Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Al-Isytirak

Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuTugas Mata Kuliah

FIQH LUGHAH

Dosen Pengampu:

Asna Andriani, S.S, S.Pd., M.Hum


Disusun Oleh:

1. Sulis Alfaini Kamala (12304183031)

2. Riqi Royyanul Musthofa (12304183047)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

MEI 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas mengenai “Al-
Isytirak”.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Asna Andriani, S.S, S.Pd., M.Hum selaku dosen
pengampu.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “fiqh
lughoh”. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Tiada satupun manusia yang luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap
pemberian maaf yang sebesarnya-besarnya. Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami
dapat memperbaiki makalah - makalah selanjutnya.
Tulungagung, 01 mei 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
i

DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Isytirak
2

B. Sebab Terjadinya Al-Isytirak


.....................................2
C. Pembagian Al-Isytirak
..........................................................................................................................................
4
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
D. Contoh Al-Isytirak di dalam Al-quran
...5
...
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................7
B.Saran 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seluruh makna yang terkandung dalam bahasa sering berhubungansatu sama lain. Relasi
makna dapat berwujud macam-macam. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin
menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna
(polisemi), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna
(redundasi), dan sebagainya. Pada makalah ini, hanya akan membahas tentang homonim dan
polisemi.

Relasi makna dalam bahasa Indonesia diantaranya: homonim dan polisemi. Polisemi dan
homonym sangat berkaitan dengan kata atau frasa. Kata atau frasa banyak di temukan di dalam
teks-teks klasik, banyak sekali buku bahasa arab yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia,
salah satunya yaitu Tafsir As-Saidi adalah salah satu kitab hasil terjemahan yang di tulis oleh
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi.

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan latar
belakang di atas yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian Al-Isytirak?
2. Apa Sebab Terjadinya Al-Isytirak?
3. Ada berapa pembagian Al-Isytirak?
4. Bagaimana contoh Al-Isytirak dalam Al-quran?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian Al-Isytirak.
2. Mengetahui sebab terjadinya Al-Isytirak.
3. Mengetahui pembagian Al-Isytirak.
4. Mengetahui contoh Al-Isytirak dalam Al-quran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Isytirak
Kata Musytarak adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata kerja ‫ اشترك‬yang berarti
“bersekutu” seperti dalam ungkapan ‫ اشترك القوم‬yang berarti “kaum itu bersekutu”.
Secara etimologi kata, homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onomo yang berarti
“nama” dan homo yang berarti “sama”. Secara harfiah homonim diartikan sebagai nama
yang sama untuk benda atau hal lain (Chaer, 2002 : 93). Kata-kata yang berhomonim
memeperlihatkan adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik. Hubungan kemaknaan
pada homonim ini menyangkut masalah kelainan makna.
Homonim adalah beberapa kata yang mempunyai kesamaan bentuk dan pelafalan tetapi
maknanya berbeda. Secara semantik, Verhaar (1978) memberi definisi homonim senbagai
ungkapan (berupa kata, frasa atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga
berupa kata, frasa atau kalimat) tetapi maknanya tidak sama.

B. Sebab Terjadinya Musytarok disebabkan oleh dua faktor yaitu:


1. Faktor internal meliputi:

a. Pelafalan dari segi pelafalan.


Perubahan dari segi pelafalan mencakup atas pertukaran posisi huruf (dari segi
morfologi/shorof) dan pergantian huruf atau ibdal.

1) Pertukaran posisi huruf yaitu apabila kita mengambil shigot wazan "‫"استفعل‬pada lafadz"
‫"دام‬maka akan menjadi kalimat “"‫ استدلم‬dan dari kalimat "‫"دمي‬akan menjadi kalimat "
‫ "استدمي‬akan tetapi dikatakan fiil "‫ "استدلم‬yang dapat berarti berkelanjutan, namun juga
dapat berarti "‫ "استدمي‬yang berarti berdarah. Hal ini disebabkan kesalahan si penutur
namun dapat di pahami oleh yang lainnya dan kemudian pada akhirnya banyak
digunakan oleh penutur lainnya.
2) Perubahan pelafalan yang mencakup ibdal, terdapat dua kalimat "‫ "حنك‬dan "‫"حلك‬
keduanya memiliki makna yang berbeda, namun orang arab memakainya dengan makna
yang sama yaitu hitam. Maka dengan pendekatan pergantian ‫ ل‬menjadi ‫ ن‬yang
disesuaikan antara kata kedua dengan kata yang pertama dalam segi pelafalannya maka
keduanya menjadi Al-Musytarak Al-Lafdzi (Homonimi). Lafadz "‫ "حنك‬bukan hanya
berarti “langit-langit mulut” tetapi juga berarti kegelapan yang seharusnya pegertian dari
lafadz "‫"حلك‬.

b. Perubahan dari segi makna.

