Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FI’IL TSULASI MAZID BAB II


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ilmu Shorof
Dosen pengampu : Dr. Ade Jamaruddin, M.Ag

Oleh :
Salman Izzulhaq 1211030190
Sandi Hardiansyah 1211030193
Shalahuddin Al Ayyubi 1211030201
Siti Nurqalisah 1211030205
Sopa Masfufah 1211030208
Syifa Nurhabibah Sya’bani 1211030213
Yusril Ihza Mahendra 1211030228

KELAS E
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iii

A. Latar Belakang....................................................................................iii

B. Rumusan Masalah...............................................................................iii

C. Tujuan Pembahasan............................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................1

A. Pengertian Tashrif................................................................................1

B. Macam-macam Tashrif........................................................................2

1. Tashrif Lughawiy..............................................................................2

2. Tashrif Istilahiy................................................................................2

C. Wazan – wazan Tashrif...................................................................3

D. Tsulatsy Mazid.....................................................................................4

E. Tsulatsy Mazid Biharfin.......................................................................5

a. Pengertian Tsulatsy Mazid Biharfin bab 2...................................6

b. Faidah wazan ‫ فَع ََّل‬..........................................................................6

c. Tips mempelajari wazan ‫ فَ َّع َل‬........................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................8

A. KESIMPULAN....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa arab adalah bahasa yang sangat penting terutama bagi umat Islam.
Di dalam bahasa arab ada yang dinamakan ilmu nahwu dan ilmu shorof. Ilmu
nahwu dan Ilmu Shorof itu adalah 2 ilmu yang terpisah. Dimana ilmu nahwu
adalah ilmu yang membahas tentang susunan kalimat, sedangkan ilmu shorof
adalah ilmu yang membahas tentang perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk
yang lainnya.
Ilmu Nahwu lebih membahas tentang bagaimana suatu kalimat itu disusun,
َ َ‫َجل‬
serta aturan –aturan yang terkait seperti harakat dan letak kata, contohnya : ‫س‬
ِ ‫زَ ْي ٌد َعلَى ا ْل ُك ْر‬. Sedangkan ilmu shorof lebih membahas tentang perubahan kata
‫س ِّي‬
dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Ilmu shorof membahas tentang
ْ ‫ َجلَ َس‬dan bentuk yang lainnya, contohnya
َ َ‫ َجل‬berubah menjadi ‫ت‬
bagaimana kata ‫س‬
seperti jika yang duduk adalah “kami” maka kata kerjanya berubah menjadi ‫جلَ ْسنَا‬.
َ
Perubahan kata-kata ini beserta rumus-rumus perubahannya dibahas secara
mendalam didalam ilmu shorof.
Ilmu nahwu dan Ilmu shorof itu sangat penting dikuasai bagi orang yang
ingin mempelajari dan memahami Bahasa arab. Maka dari itu, ilmu nahwu dan
ilmu shorof disebut dengan ilmu alat , yakni alat untuk memahami kalimat bahasa
arab. Ilmu nahwu dan ilmu shorof adalah kunci untuk membuka bidang ilmu
Islam.
Salah satu materi yang dipelajari didalam ilmu shorof yaitu penjelasan
tentang macam- macam fi’Il, diantaranya adalah fi’il mujarrod dan fi’il mazid.
Dan dengan ini, penyusun akan membahas lebih detail tentang salah satu bab yang
ada didalam materi fi’il mazid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tashrif dan dan macam-macamnya?
2. Apa pengertian tsulasi mazid secara umum serta pembagiannya?

