2. 4.7. Menyimpulkan isi teks laporan 4.7.1. Menentukan gagasan pokok teks
hasil observasi berupa buku laporan hasil observasi. (P5)
pengetahuan yang dibaca dan didengar.
4.7.2. Menentukan informasi rinci teks
laporan hasil observasi. (P5)
3. 3.8. Menelaah struktur, kebahasaan, 3.8.1. Menelaah struktur teks LHO. (C4)
dan isi teks laporan hasil observasi
yang berupa buku pengetahuan yang 3.8.2. Menelaah kaidah bahasa teks LHO
dibaca atau diperdengarkan. (diksi, struktur, kalimat, dan paragraf).
(C4)
3.8.3. Menelaah isi kebahasaan teks LHO.
(C4)
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
a. Menurut Putri dan R. (2019: 64) menjelaskan bahwa teks laporan hasil observasi
merupakan jenis teks yang melaporkan atau menyampaikan hasil suatu pengamatan
secara umum. Teks laporan hasil observasi memaparkan hasil pengamatan secara
sistematik dan objektif berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada. Selain itu, teks
laporan hasil observasi bersifat universal, tidak memihak, tidak mengandung
dugaan, dan disampaikan dengan bahasa baku.
b. Menurut Harsiati, dkk (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215), teks laporan
observasi adalah teks yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa
adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat
menjelaskan suatu hal secara rinci dari sudut pandang keilmuwan. Menurut Priyatni
(dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215), teks laporan observasi adalah teks
yang menyampaikan informasi tentang sesuatu apa adanya sebagai hasil
pengamatan dan analisis secara sistematis. Jadi, dapat disimpulkan teks laporan
hasil observasi teks yang menghadirkan informasi berupa fakta-fakta tentang suatu
objek secara apa adanya dan disusun secara sistematis.
d. Teks laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara
terperinci lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis. Laporan hasil
observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan,
hewan, konsep, atau ekosistem tertentu. Teks laporan hasil observasi adalah teks
yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi setelah
diadakan investigasi atau penelitian secara sistematis (Setiyaningsih, 2019: 22).
f. Menurut Kosasih (dalam Sudrajat dan Firmansyah, 2020: 159) teks laporan hasil
observasi adalah teks yang memiliki struktur deskripsi umum dan deskripsi khusus.
Teks ini memiliki ciri khas berupa keterbatasan dalam mengungkap sebuah obyek.
Teks ini mementingkan rincian sebuah obyek ditandai dengan adanya kalimat
definitif serta kalimat simplex dan kompleks.
g. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang menghadirkan informasi tentang
suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis
sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan.
Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis. Laporan hasil observasi
bisa berupa hasil riset mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/
ekosistem tertentu. Teks laporan hasil observasi biasanya berisi dengan fakta-fakta
yang bisa dibuktikan secara ilmiah (Iskandar, 2017: 4).
h. Menurut Kemendikbud (dalam Awaliyah dan Hartono, 2018: 56) menjelaskan teks
laporan hasil observasi atau report adalah teks yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau mengklasifikasikan informasi. Report memiliki urutan yang
logis tentang fakta tanpa keterlibatan personal peneliti. Report menginformasikan
sesuatu yang hidup seperti tumbuhan dan hewan atau benda mati seperti mobil atau
laut.
b. Teks laporan hasil observasi memiliki ciri berikut: (1) biasanya menggunakan
nomina/ kata benda untuk menginformasikan sesuati yang diamati; (2)
menggunakan kata sifat/ keadaan untuk menkripsikan sesuatu/ benda yang diamati;
(3) menggunakan kata kerja aksi untuk menjelaskan perilaku; (4) menggunakan
istilah-istilah teknis, dan (5) menggunakan kata konkret sesuai fakta (Mugianto,
dkk, 2017: 357).
c. ditinjau dari ciri teks laporan observasi yang memiliki lima hal yang meliputi (1)
teks bersifat objektif, (2) teks berdasarkan fakta, (3) teks bersifat spesifik, (4) teks
disajikan lengkap dan (5) menarik dan mudah dipahami. Kelima ciri-ciri tersebut
merupakan identitas yang spesifik dari sebuah teks laporan observasi yang tidak
boleh ditinggalkan satupun karena akan menghilangkan identitasnya (Sudrajat dan
Firmansyah, 2020: 159).
d. Menurut Iskandar (2017: 4) dilihat melalui ciri-ciri teks LHO sehingga kita
membedakannya dari teks-teks lainya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/ konsep.
2) Objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum semua yang
termasuk kategori/ kelompok itu (judul bersifat umum: pantai, museum,
demokrasi).
3) Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
4) Objek atau hal dibahas secara sistematis, dirinci bagian-bagiannya, dan objektif.
5) Memerinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi,
jabaran ciri objek).
e. Kosasih (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215) mengemukakan teks laporan
hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, menyajikan fakta-fakta
tentang keadaan, peristiwa, tempat, benda, dan orang. Kedua, menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca. Isi teks laporan observasi berisi informasi
yang diperoleh berdasarkan pengamatan sesuai fakta-fakta yang ada tentang ilmu
suatu objek atau konsep yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, inti, dan
penutup. Bagian awal berisi kalimat definisi dan klasifikasi objek. Bagian inti berisi
rincian objek, berupa ciri, klasifikasi dan rincian objek dari berbagai sudut. Bagian
penutup berisi kalimat ringkasan atau simpulan.
b. Dalam struktur teks observasi memiliki tiga yaitu, pernyataan umum, deskripsi
bagian dan simpulan, ketiga struktur tersebut tidak dapat berdiri sendiri atau
bersebrangan, tetapi saling berkaitan yang memiliki kesatuan dan kepaduan makna
dalam satu bangunan wacana (Sudrajat dan Firmansyah. 2020: 159).
c. Harsiati, dkk (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215) menjelaskan bahwa
struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) pernyataan
umum/ definisi umum, (2) deskripsi bagian, dan (3) simpulan.
d. Struktur teks laporan hasil observasi adalah definisi umum, deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat (Tarida, dkk, 2020: 51).
e. Priyatni (dalam Kurniadi, dkk, 2018: 320) mengungkapkan bahwa struktur dari teks
lapoan hasil observasi terdiri dari judul, klasifikasi umum, dan deskripsi.
c. Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi mempunyai empat ciri kebahasaan,
yaitu repetisi, pronomina, konjungsi, dan kalimat definisi. Ciri kebahasaan tersebut
disusun menjadi sebuah paragraph yang kemudian membentuk unsur struktur.
Unsur-unsur stuktur dirangkai sesuai ketentuan yang ada sehingga terbentuk
sebuah teks laporan hasil observasi (Tarida, dkk, 2020: 51).
Kunang-Kunang
Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang
jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak
mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies
kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia.
Habitat kunang-kunang di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah
yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya
yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat
berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak
banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunangkunang. Pada umumnya,
kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang
beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak
mengeluarkan cahaya.
Seperti ciri-ciri serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi
tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Serangga bercangkang keras
(exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2cm. Bagian tubuh
kunang-kunang hampir seluruhnya berwarna gelap dan berwarna titik merah pada
bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, berkaki enam, dan
bermata majemuk.
Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak
mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang
untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kuang-kunang tidak enak dimakan
dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya
dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva.
Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta.
Species kunang-kunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai
salah satu negara tropis (Iskandar, 2017: 22).
e. Cermatilah teks laporan hasil observasi berikut!
Contoh menelaah Struktur pada contoh Teks Laporan Hasil Observasi, sebagai
berikut:
Lumba-Lumba Hidung Botol
definisi, informasi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops Definisi
umum truncatus) atau Bottlenose Dolphin umum/
merupakan mamalia laut yang masuk ke gambaran
dalam bangsa Cetacea yang dapat hidup umum
hingga 40-50 tahun.
Bentuk kepala lumba-lumba Deskripsi
memungkinkannya untuk menahan atau bagian
melawan arus air sehingga tubuhnya
dapat bergerak dengan mudah di dalam
air. Lumba-lumba memiliki moncong
berukuran besar dan ramping, dan tidak
memiliki telinga luar. Lubang kecil yang
terletak di belakang mata berfungsi
sebagai telinga dalam. Saluran dari
lubang tersebut dipenuhi dengan minyak
sekresi. Lumba lumba memiliki
pendengaran yang sangat baik, frekuensi
suara yang mampu ditangkap oleh
lumba-lumba mencapai 150 KHz.
Cara bernapas Menggunakan alat pernapasan berupa Deskripsi
lumba-lumba paru-paru membuat lumba-lumba harus bagian
sering naik ke permukaan untuk
menghirup udara. Pada umumnya
lumba-lumba naik ke permukaan setiap
1-2 kali setiap menit. Lumba-lumba
bernapas melalui blowhole, yaitu lubang
hidung yang terletak di atas kepalanya.
Dalam waktu kurang dari seperlima
detik, lumba-lumba sudah
mengosongkan kembali dan mengisi
kembali paru-parunya. Lumba-lumba
akan tenggelam dan menyelam kembali
ke dalam laut saat udara keluar dari
blowhole.
Kulit lumba- Kulit lumba-lumba lembut dan kenyal. Deskripsi
lumba Terdapat lapisan lemak (blubber) di manfaat
bawah kulitnya yang berfungsi untuk
menjaga tubuh lumba-lumba agar tetap
hangat. Di samping itu, blubber juga
berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan. Daya apung lumba-lumba juga
terbantu dengan keberadaan blubber
yang lebih ringan daripada air. Hal ini
menjadi inspirasi bagi produsen baju
olahraga untuk menciptaka pakaian
renang dengan karakteristik mirip kulit
lumba-lumba.
b. Perhatikan struktur teks laporan hasil observasi berjudul “Sodoran, Tarian Khas
Masyarakat Tengger” sebagai berikut.
Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya.
Contoh: Tanaman lamtoro gung hidup di daerah beriklim sedang.
Banyak menggunakan istilah pada bidang ilmu tertentu. Istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas pada bidang tertentu. Untuk mencari makna kata
suatu istilah, kita dapat menggunakan kamus istilah pada bidang ilmu tertentu,
misalnya kamus istilah ekonomi, kimia, kedokteran, politik, dan sebagainya.
Contoh: atmosfir, antibiotik, aerodinamika, iklim, tropis.
Gagasan pokok yang terdapat dalam isi teks laporan hasil observasi berjudul
“Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger” sebagai berikut.
Ide pokok paragraf pertama: Salah satu kebudayaan dalam bidang seni yang ada
di Indonesia adalah tari Sodoran.
Ide pokok paragraf kedua: Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional
adat Tengger yang mengandung nilai-nilai luhur, bermutu tinggi yang dibentuk
dalam pola-pola tertentu dan terikat.
Ide pokok paragraf ketiga: Tari Sodoran mempunyai beberapa ketentuan atau
aturan yang harus ditaati oleh penari yang membawakannya.
Ide pokok paragraf keempat: Tari Sodoran mengandung berbagai makna
tertentu pada setiap gerakan yang dibawakan penari.
B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Pengertian pendekatan saintifik
a. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.
Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi
penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi
peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat
mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Menurut majalah
Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana
dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi
pembelajaran peserta didik aktif yang mengintegrasikan peserta didik dalam proses
berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat
membedakan kemampuan peserta didik yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah
membantu tenaga pendidik mengindentifikasi perbedaan kemampuan peserta didik
(Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015: 51).
b. Pendekatan saintifik berasal dari kata saint yang berarti ilmu. Maka pendekatan
saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis
(Permatasari, 2014: 14).
1. Mengamati (Observing),
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Peserta didik dapat mengamati lingkungan sekitar dan mulai menentukan
kejadian yang dilihat yang akan ditulis pada teks laporan hasil observasi
(LHO).
2. Menanya (Questioning),
3. Mencoba (Experimenting),
4. Menalar (associating),
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupu Hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan. Teks laporan hasil observasi (LHO) yang telah
ditulis oleh peserta didik dapat diasosiasikan agar mampu menjadi teks laporan
hasil observasi (LHO) yang memuat struktur teks yang lebih baik lagi.