Perubahan dari segi mencakup atas beberapa faktor diantaranya:

1) Perbedaan dialek arab terdahulu, sebagian contoh-contoh lafadz Musytarak di


sebabkan perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan kata tersebut, serta
dibuatkan kamus yang menggunakan makna-makna tanpa memperhatikan keadaan
kabilah yang menggunakan kata tersebut
2) Perkembangan bunyi, kadang-kadang bunyi-bunyi asal dari lafadzh tertentu
mengalami perubahan, pengurangan atau penambahan sesuai dengan perkembangan
bunyi bahasa, maka bunyi lafadz seperti ini menjadi satu lafadz sedangkan maknanya
berbeda. Contohnya, lafadz (^‫ )النغمة‬jadi (‫ )النأمة‬karena perkembangan bunyi maka
huruf ‫ غ‬diganti dengan huruf ‫ أ‬karena antara dua huruf tersebut tempat keluarnya
berdekatan, begitu juga perdekatan dari kata ‫ جدوة‬menjad‫ جثوة‬dan kata ‫ لغشم‬menjadi
‫لغشب‬
3) Perpindahan sebagian laafadz dari makna asli pada makna majazi karena adanya
suatu hubungan, lalu penggunaan makna majazi itu dilakukan terus menerus sehingga
makna majazi tersebut dianggap sebagai makna hakiki. Seperti lafadz ^‫ الع^ى^ن‬sering
digunakan untuk arti mata air mengalir, sebaik-baik sesuatu, barang emas dan perak.
4) Fenomena perubahan bentuk kata (Tashrif) yang terjadi pada dua lafadz yang
berdekatan pada satu sighat, seperti tashrif dari lafadzh ‫ وجد‬masdarnya menjadi ‫وجود^ا‬
(ada), ‫( وجدانا‬emosi) dan ‫( موجدة‬marah) dan ‫( وجدا‬cinta).

1. Faktor external meliputi:

a. Konfergensi Fonetik.

Timbulnya homonym yang paling umum adalah lewat konfergensi fonetis. Karena
pengaruh bunyi maka dua atau tiga kata semula berbeda bentuk, lalu menjadi sama
bunyinya dalam bahasa lisan atau kadang-kadang sampai ketulisannya. Dalam bahasa
Indonesia kata Sah sering di ucapkan syah, sehingga menimbulkan homonim: syah raja,
syah sudah menurut hukum, tidak batal, sah. Ini berarti bahwa homonim tidak akan
muncul, kalau orang tidak mengucapkan sahmenjadi syah yang menyebabkan
menyatunya dua bunyi menjadi satu.

b. Divergensi makna

Perkembangan makna yang menyebar (divergen) juga bisa menimbulkan homonim.


Jika dua buah makna atau lebih dari sebuah kata berkembang kearah yang berbeda, maka
disana tidak jelas lagi hubungan makna-makna itu dan kesatuan kata menjadi rusak.

c. Pengaruh asing

Banyaknya kata asing yang masuk kedalam suatu bahasa sangat mungkin
menimbulkan homonim dalam bahasa inggris dan bahasa-bahasa lain. Dalam bahasa
Indonesia sebuah kata asli kadang-kadang di dampingi oleh masuknya kata asing yang
sembunya, sehingga lahir homonim, misalkan kata bang kakak menjadi homonim dari
kata belanda bank.