iii
3. Apa yang dimaksud serta ciri dari fi’il tsulasi mazid biharfin bab 2?
4. Apa saja faidah serta tips untuk mempermudah dalam mempelajari fi’il
tsulasi mazid biharfin bab 2?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa pengertian tashrif serta macam-macamnya
2. Mengetahui pengertian tsulasi mazid secara umum beserta pembagiannya.
3. Mengetahui dan memahami wazan fi’il tsulasi mazid biharfin bab 2.
4. Mengetahui faidah serta tips yang dapat mempermudah dalam mempelajari
dan memahami wazan fi’il tsulasi mazid biharfin bab 2.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tashrif
Tashrif menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Adapun menurut
istilah tashrif adalah perubahan kata dari bentuk asal (kata kerja) menjadi bentuk-
bentuk yang lainnya. Tashrif bertujuan untuk mendapatkan makna yang berbeda
dari suatu kata yang dapat digunakan sesuai dengan makna yang diinginkan. Di
dalam ilmu shorof dinamakan shighot.1
Ilmu shorof juga sering disebut dengan ilmu tashrif, karena inti ilmu
shorof adalah mempelajari tashrif. Jenis perubahan kata sebagai berikut.
 Fi’il Madhi (kata kerja lampau)
 Fi’il Mudhari’ (kata kerja sekarang)
 Mashdar ( kata benda, kata dasar)
 Isim Fa’il ( subjek, pelaku)
 Isim Maf”ul ( objek)
 Fi’il Amr ( kata kerja perintah)
 Fi’il Nahyi ( kata kerja larangan)
 Isim Zaman (kata penunjuk waktu)
 Isim Makan (kata penunjuk tempat)
 Isim Alat (nama alat).2
Dalam kitab Kailani dijelaskan bahwa pengertian tashrif menurut bahasa
adalah pengubahan. Sedangkan menurut istilah tashrif adalah pengkorversian asal

1
Abu Razin & Umma Razin, Buku Shorof untuk Pemula Cetakan Ketiga (Jakarta, April 2017), hlm.
21
2
Ibid,. hlm. 22

v
(bentuk) yang satu kepada contoh-contoh (bentuk) yang berbeda-beda, untuk
menghasilkan makna-makna yang dimaksud, tidak akan berhasil tujuan makna
tersebut kecuali dengan contoh-contoh bentuk yang berbeda-beda itu.

B. Macam-macam Tashrif
Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi tashrif menjadi dua macam,
yaitu tashrif lughowi dan tashrif istilahi.
1. Tashrif Lughawi (‫ا‬ ‫َّص ِر‬ ُ ‫ ْي‬ ‫اللُّ َغ ِو‬ ‫ي‬ )
ْ ‫ت‬  ‫ق‬
‫الضمير‬ ‫فعل الماضي‬ ‫فعل المضارع‬ ‫فعل األمر‬
‫هو‬ ‫َخ َر َج‬ ‫يَ ْخ ُر ُج‬ -
‫هما‬ ‫َر َجا‬ َ‫خ‬ ‫ان‬ِ ‫يَ ْخ ُر َج‬ -
‫هم‬ ‫خَ َرجُوْ ا‬ َ‫يَ ْخ ُرجُوْ ن‬ -
‫هي‬ ْ‫خَ َر َجت‬ ‫ت َْخ ُر ُج‬ -
‫هما‬ ‫خَ َر َجتَا‬ ‫ان‬ ِ ‫ت َْخ ُر َج‬ -
‫هن‬ ّ َ‫خَ َرجْ ن‬ َ‫يَ ْخرُجْ ن‬ -
َ‫انت‬ َ‫خَ َرجْ ت‬ ‫ت َْخ ُر ُج‬ ْ‫اُ ْخرُج‬
‫انتما‬ ‫َخ َرجْ تُ َما‬ ‫ان‬ ِ ‫ت َْخ ُر َج‬ ‫اُ ْخ ُر َجا‬
‫انتم‬ ُ‫َخ َرجْ ت ْم‬ َ‫ت َْخ ُرجُوْ ن‬ ‫اُ ْخ ُرجُوْ ا‬
‫ت‬ِ ‫ان‬ ِ ْ‫خَ َرج‬
‫ت‬ َ‫ت َْخ ُر ِج ْين‬ ‫ُج ْي‬ ِ ‫اُ ْخر‬
‫انتما‬ ُ
‫َخ َرجْ ت َما‬ ‫ان‬ ِ ‫ت َْخ ُر َج‬ ‫اُ ْخ ُر َجا‬
ّ
‫انتن‬ ‫خَ َرجْ تُ َّن‬ َ‫ت َْخرُجْ ن‬ َ‫اُ ْخرُجْ ن‬
‫انا‬ ‫ت‬ ُ ْ‫خَ َرج‬ ‫اَ ْخ ُر ُج‬ -
‫نحن‬ ‫خَ َرجْ نَا‬ ‫ن َْخ ُر ُج‬ -
Tashrif lughowi artinya mutlak perubahan, maksudnya adalah
perubahan bentuk kalimat satu kebentuk kalimat lain yang memandang pada
mufrod (tunggal), tasniyah (dua), dan jamak (lebih dari dua) dan jenis
(mudzakkar, muannast) pelakunya. Maka dapat disimpulkan bahwa tashrif
lughowi adalah tashrif yang digunakan untuk mengetahui pelaku dari fi’il
tersebut berdasarkan dhomirnya. Fi’ilnya antara lain adalah fi’il madhi, fi’il
mudhori’, dan fi’il amr, ketiga fi’il tersebut mempunyai tashrif lughowi
tersendiri.
3

