Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEINDAHAN BAHASA ARAB DALAM AL - QUR’AN DAN


PENGARUHNYA TERHADAP KARYA SASTRA
Makalah Penelitian ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Arab

Dosen Pembimbing:
Yunus Sulistyono, S.S., M.A

Disusun Oleh:
Risa Pustinasari
( A310180149 )

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling banyak menyandang atribut. Selain
merupakan bahasa kitab suci al-Qur’an dan Hadis, bahasa Arab adalah bahasa agama
dan umat Islam, bahasa resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bahasa nasional
lebih dari 25 negara di kawasan Timur Tengah, dan bahasa warisan sosial budaya.
Bahasa Arab dalam hal ini bahasa suku Arab Quraisy sebagai bahasa standar dan
lingua franca, saat itu merupakan bahasa yang telah mencapai puncak “kedewasaan
dan kematangannya”.Hal ini antara lain terbukti dari penggunaan bahasa Arab sebagai
bahasa sastra dan pemersatu pada masa Jahiliyah. (Muhbib Abdul Wahab, 2014)
Karena bahasa dan budaya arab telah berkembang secara internasional selama
berabad-abad, mereka telah menjadi sumber daya tarik dan minat bagi banyak orang,
dengan beberapa orang mengatakan bahasa arab adalah bahasa yang paling indah di
dunia. Bahasa Arab, bahasa Semitik yang berusia ribuan tahun, dikenal sebagai
satu-satunya bahasa Quran dan bahasa resmi negara-negara Islam. Bahasa yang
dipilih Allah adalah bahasa Arab. Dia mengirimkan bukunya yang berharga
(Al-Quran) yang ditulis dalam bahasa Arab, bahasa nabi terakhir. Karena alasan ini,
adalah kewajiban bagi setiap orang untuk belajar bahasa Arab. Sebagai contoh,
bahasa Indonesia memiliki banyak kata-kata yang berasal dari bahasa Arab karena
sebagian besar propagasi peradaban Islam yang masuk ke Indonesia. Mengambil
kursus dalam bahasa Arab berarti belajar tentang budaya Arab dan mempelajari
bahasa Arab klasik melalui sastra Arab. Bahasa Arab Sastra telah distandarkan agar
dipahami secara universal sebagai lawan dari dialektika Arab yang mencakup
varian-varian bahasa Arab. Setiap negara berbahasa Arab memiliki dialeknya sendiri.
Pentingnya makalah ini dibuat, karena dalam hal ini bahasa Arab termasuk salah
satu peradaban berupa bahasa yang karya sastranya memiliki nilai dan unsur-unsur
seni yang patut dibanggakan dan diperhitungkan. Ini terbukti dengan adanya
nash-nash (teks-teks) peninggalan yang menjadi tolok ukur sebuah kejayaan
peradaban yang pernah dilalui, seperti dalam sebuah karya sastra Arab. Adapun karya
sastra dalam bahasa Arab senantiasa berkembang kajiannya seiring dengan kemajuan
zaman dan pola pikir masyarakat modern sehingga tidak terjadi kejumudan pada
analisa hasil karyanya. Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi
alat komunikasi di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu
banyak. Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik
dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan
mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut. Indahnya kosa kata Arab. Orang yang
mencermati ungkapan dan kalimat dalam bahasaArab, ia akan merasakan sebuah
ungkapan yang indah dan gamblang, tersusun dengan kata-kata yang ringkas dan
padat.
Dalam penelitian ini memiliki langkah - langkah untuk ditulis dalam menempuh
makalah. Diantaranya: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,
menurut Mukhtar (2013: 10) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah
metode yang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap
penelitian pada satu waktu tertentu; kedua ada sumber data, Menurut Sutopo (2006:56
- 57), sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu
baik berupa manusia,artefak, ataupun dokumen - dokumen; ketiga ada teknik
pengumpulan data, Menurut Riduwan (2010:51) teknik pengumpulan data merupakan
salah satu metode yang ada di dalam pengumpulan data dengan menggunakan
teknik atau cara yang digunakan oleh para peneliti untuk mengumpulkan data; yang
terakhir ada teknik analisis data, menurut Moleong (2007) teknik analisis data ialah
kegiatan analisis-analisis dalam penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari instrumen penelitian, yang terdiri dari cacatan, rekaman,
dokumen, tes, dan lain sebagainya.
Permasalahan spesifik dalam makalah ini yaitu masalah penggolongan Al-Qur’an
sebagai karya sastra terbesar di dunia yang masih dalam perdebatan. Munculnya
wacana tersebut karena adanya bukti konkret keindahan bahasa Al-Qur’an. Ada
beberapa pendapat yang menganggap Al-Qur’an bukan karya sastra adalah merujuk
pada pengertian sastra, bahwa karya sastra merupakan hasil cipta dan karsa manusia.
Isi karya sastra adalah hasil pengetahuan dan pengalaman pengarangnya yang
tertuang dalam karya sastranya. Sedangkan Al-Qur’an adalah kalam ilahi yang
diturunkan sebagai petunjuk hidup manusia di dunia, bukan ciptaan manusia. Mereka
yang berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah sastra yaitu mereka yang tenggelam dalam
indahnya kalam ilahi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh bahasa Arab (Al-Qur’an) terhadap karya sastra?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan pengaruh bahasa Arab (Al-Qur’an) terhadap karya sastra
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keindahan
Menurut Sulzer, Keindahan adalah sesuatu yang baik. Jika belum baik,
ciptaan tersebut belum indah. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral.
Sehingga ciptaan amoral tidaklah indah, karena tidak bisa digunakan untuk
memupuk moral.
2. Bahasa Arab
Menurut Al-Ghalayin, bahasa Arab adalah kalimat-kalimat yang
dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan tujuan - tujuan (pikiran dan
perasaan mereka). Yang berbentuk huruf hijaiyah yang dipergunakan oleh orang
Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulis.
3. Karya Sastra
sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur -
unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat,kepercayaan
(keyakinan), ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa. ( Sumardjo& Saini,
1997:3-4 ).

