Anda di halaman 1dari 5

Soal UTS

MK IAT Unit 2

A. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan materi perkuliahan yang sudah diikuti!

 Apa yang anda pahami tentang mata kuliah Ilmu Al-Quran dan Tafsir? Jelaskan dan

sertakan referensi yang mendukung jawaban anda (minimal 5) lengkap dengan judul

buku, penulis dan tahun cetakan buku tsb.

 Provinsi Aceh dikenal dengan provinsi yang menerapkan syariat Islam dalam

kehidupan bermasyarakat, sebutkan 3 sikap nyata yang telah kita lakukan dalam

mengamalkan hikmah mempelajari ilmu Al-Quran dan Tafsir! Sertakan jawaban anda

dengan referensi minimal 3 judul buku, penulis dan tahun cetakan buku tsb.

 Apa yang anda pahami tentang perbedaan Nasikh dan Mansukh? Tuliskan contohnya

masing – masing!

 Sebutkan contoh ayat yang termasuk dalam Makkiyah dan Madaniyyah dan jelaskan

ayat tersebut serta sebutkan hikmah daripada ayat tersebut!

 Apa yang membedakan antara tafsir, takwil dan terjemah dan sebutkan contohnya

masing –masing!

Jawaban

1. Apa yang anda pahami tentang mata kuliah Ilmu Al-Quran dan Tafsir? Jelaskan dan

sertakan referensi yang mendukung jawaban anda (minimal 5) lengkap dengan judul

buku, penulis dan tahun cetakan buku tsb.

 Ilmu al-Qur'an atau 'Ulumul Qur'an adalah pembahasan-pembahasan yang berkaitan

dengan al-Qur'an. Sebagian pokok-pokok pembahasan ilmu al-Qur'an dapat ditinjau dari


segi turunnya ayat, urut-urutan ayat, pengumpulan ayat, penulisan ayat, pembacaan ayat,

tafsir ayat, i'jaz, nasikh dan mansukh, atau bantahan terhadap hal yang menyebabkan

keraguan terhadap al-Qur'an.

 Tafsir adalah ilmu untuk memahami al-quran serta menguraikan dan mengeluarkan hukum

pada nya alquran sebagaimana yang terdapat dalam buku karangan Muhammad Fu’ad ‘Abd

al-Baqiy menjelaskan bahwa tafsir berarti penjelasan, uraian, interpretasi, atau

komentarTafsir, menurut Abu Hayyan adalah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan

lafal-lafal al-Qur’an, tentang petunjuk petunjuknya, hukum-hukumnya, baik ketika berdiri

sendiri maupun kala tersusun, dan makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun, serta

hal-hal lain yang melengkapinya sedangkan al-Zarkashiy menekankan definisi tafasir adalah

ilmu untuk memahami al-Qur’an, serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.

REFERSENSI

(Muchotob Hamzah, (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama )

( Muhammad Abdul Adzim Az-Zaqrani. Manahilul 'Irfan fi 'Ulumul Qur'an. Kairo)

(anwar rosihan, (2009 ) Pengentar Ulumul Alquran Bandung : pustaka setia)


(Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqiy, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an al-Karim,

519)

(Jalal al-Din al-Suyutiy, al-’Itqa n fi ‘Ulum al-Qur’an, Jilid II, 174. Definisi al-Zarkashi

yang dikutip oleh al-Hasaniy, Zubdah al-’Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, 167, diikuti penjelasan

tentang perangkat yang diperlukan oleh tafsir, juga penyebutan ayat al-Qur’an, 2: 269, yang

di dalamnya ada kata hikmah)


2. 3 sikap nyata yang telah kita lakukan dalam mengamalkan hikmah mempelajari

ilmu Al-Quran dan Tafsir

 Adap dalam Berpakaian

 Sopan santun dalam berkehidupan

 Mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranggannya seperti mengerjakan sholat,

puasa dan tidak melakukan pencurian

3. Apa yang anda pahami tentang perbedaan Nasikh dan Mansukh? Tuliskan contohnya

masing – masing!

Nasikh adalah mengangkat hukum syara’ dengan dalil syara’ yang datang kemudian

dengan menghilangkan ‘amal pada hukumhukumnya atau menetapkannya.

Mansukh yaitu: yaitu hukum yang di batalkan, dihapuskan, atau dipindahkan.