C. Pembagian Musytarak

Bentuk-bentuk lafal Musytarak

1. Berupa kalimat Isim (kata benda) contohnya:


a. Kata (‫ )غرب‬dapat bermakna arah barat(‫ )الجهة‬dan juga bermakna timba (‫)الدلو‬

b. Kata (‫ )الجد‬memiliki 3 (tiga) makna, yaitu: bapak dari ayah/ibu (‫)أبو األب ابواألم‬, nasib

baik (‫ البحث‬,‫ )لحظ‬dan tepi sungai (‫)الشاطي النهر‬.

c. Kata (‫ )السائل‬dapat bermakna orang meminta (‫ )الدي يسأل‬dan bermakna sesuatu yang
mengalir (‫)الدي يسيل‬.
2. Berupa kalimat fiil (kata kerja)
a. Kalimat (‫ )ال أريد نصحك‬memiliki makna ganda, yaitu (‫ )أن أريد ال نصحك‬artinya: Aku tidak
ingin menasehatimu, dan juga bermakna (‫ )أن أريد ال ثنصحني‬Aku tidak ingin kamu
menasihatiku.
b. Kalimat (‫ )أطعمث عشرين رجال وامرأة‬kalimat ini bisa memiliki beberapa makna , yaitu:
“aku memberi makan 15 orang pria dan 5 wanita”, dan “aku memberi makan 10 orang
pria dan 10 wanita dan seterusnya.

D. Contoh-contoh Musytarak di dalam Al-Quran

1. Musytarok yang mempunyai arti beberapa makna seperti lafadz (^‫ )األمة‬mempunyai
beberapa makna diantaranya:

a. (120 :‫لفط [األمة^ )انَ ابراهيم كان امة} النحل‬

“Sesungguhnya, Ibrahim adalah seorang Imam”.

Dalam lafadz ‫ األمة‬diartikan ‫ األمام الدي يقثدي به‬seorang imam yang diikuti.

2. Musytarok yang mempunyai arti yang berlawanan.


Contohnya seperti lafadz (‫ )عسعس‬mempunyai beberapa makna diantaranya:

a. (‫ )والليل ادا عسعس‬17: ‫الثكوير‬

“Demi malam apabila hamper meninggalkan gelapnya”

Dalam lafadz ‫ عسعس‬di artikan ‫ اقبل‬mendekati ‫ادبر‬mengatur.

3. Musytarok yang mempunyai dua makna, contoh diantaranya:


a. (‫ )والدين هادوا فينا لنهد ينهم سبلنا‬69 :^‫العنكبوث‬

“Dan orang-orang yang berjihat untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.

Dalam lafadz (‫ )لجهاد‬bisa bermakna orang-orang yang berjihat dalam menegakkan syariat
islam, atau bisa juga bermakna orang-orang yang berperan dalam islam.

4. Musytarok yang mempunyai arti sebenarnya dan kiasan diantaranya:


a. ‫ألم ثر ان هللا يسجد له من فى السمواث ومن فى األرض والشمش والقمر والجبال والشجر والد واب وكثير من‬
18 :‫الناس) الحج‬
“Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Alloh bersujud apa yang ada di langit,dan
di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang-binatang yang melata
dan sebagian besar dari pada manusia ? “

Dalam lafadz ‫ يسجد‬jika dilihat dari makna hakikat yaitu menempatkan kening diatas bumi,
sedangkan makna majazinya itu mengagungkan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Homonim adalah beberapa kata yang sama, bai pelafalannya maupun bentuk tulisannya,
tetapi mananya berlainan.
sebab terjadinya Al-isytirak:
1. Faktor Internal
a. Perubahan dari segi pelafalan: pertukaran posisi huruf, perubahan pelafalan yang
mencakup ibdal
b. perubahan dari segi makna: perbedaan dialek arab terdahulu, perkembangan bunyi,
perpindahan sebagian lafadz, fenomena perubahan bentuk kata yang terjadi pada dua
lafadz yang berdekatan dalam satu sighat.
2. Faktor Eksternal
a. Konfergensi fonetik
b. Divergensi makna
c. Pengaruh asing

pembagian bentuk musytarak:

1. Berupa kalimat isim (kata benda)


2. Berupa kalimat fiil (kata kerja)
B. Saran
Dari tugas makalah yang telah kami buat,banyak hal yang dapat kita pelajari. seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah
ini,yakni semoga terselesaikanya pembahasan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita mengenai bab Al-Isytirak. Apabila ada kurang lebihnya dari makalah kami,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/FakhriMuhammadIbadurrahman/kelompok-07. Diakses pada 1 mei


2020 pukul 08:55 wib
https://www.google.com/amp/s/wakidyusuf.wordpress.com/2017/02/05/musytarak-macam-macam-
musytarak/amp/. Diakses pada 1 mei 2020 pukul 08.30 wib

Anda mungkin juga menyukai