BAB III : METODE PENELITIAN


1. Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian dalam makalah ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut, Nana
Syaodih Sukmadinata (2011:60) deskriptif kualitatif merupakan penelitian untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2011:73) mengemukakan penelitian deskriptif kualitatif
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan.
2. Sumber data
Menurut Sutopo (2006:56-57), sumber data adalah tempat data diperoleh dengan
menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun
dokumen-dokumen. Sumber data dalam makalah ini adalah sumber data sekunder.
Sumber data sekunder melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku, majalah, koran,
arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini.
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2015: 187).
Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan
data-data dan menganalisis hasil dari penelitian ini yang nantinya dapat memperkuat
temuan dan menghasilkan penelitian yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu metode yang ada di dalam
pengumpulan data dengan menggunakan teknik atau cara yang digunakan oleh para
peneliti untuk mengumpulkan data ( Riduwan, 2010:51 ). Teknik pengumpulan data
dalam makalah ini adalah studi dokumentasi. Menurut Sugiyono pengertian Studi
dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Dokumen tersebut dapat berupa surat, arsip foto, notulen rapat, jurnal,
buku harian, dan lain-lain.
4. Pengorganisasian Data
Pengorganisasian data perlu adanya menganalisis data, karena dengan analisislah
data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok -
kelompok, diadakan kategorisasi, diadakan manipulasi, serta diperas sedemikian rupa,
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat
untuk menguji hipotesis. Setelah data - data disusun dalam kelompok serta hubungan
yang terjadi dianalisis, perlu dibuat penafsiran - penafsiran terhadap hubungan -
hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenmena -
fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan analisis dan penafsiran yang
dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan - kesimpulan yang berguna, serta implikasi -
implikasi dan saran - saran untuk penelitian selanjutnya.
5. Teknik Analisis Data
Menurut Prof. Lexy, teknik analisis data merupakan kegiatan analisis dalam
sebuah penelitian yang dilakukan dengan memeriksa semua data dari instumen
penelitian, seperti dokumen, catatan, rekaman, hasil tes, dan lain-lain. Dalam
penelitian makalah ini langkah awal untuk menganalisis data adalah mereduksi data.
Reduksi data adalah tahap dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data merupakan
penyederhanaan, penggolongan, dan membuang yang tidak perlu data sedemikian
rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data dan kompleksnya
data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan
untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan akhir.
6. Langkah Utama Analisis Data
Langkah - langkah utama dalam penelitian makalah ini adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data, generalisasi dan kesimpulan. Pertama, melakukan
pengumpulan data bisa melalui wawancara, observasi, dan dokumenter. Kedua
pengolahan data, setelah data - data berhasil dikumpulkan, peneliti melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen - dokumen yang telah dikumpulkan. Tujuannya
adalah untuk perbaikan kata atau kalimat, memberi keterangan tambahan, dan
membuang keterangan yang tidak penting. Ketiga Penyajian data, merupakan
sekumpulan informasi yang dipaparkan secara tertulis. Penyajian data ini berbentuk
rangkuman dari hasil pengumpulan data dan pengolahan data. Keempat generalisasi
dan kesimpulan. Generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dari analisis
penelitian. Setelah generalisasi dibuat, peneliti menarik kesimpulan dari penelitian.
7. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, maka penulis (peneliti) mengambil kesimpulan
