Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH FILSAFAT UMUM

MARXISME, MATERIALISME, FENOMENOLOGISME,

DAN EKSISTENSIALISME SEBUAH ALIRAN FILSAFAT MODERN

DISUSUN

OLEH :

Imam Al-Hafizh Siddiq 2020202110

Nadila Septiani 2020202118

Sarah Salsabila 2020202138

Yuli Anita 2020202142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Umum tentang Marxisme,
Materialisme,Fenomenologisme, Eksistensialisme Sebuah Aliran Filsafat Modern tepat pada
waktunya.Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
sang manajer sejati Islam yang selalu bercahaya dalam sejarah hingga saat ini. Dalam pembuatan
makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang
telah membimbing penulis selama ini. Tentunya makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan.Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 21 Januari 2021

Penulis

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 6

A. MARXISME .................................................................................................................. 8

1. Aliran MarxismePemikiran ............................................................................................ 7

2. Pemikiran dan Tokoh-tokoh Marxisme .......................................................................... 8

B. MATERIALISME .......................................................................................................... 9

1. Aliran Materialisme ........................................................................................................ 4

2. Pemikiran dan Tokoh-tokoh Materialisme ..................................................................... 6

C. FENOMENOLOGISME ................................................................................................ 3

1. Aliran Fenomenologisme ................................................................................................ 3

2. Pemikiran dan Tokoh-tokoh Fenomenologisme ............................................................. 2

D. EKSISTENSIALISME ALIRAN FILSAFAT MODERN ............................................ 8

1. Aliran Eksistensialisme................................................................................................... 3

2. Pemikiran dan Tokoh-tokoh Eksistenisialisme............................................................... 8

Bab III Penutup ................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 4

B.Saran ................................................................................................................................ 2

C. Daftar Pustaka ................................................................................................................ 2

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Marxisme merupakan paham yang berasal dari pandangan Karl. Marx. MarXisme adalah paham
yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum Proletar untuk melawan kaum Borjuis.Teori
marxisme secara umum dipandang sebagai dasar ideologi komunisme dicetus dan dikembangkan
oleh Karl Marx dan Friedrich Engels sejak 150 tahun yang lalu sebagaimana dalam bukunya.

Awal materialisme dalam filsafat adalah lahirnya naturalisme , demikian juhaya S. Pradja (2005:
96) menjelaskan “nature” atau alam yang dipakai dalam filsafat bukan hanya terbatas pada alam
lautan, gunung dan kehidupan liar. Akan tetapi, tercakup didalamnya astronomi yang mencakup
bagian-bagian yang luas dari ruang dan waktu, dari fisika dan kimia, serta analisisnya yang
bersifat atom atau sub atom. Dalam perspektif ini, kehidupan manusia mungkin tampak sebagai
suatu perincian, tetapikata “alam” tidak merupakan kebalikan dari manusia, karya-karyanya serta
kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dalam suatu sistem fenomena yang satu serta tidak
terbagi-bagi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pemikiran marxisme, materialisme, fenomenologisme dan eksistensialisme sebuah


aliran flsafat modern?

2. Bagaimana teori marxisme, materialisme, fenomenologisme dan eksistensialisme sebuah


aliran filsafat modern?

3. Bagaimana aliran marxisme, materialisme, fenomenologisme dan eksistensialisme sebuah


aliran filsafat modern?

4
C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan mengetahui
tentang marxisme, materalisme, fenomenologisme dan eksistensialisme sebuah aliran filsafat
modern.

5
Bab II

PEMBAHASAN

A. Marxisme

1. Aliran Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar kepada pandangan-pandangan Karl Marx.
Awalnya Marx menyusun sebuah teori besar yang berakitan dengan sistem ekonomi,sistem
sosial dan sistem politik. Mengikuti teori ini disebut marxis. Marxisme mencakup materialisme
dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.Marxisme
merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku manifesto komunis
yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap
paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan
mengorbankan kaum Proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa
bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati
oleh kaum kapitalis. Banyak kaum Proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya untuk mensejahterahkan

kaum Proletar,Marx bependapat bahwa paham Kapitalisme perlu diganti dengan paham
komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum Proletar akan memberontak
dan menuntut keadilan. Inilah dasar Marxisme.

Marxisme sebagai sebuah pandangan filsafat sudah banyak diperbincangkan dalam


berbagai diskursus ilmiah di seluruh dunia. Ironisnya di Indonesia, secara hukum, Marxisme
masih dijadikan sebagai ideologi terlarang lewat TAP MPRS No. XXV/1966. Walaupun
dalam perubahannya ditambahkan kata-kata “ke depan

¹Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

diberlakukan dengan berkeadilan dan menghormati hukum, prinsip demokrasi dan

hak asasi manusia” (id.wikipedia.org), tetap saja ideologi Marxisme belumlah

6
sebuah ideologi yang legal untuk didiskusikan baik dalam dunia akademis maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Padahal dalam sejarah para pendiri negara mempelajari Marxisme.
Bahkan Bung Karno meng-Indonesia-kannya dengan konsep Marhaenisme. Ia juga
mengakui peranan Marxisme dengan poros NASAKOM yang digagasnya. Poros
NASAKOM ini adalah manifestasi dari gagasannya tentang penyatuan ideologi Nasionalis-
me, Islamisme dan Marxisme (Soekarno, 1964:4-5).

Hal inilah yang menjadi alasan pentingnya penggalian kem- bali pemikiran Marxisme
untuk mengetahui secara lebih utuh apa yang menjadi inti dari pemikiran Marxisme. Karena
Marx sendiri mengatakan bahwa sosialisme yang dikemukakannya adalah sosial- isme
ilmiah. Dengan mengkaji konsep Marxisme secara lebih utuh, maka penulis mengharapkan
bahwa segala prasangka-prasangka yang tidak ilmiah terhadap Marxisme bisa
dikesampingkan. Selain itu juga diharapkan, tulisan ini bisa mengubah pandangan negatif
dari sebagian masyarakat Indonesia terhadap konsep Marxisme.

Filsafat Materialisme Dialektika Historis Sebagai Dasar Pemikiran


Marxisme

Pandangan Marxisme tentang negara merupakan antitesa dari pandangan liberalisme


tentang negara yang menganggap bahwa negara adalah kontrak sosial untuk perdamaian.
Basis analisis Marxisme adalah materialisme dialektika historis, atau dengan kata lain
berdasarkan kenyataan material yang berkembang melalui proses historis. Karena itu
Marxisme melihat bahwa perdamaian akan ada ketika negara lenyap. Tahapan ini oleh
Marxisme disebut sebagai tahapan masyarakat komunis.

Hasan permata, Filsafat dan konsep Negara Marxisme

Berbeda dengan filsafat Idealisme Hegel yang menganggap bahwa kekuatan


yang menggerakkan sejarah adalah roh dunia atau akal dunia, Marx melihat bahwa
perubahan material itulah yang mengubah sejarah. Perubahan material menciptakan
hubungan- hubungan rohaniah yang baru. Marx secara khusus menekankan bahwa kekuatan

7
ekonomi dalam masyarakatlah yang menciptakan perubahan dan menggerakkan sejarah yang
bergerak maju (Gaarder, 2001:426).

