Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA

Pengertian hakikat

Hakikat adalah kebenaran atau asal segala sesuatu. Hakikat juga berarti
inti dari segala sesuatu yang menjadi jiwa sesuatu itu sendiri.
Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya
karena itu muncul kata – kata diri mencari sebenar – benarnya diri.

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt. yang paling sempurna dari
makhluk lainnya. Karena itu, kesempurnaan yang dimilki manusia
merupakan penyesuaian fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di
muka bumi ini.
HAKEKAT MANUSIA

Term basyar, yang berarti penampakan sesuatu yg baik dan indah. Manusia disebut basyar
karena ia nampak jelas berbeda dngn makhluk lainnya

Term bani Adam, yang artinya adalah keturunan genealogis dari Nabi Adam.
PEMAPARAN AL-QUR’ AN TENTANG
MANUSIA;

 Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dari unsur materi (tanah,
dan air) dan immateri (ruh).
 Manusia adalah makhluk Allah yg berdimensi materi (keseluruhan organ
tubuh) dan dimensi ruhani (ruh, nafs, akal, qalb, dan hati nurani).
 Manusia memiliki fitrah, adanya kecenderungan terhadap akidah tauhid.

 Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan; dicipta dalam sebaik-baik


bentuk, dimuliakan
 Allah, memiliki akal, memiliki fungsi ibadah dan khalifah, kesadaran moral.

 Manusia memiliki kelemahan-kelemahan, seperti: melampaui batas, Dzalim,


kejam, bengis, Tergesa-gesa, Suka membantah, Berkeluh kesah dan kikir,
Ingkar dan tdk berterima kasih
MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

 1. Manusia keturunan Adam as, fisiknya  5. Diberikan potensi oleh Allah


berasal dari tanah, bukan dari hewan. berbuat baik atau berbuat buruk
 2. Mempunyai bentuk dan struktur fisik (Asyams[91]:7-8)
yang relative lebih baik dan sempurna.  6. Diberi amanah sebagai khalifah
 3. Memiliki ruh dan jiwa (potensi akal, Allah di muka bumi (QS. Al Baqarah
emosi, kesadaran,dan kemauan. [2]: 30) kedudukan sebagai hamba
 4. Potensi hidayah (fitrah/instink, Allah (QS. Ad-Dhaariyat [51] :56)
indera, akal, agama (wahyu), dan  7. Semua yang diciptakan di alam
taufik (bimbingan secara langsung). semesta untuk manusia (QS.Al
Baqarah[2]: 29 )

. .
IMPIKASINYA TERHADAP
PENDIDIKAN
 Potensi Manusia
Potensi Naluriah (Emosional) atau Hidayat al-  Potensi Inderawi (Fisikal) atau Hidayat al-
Ghariziyyat Potensi naluriah ini memiliki Hasiyya
beberapa dorongan yang berasal dari dalam Potensi fisik ini bisa dijabarkan atas anggota
diri manusia. Dorongan-dorongan ini tubuh atau indra-indra yang dimiliki manusia
merupakan potensi atau fitrah yang diperoleh seperti indra penglihatan, pendengaran,
manusia tanpa melalui proses belajar. Makanya penciuman, peraba dan perasa. Potensi ini
potensi ini disebut juga potensi instingtif, dan difungsikan melalui indra-indra yang sudah
potensi ini siap pakai sesuai dengan kebutuhan siap pakai hidung, telinga, mata, lidah, kulit,
manusia dan kematangan perkembangannya. otak dan sisten saraf manusia.
IMPIKASINYA TERHADAP
PENDIDIKAN
 Potensi Agama (Spiritual) atau Hidayat al-
 Potensi Akal (Intelektual) atau Hidayat al- Diniyyat
Aqliyat Selain potensi akal, sejak awal manusia telah
otensi akal atau intelektual hanya diberikan dibekali dengan fitrah beragama atau
Allah kepada manusia sehingga potensi inilah kecenderungan pada agama. Fitrah ini akan
yang benar-benar membuat manusia menjadi mendorong manusia untuk mengakui dan
makhluk sempurna dan membedakannya mengabdi kepada sesuatu yang dianggapnya
dengan binatang. Jalaluddin mengatakan memiliki kelebihan dan kekuatan yang lebih
bahwa: “potensi akal memberi kemampuan besar dari manusia itu sendiri. Nantinya,
kepada manusia untuk memahami pengakuan dan pengabdian ini akan
simbolsimbol, hal-hal yang abstrak, melahirkan berbagai macam bentuk ritual atau
menganalisa, membandingkan, maupun upacara-upacara sakral yang merupakan wujud
membuat kesimpulan yang akhirnya memilih penyembahan manusia kepada Tuhannya.
dan memisahkan antara yang benar dengan
yang salah.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai