Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Lughah
Kelompok 8
Anggota :
Dosen Pengampu :
Dr. Zubair, M.Ag.
1
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan alam
semesta sekaligus sebagai penguasa, pengatur alam semesta. Tak lupa, Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW berserta
keluarga, para sahabat dan umat-Nya hingga akhir zaman.
Dangan berkat rahmat dan karunia-Nya alhamdulilah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Adab Muqaran dengan judul “Derivasi (Isytiqaq)”.
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini, semoga dapat menjadi titik terang untuk
pengetahuan kita.
Akhir kata, kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan karya tulis ini.
Atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
KESIMPULAN .....................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Istilah Fiqh Lughah merupakan murni istilah Arab yang terdiri dari dua kata yakni
fiqh dan al-lughah. Secara etimologi fiqh itu berasal dari bahasa Arab al-fiqh yang berarti
alfahm (pemahaman). Fiqih juga berarti pengetahuan, pengertian, dan kecerdasan, dan
bersinonim dengan kata ilmu (`ilm), Fiqh al-Lughah berarti ilmu bahasa. Fiqh lughah adalah
sebuah mata pelajaran yang skop kajiannya adalah apa-apa yang ada disebalik bahasa. Dengan
kata lain fiqh lughah adalah ilmu yang membahas atau memahami bahasa secara mendalam.
Figh lughah adalah salah satu ilmu tinggi dalam pembelajaran bahasa Arab. Ada banyak
hal yang harus dipelajari oleh seseorang yang ingin memantapkan ilmu bahasa Arabnya di dalam
ilmu Fiqh lughah. Figh lughah secara istilah bahasa adalah pemahaman terhadap bahasa (bahasa
Arab) serta mengetahui substansinya. Adapun secara terminilogi, Fiqh lughah adalah ilmu yang
mempelajari tentang hukum-hukum bahasa, cara memahami bahasa, dan objek bahasa baik dari
segi suara, kosakata, susunan frasa dan kalimat, intonasi, nahwu dan sharaf, dan juga
mempelajari dalil-dalil yang terkait tentang bahasa. Berbicara dengan Fiqh lughah, Fiqh lughah
juga membahas salah satunya yaitu derivasi yang akan dibahas lebih lanjut oleh pemateri untuk
dijelaskan lebih jauh lagi.
2. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan derivasi (isytiqaq)?
2) Bagaimana sebab-sebab terjadinya?
3) Bagaimana klasifikasi pembagiannya?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang terurai, tujuan dari penulisan ini adalah :
1) Menjelaskan tentang definisi pengertian derivasi (isytiqaq)
2) Menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya
3) Menjelaskan tentang klasifikasi pembagiannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1 Luis Ma‟lûf, Al-Munjid fî al-Lughah wa al-‘Alam, Cet. 37 (Beirut: Dâr al-Masyriq, 2002), hal. 396.
2 ʻAbdullâh Darwis, Dirâsât fî ‘Ilm al-Sharf (Mekkah: Maktabah al-Thâlib al-Jâmiʻî, 1987), hal. 43.
5
Adapun isytiqâq menurut para ahli sharf (morfologis) yaitu menghubungkan
(mengikutkan) satu kata dengan kata lainnya dalam makna umum, jenis huruf asli,
jumlah, dan susunannya. Jadi, perkara “susunan” inilah yang membedakan makna
isytiqâq antara istilah ahli bahasa (linguis) dengan istilah ahli sharf (morfologis).3
Contohnya huruf-huruf ع ل مbisa saja dibuat atau diturunkan menjadi kata-kata turunan
seperti: عالمة، معلوم، متعلم، يعلم، علم. Isytiqâq menurut ahli sharf ini termasuk jenis isytiqâq
shagîr/ashgar (derivasi kecil). Al-Suyûthî menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
isytiqâq shagîr yaitu mengambil (membentuk) sebuah shîghah (bentuk kata) dari shîghah
yang lain karena adanya kesesuaian antara keduanya dalam aspek makna, materi (huruf)
asli, dan bentuk susunannya. Agar kata kedua (turunannya) menunjukkan makna asal,
maka ditambah dengan tambahan yang bermakna sehingga keduanya terdapat perbedaan
dari segi huruf atau bentuk susunan seperti kata ارب
ِ ضَ turunan dari kata ب
َ ض َر
َ , dekimian
juga َحذِرturunan dari kata َحذ َِر. Pendapat Ulama Barat yang menyatakan bahwa etimologi
(isytiqaq) bila ditinjau dari aspek makna, maka diklasifikasikan pada ilmu nadzahri
‘amaliy, artinya ilmu yang bersifat teoritis lagi praktis yaitu ilmu yang bisa difahami
dengan disertai ilmu sejarah tentang kata dan adanya penelusuran perkembangannya
melalui masa yang berbeda-beda.4 Istilah Isytiqaq disepadankan dengan istilah Linguistik
Modern, yang dikenal dengan etimologi, yang artinya suatu cabang ilmu yang mengkaji
tentang asal usul suatu kata. Adapun klasifikasi Isytiqaq dalam linguistik Arab menjadi
salah satu perdebatan di kalangan ulama Bahasa Arab. Pro dan kontra di kalangan ulama
tentang keberadaan isytiqaq dalam wawasan dunia Ilmu Bahasa Arab inilah yan menjadi
hal yang paling menarik untuk dikaji.
3 ʻAbdullâh Darwis, Dirâsât fî ‘Ilm al-Sharf (Mekkah: Maktabah al-Thâlib al-Jâmiʻî, 1987), hal. 43.
4 Tawwab, (thn.1999).
6
itu diambil kata yaktubu maka kata itu menunjukkan pekerjaan yang dilakukan pada masa
yang akan datang dan masa sekarang. Jika dibentuk dengan kata kataba, maka pekerjaan
itu menunjukkan pada masa yang lewat.
7
adalah musytaq. Ulama lain yang agak ekstrim mengatakan semua kata adalah asli, tidak
dibentuk dan tidak diambil dari kata manapun. Pendapat ini didukung oleh Ibn Faris.
Terlepas dari pro dan kontra tentang Isytiqaq ini, Ulama Bashrah juga mempunyai
pendapat yang hampir senada dengan ulama sebelumnnya, bahwa mashdar merupakan
asal dari semua kata sedangkan Ulama Kuffah berpendapat bahwa fiil adalah bentuk asal
semua kata. Dan Salah seorang ulama yang menentang adanya Isytiqaq Kabir adalah
Jalaluddin Suyuthi pengarang kitab alMuzhir fiy ‘Ulum al-Lughah karena menurutnya
sangat melelahkan dalam hal penerapannya dan terlalu dibuat-buat. Menurut hemat
penulis, alasan Suyuthi ini agaknya karena Suyuthi termasuk penganut Mazhab Tauqifiy
dimana menurutnya kita tidak bisa merubah ketentuan yang sudah dibuat oleh para ulama
sebelumnya karena akan merusak hakikat bahasa.
• Isytiqaq Shaghir
Isytiqaq Shaghir artinya membentuk beberapa kata dari sebuah kata dasar dengan tetap
melihat kesamaan urutan morfemnya seperti pada kata dasarnya. Isytiqaq Shagir terjadi
pada tashrif lughawi dan tashrif ishthilahiy pada fiil madhi, fiil mudhari’, fiil amar,
mashdar dan seterusnya. Adapun contohnya: "اسم القاعل "كاتب" واسم المفعول "مكتوب
والفعل "تضارب" والخ. Sebagian Ulama Kuffah menggunakan istilah Isytiqaq, sebagai ganti
dari sharaf. Begitu pula Ibn Jinniy, menurutnya antara kedua istilah Isytiqaq dan tashrif
mempunyai kaitan yang sangat erat. Istilah Tashrif berarti mendatangkan satu kata lalu
merubahnya ke bentuk yang lain, sama halnya dengan istilah Isytiqaq. Pandangan ini ada
benarnya, jika yang dimaksud oleh Ibn Jinny istilah Tashrif atau sharaf adalah bahagian
dari Isytiqaq Shagir.
• Isytiqaq Kabir
Isytiqaq kabir adalah dua kata yang mempunyai persamaan lafaz dan makna tetapi susunan
hurufnya tidak sama. Atau dengan kata lain adalah dua kata yang mempunyai persamaan
lafaz dan makna namun berbeda dalam urutan huruf.