Konsep sejarah Marx (Materialisme Dialektika Historis, sebenarnya berasal dari


kritikannya terhadap dialektika Hegel yang bersifat idealis. Hegel memahami sejarah sebagai
gerak ke arah rasionalitas dan kebebasan. Roh semesta berada di belakang sejarah dan ia
mendapatkan objektivitas di dalamnya. Hegel berbicara ten- tang roh objektif, roh
sebagaimana ia mengungkapkan diri dalam kebudayaan-kebudayaan, dalam moralitas-
moralitas bangsa-bangsa, dan institusi-institusi.

2. Pemikiran dan Tokoh-tokoh Marxisme

1. Karl Henrich Marx

Pemikiran Marx tentang ide-ide sosialis, perjuangan rakyat kelas bawah, terutama disebabkan
karena ia lahir di tengah pertumbuhan industri yang berbasis kapasitas.Perusahaan-perusahaan
yang mempekerjakan buruh dengan jam kerja yang sangat panjang setiap hari, yang sifatnya
paten dan upah yang sangat minim. Upah yang sangat minim yang diperoleh oleh para buruh,
bahkan hanya cukup membiayai makan sehari- hari. Marx melihat kelas sosial yang tercipta
berdasarkan hubungan kerja yang terbangun antara pemilik modal dan buruh sangat bertentangan
dengan prinsip keadilan.

Mengembalikan keasadaran manusia untuk memakai hidupnya adalah inti dari

pemikiran Marx.

Hasan Permata, Filsafat dan Konsep Negara Marxisme

8
Sistem kapitalisme telah membawa alam kesadaran para buruh pada kondisi keterasingan
(alienasi). Menurut Marx ada 4 aspek utama yang membuat kita teralienasikan dari kerja kita
dibawah kapitaslime yakni :

1. Aliensi dari produk terlihat dari pola pekerja yang memproduksi sebuah objek namun tidak
berkuasa untuk menggunakan atau memiliki objek tersebut.

2. Aliensi dari aktivitas produksi.

3. Aliensi dari esensi-spesis.

4. Bekerja dengan jam kerja yang panjang, para buruh sangat susah

memperoleh waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, bahkan

terkadang waktu untuk keluarga pun teredukasi oleh pekerjaan.

Menurut Sideny Hook ada 3 pemikiran besar Karl Marx yang mempengaruhi perkembangan
masyarakat :

a. Marxisme Historis ( dialektika),sekalipun segala sesuatu dalam masyarakat saling


berhubungan dan berbagai hal saling mempengaruhi kunci atau basis dalam masyarakat adalah
cara produksi ekonomi.

b. Teori perjuangan kelas, yang dikemukakan pada bagian pertama karya Karl Marx, manifesto
komunis. Konflik utama dalam kelas adalah antara

kapitalis dan Proletar. Sedang ideologi hanya menjadi alat legitimasi kepentingan memiliki
modal dan alat-alat produksi (kapitalis).

c. Teori nilai dan teori nilai lebih, masyarakat kapitalis akan tumbuh terudan akhirnya akan
menimbulkan kesengsaraan massal sehingga suatu perubahan masyarakat Hasan Permata,

Filsafat dan Konsep Negara Marxisme

9
2. Friedrich Engels

Selain Karl Marx, Friedrich Engels juga dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam
aliran Marxisme. Pada tahun 1844 Engels mulai ikut berkontribusi dalam jurnal radikal yang
ditulis oleh Karl Marx di Paris. Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang pertama adalah The
Holley Family. Mereka berdua sering disebut “Bapak Pendiri Komunisme’ dimana beberapa ide
yang berhubungan dengan Marxisme sudah keliatan. Bersama Karl Marx ia menulis manifesto
partai komunis.Setelah Karl Marx meninggal, ia lah yang menerbitkan jilid-jilid lanjutan
bukunya yang terpenting Das Kapital. Das kapital adalah suatu pembahasan yang mendalam
tentang ekonomi politik, dan buku ini merupakan suatu analisis kritis terhadap kapitalisme dan
aplikasi praktisnya dalam ekonomi dan juga dalam bagian tertentu, merupakan kritik terhadap
teori-teori lainnya.

3. Mao-Zedong

Mao banyak berpikir tentang materialisme dialektik yang mmenjadi dasar sosialisme dan
penerapan gagasan-gagasan dalam praktek ini. Konsep falsafi mao yang terpenting adalah
konflik. Menurutnya : “konflik bersifat semesta dan absolut, hal ini ada dalam proses
perkembangan semua barang dan merasuki semua proses dari mula sampai akhir”. Mao jadi
berpendapat bahwa semua konflik bersifat semesta dan absolut, jadi dengan kata lain bersifat
abadi. Konsep Mao kedua yang penting adalah konsepnya mengenai pengetahuan yang juga ia
ambil dari paham marxisme. Mao berpendapat bahwa pengetahuan merupakan lanjutan dari
pengalaman di alam fisik dan bahwa pengalaman itu sama dengan keterlibatan. Mao
membedakan 2 jenis konflik : konflik antagonis dan konflik non anatagonis.

Hasan Permata, Filsafat dan Konsep Negara Marxisme

10
2. Materialisme

1. Aliran Materialisme

Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi bergerak dan
berkembang sebagai pembentuk awal dari alam, akal dan kesadaran merupakan proses
materi fisik. Materialisme tidak mengakui entitas-entitas non material seperti roh, hantu,
setan, malaikat dan bahkan Tuhan. Materialisme juga tidak mengakui dzat adikodrati
dengan begitu materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu
yang termasuk kehidupan manusia di alam kebenaran semata-mata dengan
mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alamindra.
Pada zaman Yunani kuno telah ada paham tentang materialisme yaitu yang
berkembang pada filsuf-filsuf Yunani tentang kejadian alam seperti yang diterangkan oleh
Thales (625-546 SM) bahwa asal kejadian alam atau materi pembentuknya adalah air.
Menurut Anaximenes asal kejadian alam adalah udara. Filsafat ini terus menurus
berkembang dan menurut Heraclitus (540-480 SM) materi yang pembentuk alam raya ini
adalah “segala sesuatumengalir”.

Empedocles (490-430) mengatakan bahwa asal kejadian alam terdiri dari empat unsur yaitu:
air, udara, tanah dan api. Demokritus berpendapat bahwa alam ini terdiri dari atom-atom
yang bergerak-gerak tanpa akhir dan jumlahnya sangat banyak. Atom adalah partikel kecil
penyusun zat yang mempunyai bagian-bagian yaitu proton, neutron, dan elektron. Semua
yang dikatakan para filsuf Yunani adalah pandangan dunia materialisme. Akan tetapi
pendapat mereka tidak berlanjut sampai mendapatkan kebenaran yang sebenarnya. Mereka
kemudian melanjutkan kajiannya terhadap sifat dan prilaku manusia sebagai makhluk etik,
sosial dan politik.
Pada abad pertengahan materialisme tidak begitu popuer dikalangan masyarakat
karena sifat materialisme yang bertentangan dengan agama, pada

²Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Sukaeni, Filsafat Umum Dari Meteologi Sampai

