Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STILISTIKA

Relasi Stilistika dengan Ilmu lain


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Stilistika

Dosen Pengampu : Dr. H. R. Edi Komarudin, M.Ag.

Disusun oleh :
Rizki Maulana 1215020183
Siti Fatimah Zahra 1215020203
Wardah Siti Dorifah 1215020218

JURUSAN BAHASA & SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN DUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul “Relasi Stilistika
dengan Ilmu lain”. Pada makalah ini kita akan membahas Relasi Stilistika dengan Ilmu lain.
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Stilistika dan
Bapak Dr. H. R. Edi Komarudin, M.Ag. selaku dosen pengampu.
Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur, terutama buku –
buku pegangan yang biasa dipakai di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pembaca
mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam makalah ini, oleh
karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Akhir kata,
semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Bandung, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Relasi Stilistika dengan Ilmu Lain ......................................Error! Bookmark not defined.
B. Hubungan Stilistika Dengan Kritik Sastra ........................................................................... 2
C. Hubungan Stilistika dengan Ilmu Balaghah ...................................................................... 4
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................................... 7
a. Kesimpulan .......................................................................................................................... 7
b. Kritik dan Saran ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Relasi stilistika dan kritik sastra adalah hubungan antara dua bidang dalam studi sastra
yang saling melengkapi. Stilistik adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari bahasa sastra,
termasuk penggunaan gaya bahasa, figur retoris, dan efek estetis dalam karya sastra. Sedangkan
kritik sastra adalah proses analisis dan penilaian terhadap karya sastra.
Dalam kritik sastra, relasi stilistik menjadi sangat penting karena gaya bahasa yang
digunakan oleh pengarang dalam karya sastra bisa memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pesan, tema, dan struktur karya. Melalui analisis stilistik, kritikus sastra dapat
mengungkapkan bagaimana gaya bahasa pengarang diimplementasikan, mengeksplorasi figur
retoris yang digunakan, serta memberikan interpretasi estetika dari karya sastra tersebut.
Stilistika dan ilmu balaghah adalah dua bidang yang saling terkait dalam studi bahasa dan
retorika. Stilistika adalah cabang linguistik yang mempelajari gaya bahasa dan penggunaan
bahasa yang efektif untuk menciptakan efek yang diinginkan dalam tulisan atau pidato.
Sementara itu, ilmu balaghah adalah cabang retorika dalam studi bahasa Arab yang mempelajari
gaya dan teknik persuasi dalam pidato.
Keduanya memiliki fokus yang serupa dalam mempelajari penggunaan bahasa dan gaya
untuk mencapai tujuan komunikatif. Stilistika, umumnya, lebih luas dalam cakupannya,
mencakup berbagai bahasa dan aspek-aspek bahasa seperti gaya, retorika, dan metode penulisan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Relasi stilistika dan Karya Sastra ?


2. Bagaimana Relasi stilistika dan Ilmu Balaghah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Relasi stilistika dan Karya Sastra


2. Untuk mengetahui Relasi Stilistika dan Ilmu Balaghah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Relasi Stilistika dengan Ilmu Lain


Stilistika dan kritik sastra adalah dua disiplin ilmu yang saling terkait dalam studi tentang
bahasa dan sastra. Stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya bahasa dan cara penggunaan kata-
kata dalam teks, sementara kritik sastra adalah analisis, penilaian, dan interpretasi karya sastra.
Kritik sastra sering menggunakan alat-alat stilistika untuk mendukung penafsiran mereka. Dengan
kata lain, stilistika dapat membantu kritik sastra dalam menganalisis elemen-elemen gaya dalam
sebuah karya sastra dan bagaimana elemen-elemen ini berkontribusi pada makna keseluruhan
karya.

