DALAM AL-QUR’AN
MAKALAH
Oleh
Safran 21.2060.00016
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Membahas tentang al-Qur’an seakan tidak ada ujungnya, dari dahulu sampai
sekarang Al-Quran masih saja menjadi sesuatu yang hangat untuk dibicarakan,
baik dari kalangan santri maupun akademisi tak henti-hentinya berusaha untuk
menyajikan sesuatu yang baru tentang Al-Qura’an. Di sinilah salah satu letak
seribu makna.
SAW untuk dijadikan sebagai petunjuk bagi semua umat manusia. Namun,
pernahkah kita menanyakan atau bahkan mencari tahu terhadap al-Qur’an itu
sendiri yang sudah lama kita yakini kebenarannya? Selama ini al-Qur’an yang
kita ketahui adalah al- Qur’an yang sudah tersusun dengan rapi yang dimulai dari
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Kita tidak pernah memikirkan
tentang penyusunan surat di dalam al-Qur’an yang selama ini kita baca dan
yakini. Apakah penyusunan surat di dalam al-Qur’an adalah tauqifi atau Ijtihadi
?.
Jauh sebelum itu, para ulama dan ilmuwan sudah terlebih dahulu mencoba
2
menguatkan tesisnya. Dari upaya tersebut ternyata para ahli mendapatkan
kesimpulan yang berbeda, ada yang beranggapan bahwa susunan surah dalam al-
jalan tengah, susunan surah tersebut sebagian merupakan hasil Ijtihad dan
historisitas susunan surat di dalam al-Qur’an, apakah susunan surah di dalam al-
Qur’an yang kita tahu dan kita lihat selama ini adalah merupakan hasil Ijtihad
2. Tujuan
Mengkaji lebih dalam mengenai Kontroversi Sistematika Surah dan Ayat
dalam Al-Qur’an
3. Permasalahan
Penulis telah menentukan pokok permasalahan sebagai tolak ukur agar
pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari tema yang di tentukan yaitu
sebagai berikut:
a. Sistematika Surah
b. Sistematika Ayat
1
M. Ansaruddin, Sistematika Susunan Surat di dalam Al-Qur’an : Telaah Historis, dalam jurnal
Cendekia : Jurnal Studi Keislaman Volume 2, Nomor 2, Desember 2016 : ISSN 2443-2741. h. 211-
220
3
B. Pembahasan
1. Sistematika Surah
a. Tauqifi
Ada yang berpendapat bahwa tertib surat itu tauqifi dan ditangani
tertib ayat-ayatnya, seperti yang ada di tangan kita sekarang ini, yaitu
4
surat-surat itu secara berurutan sebagaimana tertib susunan seperti
sekarang ini.
Ali Imran didahulukan, padahal sebelum surat itu diturunkan sudah ada
b. Jumlah Surah
Hal ini mungkin disebabkan karena pada setiap surat dipisahkan dengan
dari penentuan basmalah sebagai ayat dari setiap surat dan fashilah serta ra’s
2
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta : 2006. h. 176-177
3
Muhmmad Abu Syuhbah, , Al-Madkhal li Dirâsat al-Qur’an al-Karim, jld II, (Kairo: Dâr
al-Kutub, 1973) hlm. 276
5
Pendapat yang paling umum diterima, jumlah surat al-Qur’an seperti
dalam mushaf Usman adalah 114 surat. Tetapi pendapat yang diterima dari
Mujahid surat al-Qur’an adalah 113 surat dengan menggabungkan surat al-
Anfal dengan surat al-Tawbah menjadi satu surat. Hasan, ketika ditanya
apakah surat al-Bara’ah dan surat al-Anfal itu satu surat atau dua surat,
menjawab “satu surat”. Ibnu Mas’ud dalam mushafnya terdapat 112 surat. Ini
di antara ulamaSyi’ah menetapkan bahwa jumlah surat al-Qur’an 116. Hal ini
karena mereka
Memasukan surat qunut yang dinamai surat al-khaf dan al-hafd yang oleh
Mengenai jumlah ayat, secara umum dapat dinyatakan bahwa para ulama
menentukan jumlah ayat al-Qur’an. Seperti yang dinyatakan oleh Hamka, ada
dua pendapat tentang basmalah ini. Sebagian besar sahabat dan ulama salaf
berpendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama dari setiap surat. Dari
golongan sahabat yang berpendapat demikian antara lain: Ibnu Abbas, Ali bin
4
Abu Syuhbah, , Al-Madkhal li Dirâsat al-Qur’an al-Karim, jld II, (Kairo: Dâr
al-Kutub, 1973) hlm. 276
5
Watt, 1991: 91
6
M. Hasbi Ash Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar ilmu al-Qur’an/Tafsir, hlm. 58
6
Abi Thalib, Abdullah ibn Umar dan Abu Hurairah. Sedangkan dari golongan
ulama salaf antara lain: Ibnu Katsir, al-Kasa’i, al-Syafi’i, al-Tsauri dan
pertama dari setiap surat, tetapi hanya sebagai pemisah antara satu surat
dengan surat lainnya. Di antara mereka yang berpendapat seperti ini adalah
7
Hamka, 1982: hlm. 74
7
Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu hikmah disusunya Al-Qur’an
dalam beberapa surah adalah untuk semakin menguatkan bahwa Al-Qur’an
merupakan sebuah kalam ilahi yang mengandung mukjizat yang mampu
melemahkan setiap penentangnya. Hal ini dikarenakan menyusun sebagianya
saja tidak bisa, bagaimana mungkin mereka mampu menandingi Al-Qur’an
secara keseluruhan.