11
Teofilosofi, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) p. 363.
waktu itu kekuasaan tertinggi dalam negara diatur oleh agamawan dan gereja,
baru pada abad ke-19 yakni abad Renaisans (pencerahan) paham materialisme dipakai
sebagai dasar ilmu pengetahuan yang kongkrit karena segala sesuatu dapat dibuktikan dan
tereksperimen.
Mempercayai materialisme berarti harus menaati hukum yang terkandung dalam
materialisme. Hukum tersebut sebagai berikut:
1. Hukum I: “Materi itu Ada, Nyata danKonkret”
Materi harus ada, nyata dan konkret, hal ini bisa kita lihat dan rasa dengan indra
kita, semua realitas yang hidup di alam atau kejadian-kejadiannya dapat diterangkan
dengan indra karena indra dapat melihatnya, merasakannya dan mendengarkannya.
Kejadian- kejadian alam yang belum pernah kita lihat dan dengar bukan berarti sesuatu
di luar materi. Semua itu adalah materi yang belum dijelaskan oleh indra, seperti pada
masyarakat kuno kejadian bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi dan
banjir adalah buatan Dewa (Dewa Bumi, Dewa Laut, Dewa Matahari,
DewaAngindsb.),untuk terhindar dari bencana alam,mereka menyembah dewa yang
telah disebutkan di atas. Padahal, kejadian- kejadian alam itu dapat dibuktikan dengan
alat yang mampu mendeteksi bencana alam, gempa danbanjir
2. Hukum II: “Materi itu Terdiri dari Materi yang Lebih Kecil dan Saling
Berhubungan(Dialektis)”

Semua yang ada di alam ini tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tersususn rapi
menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan. Misalnya pada tubuh manusia yang terdiri
dari materi-materi yang lebih kecil yaitu organ. Organ yang terdiri dari pencernaan,
pernapasan, pengeluaran, pemikiran atau otak dan lain- lain, atau materi yang lebih kecil
yaitu sel-sel sehingga indra tak mampu untuk melihatnya. Semua yang ada pada tubuh
manusia adalah satu kesatuan yang saling berhubungan.

3. Hukum III: “Materi MengalamiKontradiksi”


Materi mengalami kontradiksi atau saling bertentangan karena di dalam materi
terdapat sesuatu perubahan dari kuantitatif berubah menjadi kualitatif

³Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),p.281.

12
sebagai contoh air akan berubah menjadi uap jika dipanaskan dengan suhu 100° C atau
akan berubah menjadi es jika air itu bersuhu dibawah 0° C.
Kontradiksi pula mengakibatkan perubahan mendapatkan sebabnya. Orang
merasa lapar dan haus adalah kontradiksi dengan lapar dan haus, manusia akan selalu
mencari makan dan minum untuk memenuhi kehidupannya, makan dan minum didapat
dengan cara bekerja dan dengan bekerja manusia merubah alam serta mengubah
hubungan-hubungan yang ada di alam
4. Hukum IV: “Materi Selalu Berubah dan TerusBerubah”
Kesepakatan terhadap rumus kehidupan bahwa: tidak ada yang lebih alami
daripada perubahan itu sendiri, dan perubahan dimulai dengan kontradiksi atau akibat
pengaruh antara materi- materi yang menyusunnya atau intervensi dari luar. Maksudnya
adalah Perubahan pada materi tersebut disebabkan karena adanya kontradiksi dari
dalam materi itu sendiri atau perubahan terhadap materi juga dipengaruhi oleh pengaruh
dari luar materi.
Lebih lanjut di terangkan bahwa paham materialisme terdiri atas 5 aliran yaitu :
1. Materialisme Modern
Materialisme modern mengatakan bahwa alam itu merupakan kesatuan
materil yang tidak terbatas. Alam di dalamnya segala materi dan energi selalu ada
dan akan tetap ada dan alam (univers) adalah sesuatu yang keras yang dapat diindra
atau dapat diketahui oleh manusia. Materialisme modern mengatakan bahwa materi
itu ada sebelum jiwa (mind ) dan dunia materil adalah pertama. Sedangkan
4
pemikiran tentang Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum...,p.290.

5
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum...,p.291.
6
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum...,p.291.
7
Nurani soyomukti, Pengantar Filsafat Umum...,p.292.
8
Atang abdul hakim, Beni Ahmad Subaeni, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai
Teofilosofi..., p.363.

13
dunia ini adalah nomor dua. Jelasnya pikiran tentang konsep ide itu ada setelah
materi ada terlebih dahulu
2. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah teori yang mengatakan semua bentuk dapat
diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme
mekanik menjadikan sains sebagai pokok utama dalam aliran ini karena segala
sesuatu di dunia dapat dipastikan dengan sains, semua gerak dan aktifitas fisik dapat
dihitung dengan matematika dan dirumuskan dengan fisika.
Aliran materialisme mekanik menganggap bahwa segala perubahan baik
atom maupun manusia semuanya bersifat kepastian semata-mata. Sebab-musabab
yang dijelaskan melalui jalan sains semata tidak perlu memakai ide seperti pada
filsafat Idealisme yang menggunakans ide sebagai landasan teorinya. Semua gerak
yang terdapat di dunia ini adalah bentuk mekanik yang dapat diuraikan dan diatur
oleh hukum-hukum alam dan berjalan layaknya mesin.
Lebih jauh lagi materialisme mekanik berpendapat bahwa akal dan aktivitas-
aktivitasnya adalah tindak-tanduk makluk hidup (behavior) yang dimaksudkan
bahwa otak dan kesadaran dijelaskan sebagai tindak-tanduk otot, urat saraf atau
kelenjar, proses tersebut dapat dijelaskan dengan fisika dan kimia.
3. Materialisme Alam
Junalien Offray De Lamettrie (1709-1751) berpendapat bahwa manusia tak
lain dari pada mesin, begitu pula dengan binatang, jadi manusia dan bianatang sama
saja. Ia mengingkari prinsip hidup pada umumnya. Ia mencoba membuktikan bahwa
bahan tanpa jiwa mungkin dapat hidup (bergerak). tetapi jiwa tanpa bahan (badan)
tidak mungkin dapat hidup. Seperti pada jantung katak yang dikeluarkan dari

tubuhnya,
9
Atang abdul hakim, Beni Ahmad Subaeni, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai
Teofilosofi..., p.364

14
jantung katak itu masih berdenyut beberapa detik dan kemudian mati.

Kejadian ini menunjukan bahwa tidak mungkin hal yang rohani mampu

hidup tanpa bahan.

Rohani tidak mungkin ada bila kodok yang dijelaskan di atas itu mati, jadi
mana mungkin rohani manusia dapat hiduptanpa adanya badan yang membungkus
rohani. Jelaslah bahwa aliran ini menganggap bahwa yang ada itu hanya alam yang
bermaterisaja.
4. Materialisme Dialektika
Meterialisme dialektika pertama kali diperkenalkan oleh Karl Marx.
Materialisme ini muncul akibat perjuangan kelas yang hebat dan muncul akibat
revolusi industri. Menurut materialisme dialektika dunia ini tidak ada sesuatu selain
benda dalam gerak, benda tidak akan bergerak kecuali dalam ruang dan waktu.
Tidak ada tempat bagi Tuhan di dunia ini, oleh karena itu materialisme dialektika
merupakan buah dari teori gerak danperkembangan.
Teori gerak dan perkembangan ini sesuai dengan hukum-hukum dialektika
yang berlaku. Manusia atau makhluk hidup di dunia ini akan selalu bergerak pada
ruang dan waktu, tidak mungkin manusia bergerak di ruang alam sadarnya (dalam
pikirannya). Tidak ada tempat bagi Tuhan karena Tuhan tidak ada dalam ruang dan
tidak ada dalam waktu.
5. MaterialismeHistoris
Perkembangan gerak pada manusia yang dimaksud Marx adalah
perkembangan menuju kepada sejarahnya manusia.
10
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta: Rineka Cipta,
1994),p.124
11
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat..., p.127.