3
Tashrif Lughowi (www.pusatilmupengetahuan.com, 11 November 2021)

vi
ْ ‫الت‬  َ‫يْف‬ ‫ا‬  ‫ِٕال‬  ‫ص ِطاَل‬
2. Tashrif Ishtilahy (  ‫َص ِر‬ ْ  ‫) ِحي‬
Tashrif ishthilahy adalah perubahan kata yang didasarkan pada
perbedaan bentuk katanya. Maksudnya adalah perubahan bentuk dari bentuk
asli (fi’il madhy) ke bentuk masdar, isim fa’il hingga fi’il amar.
Contoh tashrif  ishthilahy untuk kata ”menulis” (‫ َكت ََب‬ ) :
‫صيغة‬ ‫التصريف‬ ‫المعنى‬
‫فعل الماضي‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ (dia laki-laki) telah menulis
(dia laki-laki) sedang
‫فعل المضارع‬ ُ‫يَ ْكتُب‬ menulis
‫المصدر‬ ٌ‫َك ْتب‬ Tulisan
‫المصدر الميمي‬ ٌ‫َم ْكتَب‬ Tulisan
‫اسم الفاعل‬ ٌ‫َكاتِب‬ Penulis
‫اسم المفعول‬ ٌ‫َم ْكتُوْ ب‬ Yang ditulis
‫فعل األمر‬ ْ‫اُ ْكتُب‬ ! Tulislah
‫فعل النهي‬ ْ‫اَل تَ ْكتُب‬ ! Jangan ditulis
‫اسم المكان‬ ٌ‫َم ْكتَب‬ Tempat menulis
‫اسم الزمان‬ ٌ‫َم ْكتَب‬ Waktu menulis
‫اسم األلة‬ ٌ‫ِم ْكتَب‬ Alat tulis