Selain itu, penyusunan Al-Qur’an dalam bentuk kumpulan surah juga
berfungsi untuk menegaskan bahwa keberadaan kandungan mukjizat tidaklah
disyaratkan hanya bagi surah-surah yang panjang semata semisal QS. al-
Baqarah (286 ayat), namun juga bagi surah-surah yang pendek semisal QS. al-
Kautsar (3 ayat), QS. al-’Ashr (3 ayat), dan QS. an-Nashr (3 ayat). Oleh
karena itu, seluruh surah Al-Qur’an merupakan mukjizat baik yang kuantitas
ayatnya banyak maupun yang sedikit.
8
memulai menghafal/mengkaji secara gradual dari surah Al-Qur’an
2. Sistematika Ayat
a. Jumlah Ayat
Alquran. Paling tidak, terdapat 7 mazhab yang diikuti terkait hitungan jumlah
ayat kitab suci umat Islam ini. Semuanya sepakat bahwa bilangan ayat
Alquran lebih dari 6.200 ayat, namun berapa lebihnya, mereka berbeda
beberapa versi cetak, jumlah yang banyak diikuti adalah 6.214 ayat.
8
Moch Rafly Try Ramadhani, https://tafsiralquran.id/hikmah-penyusunan-al-quran-dalam-bentuk-
kumpulan-surah/, Tanggal : 07/10/2021, pukul : 13:41.
9
5) Al-Kufi. Ayat Alquran berjumlah 6.236. Hitungan Al-Kufi inilah yang
Dari tujuh pendapat di atas, dalam cetakan Alquran yang ada di seluruh
dunia saat ini, penulis masih dapat menjumpai penggunaan hitungan ayat
menurut lima mazhab, yaitu: Al-Madani Al-Awwal, Al-Madani Al-Akhir, Al-
Makki, Asy-Syami, dan Al-Kufi. Sementara untuk al-Basri dan Al-Himsi,
penulis belum menemukan.9
dengan urutan surah, para ulama tidak satu pendapat. Keragaman ini
Ali Imran, sementara mushaf yang disusun Ubay bin Ka'ab diawali dengan al-
Fatihah, al-Baqarah, an-Nisa, lalu Ali Imran. Inilah di antara yang mendasari
para ulama mengatakan bahwa urutan surah masuk pada ranah ijtihad, dan
bukan tauqifi.
9
Fahrur Rozi,https://kemenag.go.id/read/jumlah-ayat-alquran-xleez, Tanggal : 07 Oktober 2021, Pukul : 20:19
10
Syekh Manna Khattan dalam buku Mabahis fi Ulumil Quran dalam kaitan
ini membagai pendapat para ulama menjadi tiga pendapat besar, yaitu:
Malaikat Jibril atas perintah Allah. Pendapat ini didasarkan atas riwayat
surah adalah tauqifi, ketentuan dari Allah dalam Lauh Mahfudz. Pendapat ini
Rasulullah berkata kepada kami, "Telah datang kepadaku waktu untuk hizb
(bagian) dari Al-Qur’an, maka aku tidak ingin keluar sebelum selesai. Lalu
11
lima surah, tujuh surah, sembilan surah, sebelas surah, tiga belas surah, dan
surahnya pada satu dialek, kemudian disepakati bersama, dan mushaf yang
pendapat ketiga ini, dengan demikian tidak hanya didasarkan pada hadis
Rasulullah, tapi juga dibangun dengan bukti berupa mushaf Usmani yang
surah.10
dinamakan dengan hal itu karena kalam terputus (berakhir) di tempat itu.
pada sebuah ayat, seperti qafiyah pada sya’ir dan sajak. Namun, walapun
10
Mustopa,https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/561-urutan-surah-tauqifi-atau-ijtihadi Tanggal : 07
Oktober 2021, Pukul : 20:19
12
hampir sama fashilah tidak bisa disamakan dengan qafiyah-qafiyah
fawashil .