15
12
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat..., p. 127.
13
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat..., p.128.

Tidak mungkin manusia hidup tanpa makan, minum dan bersosialisasi. Manusia
dalam hidupnya mendorong terciptanya alat-alat yang dipergunakan untuk hidup,
misalnya manusia membuat alat pertanian,alat perairan dan terciptanya industri.
Semua alat dan industri itu tak lain dari pada materia, yang hendak dihasilkan juga
materi. Jadi, Materialisme historis mendasarkan perkembangan masyarakat atau
sejarah atas materia.

2. Pemikiran Para TokohMaterialisme


1. Feuerbach
Ludwing Andreas Feuerbach adalah filsuf berkebangsaan Jerman, ia lahir pada tahun
1804 dan meninggal 1872. Feuerbach belajar teologi di Heidelberg dan Filsafat di
Berlin. Ia adalah seorang sayap kiri yang belajar metode dialektis Hegel, tetapi menolak
ajarannya. Menurutnya idealisme Hegel harus diputssarbalikan karena bukan roh yang
berkembang melainkan materi, bahwa kenyataan kita terdiri dari materi dan manusia.
Mana mungkin roh yang tidak nyata dapat dijadikan sebagai yang ada. Padahal yang
nyata dan benar adanya adalah manusia.
Lebih lanjut Feuerbach menterjemahkan teologi harus berubah menjadi
antropologi dengan demikian mengubah Tuhan menjadi sahabat-sahabat
manusia,agama menjadi politik, menyembah menjadi bekerja, mengubah kaum kristiani
yang menamai diri mereka malaikat menjadi manusia seratus persen. Allah menurut
Feuebrach adalah ciptaan dari manusia. Mengapa demikian, karena Allah tidak dapat
diindra. Pernyataan ini merupakan kritik Feuebrach tentang agama. Jika benar demikian
secara radikal penulis menyatakan bahwa kehidupan manusia hanya untuk
bersosialisasi antarmanusia dan jika manusia mati hanya akan menjadi abu saja dalam
alam ini. Tidak ada agama dalam ajaran Feuebarch.
14
Hegel dengan absolute idea menjadikan realitas tertinggi sebagai Harry

16
Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta: PT Gramedia, 1983), p.64.

dalilketaterhinggaan. Ketakterhinggaan tersebut dijadikan sebagai Allah. Menurut


Feuebrach, manusia telah kehilangan dirinya akibat ciptaannya

tersebut dengan kata lain manusia teralienasi dari dirinya sendiri. Allah adalah
kekeliruan terbesar manusia. Mengapa demikian, karena Allah itu hakikat manusia, di
dalam diri manusia terdapat catatan putih tentang perasaan. Perasaan sedih dan keluh-
kesahnya dilimpahkan pada Allah, perasaan terdalam dari manusia. Manusia paling
bebas dan paling diberkati dalam agamanya. Membawa warna dalam ciptaan manusia
yaitu“Allah”.
Ajaran pokok Feuebrach diatas ditarik kesimpulan bahwa materialisme
Feuebrach benar-benar menggantungkan kebenaran pada materi. Kehidupan manusia
layaknya seperti air yang mengalir terus dan terus, tidak adanya agama dapat membuat
manusia utuh menjadi manusia. Tidak menghamba kepada sesuatu yang
hanyabuatannya sendiri.

KarlMarx
Karl Marx adalah filsuf yang lahir di Trier, Jerman Barat pada 5 Mei 1818. Dari
keluarga Yahudi. Ayahnya Heinrich Marx dalah seorang Advokat (pengacara) di negara
Prussia dan dipabtis menjadi protestan lantaran pekerjaan. Keadaan yang membuat ayah
Marx menjadi kristen yaitu akibat kekalahan Prancis di Waterloo pada tahun 1815 yang
mengakibatkan dipecatnya Heinrich jika tetap beragama Yahudi. Ibunya Henriette
menolak menjadi kristen hingga menjelang wafatnya, tetapi kedelapan anaknya dipabtis
agamakristen.

15
Franz Magnis Suseno, Marx Tentang Agama, (Jakarta: Teraju, 2003), p.65

17
Marx melanjutkan studinya di Universitas Berline. Marx muda yang menjadi pelajar
dan mahasiswa di Bon dan Berline amat giat memperkaya dirinya dengan ilmu
pengetahuan. Kegemarannya membaca dan menulis, berfikir dan berefleksi. Selain
kegemarannya itu, Marx muda juga melihat begitu banyak penderitaan yang dialami
kaum tak berpunya. Masyarakat yang tertindas oleh kekuasaan lembaga-lembaga resmi,
dan para pemilik modal industri. Hal ini mengusik perhatian Marx untuk memikirkan
bagaimana cara-cara guna membebaskan manusia daripenderitaan.

Marx muda adalah pengikut Hegel karena ia terpesona pada refleksi-refleksi


Hegel yang lebih masuk akal dan meninggalkan kegemaran awalnya yakni puisi-puisi
Romantik. Dalam Hegelian Marx dan kawan-kawanya sering berdiskusi membahas arti
filsafat Hegel, akan tetapi teori-teori Hegel tidak dapat membantu kehidupan
masyarakat yang bekerja sebagai buruh, tani dan pekerja kasar. Perbedaan kelas antara
yang kaya dan miskin dan antara pemilik modal dan pekerja amat menyusahkan rakyat,
keadaan para proletar membuat Marx mengembangkan teorinya, bahwa filsafat abstrak
Hegel harus digantikan dengan meninggalkan teori dan mengarahkan diri kepada
praktek. Teori, interpretasi, dan sebagainya tidak menghasilkan perubahan-perubahan
pada masyarakat. Masyarakat membutuhkan tindak kegiatan politik dan praksis. Bahwa
kesenangan surga (dunia ide-ide) harus ditinggalkan demi kepentingan dunia
(kenyataan material). Berbeda dengan Hegel yang mengedepankan ide yang primer dan
materi yang sekunder menurut Marx bahwa Materilah yang primer, sedangkan Ide, teori,
pandanan dan sebagainya hanyalah perwujudan dari materi (kenyataan).Marx mendapat
gelar Doktor dalam bidang filsafat pada tahun 1841 diusianya yang ke-23. Setelah
studinya itu kehidupan Marx mengalami kesulitan dan penuh tantangan, gagasan

17
Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis Ke
Perselisihan Revisionisme, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), p.48.

