Al-Isytirak
FIQH LUGHAH
Dosen Pengampu:
MEI 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas mengenai “Al-
Isytirak”.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Asna Andriani, S.S, S.Pd., M.Hum selaku dosen
pengampu.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “fiqh
lughoh”. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Tiada satupun manusia yang luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap
pemberian maaf yang sebesarnya-besarnya. Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami
dapat memperbaiki makalah - makalah selanjutnya.
Tulungagung, 01 mei 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Al-Isytirak
2
A. Kesimpulan ....................................................................................................................7
B.Saran 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh makna yang terkandung dalam bahasa sering berhubungansatu sama lain. Relasi
makna dapat berwujud macam-macam. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin
menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna
(polisemi), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna
(redundasi), dan sebagainya. Pada makalah ini, hanya akan membahas tentang homonim dan
polisemi.
Relasi makna dalam bahasa Indonesia diantaranya: homonim dan polisemi. Polisemi dan
homonym sangat berkaitan dengan kata atau frasa. Kata atau frasa banyak di temukan di dalam
teks-teks klasik, banyak sekali buku bahasa arab yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia,
salah satunya yaitu Tafsir As-Saidi adalah salah satu kitab hasil terjemahan yang di tulis oleh
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan latar
belakang di atas yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian Al-Isytirak?
2. Apa Sebab Terjadinya Al-Isytirak?
3. Ada berapa pembagian Al-Isytirak?
4. Bagaimana contoh Al-Isytirak dalam Al-quran?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian Al-Isytirak.
2. Mengetahui sebab terjadinya Al-Isytirak.
3. Mengetahui pembagian Al-Isytirak.
4. Mengetahui contoh Al-Isytirak dalam Al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Isytirak
Kata Musytarak adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata kerja اشتركyang berarti
“bersekutu” seperti dalam ungkapan اشترك القومyang berarti “kaum itu bersekutu”.
Secara etimologi kata, homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onomo yang berarti
“nama” dan homo yang berarti “sama”. Secara harfiah homonim diartikan sebagai nama
yang sama untuk benda atau hal lain (Chaer, 2002 : 93). Kata-kata yang berhomonim
memeperlihatkan adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik. Hubungan kemaknaan
pada homonim ini menyangkut masalah kelainan makna.
Homonim adalah beberapa kata yang mempunyai kesamaan bentuk dan pelafalan tetapi
maknanya berbeda. Secara semantik, Verhaar (1978) memberi definisi homonim senbagai
ungkapan (berupa kata, frasa atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga
berupa kata, frasa atau kalimat) tetapi maknanya tidak sama.
1) Pertukaran posisi huruf yaitu apabila kita mengambil shigot wazan ""استفعلpada lafadz"
"دامmaka akan menjadi kalimat “" استدلمdan dari kalimat ""دميakan menjadi kalimat "
"استدميakan tetapi dikatakan fiil " "استدلمyang dapat berarti berkelanjutan, namun juga
dapat berarti " "استدميyang berarti berdarah. Hal ini disebabkan kesalahan si penutur
namun dapat di pahami oleh yang lainnya dan kemudian pada akhirnya banyak
digunakan oleh penutur lainnya.
2) Perubahan pelafalan yang mencakup ibdal, terdapat dua kalimat " "حنكdan ""حلك
keduanya memiliki makna yang berbeda, namun orang arab memakainya dengan makna
yang sama yaitu hitam. Maka dengan pendekatan pergantian لmenjadi نyang
disesuaikan antara kata kedua dengan kata yang pertama dalam segi pelafalannya maka
keduanya menjadi Al-Musytarak Al-Lafdzi (Homonimi). Lafadz " "حنكbukan hanya
berarti “langit-langit mulut” tetapi juga berarti kegelapan yang seharusnya pegertian dari
lafadz ""حلك.
a. Konfergensi Fonetik.
Timbulnya homonym yang paling umum adalah lewat konfergensi fonetis. Karena
pengaruh bunyi maka dua atau tiga kata semula berbeda bentuk, lalu menjadi sama
bunyinya dalam bahasa lisan atau kadang-kadang sampai ketulisannya. Dalam bahasa
Indonesia kata Sah sering di ucapkan syah, sehingga menimbulkan homonim: syah raja,
syah sudah menurut hukum, tidak batal, sah. Ini berarti bahwa homonim tidak akan
muncul, kalau orang tidak mengucapkan sahmenjadi syah yang menyebabkan
menyatunya dua bunyi menjadi satu.
b. Divergensi makna
c. Pengaruh asing
Banyaknya kata asing yang masuk kedalam suatu bahasa sangat mungkin
menimbulkan homonim dalam bahasa inggris dan bahasa-bahasa lain. Dalam bahasa
Indonesia sebuah kata asli kadang-kadang di dampingi oleh masuknya kata asing yang
sembunya, sehingga lahir homonim, misalkan kata bang kakak menjadi homonim dari
kata belanda bank.
C. Pembagian Musytarak
b. Kata ( )الجدmemiliki 3 (tiga) makna, yaitu: bapak dari ayah/ibu ()أبو األب ابواألم, nasib
c. Kata ( )السائلdapat bermakna orang meminta ( )الدي يسألdan bermakna sesuatu yang
mengalir ()الدي يسيل.
2. Berupa kalimat fiil (kata kerja)
a. Kalimat ( )ال أريد نصحكmemiliki makna ganda, yaitu ( )أن أريد ال نصحكartinya: Aku tidak
ingin menasehatimu, dan juga bermakna ( )أن أريد ال ثنصحنيAku tidak ingin kamu
menasihatiku.
b. Kalimat ( )أطعمث عشرين رجال وامرأةkalimat ini bisa memiliki beberapa makna , yaitu:
“aku memberi makan 15 orang pria dan 5 wanita”, dan “aku memberi makan 10 orang
pria dan 10 wanita dan seterusnya.
1. Musytarok yang mempunyai arti beberapa makna seperti lafadz (^ )األمةmempunyai
beberapa makna diantaranya:
Dalam lafadz األمةdiartikan األمام الدي يقثدي بهseorang imam yang diikuti.
“Dan orang-orang yang berjihat untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.
Dalam lafadz ( )لجهادbisa bermakna orang-orang yang berjihat dalam menegakkan syariat
islam, atau bisa juga bermakna orang-orang yang berperan dalam islam.
Dalam lafadz يسجدjika dilihat dari makna hakikat yaitu menempatkan kening diatas bumi,
sedangkan makna majazinya itu mengagungkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Homonim adalah beberapa kata yang sama, bai pelafalannya maupun bentuk tulisannya,
tetapi mananya berlainan.
sebab terjadinya Al-isytirak:
1. Faktor Internal
a. Perubahan dari segi pelafalan: pertukaran posisi huruf, perubahan pelafalan yang
mencakup ibdal
b. perubahan dari segi makna: perbedaan dialek arab terdahulu, perkembangan bunyi,
perpindahan sebagian lafadz, fenomena perubahan bentuk kata yang terjadi pada dua
lafadz yang berdekatan dalam satu sighat.
2. Faktor Eksternal
a. Konfergensi fonetik
b. Divergensi makna
c. Pengaruh asing
DAFTAR PUSTAKA