C. Wazan-wazan Tashrif

vii
Tashrif memiliki 35 wazan. Dari 35 wazan, yang berlaku umum hanya 22
wazan di antaranya adalah 6 wazan untuk kelompok tsulatsy mujarrad, 12 wazan
untuk tsulatsy mazid, 1 wazan untuk ruba’iy mujarrad dan 3 wazan untuk ruba’iy
mazid, 13 wazan sisanya memilik rumus yang sangat rumit dan jarang sekali
ditemukan penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Dua puluh dua wazan yang
umum digunakan ini terbagi menjadi empat kelompok:
1. Kelompok Tsulatsy Mujarrad
Contohnya ‫( َك ُر َم‬telah mulia), ‫( َعلِ َم‬telah mengetahui)
2. Kelompok Tsulatsy Mazid
Contohnya ‫( أَ ْك َر َم‬telah memuliakan), ‫( َعلَّ َم‬telah mengajarkan)
3. Kelompok Ruba'iy Mujarrad
Contohnya ‫( د َْح َر َج‬telah menggelincirkan)
4. Kelompok Ruba’iy Mazid
Contohnya ‫( تد َْح َر َج‬telah menggelincirkan)
Keterangan:
 Kata tsulatsy merujuk pada kelompok kata kerja yang tersusun dari tiga
huruf asli.
 Kata ruba'iy merujuk pada kelompok kata kerja yang tersusun dari empat
huruf asli.
 Kata mujarrad merujuk pada kelompok kata kerja tanpa adanya huruf
tambahan apapun selain huruf aslinya.
 Kata mazid merujuk pada kelompok kata kerja yang memiliki huruf
tambahan selain huruf aslinya.
Dari keempat kelompok kata kerja yang disebutkan, kelompok tsulatsy
mujarrad dan tsulatsy mazid adalah yang paling banyak digunakan dalam
Bahasa Arab.4

4
Matan Al-Bina wal-asas, Kitab Tashrif (Hlm. 41)

viii
5

D. Tsulatsy Mazid
Tsulatsy mazid adalah sekelompok kata kerja yang pada mulanya terdiri
dari tiga huruf asli kemudian ditambahkan kepadanya satu huruf, dua huruf,
sampai tiga huruf tambahan (ziyadah) untuk memperoleh makna yang
diinginkan. Seperti yang disebutkan dalam salah satu kaidah ilmu shorof yang
berbunyi :
‫كلما زاد المبنى زاد المعنى‬
Setiap ada tambahan susunan huruf sebuah kata, ada tambahan makna6
Maka dapat kita pahami dari kaidah diatas, bahwa jika suatu kata
ditambahkan huruf tambahan kedalamnya, maka makna dari kata tersebutpun
akan berubah. Adapun huruf tambahan atau ziyadah yang dimaksud, ada sembilan
huruf yang terkumpul dalam satu kalimat yaitu ‫ َسا َ ْلتُ ُموْ نِ ْيهَا‬. Dan huruf tambahan ini
bisa terdapat didalam isim maupun fi’il.
Tsulatsy mazid memiliki wazan yang sangat berbeda di setiap bab nya.
Mashdar dari tsulatsy mazid bersifat qiyasy, yaitu mengikuti bentuk rumus baku

5
Abu Razin& Umma Razin, Buku Shorof Untuk Pemula Cetakan Ketiga (Jakarta, April 2017) hlm.
26
6
Abu Rozin dan Ummu Rozin, Ilmu Shorof untuk Pemula, maktabah BISA, 2017. Hlm.64.