18
tentang kemanusiaan-universalnya ditentang keras oleh pemerintah dan orang-orang
yang mempunyai kekuasaan-kekuasaan resmi.
Pada tahun 1843 koran yang dipimpinnya Rheinische Zeitung di Colognie
ditutup karena terlalu kritis. Pers harusnya diatur oleh negara, tetapi Rheinische Zeitung
membicarakan masalah filsafat dan agama.Menurutnya seseorang harus membebaskan
dirinya terlebih dahulu baru membebaskan orang lain tetapi dalam agama kebalikannya,
pembebasan orang lain lebih utama dan baru untuk kita, bila tidak dapat di dunia ini
maka kebaikan akan didapat di akhirat nanti. Begitulah kritik agama Marx yang
terekspos kehalayak ramai melaluikoran.
Marx pindah ke Paris dan menikah dengan Jenny Von Westphalen anak dari
bangsawan Baronn Von Westphalen Pada 19 Juni 1843. Selain menikah Marx juga
bertemu dengan Friedrich Engels (yang kelak akan menjadi sahabat dekatnya).

Marx menjadi semakin radikal kerena amat memperjuangkan perbedaan kelas sosial.
Oleh karenanya Marx selalu berbenturan dengan pemerintah setempat. Pada tahun1845
Marx pindah ke Brussels, tiga tahun kemuadian Marx diusir dari Belgia dan kembali ke
Paris,lalu ke Rhineland, dan pada tahun 1849iapindahkeLondonsampaiakhirhayatnya14
Maret 1883 London inilah bantuan Fredrick Engel tak pernah terhenti untuk sekedar
menjalani hidup.

C. Fenomenologi

1. Aliran Fenomenologi
Fenomenologi adalah aliran filsafat yang dikembangkan oleh seorang filodof
berkebangsaan Jerman, Edmund Husserl. Kata fenomenologi terdiri dari dua kata bentukan
yaitu fenomenon dan logos. Kata feomenon mempunyai arti

18
Harry Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern..., p.67.
¹⁹N. Drijarkara, Percikan Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1989), hlm. 116-117

19
yang hampir sama dengan fantasi, fantom, fosfor, foto yang artinya sinar atau kata yang
digunakan untuk mengartikan fenomena yaitu: gejala.
cahaya. Akar kata itu jika dibentuk menjadi kata kerja berarti: nampak, terlihat
karena cahaya, bersinar. Fenomenon, dengan demikian, dapat diartikan sesuatu
yang nampak, yang terlihat karena bercahaya. Dalam bahasa Indonesia ada juga
Fenomenologi berarti uraian atau pembahasan tentang fenomena atau sesuatu yang
sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang sedang menggejala. Fenomenologi
hakekatnyaingin mencapai pengertian yang benar, yaitu pengertian yang menangkap
realitas seperti dikehendaki oleh realitas itusendiri.
Menurut feomenologi, realitas dapat ditangkap oleh pengertian manusia. Pengertian
adalah tempat bertemu dan bersatunya manusia dengan realitas. Dalam pertemuan itu
realitas menampakkan diri, menggejala, akan tetapi ia juga menyembunyikan diri.
Pengertian manusia tentang susuatu hal bisa bertambah, menjadi lebih sempurna.
Bertambah dan sempurnanya pengertian itu karena manusia selalu menyelidiki, bertanya,
dan terusbertanya.
Bertanya adalah kegiatan manusia untuk menghilangkan kabur yang menyelimuti
realitas. Realitas menampakkan diri, akan tetapi bersama itu juga ia berkerudung
(onthulling– verhulling). Manusia berusaha menghilangkan atau menyingkap kerudung itu
untuk dapat melihatrealitas.
Kabut yang menyelimuti realitas bukan semata-mata dari pihak realitas saja,
melainkan juga dari pihak yang melihat realitas. Konsepsi-konsepsi manusia, cara berfikir,
suasana hidup dan latar belakangnya sering menjadi kabut tebal dalam melihat realitas.
Konsepsi-konsepsi, cara berfikir, suasana hidup dan latar belakang yang menjadi
kabut orang melihat realitas itu ternyata tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi kadang
ditanam, dimasukkan ke dalam sanubari oleh zaman yang dialami. Husserl menyarankan
agar manusia sampai kepada realitas maka harus melepaskan diri dari berbagai kegelapan
itu dan menerobos kabut. Istilah Husserl, “Nach den Sachen Selbst”, artinya kita harus
menerobos kabut sampai ke realitas yang sesungguhnya.

Fenomenologi Sebagai MetodeFilsafat


Fenomenologi sebagai metode filsafat yang digunakan Husserl bertujuan
menerangkan bahwa pengetahuan manusia betul-betul mempunyai, “Rechtsanspruch auf
Gegestanliehkeit”, artinya kita mengerti dan dalam pengertian itu kita dapat mengatakan
bahwa pengertian itu mempunyai obyek

²⁰Ibid., hlm. 118.

20
²¹Mary Warnock, Existensialism (New York & Oxford: Oxford University
Press, 1989), hlm.26.²²N. Drijarkara,Loc.cit.

(Gegenstand). Tetapi benarkah begitu? Inilah sebenarnya yang dipersoalkan, yaitu


kebenaran pengertian manusia pada umumnya, dan kemudian Husserl mempersoalkan
kebenaran ilmu pada khususnya.
Untuk mencarai pemecahan persoalan tersebut harus dilihat pengalaman manusia
sehari-hari dalam mengalami pengertian. Seringkali manusia menjumpai hal-hal yang
menggelapkan, yang mempersukar atau merintangi tercapainya kebenaran. Manusia
mempunyai pendirian yang biasa atau spontan, istilah husserl “Naturliche Einstellung”.
Manusia sadar akan dunia, karena memang bisa dilihat, didengar, diraba, dan sebagainya.
Semua itu secara spontan diakui manusia sebagai obyektif. Itulah pengertianbiasa.
Bagi filsuf pengertian biasa saja belum cukup. Untuk memperoleh pengertian yang
sempurna ia harus berfikir, ia harus berkontemplasi, sebab dalam pendirian yang spontan
itu terkandung juga unsur-unsur subyektif. Bagi siapa yang menghendaki berjumpa dengan
realitas yang sebenarnya, menurut Husserl, harus berani meninggalkan pendirian yang
biasa itu. Kesibukan ini oleh Husserl disebut “Phänomenologische Reduktion”. Reduksi
artinya penyaringan, yang disaring adalah “Erlebnisse”, yaitu pengalaman-pengalaman kita.
Jika sudah disaring yang tinggal adalah fenomenon dalam wujud yang murni.
Selain yang tersebut di atas, Husserl juga menawarkan cara lain. Fenomena
biasanya selalu menunjuk barang di luar kesadaran kita. Kita biasanya tertarik begitu saja
kepada realitas, dan karena “hanyut” maka kita begitu saja mengakui ini dan itu. Dalam
kondisi demikian sebetulnya pengertian tidak murni. Kita mempunyai banyak prasangka
(assumptions), kita banyak mempunyai perasaan yang kesemuanya masuk begitu saja
dalam pengertian kita. Untuk mencapai pengertian yang murni kita harus berani hanya
melihat fenomen quafenomen.
Agar manusia dapat melihat fenomena sebagaimana adanya maka tidak boleh tergesa-gesa
mengambil penilaian dan kesimpulan. Manusia pada umumnya cenderungmengadakan
afirmasi atau mengakui, misalnya ini memang ada, itu memang begitu, dan sebagainya.
Penilaian dan penyimpulan itulah yang harus ditahan. Tahanlah semua keputusan, tundalah
tiap-tiap pikiran yang muncul mengenai realitas yang kita pandang.
Perkataan menahan atau menunda dipakai untuk mengartikan istilah Husserl
“Einklammern” yang mempunyai arti mengurung. Misalnya, ketika kita membaca sebuah
teks yang sukar, maka untuk mengerti intisarinya, kita banyak memasang tanda kurung.
Hal-hal yang dianggap kurang perlu dikurung dulu, sebab yang akan dicarai adalah intisari
teks terlebih dahulu. Kegiatan ini oleh Husserl disebut penyaringan fenomenologis.