Stilistika dan balaghah adalah dua bidang yang saling terkait dalam studi bahasa Arab.
Balaghah adalah cabang ilmu dalam bahasa Arab yang fokus pada keindahan bahasa dan retorika.
Stilistika, di sisi lain, adalah disiplin ilmu yang mempelajari gaya bahasa dalam berbagai bahasa,
termasuk bahasa Arab. Dalam konteks bahasa Arab, stilistika dan balaghah berkaitan erat karena
mereka berurusan dengan aspek-aspek seperti metode penyusunan kalimat, pemilihan kata, dan
penggunaan retorika untuk menciptakan efek sastra. Jadi, stilistika dan balaghah bekerja bersama
untuk memahami penggunaan yang efektif dari bahasa Arab dalam karya-karya sastra dan naskah
lainnya.

B. Hubungan Stilistika Dengan Kritik Sastra

Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk
dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap penulis memiliki cara dalam mengemukakan
gagasan dan gambarannya serta gaya bahasa untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi
pembacanya. Secara menyeluruh kajian stilistik berperan untuk membantu menganalisis dan
memberikan gambaran secara lengkap bagaimana nilai sebuah karya sastra.

Stilistika sering dikaitkan dengan bahasa sastra meskipun Chapman menyatakan bahwa
kajian ini dapat ditujukan terhadap berbagai ragam penggunaan bahasa (Nurgiyantoro, 1995: 279).
Adapun, Pradopo (2000: 264) mengartikan stilistika sebagai ilmu yang mempelajari gaya bahasa.
Dengan demikian, pengertian stilistika dalam penelitian ini dapat dibatasi sebagai kajian terhadap

2
gaya bahasa, khususnya yang terdapat di dalam karya sastra. Pandangan Pradopo ini tidak berbeda
dengan pandangan Hartoko dan Rahmanto (1986: 138) yang menyatakan stilistika sebagai cabang
ilmu sastra yang memiliki style atau gaya bahasa.

Pendapat Chapman (via Nurgiyantoro, 1995: 280) yang menyatakan bahwa analisis stilistika
dimaksudkan untuk menentukan seberapa jauh penyimpangan bahasa yang digunakan pengarang
serta bagaimana pengarang mempergunakan tanda- tanda linguistik untuk memperoleh efek estetis
atau puitis. Dengan demikian, stilistika tidak dapat diterapkan dengan baik tanpa dasar linguitik
yang kuat sebab salah satu perhatian utamanya adalah kontras sistem bahasa sastra dengan bahasa
pada zamannya (Wellek dan Warren, 1995: 221).

Stilistika sering dikaitkan dengan bahasa sastra. Stilistika sudah mulai dikenal sejak ratusan
tahun yang lalu, kata stilistika secara etimologis berasal dari analisis stilistika dimaksudkan untuk
menentukan seberapa jauh penyimpangan bahasa yang digunakan pengarang serta bagaimana
pengarang mempergunakan tanda-tanda linguistik untuk memperoleh efek estetis atau puitis.
Dengan demikian, stilistika tidak dapat diterapkan dengan baik tanpa dasar linguitik yang kuat
sebab salah satu perhatian utamanya adalah kontras sistem bahasa sastra dengan bahasa pada
zamannya (Wellek dan Warren, 1995: 221)

Style atau gaya bahasa adalah cara bertutur tertentu untuk mendapatkan efek estetis atau efek
puitik (Pradopo, 2000: 265). Penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra dengan berbagai jenis
penyelidikan dapat memberikan kontribusi terhadap nilai puitis atau estetika karya sastra, bahkan
seringkali nilai seni suatu karya sastra ditentukan oleh gaya bahasanya (Pradopo, 2000: 263).