11
Farikh Marzuqi Ammar dan Imam Fauzi Ja’iz, Samudera Ulumul Qur’an, jilid 3.Terj. al-Itqan Fi ‘Ulumil
Qur’an Karya Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar al-Suyuthi, (Surabaya: Bina Ilmu, 2008), h. 473
13
d) Perceraian antara satu kalam dengan kalam yang lain.12
sebuah gua di Jabal Nur yang terletak kira-kira tiga mil dari kota Mekkah.
yang ketiga kalinya Jibril as. Membacakan kepada Nabi SAW ayat yang
artinya berikut :
diketahuinya"
Ramadhan tahun ke-40 dari usia Rasulullah SAW, tiga belas tahun
12
Farikh Marzuqi Ammar dan Imam Fauzi Ja’iz, Samudera Ulumul Qur’an, hlm. 491
14
sebelum hijrah. bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M- Dalam
“Peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu
itu kami semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masingmasing diri
diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakan,sedang
mereka sedikit pun tidak dianiaya”.
Pendapat ini merupakan pendapat yang benar dan kuat menurut hasil
seleksi para ulama yang di antara tokonya Asy-Suyuthi. Pendapat ini dikutip
dari seorang tokoh umat, Abdullah bin Abbas yang diriwayatkan oleh Nasa'i
dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, yang menyebutkan bahwa ayat Al-Quran yang
terakhir diturunkan ialah ayat wattaqu yauman turja 'una fihi ilallahi.
ؕ ِد ۡينًا ت لَـ ُك ُم ااۡل ِ ۡساَل َم ِ ت َعلَ ۡي ُكمۡ نِ ۡع َمتِ ۡى َو َر
ُ ض ۡي ُ اَ ۡليَ ۡو َم اَ ۡك َم ۡل
ُ ۡت لَـ ُكمۡ ِد ۡينَ ُكمۡ َواَ ۡت َمم
13
Muhammad Yasir, S.Th.I, MAȱȱ Ade Jamaruddin, MA, Studi Al-Qur’an, ASA RIAU : 2016. h. 64
15
“ pada hari ini Telah-Ku sempurnakan untuk kamu agamamu. Dan telah Ku-
agama.
(benar), karena ayat tersebut diturunkan kepada Rasulullah Saw. Pada waktu
beliau melaksanakan haji Wada' di kala beliau. wukuf di ‘Arafah, yang setelah
Itu beliau masih sempat hidup selama 81 hari, dan sebelum beliau wafat
dari Allah SWT tentang kesempurnaan agama-Nya dan diturunkan pada suatu
hari yang disaksikan (orang banyak), yaitu hari 'Arafah pada haji Wada' di
tahun ke-10 H Jawabnya adalah karena dua bulan lebih setelah ayat
tersebut diturunkan, masih ada ayat yang turun dan kiranya anda tidak lupa
bahwa ayat (wattaqu yauman turja’una fihi illahi) adalah ayat terakhir
diturunkan, dan setelah ayat ini turun Rasulullah masih sempat hidup selama
14
Muhammad Yasir, S.Th.I, MAȱȱ Ade Jamaruddin, MA, Studi Al-Qur’an, ASA RIAU : 2016. h. 66-68
16
17
Kesimpulan
surat al-Qur`an khususnya dalam mushaf Utsmani tidak sistmatis dan bersifat
al-Qur`an pada saat kodifikasi al-Qur`an, sehingga perlu dikaji dan disusun ulang
sesuai dengan kronologi turunnya al-Quran tidaklah tepat. Karena bila dikaji lebih
dalam, terdapat keselarasan, hubungan, dan kesatuan yang padu antara ayat
dengan ayat dalam satu surat maupun antara surat dengan surat setelahnya, meski
secara sekilas terkesan tidak sistematis. Dan Al-Qur’an berisikan surat-surat yang
memuat suatu materi, tema, dan penutup yang terangkai dalam satu kesatuan yang
utuh yang menegaskan bahwa al-Qur`an secara metodologis selaku kitab yang
tidak dapat terbantahkan lagi akan susunan surat-suratnya yang sistematis dan
berdasarkan pada perencanaan yang sangat matang dari Authornya. Serta tidak
akan pernah tertandingi oleh kitab manapun baik dari sisi sastra maupun sisi logis
18
DAFTAR PUSTAKA
quran-dalam-bentuk-kumpulan-surah/,
Rozi Fahrur,https://kemenag.go.id/read/jumlah-ayat-alquran-xleez,
Mustopa,https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/561-urutan-surah-tauqifi-atau-
ijtihadi
Marzuqi Ammar Farikh dan Imam Fauzi Ja’iz, Samudera Ulumul Qur’an, jilid
3.Terj. al-Itqan Fi ‘Ulumil Qur’an Karya Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar
Yasir Muhammad S.Th.I, MAȱȱ Ade Jamaruddin, MA, Studi Al-Qur’an, ASA
RIAU : 2016.
19