²³Mary Warnock, hlm. 26

²⁴Ibid., hlm. 29

²⁵Ibid. ²⁶Ibid., hlm.33

21
Selesaikah jalan yang ditawarkan Husserl untuk mengetahui realitas?
Ternyata belum, masih ada pembersihan kedua, yang oleh Husserl disebut ideation atau
membuat ide. Kegiatan ini disebut juga reduction, akan tetapi sekarang bukan lagi
phänomenologisch melainkan “eidetisch”, artinya penyaringan yang sampai ke eidos-nya,
sampai ke intisarinya, atau wesen-nya. Oleh karena itu hasil penyaringan ini disebut
“wesenchau”, maksudnya kita melihat hakikat darisesuatu.

Fenomenologi SebagaiAjaran
Husserl mengemukakan bahwa kata yang dipakai manusia mempunyai dua arti,
yaiutu arti yang menunjuk dari jauh disebut intendeirende bedeutung, kata yang digunakan
ketika orang tidak melihat barangnya. Arti yang lain adalah erfullende bedeutung,
dugunakan ketika manusia melihat langsung barang yang dimaksudkan.
Obyek yang kita lihat sesungguhnya unik, karena ia menghubungkan dengan
sesuatu yang diluar dirinya, yang disebut sifat “intentional” maksudnya menuju ke suatu
obyek lain. Obyek yang nampak dalam kesadaran manusia disebut oleh Husserl dengan
Noema. Noema hanya satu meskipun penangkapan manusia berubah-ubah.11
Obyek yang sesungguhnya menurut Husserl adalah noema. Ia terdiri dari beberapa unsur
(noemata), tetapiunsure-unsur tidaklah sentral. Obyek bisa betul-betul ada, tetapi bisa juga
tidak ada. Jika betul-betul ada disebut obyek transenden, artinya da betul diluar pikiran.
Lebih dari itu intelek manusia sangat konstruktif, ia membuat obyek. Maka menurut
Husserl ketika kesadaran kita menangkap (Wahrnemung) berarti membuat atau
mengkonstruksi.
Husserl mengatakan bahwa tidak ada kepastian tentang pengertian realitas. Sebab,
barang-barang dunia (Dingwelt) tidak ada satupun yanbg dapat kita mengerti secara penuh,
artinya tidak ada satupun realitas yang nampak secara definitif. Untuk menghadapi
kesulitan ini maka kita harus mengadakan penyaringan yang terakhir.
Semua ysng berhubungan dengan sesuatu yang tidak tentu harus kita “kurung” dulu.
Termasuk “aku” yang terkungkung oleh jasmani atau “aku” yang empiris harus dikurung
dulu. Jika semua sudah dikurung yang tinggal adalah kesadaran yang tidak empiris lagi,
aku yang berada di atas segala pengalaman. Dengan demikian kita mengerti “das ich” yang
transcendental atau di atas segala yang tidak tentu, maka ditemukanlah “absolute
apodiktische voraussetzung” atau dasar yang pasti dan tidak dapat dibantahlagi.

²⁶Ibid., hlm.30

²⁷Ibid., hlm. 35. Buku relatif lebih lengkap mengenai hal ini adalah yang disusun
oleh Dermot Moran dan Timothy Mooney. Lihat Dermot Moran and Timothy Mooney,The
Phenomenology Reader (New York: Routledge, 2002).

22
2. Pemikiran dan tokoh-tokoh fenomenology

1. Eded Husseler (1859-1938)

Menurut husserl, memahahami fenomenologi sebagai suatu metode dan ajaran filsafat. Husserel
membentangkan langkah-langkah yang harus diambil agar sampai pada fenomena yang murni.
Untuk melakukan itu, harus dimulai dengan subjek (manusia) serta kesadaranya dan berusaha
untuk kembali pada kesadaran murni,sedangkan sebagai filsafat, fenomologi memberikan
pengetahuan yang perlu dan ekssensial tentang apa yang ada. Dengan kata lain, fenomologi
garus dikembalikan kepada objek tersebut.

Metode fenomologi menurut hussrel, menekankan suatu hal yang penting yaitu penundaan
keputusan harus ditunda (epoche) atau dikurung (brakecting) untuk memahami fenomena.
Pengetahuan yang kita miliki tentang fenomena itu harus kita tinggalakan atau kita lepaskan dulu,
agara fenomena itu dapat menampakan dirinya sendiri.

Untuk memahami filsafat husserl ada beberapa kata kunci yang perlu diketahui diantaranya :

1. Fenomena adalah realitas esensi atau dalam fenomena terkandung pula nomena (sesuatu yang
ada dibalik fenomena)

2. Penagmatan adalah spiritual atau rohani

3. Kesadaran adalah sesuatu yang internasional (terbuka dan terarah pada subjek)

4. Subtansi adalah kongret yang menggambarkan isi dan struktur kenyataan dan

sekaligus bisa terjangkau,

Namun, menurut para pengikut fenomenologi suatu fenomena tidak selalu

harus diamati dengan indra. Sebab, fenomena dapat juga dilihat atau dititik

secara ruhani tanpa melewati indra,fenomena tidak perlu suatu peristiwa.

23
2. Edmund Scheller ( 1874-1928)

Scheller berpendapat bahwa metode fenomenologi sama dengan cara tertentu untuk memandang
realitas.Dalam hubungan ini mengadakan hubungan langsung dengan realitas berdasarkan inutisi
( pengakaman fenomenology ). Menurutnya ada 3 fakta yang memegang peran penting dalam
pengalaman

filsafat . Diantaranya :

1. Fakta natural, yaitu beradasarkan pengalaman indrawi yang menyangkut benda-

benda yang nampak dalam pengalaman biasa.

2. Fakta ilmiah, yaitu yang mulai melepas diri dari penerapan inderawi yang

langsung dan semakin abstrak .

3. Fakta fenemenologis, merupakamn isi intuitif yang merupakan hakikat dari

pengalaman langsung .

3 Martin heidegger ( 1889-1976 )

Menurut Heidegger, manusia itu terbuka bagi dunianya dan sesamanya.Kemampuan seseorang
untuk bereksistensi dengan hal –hal yang ada diluar dirinya karena memeliki kemampuan seperti
kepekaan, pengertian, pemahaman, perkataan atau pembicaraaan. Bagi heidegger untuk
mencapai manusia utuh maka manusia harus memerealisasikan segala potensinya meski dalam
kenyataannya seseorang itu tidak mampu merelisasikannya.Ia tetap sekuat tenaga tidak pantang
menyerah dan selalu bertanggung jawab atas potensi yang belom teraktualisasikan.

Dalam perspektif yang lain mengenai sosok heidegger menjadi salah satu filsaafat yang
mengenai fenomenal yaitu bahwa ia mengemukakan tentang konsep susana hati (mood). Seperi

24
yang kita ketahui bahwa dengan suasana hatilah kita diatur oleh dunia kita, bukan pada pendirian
pengetahuan observasional yang berjarak.