Stilistika membicarakan bagaimana memahami dan mengkaji sastra dari segi penggunaan
bahasa yang dilakukan oleh penyair. Hal ini dikemukakan oleh Atmazaki (2007: 152) bahwa
stilistika sebenarnya merupakan salah satu pendekatan dalam kritik sastra, yaitu kritik sastra yang
menggunakan linguistik sebagai dasar kajian. Kajian stilistika ini berkaitan dengan bagaimana
kata-kata tersebut menimbulkan efek dan makna tertentu. Analisis stilistika ini merupakan
pendekatan struktural, sehingga analisis ini boleh dimulai dari unsur kebahasaan manapun.
Stilistika dalam kaitannya dengan studi retorika haruslah merupakan suatu pencarian filosofis
tentang bagaimana kata-kata bekerja atau berpengaruh dalam wacana.

3
Ratna (2007: 236) menyatakan, stilistika merupakan ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa
dalam karya sastra, dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahannya. Menurut Sujiman,
hubungan kritik sastra dengan ilmu stilistika bukan mengganti kajian stilistika terhadap karya
sastra. Analisis stilistika berusaha menggantikan subjektivitas dan inpresionisme yang digunakan
oleh kritikus sastra sebagai pedoman dalam mengkaji karya sastra dengan suatu pengkajian yang
relatif lebih objektif dan ilmiah.

Hubungan antara stilistika dan kritik sastra bisa dipandang dari tiga perspektif ;

Pertama, bahwa stilistika berbeda kritik sastra, dan tidak bisa menggantikannya. Dasar dari
pandangan ini adalah bahwa kritik sastra memiliki pemahaman yang komprehensif, sementara
stilistika memiliki arah yang terbatas. Dalam pandangan mereka, kritik sastra memiliki prosedur
yang sangat jeli, dan menggunakan semua perangkat-perangkat seni, semisal bahasa, rasa seni, dan
susunan. Setelah itu, baru dinilai indah tidaknya karya itu berdasarkan data yang ada padanya.
Sedangkan orientasi stilistika adalah keindahan saja, tidak sampai pada gagasan menilai karya
sastra apakah itu bagus atau jelek.

Kedua, mengarah pada kritik gaya bahasa. Aliran ini memasukkan kritik sebagai salah satu
cabang ilmu stilistika, yang diuraikan dengan definisi, dan standar-standar baru.

Sedangkan perspektif ketiga, mengakui metodologi masing-masing dan kritik sastra dan
stilistika. Mereka memandang bahwa hubungan keduanya adalah hubungan dialektis; kedua
metode itu bisa saling melengkapi. Munculnya hubungan kedua metode ini sangat jelas ketika
kedua metode itu sama-sama meneliti teks dari sisi deskripsi analisis, dan interpretasi. Kritik sastra
mengarah pada penilaian sedangkan stilistika cukup mengungkap sisi keindahan.

C. Hubungan Stilistika dengan Ilmu Balaghah

Relasi stilistika dengan ilmu balaghah adalah hubungan antara dua bidang studi yang
berfokus pada analisis, pemahaman, dan penerapan gaya bahasa dalam bahasa sastra. Stilistika
adalah cabang ilmu yang mempelajari bahasa sastra, termasuk gaya bahasa, figur retoris, dan efek
estetis yang digunakan dalam karya sastra. Sementara itu, ilmu balaghah adalah cabang ilmu
bahasa Arab yang mempelajari penggunaan gaya bahasa retoris dan seni orasi dalam bahasa Arab.

4
Stilistika dan ilmu balaghah memiliki fokus yang serupa dalam mempelajari gaya bahasa dan efek
estetis dalam karya sastra. Keduanya berusaha untuk memahami dan menganalisis penggunaan
gaya bahasa, seperti majas, perubahan struktur kalimat, penggunaan kata kiasan, dan lain-lain.

Ilmu balaghah terutama berfokus pada tradisi retorika dalam bahasa Arab, di mana ia
menyelidiki pemilihan kata yang tepat, penggunaan majas dan tropis, serta aspek-aspek kreatif
dari bahasa Arab. Dalam konteks ini, ilmu balaghah membantu memahami dan mengapresiasi
keindahan dan keahlian dalam penggunaan gaya bahasa dalam bahasa Arab.