Contoh: حمد-مدح, جذب- جبذ, Isytiqaq Kabir ini disebut pula dengan qalb artinya memutar
atau menukar pola tiga huruf menjadi enam pola yang berbeda. Contoh isytiqaq ini, yang
dikemukakan oleh Ibn Jinni adalah pemutaran tiga huruf : ج ب ر, Dari susunan huruf ini,
bagaimanapun posisinya, inti maknanya tetap sama, yaitu: kuat dan sangat.
• Isytiqaq Akbar
8
Isytiqaq Akbar adalah menukar suatu huruf dengan huruf lain yang mirip makhrajnya
sehingga mudah diucapkan. Contoh Menukar huruf واوmenjadi ألف, pada lafaz صومmenjad
صامdan menukar huruf طmenjadi تpada lafaz اصتنع, menjadi اصطنع.
• Isytiqaq Kubbar
Isytiqaq Kubbar atau al-Naht adalah membentuk satu kata dari dua kata atau lebih dengan
maksud untuk menyingkat dan memudahkan ucapan.
Adapun contohnya dibagi pada empat klasifikasi: 1. Naht Nisbiy adalah menisbahkan atau
memberi sifat kepada sesuatu atau kepada seseorang atau terhadap pekerjaan pada dua
bentuk isim. Seperti kata عبد الشمسdisingkat menjadi عبشميdan kata بلحارثdisingkat
menjadi بني احالرثdan sebagainya.
2. Naht fi’liy artinya membentuk kata dengan mempersingkat suatu kalimat (jumlah) yang
diucapkan. Adapun contohnya adalah بسم هللا الرحمن الحيمdisingkat menjadi بسملdan kata
الحوال والقوة إال باهللاdisingkat menjadi حوقلdan sebagainya.
3. Naht isim artinya mempersingkat dua kata menjadi satu isim. Contohnya جلد وجمد
disingkat menjadi جلمود.
4. Naht Washfiy adalah membentuk dari dua kata menjadi satu kata yang menunjukkan
suatu sifat. Adapun contohnya: ضبط وضبرdisingkat menjadi ضبطرartinya menunjuk sifat
lakilaki yang kuat.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Definisi Isytiqâq dalam Bahasa Arab Isytiqâq (derivasi) secara etimolgi berasal dari kata
isytaqqa- yasytaqqu - isytiqâqan yang berarti mengeluarkan. Seperti kalimat
الكلمة من الكلمة اشتقتyang berarti dikeluarkan (diturunkan)nya sebuah kata dari
kata yang lain. Mambahas tentang Isytiqaq atau yang disebut juga dengan derivasi kata atau
penurunan kata yaitu mengambil satu kata atau sebagiannya dari kata dasarnya. Penurunan kata
berlaku pada bentuk kata benda yang biasa disebut dengan mashdar. Sebab terjadinya isytiqaq
yaitu disebabkan karena aktifitas atau peristiwa yang berkaitan dengan pembentukan dari suatu
keadaan sesuai dengan perbedaan sifat, waktu atau tempat terjadi. Seperti al-kitabah, merupakan
mashdar yang menunjukkan suatu peristiwa. Jika dari kata itu diambil kata yaktubu maka kata
itu menunjukkan pekerjaan yang dilakukan pada masa yang akan datang dan masa sekarang. Jika
dibentuk dengan kata kataba, maka pekerjaan itu menunjukkan pada masa yang lewat. Para ahli
bahasa (linguis) Arab klasik dan modern berbeda pandangan tentang jenis-jenis derivasi ini.
Dalam karya-karya para linguis Arab klasik seperti Al-Khashâ’ish karya Ibnu Jinni, Kitab
Isytiqâq karya Ibnu al-Sarrâj dan Al-Muzhir karya al-Suyûthî, derivasi hanya dibagi menjadi dua
jenis yaitu derivasi kecil dan besar. Para linguis Arab modern memperluas cakupan makna
isytiqâq itu dan hal ini tampak pada jenis-jenis isytiqâq yang menurut mereka tidak hanya dua
tapi lebih. . Seperti ʻAbdullâh Amîn dalam kitabnya Al-Isytiqâq menyatakan ada empat jenis
isytiqâq yaitu 1) shagîr (kecil), 2) kabîr (besar), 3) akbar (lebih besar), dan 4) kubbâr (sangat
besar).
10
DAFTAR PUSTAKA
11