Biasanya, dengan posisi kita yang sedang bersahabat dengan suasana hati, maka kita akan bisa
mengenalai diri kita yang sesungguhnya.karena suasana hati bisa menjadi tolsk ukur untuk
mengetahui hakikat diri dengan banyaknya pertanyaan yang muncul seperti pencarian jati diri
siapa kita sesungguhnya,apa kemampuan kita dan apa kekurangan atau kelebihan yang kita
miliki. Bagaimanakah kehidupan kita yang selanjutnya dan pertanyaan-pertanyaan lainya.
Konsep inilah yang menguatkan pendapat banyak orang mengenai sosok orang yang mampu
melihat nomena dan phenomena.

4. Mauric Merlean-Ponty (1908-1961)

Sebagaimana halnya hussrel, ia yakin seseorang filsof benar-benar harus memulai kegiatanya
dengan meneliti pengalaman. pengalamanya sendiri tentang realitas, dengan begitu ia
menjauhkan diri dari dua ekstrim yaitu: Pertama hanya meliti atau mengulangi penelitian tentang
apa yang telah dilakukan orang tentang realita, dan kedua hanya memperhatikan segi-segi luar
dari pengalaman tanpa menyebut-nyebut realitas sama sekali Walaupun marlean-ponty setuju
dengan husserl bahwa kitalah yang mengetahui dengan sesuatu dan kita hanya dapat mengetahui
benda-benda yang dapat dicapai oleh kesadaran manusia, namun ia mengatakan lebih jau lagi,
yakni bahwa semua pengalaman perseptual membawa syarat yang essensial tentang sesuatu alam
di atas kesadaran.

Oleh karena itu deskripsi fenomenologiyang dilakukan Marlean-ponty tidak hanya berurusan
dengan data rasa atau essensi saja, akan tetapi menurutnya, kita melakukan perjumpaan
perseptual dengan ala. Marlean-Porty menegaskan sangat perlunya persepsi untuk menapai
sesuatu yang real.

D. Eksistensialisme

Pengertian eksistensialisme memang tidak mudah dirumuskan.

²⁸Fuad Hasan, Kita dan Kami (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), 8

25
ini karena ketika ada definisi berarti adanya pembatasan. Kaum eksistensialis sendiri

belum menemukan kesepakatan mengenai apa makna dari eksistensi itu sendiri. Namun,

setidaknya dalam kesempatan ini ada beberapa referensi tentang definisi eksistensi.

Istilah Eksistensialisme berasal dari kata latin “ eksistere” yakni “ex” yang berarti

“keluar” dan “sitere” yang berarti membuat, berdiri. Sehingga eksistensi berarti ”apa

yang ada”, “apa saja yang dialami”, “apa yang memiliki kualitas”. Secara singkatnya,

eksistensi menekankan akan keberadaan.

Definisi lain menyatakan bahwa, Eksistensi berasal dari eks artinyakeluar,

sintesiartinyaberdiri.Tidakjauhberbedadengandefinisiawal,eksistnsidisini

berarti berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in

seiner Existenz” , da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “da” disana. Sein berarti

berada. Dengan demikian manusia sadar dengan tempat atau keberadaannya. Ini definisi

dari eksistensi. Senada dengan definisi di atas, dengan redaksi yang sedikit berbeda.

Istilah Eksistensialisme dari kata “eks” yang artinya “keluar” dan sintensi yang

diturunkan dari kata kerja “sisto” yang artinya “berdiri ,menempatkan” oleh karena itu

kata eksistensi diartikan sebagai ” manusia yang berdiri sendiri sebagai diri sendiri

dengan keluar dari dirinya" sadar bahwa dirinya ada, yaitu yang disebutAku”.

29
Muzairi. Eksistensialisme Jean Paul Sartre, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002)

26
30
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai James (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya. 1992), 191.

Jika mau jujur, definisi tersebut belum mewakili secara penuh tentang arti dari

eksistnsialisme. Ini karena masih banyaknya perbedaan dikalangan parah ahli

eksistensialis sendiri. Namun jika kita mau menarik benang merahnya, akan terlihat titik

persamaan dari mereka. Eksistensialisme pada dasarnya menekankan pada manusia yang

konkrit atau seutuhnya. Manusia sebagai makhluk yang bereksistensi, sadar akan

keberadaan dirinya.

Kemudian kesempurnaan eksistensi terletak di dalam “segala sesuatu” konsep eksistensi

sebagai suatu yang paling komperehensif dan paling universal yang mempunyai landasan

objektif, karena ia bukan sekedar kata kosong atau hayalan pengertian kita belaka tetapi

konsep ini memiliki keluasan yang paling luas melampaui semua bidang dari segi isi, dan

konsep ini hanya menyangkut satu patokan yaitu eksistensi. Bila Hegel mengatakan

eksistensi itu berkonsidasi dengan ketiadaan, sebaliknya gerakan eksistensialisme

mengatakan konsep eksistensi itu tidak memperhatikan diterminasi-isi partikular dari

eksisten itu tetapi konsep ini adalah konsep yang seluruhnya tidakditentukan.

2. Tokoh-tokohEksistensialisme

1. Kierkegaard

Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855) lahir di Kopenhagen, Denmark. Saat itu,

27
ayahnya sedang berumur 56 tahun dan ibunya 44 tahun. Awal ia belajar tentang teologi

adalah ketika ia masuk universitas Kopenhagen. Ia membuat gebrakan dengan menentang

keras pemikiran Hegel, yang kala itu sedang mendominasi universitasnya. Ia juga sempat

merasa absurd dengan agama. Ia

ingin bebas dari aturan agama. Itulah masa krisisnya. Namun, akhirnya ia kembali

ke lingkungan aturan agama. Bahkan, ia menjadi PastorLutheran.

Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang membuat semua

tulisannya memperhatikan satu persoalan yaitu: bagaimana menjadi orang kritis dan ia orang

pertama yang menjadikan istilah eksistensialisme sebagai penolakan terhadap pemikiran yang

abstrak yang logis atau filsafat ilmu pengetahuan. Dan mengatakan bahwa akal tidak akan

pernah mampu memahami seluruh realitas (eksistensi ) manusia. Realitas yang bersifat

eksistensi sepert :nilai-nilai hidup , moralitas, agama, karena seluruh realitas eksistensi ini

hanya dapat dialami secara subjektif oleh manusia.

Kemudian ungkapan Kierkegaard dijadikan pegangan bagi para eksistensialis

lainnya yang dikenal sebagai metode “subjektif”. Dengan demikian akal bukanlah satu-satunya

sumber pengetahuan bagi manusia, karena pengalaman personal lebih memberikan pemahaman

yang lebih jelas terhadap masalah yang berkaitan dengan eksistensi manusia.

Pemikiran Kierkegaard berbeda dengan para filsuf lainnya yang hendak

merasionalkan segala sesuatu. Menurutnya agama tidak perlu dibuktikan secara rasional supaya

dapat diterima setiap orang. Bahkan dia membuat klasifikasi eksistensi menjadi 3 tahap.³¹Save

M. Dagun, Filsafat Eksistensialisme (Jakarta:Rineka Cipta. 1990), cet. ke-1, 47

28
2. Jean PaulSartre

Jean Paul Sartre (1905-1980) lahir tanggal 21 Juni 1905 di Paris dari seorang

keluarga cendekiawan. Namun, sewaktu masih kecil, Sartre ditinggal mati oleh Ayahnya.