ix
yang berlaku pada setiap babnya. Adapun wazan yang termasuk kedalam tsulatsy
mazid ini adalah :
‫المصدر‬ ‫فعل المضارع‬ ‫فعل الماضي‬
‫اِ ْف َعااًل‬ ‫يُ ْف ِع ُل‬ ‫اَ ْف َع َل‬
‫تَ ْف ِع ْياًل‬ ‫يُفَ ِّع ُل‬ ‫فَ َّع َل‬ ‫الثالثي المزيد بحرف‬
ً‫ُمفَا َعلَة‬ ‫اع ُل‬ ِ َ‫يُف‬ ‫فَا َع َل‬
‫تَفَ ُّعاًل‬ ‫يَتَفَ َّع ُل‬ ‫تَفَع ََّل‬
‫تَفَا ُعاًل‬ ‫يَتَفَا َع ُل‬ ‫تَفَا َع َل‬
‫اِ ْفتِ َعااًل‬ ‫يَ ْفتَ ِع ُل‬ ‫اِ ْفتَ َع َل‬ ‫الثالثي المزيد بحرفين‬
‫اِ ْنفِ َعااًل‬ ‫يَ ْنفَ ِع ُل‬ ‫اِ ْنفَ َع َل‬
‫اِ ْف ِعاَل اًل‬ ُّ‫يَ ْف َعل‬ ‫اِ ْف َع َّل‬
‫اِ ْستِ ْف َعااًل‬ ‫يَ ْستَ ْف ِع ُل‬ ‫اِ ْستَ ْف َع َل‬
‫اِ ْف ِع ْي َعااًل‬ ‫يَ ْف َعوْ ِع ُل‬ ‫اِ ْف َعوْ َع َل‬ ‫الثالثي المزيد‬
‫اِ ْف ِع َّوااًل‬ ‫يَ ْف َع ِّو ُل‬ ‫اِ ْف َع َّو َل‬ ‫بثالثة احرف‬
‫اِ ْف ِعاَل اًل‬ ُّ‫يَ ْف َعال‬ ‫اِ ْف َعا َّل‬
E. Tsulatsy Mazid Biharfin
Telah disebutkan di dalam tabel sebelumnya bahwa tsulatsy mazid
biharfin terbagi menjadi tiga bab, yaitu :
1. ‫ اِ ْف َعااًل‬- ‫اَ ْف َع َل – يُ ْف ِع ُل‬
Bab pertama dalam tsulatsy mazid ini ditandai dengan bertambahnya huruf
hamzah yang berharakat fathah sebelum fa’ fi’il.7
2. ‫فَ َّع َل – يُفَ ِّع ُل – تَ ْف ِع ْياًل‬
Bab kedua dalam tsulatsy mazid ini ditandai dengan ditambahkannya
tasydid pada ‘ain fi’il. Secara harfiyah wazan ini seperti terdiri dari tiga huruf,
namun hakikatnya adalah empat huruf dengan bentuk asal penambahan satu
huruf yang sama dengan ‘ain fi’il diantara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il nya (‫)فَ ْع َع َل‬.8
3. ً‫اع ُل – ُمفَا َعلَة‬
ِ َ‫فَاع ََل – يُف‬
Bab ketiga dalam tsulatsy mazid ini ditandai dengan bertambahnya huruf
alif diantara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il nya.9
Dan didalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan tentang fi’il
tsulatsy mazid biharfin bab II, yaitu wazan ‫فَ َّع َل – يُفَ ِّع ُل – تَ ْف ِع ْياًل‬.

7
Ibid. 71.
8
Ibid. 67.
9
Ibid. 69.

x
a. Pengertian Tsulatsy Mazid Biharfin Bab II
Disebutkan dalam kitab matan al-bina wal-asas bahwa ciri dari bab 2 ini
adalah :
ِ ‫ف َوا ِح ٍد بَ ْينَ الفَا ِء َو ْال َعي ِْن ِم ْن ِج ْن‬ ِ ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ َما‬
ٍ ‫ضيَهُ َعلَى اَرْ بَ َع ِة اَحْ ر‬
10
.‫س َع ْي ِن فِ ْعلِ ِه‬ ٍ ْ‫ُف بِ ِزيَا َد ِة َحر‬
Maksudnya adalah, bahwa wazan ini dalam bentuk kata kerja lampaunya
berjumlah empat huruf yang terdiri dari satu huruf tambahan diantara fa’ fi’il dan
‘ain fi’il nya, dan huruf tambahan ini sama dengan ‘ain fi’ilnya.
‫تصريف اإلصطالحى‬
‫الزما‬/‫المكان‬ ‫فعل األمر فعل النهي‬ ‫المصدر‬
‫ن‬ ‫المفعول‬ ‫الفاعل‬ ‫المضارع‬ ‫الماضي‬
‫ُمفَ َّع ٌل‬ ْ‫اَل تُفَعِّل‬ ْ‫فَعِّل‬ ‫ُمفَ َّع ٌل‬ ‫ُمفَ ِّع ٌل‬ ‫تَ ْف ِع ْياًل‬ ‫يُفَ ِّع ُل‬ ‫فَ َّع َل‬
‫ُمفَ َّك ٌر‬ ْ‫اَل تُفَ ِّكر‬ ْ‫فَ ِّكر‬ ‫ُمفَ َّك ٌر‬ ‫ُمفَ ِّك ٌر‬ ‫تَ ْف ِك ْيرًا‬ ‫يُفَ ِّك ُر‬ ‫فَ َّك َر‬
‫ُم َعلَّ ٌم‬ ‫اَل تُ َعلِّ ْم‬ ‫َعلِّ ْم‬ ‫ُم َعلَّ ٌم‬ ‫ُم َعلِّ ٌم‬ ‫تَ ْعلِ ْي ًما‬ ‫يُ َعلِّ ُم‬ ‫عَلَّ َم‬