atas hasil dari analisa. Kesimpulan adalah pernyataan yang mengenai hubungan hasil
eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan - alasan yang menyebabkan hasil
eksperimen yang berbeda dengan hipotesis. Hasil penelitian tergantung pada
kemampuan peneliti untuk menafsirkan secara logis data yang disusun secara
sistematis menjadi ikatan pengertian sebab - akibat obyek penelitian. Kesimpulan
kualitatif berasal dari reduksi data, kategorisasi, atau pengelompokan data.
Mendeskripsikan penolakan atau penerimaan hipotesis, atau menjawab rumusan
masalah. Bisa berupa pernyataan atau paparan jawaban atas pertanyaan rumusan
masalah.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Al-Qur’an Sebagai Karya Sastra Agung
Banyak kaum muslimin yang dengan tekun mempelajari kitab suci al-Qur’an sebagai
karya sastra, dan mengungkapkan rahasia keindahannya dan kemukjizatannya.
Kemukjizatan estetis al-Qur’an yang oleh kaum muslimin dipandang sebagai bukti
keilahianNya. Agar al-Qur’an diterima dan dimuliakan sebagai wahyu Tuhan, maka
orang-orang yang dituju al-Qur’an haruslah berada pada tingkat perkembangan sastra
yang dapat memahami bahwa al-Qur’an bukanlah karya manusia. Fenomena
tantangan al-Qur’an terhadap siapa saja yang mau menandingi keindahan sastranya,
mengharuskan bangsa Arab yang menantangnya, orang yang menghakimi dan yang
menjadi wasit kontes ini harus memiliki kemampuan mengenali keunggulan sastra
dari al-Qur’an. Tanpa fenomena sejarah ini, al-Qur’an tidak dapat menunjukkan
kekuatannya yang menghancurkan , menakutkan, menawan, mengharukan, dan
menggerakkan. Dan tanpa kemampuan ini, bangsa Arab tidak akan mengakuinya
sebagai wahyu Tuhan yang maha Agung. Keindahan Alquran melanggar semua
aturan kesempurnaan sastra yang pernah diketahui orang Arab. Setiap ayat Alquran
telah memenuhi semua norma keindahan sastra yang mereka kenal, bahkan
melampauinya. Oleh karena itu, al-Qur’an mampu memperdaya lawannya begitu
diajukan. Bacaannya sangat mempesona dan mengangkat mereka ke puncak tertinggi
kenikmatan sastra. Itulah mengapa bangsa Arab menganggap al-Qur’an sebagai
mukjizat, sehingga mereka mengakui asal-usul kelahirannya, dan tunduk kepada
perintahnya. Bangsa Arab sangat menikmati keindahan ayat demi ayat dalam
al-Qur’an, mereka seakan hanyut dengan keindahan sastranya. Sehingga, merekapun
malu membuat karya sastra seperti yang selama ini mereka bangga-banggakan. Dan
kini karya yang mereka buat terpengaruh dengan al-Qur’an, baik itu dari segi makna,
lafadh, susunan dan gaya bahasa.

Pengaruh Bahasa Arab (Al-Qur’an) Terhadap Karya Sastra


Jika seorang pimpinan negara memilih bahasa tertentu dari sekian banyak bahasa
yang ada sebagai bahasa nasional, maka sudah dapat dipastikan bahwa bahasa
tersebut memiliki keistimewaan dibandingkan bahasa-bahasa yang lainnya. Begitu
pula bahasa Arab yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa firmanNya (al-Qur’an), hal
ini tidaklah sembarang dan tanpa hikmah. Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab
menaruh perhatian yang sangat besar terhadap bahasa mereka (bahasa Arab), dari sisi
keindahan susunan dan bunyi, kedalaman makna, dan kefasihan penyampaian. Jadi
bahasa Arab sudah cukup spesial di masa itu. Kemudian turunlah al-Qur’an dengan
bahasa Arab, maka semakin bertambah spesial bahasa Arab. Al-Qur’an datang dengan
mukjizat pada lafadhnya, maknanya, uslub penyampaiannya, dan segala hal yang
terkandung di dalamnya. Dan semua bentuk keindahan al-Qur’an memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap karya sastra ataupun sastra Arab, diantaranya
adalah:
1. Al-Qur’an memperindah dan menghias lafad bahasa Arab. Sejak al-Qur’an turun
dengan bahasa yang indah, bahasa Arab terpengaruh dengan bahasa al-Qur’an
baik dari segi penggunaan lafad-lafadnya, susunan, gaya bahasa, isi, kedalaman
makna, kefashihan penyampaian dan lain sebagainya. Seperti pada puisi
al-Nabighah al-Ja’diy :