Contoh nya

Macam-macam nasikh mansukh beserta contohnya

 Nasakh al-Qur’an dengan al-Qur’an. Terhadap nasikh seperti ini, para ulama’ sepakat
atas kebolehannya.
Contoh :

‫والذين يتوفونمنكم ويذرون ازواجا وصية الزواجهم متاعا الى الحول غير اخراج فان خرجن فالجناح عليكم في مافعلن في‬
‫انفسهن من معروف وهللا عزيز حكيم‬

Artinya: dan orang-orang yang akan mati di antara kamu dan meninggalkan istri-istri,
hendaklah membuat wasiat untuk istri-istrinya, (yaitu) nafkah sampai setahun tanpa
mengeluarkannya (dari rumah). Tetapi jika mereka keluar (sendiri). Maka tidak ada dosa
bagimu (mengenai) apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri dalam hal-hal
yang baik. Allah maha perkasa dan maha bijaksana( Al-Baqarah:2:240)
Di naskh dengan ayat berikutnya.

‫والذين يتوفون منكم ويذرون ازواجا يتربصن بانفسهن اربعة اشهر وعشرا فاذا بلغن اجلهن فال جناح عليكم فيما فعلن في‬
‫انفسهن بالمعروف وهللا بما تعملون خبير‬
Artinya: dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri
hendaklah mereka (istri-istri) menenggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila
(akhir) iddah mereka telah sampai, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang
mereka lakukan terhadap diri mereka menurut cara yang patut. Dan Allah maha
mengetahui dari apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah:2:234)

 Nasikh al-Qur’an dengan sunnah. Bagi kalangan ulama’ hanafiyah, nasikh semacam
ini di perkenankan bila sunnah yang menghapusnya berkedudukan mutawattir atau
masyhur, akan tetapi, ketentuaan itu tidak berlaku apabila sunnah yang menghapusnya
berupa sunnah ahad, bila kedua jenis sunnah diatas bersetatus Qoth’i tsubut, sebagaimana
al-qur’an, maka hal itu berbeda dengan sunnah ahad yang bersipat zhonni tsubut.
Keputusan kalangan hanafiyyah mendapat bantahan keras dari kalangan
mayoritas ulama’ usul fiqh. Menurut mereka, apapun jenis sunnah yang menghapus al-
Qur’an, hal itu tetaplah tidak diperkenankan. Assafi’i mengajukan analisisnya, sunnah
tidak sederajat dengan al-Qur’an.

 Nasikh as-sunnah dengan al-qur’an. Menurut mayoritas ahli usul. Nasikh semacam ini
benar-benar terjadi. Contohnya adalah penghapusan kiblat shalat terhadap ke baitul al
muqoddas menjadi ke ka’bah.
‫قد نرى تقلب وجهك فى السماء فلنو لينك قبلة ترضها فول وجهك شطر المسجدالحرام وحيث ما كنتم فولوا وجوهكم شطره‬

Artinya: kami melihat wajahmu (Muhammad) sering mengadah kelangit. Maka kami
akan palingkan engkau terhadap kiblat yang engkau senangi. Maka arahkanlah wajahmu
kearah masjidil haram, dan dimana saja engkau berada, arahkanlah wajahmu ke arah itu.
(Al-Baqarah:2:144)

 Nasikh as-sunnah dengan as-sunnah.


Contoh: Rasulullah bersabda

‫كنت نهيتكم عن زيا رة القبور اال فزورها فانها تذكر كم الحياة االخرة‬

Artinya : aku pernah melarang kamu berziarah kubur. Ingatlah, ziarahlah kekubur, karena
sesungguhnya ziarah kubur mengingatkan kamu akan kehidupan akhirat.

5. Perbedaan Tafsir, Takwil Dan Terjemah

a) Tafsir : menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan
penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai
dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebut
contoh tafsir
Artinya: …Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina… (QS.
Al Baqarah, 2: 67)
Yang mempunyai makna zhahir adalah “……Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyembelih seekor sapi betina…”  Tetapi dalam tafsir Isyari diberi makna
dengan “….Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih nafsu hewaniah…”

b)        Ta’wil :mengalihkan lafadz-lafadz ayat al-Qur’an dari arti yang lahir dan rǎjih kepada arti lain
yang samar dan marjuh.
Contoh takwil

Artinya:  Sesungguhnya Rabbmu benar-benar


mengawasi  (QS. Al Fajr, 89: 14)
Tafsirnya: Bahwasanya Allah senantiasa dalam mengintai-intai memperhatikan keadaan
hambanya”
Ta’wil: Menakutkan manusia dari berlalai-lalai, dari lengah mempersiapkan persiapan yang
perlu.

c)        Terjemah :hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan
Contoh terjemah

Artinya: yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui


batas lagi banyak dosa,  (QS. Al Qalam, 68: 12)

Anda mungkin juga menyukai