Hingga ia dibesarkan oleh ibu dan kakeknya. Hasil didikan dari kakeknya lah yang paling

mempengaruhi pemikiran Sartre kedepannya. Sartre benar-benar dipaksa untuk belajar

ilmu pengetahuan serta mengembangkan bakatnya semaksimalmungkin.

Diluar Denmark tulisan Kierkegaard tidak berpengaruh banyak kecuali setelah

abad ke 20. Pada masa itu terjemahan bahasa jerman selesai dibuat. Setelah perang dunia

1. Sehingga, peminat untuk mempelajari pemikiran Kierkegaard mulai bermunculan

seperti Karl Jesper dan Martin Heidegger yang amat berpengaruh kepada gagasan-

gagasanpokoknya.

Berawal dari Jerman, pemikiran-pemikiran ini menyebar ke Prancis dimana para

penulis dan pemikir tertentu langsung dikenal sebagai orang-orang eksistensialis,

mislanya Marcel dan Beryaev. Namun, sering kita jumpai dalam referensi bahwa

eksistensialisme Prancis selalu dihubungkan dengan Prancis Jean PaulSarte.

Sarte memang memiliki pemikiran yang unik. Ia adalah sosok sosok yang langka

tentang filosof yang sekaligus juga seorang dermawan. Di sisi lain ia juga seorang

novelis yang sukses dan seorang kritikus satra yang produktif. Kita dapat melihat dalam

filsafatnya yang menunjukan bahwa manusia modern harus menghadapi fakta bahwa

29
Tuhan tidak ada. Konsekuensi logisnya adalah benda- benda yang ada di bumi ini adalah

ada tanpa maksud, sekadar ada tanpa alas an apapun.

Dengan pernyataan yang menyatakan bahwa dunia ada tanpa maksud, Sartre menamai

semua itu dengan kata absurd. Bukan hanya itu, ternyata absurd yang berkepanjangan

juga akan membangkitkan rasa muak dalam diri manusia. Muak adalah sesuatu yang

menjijikkan karena kurangnya makna dalam keberadaannya. Manusia dianggap hidup di

dunia ini adalah tidak jelas, tidak ada tujuan.

3. Albert Camus

Seperti halnya Kierkegaard dan Sartre, Camus sangat dipengaruhi pemikiran

mengenai absurditas. Pertama; ada ketidakmampuan memahami dunia. Camus adalah

seorang ateis dan sangat percaya bahwa tidak ada penjelasan final mengenai dunia.

Camus nampaknya juga menginginkan sebuah kepuasan akan kesempurnaan. Namun, ia

tak kunjung mendapatkannya. Penjelasan- penjelasan yang ia dapat hanya bersifat parsial.

Lebih dari itu, pikiran tentang absurditas muncul bila kita memikirkan betapa

besar kesempatan dan peristiwa berperan dalam kehidupan manusia, betapa banyak

perbuatan dan pemikiran besar yang mempunyai awal yang menggelikan.

Semua hal yang ada di dunia ini adalah tidak terduga dan tidak dapat diprediksi

dengan sempurna. Ini yang dapat membuat manusia lama- kelamaan menjadi absurd.

Kesadaran tentang absurditas dapat terjadi apabila seorang tiba-tiba sadar tentang

rasa bosan. Manusia menemui titik jemu, kelelahan mekanis dari keberadaan sehari-

30
harinya. Ini lah yang dinamakan dengan titik kulminasi manusia. Absurditas

kehidupannya membuat berhenti di puncak kemuakan.

Selanjutnya sebagai puncak semuanya adalah kematian. Semua kehidupan

manusia beserta hasratnya yang sangat, aktifitas dengan pelbagai prestasi, semua

keindahan yang telah ia saksikan, semua cinta yang telah ia berikan dan terima semua

akan berakhir dengan kematian. Ini semakin membuatnya semakin tidak mengerti dan

muak yang mendalam. Berlelah-lelah manusia membangun sebuah pencapaian, namun

pada akhirnya akan mati dalam keadaan yang sama semua.

24
Vincent Martin, O.P, Filsafat Eksistensialisme, 51

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar padaa pandangan-pandangan karl marx.
Marxisme adalah paham yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum proletar untuk melawan
kaum Borjuis. Teori marxisme yang secara umum dipandang sebagai dasar ideologi komunisme
dicetuskan dan dikembangkan oleh Karl marx dan Friedrich engel. Marxisme menccangkuo
matrealisme dialektis dan matrealisme historisserta menerpkannya pada kehiduan sosial. Tokoh
–tokoh aliran itu yaitu Kal Marx,FridrichEngel. Marxisme mencangkup dilestis ddan
matrealisme historis serta penerapanya pada kehidupan sosial. Tokoh-tokoh aliran ini yaitu karl
Marx, FriedrichEngel,Mao Zedong. Dll

Materialisme adalah paham dan filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-
benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri dari materi dan semua fenomena adalah
hasil interaksi matrial. Materi adalah satu-satunya substansi. Toko-tokoh aliran ini adalah
Demokritos,Ludwig Veurbach, Thomas Hobbes dan Feurbach.

Fenomologi merupakan sebuah aliran. Yang berpendapat bahwa, hasrat yang kuat untuk
mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan
kita dengan realita, tokoh-tokoh fenomologi adalah Edmund Husserl, Max Scheller, Martin
Heidgger, Mauric Merlean-pontry.

Eksistensialisme adalah filsafat yang memendang segala bencana dengan berpangkal kepada
eksistensi atau keberadaan. Aliran filsafat ini menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda
lain tiddakalaah sama. Manusia berada di dalam dunia, menghadapi dengan mengerti yang
dihadapinya itu. Tokoh-tokoh aliran ini adalah soren Aabye Kierkegaard, karl Jaspers, martin
haidgger, jean paul sartre, Friedric Nietzshe

32
B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau
memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.

33
Daftar Pustaka

Hasan, Permata. Filsafat dan konsep negara marxisme.


Atang, Abdul Hakim, Beni Ahmad Sukaeni. Filsafat umum dari metologi sampai teofilosofi,
(Bandung, Pustaka Setia, 2008) P.363
Nurani, Soyomukti. Prnganatar filsafat umum
Powedwijatna. Pembimbing ke arah alam filsafat ( Jakarta: Rineka Cipta,(1994).P.124
Harry, Hamaersma. Tokoh-tokoh filsafat barat moderen (Jakarta: PT Gramedia, 1983, 1983)
Franz, Magnis, Suesono, Marx tentang agama, (jakarta: Teraju, 2003)
N. Drijakarta, Percikan fisafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1989)
Marry, Warnok. Eksistensialisme (New York &Oxford: Oxford Univercity)
Fuad, Hasan. Kita dan kami ( Jakarta: Bulan Bintang, 1974)
Muaziri, Eksistensialisme Jean Pau Sartre, ( Yogyakarta: Pustaka pelajar)
Ahmad Tafsir, fisafat umum. Akal dan hati sejak thales sampai james ( Bandung: PT Remaja
Rosada karya 1993)

34
35

Anda mungkin juga menyukai