme, namun harus dipertajam dengan eksperimen, yang mampu
secara objektif menentukan validitas dan reabilitas pengetahuan.
4. Intuisionisme, intuisi tidak sama dengan perasaan, namun merupakan hasil evolusi
pemahaman yang tinggi yang hanya dimiliki manusia. Kemampuan ini yang dapat
memahami kebenaran yang utuh, yang tetap dan unik.
2.4 Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai
suatu kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia dapat menjadi sarana
orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental,
yakni bagaimana manusia harus hidup dan bertindak? Teori nilai atau aksiologi ini
kemudian melahirkan etika dan estetika. Dengan kata lain, aksiologi adalah ilmu yang
menyoroti masalah nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan itu.
Aspek nilai aksiologi ada kaitannya dengan baik dan buruk (etika), indah dan jelek
(estetika).
A. Etika
Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos
(Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores (Latin) yang
artinya kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan.
Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang objek formal
etika adalah kebaikan atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral.
B. Estetika
Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal
dari kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat diserap
dengan indera atau serapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan
refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah.
8
2.5 Sistematika Filsafat Menurut Lapangan Pendidikan
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sistematika Filsafat Menurut Para Filsuf Sistematika Filsafat yang berasal dari dua
kata, yaitu "Sistematika" yang artinya struktur sedangkan "Filsafat" sendiri artinya
mencari atau mengkaji ilmu sedalam-dalamnya. Dari keterangan tersebut arti dari
sistematika filsafat ialah sebuah uraian yang menyangkut seluruh permasalahan tentang
filsafat yang secara sistematis. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika
semata. Aliran ini adalah pendapat dari filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu sikap
ragu atas setiap jawaban yang mungkin benar dan yang mungkin pula tidak.
Epistemologi Epistomologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan
logos yang berarti ilmu. Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang
filsafat yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat
pengetahuan dan sumber pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu
cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang cara, teknik, atau prosedur
mendapatkan ilmu dan keilmuan.
a. Ontologi
b. Epistemologi, dan
c. Aksiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2015). Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan. In Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar, saeful. 2007. Filsafat ilmu Al-Ghazali dimensi ontologi dan aksiologi. Bandung:
pustaka setia.
10
Ummah, F. (2016). Filsafat Ilmu Dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Tafsir Syariah IAIN
Madura Emiel, January 2015, 1–9.
Widodo, S.A. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran Filsafat. Yogyakarta: Idea
Press.
11