Pada syair di atas terdapat ungkapan: Alhamdulillah, laa syarikalahu, nafsuhu


dholama dan al-muliju al-lail fi al-nahar semuanya adalah ungkapan-ungkapan
yang diambil dari al-Qur’an.
2. Muncul makna-makna baru dalam lafadh bahasa Arab untuk mencocokkan dan
memahamkan syari’at Islam, misalnya: sholat, zakat, mukmin, kafir, dan lainnya.
Yang mana lafad-lafad tersebut dipahami bukan seperti kita pahami sekarang.
3. Menjaga bahasa Arab dari kemusnahan dan menjamin keabadian bahasa Arab.
Sebagaiman firman Allah:

“Sesungguhnya kami yang menurunkan al-dzikr dan kami pula yang menjaganya
(Q.S al-Hijr: 9)”
Secara tidak langsung dengan terjaganya al-Qur’an menyebabkan terjaganya
bahasa Arab pula, bahasa Arab fushah yang ada sekarang masih sama dengan
bahasa Arab ketika al-Qur’an diturunkan. Tidak seperti bahasa kitab-kitab
terdahulu yang tidak bisa difahami pada zaman sekarang, karena bahasa pada
zaman itu tidak terpakai dan hampir punah. Hal ini pula yang menunjukkan
bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang terjaga keaslihannya.
4. Tersebarnya bahasa Arab ke penjuru dunia. Al-Qur’an adalah kitab suci umat
Islam, setiap dijumpai Islam di negara itu pasti mereka mengenal bahasa Arab.
Selain itu, setiap peribadatan yang orang muslim lakukan seperti solat, mereka
mengerjakannya dengan bahasa Arab, karena setiap bacaan dalam solat
menggunakan bahasa Arab, sehingga lidah muslim tidah kaku lagi mengucapkan
itu.
5. Bahasa al-Qur’an mempersatukan lahjah Arab dalam lahjah Quraisy. Yaitu
kabilahnya Nabi Muhammad SAW, yang masyhur akan kefasihan dan keindahan
bahasanya.
6. Dari al-Qur’an berkembang ilmu-ilmu keagamaan, seperti: ilmu tafsir,
hadits, fiqh dan lain sebagainya. Ilmu bahasa, seperti: Nahwu dan shorof.

BAB V : KESIMPULAN
Keindahan bahasa al-Qur’an tidak bisa ditandingi oleh karya sastra manapun.
Al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang memiliki bahasa yang indah dan sebagai
mukjizat yang digunakan untuk menundukkan kesombongan bangsa Arab. Sejak
al-Qur’an turun, bangsa Arab yang sebelumnya sangat membanggabanggakan bahasa
dan sastranya, kini lumpuh tak berdaya di hadapan keindahan bahasa al-Qur’an.
Bahkan, al-Qur’an sangat berpengaruh terhadap karya sastra taupun sastra Arab.
Terdapat banyak pengaruh al-Qur’an terhadap karya sastra ataupun sastra Arab, yaitu:
1). Al-Qur’an memperindah dan menghias lafadh bahasa Arab, 2). Muncul
makna-makna baru dalam lafad bahasa Arab untuk mencocokkan dan memahamkan
syariat Islam, 3). Menjaga bahasa Arab dari kemusnahan dan menjamin keabadian
bahasa Arab, 4). Tersebarnya bahasa Arab ke penjuru dunia, 5). Bahasa al-Qur’an
mempersatukan lahjah Arab dalam lahjah Quraisy, 6). Dari al-Qur’an berkembang
ilmu-ilmu keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahab, Muhbib Abdul. 2014. Peran Bahasa Arab dalam Pengembangan Ilmu dan
Peradaban Islam. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan kebahasaaraban. 1(1): 1-20.

Albantani Azkia, M. 2014. Peran Bahasa Arab dalam Pengembangan Ilmu dan
Peradaban Islam. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban. 1(1):18.

Hayati, R. 2019. Pengertian Analisis Data, Jenis, dan Cara Menulisnya. URL:
https://penelitianilmiah.com/teknik-analisis-data/. Diakses tanggal 4 Juli 2019.

Muzakki, A. 2007. Karya Sastra: Mimesis, Realitas atau Mitos?. Jurnal Ilmu Bahasa
dan Sastra. 2(1): 26-44.

Anda mungkin juga menyukai