Sementara itu, stilistika memiliki cakupan yang lebih luas karena mencakup tidak hanya
bahasa Arab, tetapi juga bahasa sastra lainnya. Stilistika mengkaji aspek bahasa yang tidak hanya
berkaitan dengan keindahan, tetapi juga efek estetis, pesan, dan struktur dalam karya sastra. Dalam
konteks stilistika, aspek-aspek retoris dan balaghah dapat dianalisis untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang karya sastra.

Dengan demikian, relasi stilistika dengan ilmu balaghah adalah bahwa keduanya berusaha
untuk menggali dan menganalisis penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra. Meskipun ilmu
balaghah berfokus pada tradisi retorika dalam bahasa Arab, sementara stilistika mempelajari
bahasa sastra dalam konteks yang lebih luas.

Dalam menelaah karya sastra, stilistika dan balaghah dibutuhkan sebagai alat untuk melihat
sisi keindahannya. Apabila dilihat dari substansinya, kedua hal ini mempunyai beberapa
persamaan, pertama, keduanya sama-sama bekerja untuk menelaah karya sastra dari segi
bahasanya, kedua, stilistika dan balaghah ini melihat makna bahasa lebih dalam dari makna jelas
(lafdziyahnya). Hemat saya, keduanya memang merupakan alat yang sangat dibutuhkan untuk
memahami suatu karya sastra. Apabila menggunakan salah satunya saja sudah cukup, tetapi akan
lebih dalam lagi menggali makna apabila menggunakan keduanya.

Cara kerja stilistika dengan balaghah bisa bersamaan apabila penerapan masing-masing
keilmuannya tepat pada porsinya. Stilistika dapat diaplikasikan dalam melihat sisi keunikan
bahasanya terlebih dahulu, keunikan suatu bahasa yang digunakan dalam karya sastra dapat dilihat
dari makna asli bahasa, tambahan pada bahasa, lalu bisa juga melihat dari sisi waktu digunakannya
kata tersebut. Setelah ditelaah keunikannya, barulah balaghah diaplikasikan untuk menelaah karya
sastra dengan pendekatan-pendekatan yang ada didalamnya sehingga bisa tercapai tujuan balaghah

5
tersebut yaitu menyampaikan isi suatu karya sastra sampai ke hati para pembaca atau
pendengarnya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi stilistika dan kritik sastra adalah hubungan antara dua bidang dalam studi sastra
yang saling melengkapi. Stilistik adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari bahasa
sastra, termasuk penggunaan gaya bahasa, figur retoris, dan efek estetis dalam karya sastra.
Sedangkan kritik sastra adalah proses analisis dan penilaian terhadap karya sastra.
Relasi stilistika dengan ilmu balaghah adalah hubungan antara dua bidang studi yang
berfokus pada analisis, pemahaman, dan penerapan gaya bahasa dalam bahasa sastra.
Stilistika adalah cabang ilmu yang mempelajari bahasa sastra, termasuk gaya bahasa, figur
retoris, dan efek estetis yang digunakan dalam karya sastra. Sementara itu, ilmu balaghah
adalah cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari penggunaan gaya bahasa retoris dan
seni orasi dalam bahasa Arab.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah isi makalah yang dapat kami susun, mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita, khususnya bagi penyusun. Kami menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kesalah dan kekuarangan, baik secara materi maupun referensi.
Untuk itu kami memohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Qalyubi, Syihabuddin. 2013. Ilmu al-Uslub Stilistika Bahasa dan Sastra Arab. Yogyakarta : Karya
Media.
Ratna Nyoman Kutha, 2009. Stilistika : Kajian puitika bahasa, sastra dan budaya. Pustaka
Pelajar.
Stilistika dan Balaghah.tafsirnew.wordpress.com.11 Oktober
2023.https://tafsirnew.wordpress.com/2018/02/22/stilistika-dan-balaghah/

Anda mungkin juga menyukai