b. Faidah wazan ‫فَعَّ َل‬


Fi’il tsulatsy mujarrod yang ditambahkan satu huruf ziyadah menjadi
wazan ‫ فَ َّع َل‬memiliki beberapa faidah atau kegunaan, yaitu :
1. •‫( للتعديّة‬memuta’addikan fi’il laazim)
Contoh :
 ‫( فَ َّر َح – يُفَ ِّر ُح‬membahagiakan), asal katanya adalah ‫( فَ ِر َح – يَ ْف َر ُح‬bahagia)
‫ فَ ِر َح ُم َح َّم ٌد‬artinya, “Muhammad telah bahagia”.
ُ‫ فَ َّر َح ُم َح َّم ٌد اُ َّمه‬artinya, “Muhammad telah membahagiakan ibunya”.
2. ‫( للتّكثير‬memperbanyak)
Contoh :
 ‫( قَطَّ َع – يُقَطِّ ُع‬memotong-motong), asal katanya adalah ‫قَطَ•••• َع – يَ ْقطَ•••• ُع‬
(memotong).
َ ‫ قَطَ َع َز ْي ٌد‬artinya, “Zaid telah memotong tali”, hanya sekali.
‫الحب َْل‬
َ ‫ قَطَّ َع زَ يْ•• ٌد ال َحب‬artinya, “Zaid telah memotong-motong tali” maksudnya
‫ْ••ل‬
adalah menjadikannya beberapa potongan.
3. ‫( لنسبة المفعول إلى اصل الفعل‬menisbatkan maf’ul (objek) pada bentuk asal fi’il)
Contoh :
10
Matan bina wal asas

xi
 ‫( َكفَّ َر – يُ َكفِّ ُر‬mengkafirkan), asal katanya adalah ‫( َكفَ َر – يَ ْكفُ ُر‬kafir,ingkar).
‫ َكفَّ َر زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬artinya, “Zaid telah mengkafirkan ‘Amr”.
4. ‫( لسلب اصل الفعل من المفعول‬menghilangkan asal fi’il dari maf’ul)
Contoh :
 ‫( قَ َّش َر – يُقَ ِّش ُر‬mengupas).
َ‫ قَ َّش َر َعلِ ٌّي الرُّ َّمان‬artinya, “Ali telah mengupas delima”.
5. ‫( للتخاذ الفعل من اإلسم‬membentuk fi’il dari isim)
Contoh :
 ‫( َخيَّ َم – يُخَ يِّ ُم‬berkemah), diambil dari isim ‫( خَ ْي ٌم‬tenda).
‫ خَ يَّ َم ال َّر ُج ُل‬artinya, “laki-laki itu berkemah”.
c. Tips mempelajari wazan ‫فَ َّع َل‬
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan mehamami wazan ‫ فَ َّع َل‬ini,
berikut adalah tips-tips yang dapat mempermudah proses tersebut.
1. Harus kita ketahui bahwa bentuk mashdar dari wazan ini bersifat qiyasy,
yaitu disandarkan kepada bentuk baku yang terdapat didalam bab ini.
Contoh : bentuk mashdar pada bab ini adalah ‫ تَ ْف ِع ْي ٌل‬maka Ketika kita akan
mengubah kata kerja lain seperi ‫ عَلَّ َم‬kedalam bentuk mashdarnya akan
menjadi ‫ تَ ْعلِ ْي ٌم‬karena mengikuti wazan asli bab ini.
2. Isim faa’il dan isim maf’ul dari wazan ini keduanya diambil dari fi’il
mudhori’nya yang mana huruf mudhoro’ahnya itu diganti dengan huruf
mim yang berharokat dhommah, dan yang membedakan diantara keduanya
terletak pada harokat ‘ain fi’ilnya. Dalam isim faa’il, ‘ain fi’ilnya ini
berharokat kasroh sedangkan dalam isim maf’ul, ‘ain fi’olnya ini berharokat
fathah.
Tabel.01
‫اسم المفعول‬ ‫اسم الفاعل‬ ‫فعل المضارع‬ ‫الموزون‬ ‫الوزن‬
‫ُم َعلَّ ٌم‬ ‫ُم َعلِّ ٌم‬ ‫يُ َعلِّ ُم‬ ‫َعلَّ َم‬ ‫فَ َّع َل‬
‫ُمفَ َّر ٌح‬ ‫ُمفَ ِّر ٌح‬ ‫يُفَ ِّر ُح‬ ‫فَ َّر َح‬

BAB III

xii
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ilmu shorof adalah salah satu alat utama dalam mempelajari Bahasa arab.
Ilmu ini mempelajari tentang tashrif atau perubahan-perubahan suatu kata
dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, dan jenis tashrif itu ada dua, yaitu
tashrif lughawiy dan tashrif istilahiy.
2. Fi’il tsulatsy mazid adalah fi’il mujarrod yang kemudian ditambahkan
kepadanya satu huruf, dua huruf, atau tiga huruf tambahan yang akan
menjadikan makna dari kata asalnya itu berubah. Fi’il tsulatsy mazid
terbagi kedalam tiga kategori, yaitu fi’il tsulatsy mazid ruba’I (ditambahkan
satu huruf), fi’il tsulatsy mazid khumasi (ditambahkan dua huruf), dan fi’il
tsulatsy mazid sudasi (ditambahkan tiga huruf)
3. Fi’il tsulasi mazid bab 2 adalah fi’il tsulatsy mujarrod yang ditambahkan
satu huruf tambahan kedalamnya yang sama dengan ‘ain fi’ilnya. Maka
bentuk dari bab ini adalah ‫ فَع ََّل‬.
4. Faidah dari wazan ini ada lima, yaitu lil ta’diyyah, lil taktsir, linisbati al-
maf’ul ilaa ashlihi, lisalbi Ashli min al-maf’ul, li-ittikhodzi al-fi’li min al-
ismi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Syekh Muhammad Ma’sum bin Ali. Al-Amtsilah Al-Tashrifiyyah.


2. Imam Mala Abdullah Dunzaqi. matan bina wa-l-asas.
3. Abu Razin & Ummu Razin. Ilmu Sharaf untuk Pemula. maktabah
BISA.2017.
4. Dr. Muhammad Fadhil As-Samarra’I. As-Shorfu Al-‘Arabi Ahkam wa
Ma’anin. Dar Ibnu Katsir.2013.
5. Ihsan Rahmansyah, Macam-Macam Fi’il dan Contohnya, Pusat Ilmu
Pengetahuan, 2021.
6. Abu Azid. Dars 18 : Tsulatsy Mazid 1 Huruf, Blog Program BISA, 2014.

xiii
7. Siti Aminah. Prodi S1 PAI STAI Auliarurrasyidin Tembilahan. Fi’il
Tsulatsy Mazid. 2013.
8. Nahwu shorof wordpress. Belajar Ilmu Shorof Tata Bahasa Online.
9. Faidah Penambahan Huruf Pada Wazan-Wazan Bahasa Arab,
m4n4n4.blogspot 2013.
10. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. Tanya Jawab Nahwu Sharf. Al-Bidayah. 2017.

xiv

Anda mungkin juga menyukai