Anda di halaman 1dari 39

Portofolio 2 (Kajian Teori dan Metode Pembelajaran)

Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)

Nama Kelompok 12:


1. Ermira Nilansari Putri (A310180136)
2. Risa Pustinasari (A310180149)
3. Ayu Rahmawati (A310180176)

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1. 3.7. Mengidentifikasi informasi dari 3.7.1. Menyimpulkan ciri umum teks
teks laporan hasil observasi berupa laporan hasil observasi pada teks yang
buku pengetahuan yang dibaca atau dibaca atau didengar. (C2)
diperdengarkan.
3.7.2. Memerinci kata atau kalimat sebagai
ciri teks laporan hasil observasi pada teks
yang dibaca/ didengar. (C4)

2. 4.7. Menyimpulkan isi teks laporan 4.7.1. Menentukan gagasan pokok teks
hasil observasi berupa buku laporan hasil observasi. (P5)
pengetahuan yang dibaca dan didengar.
4.7.2. Menentukan informasi rinci teks
laporan hasil observasi. (P5)

4.7.3. Mengerjakan pertanyaan tentang isi


teks laporan hasil observasi. (P5)

3. 3.8. Menelaah struktur, kebahasaan, 3.8.1. Menelaah struktur teks LHO. (C4)
dan isi teks laporan hasil observasi
yang berupa buku pengetahuan yang 3.8.2. Menelaah kaidah bahasa teks LHO
dibaca atau diperdengarkan. (diksi, struktur, kalimat, dan paragraf).
(C4)
3.8.3. Menelaah isi kebahasaan teks LHO.
(C4)

4. 4.8. Menyajikan rangkuman teks 4.8.1. Menunjukkan ide pokok tiap-tiap


laporan hasil observasi yang berupa paragraf dalam teks LHO. (P3)
buku pengetahuan secara lisan dan tulis
dengan memperhatikan kaidah 4.8.2. Membangun ide pokok menjadi
kebahasaan atau aspek lisan. ringkasan teks LHO. (P4)

4.8.3. Mengembangkan teks LHO. (P4)

4.8.4. Membangun rangkuman menjadi


teks-teks LHO dengan memperhatikan
kata, kelengkapan struktur dan kaidah
panggunaan kalimat, tanda baca, atau
ejaan. (P5)

A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
a. Menurut Putri dan R. (2019: 64) menjelaskan bahwa teks laporan hasil observasi
merupakan jenis teks yang melaporkan atau menyampaikan hasil suatu pengamatan
secara umum. Teks laporan hasil observasi memaparkan hasil pengamatan secara
sistematik dan objektif berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada. Selain itu, teks
laporan hasil observasi bersifat universal, tidak memihak, tidak mengandung
dugaan, dan disampaikan dengan bahasa baku.

b. Menurut Harsiati, dkk (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215), teks laporan
observasi adalah teks yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa
adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat
menjelaskan suatu hal secara rinci dari sudut pandang keilmuwan. Menurut Priyatni
(dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215), teks laporan observasi adalah teks
yang menyampaikan informasi tentang sesuatu apa adanya sebagai hasil
pengamatan dan analisis secara sistematis. Jadi, dapat disimpulkan teks laporan
hasil observasi teks yang menghadirkan informasi berupa fakta-fakta tentang suatu
objek secara apa adanya dan disusun secara sistematis.

c. Menurut Hagashita, dkk (2015: 2) menjelaskan teks laporan obeservasi merupakan


salah satu jenis teks baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, teks
laporan observasi merupakan jenis teks berbasis pengamatan, maka teks ini mampu
mengasah kepekaan siswa terhadap lingkungan.

d. Teks laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara
terperinci lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis. Laporan hasil
observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan,
hewan, konsep, atau ekosistem tertentu. Teks laporan hasil observasi adalah teks
yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi setelah
diadakan investigasi atau penelitian secara sistematis (Setiyaningsih, 2019: 22).

e. Laporan adalah suatu cara komunikasi dimana peneliti menyampaikan informasi


kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Laporan yang dimaksud yaitu dalam bentuk tulisan, maka dapat pula
dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan
informasi mengenai sebuah masalah yang diarahkan yang telah atau tengah
diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan
yang diambil. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang suatu
kegiatan yang sedang dilakukan atau telah selesai dilakukan. Laporan juga
menyajikan fakta-fakta, deskripsi dan informasi tentang suatu subjek. Informasi
yang disampaikan biasanya berupa data-data dan fakta-fakta yang disampaikan
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Akan tetapi, laporan dalam bentuk tulisan lebih
banyak digunakan karena dapat dijadikan sebuah buku. Mustaqim (dalam
Mugianto, dkk, 2017: 356) mengatakan bahwa observasi adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, atau proses terjadinya suatu
kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun suatu kegiatan yang
diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Margono
(dalam Mugianto, dkk, 2017: 356), observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pencatatan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang dilihat didengar dan dirasakan
oleh si pengamat. Berdasarkan beberapa pendapat tentang observasi dapat
disimpulkan bahwa observasi adalah ungkapan bahasa yang berupa lisan atau
tulisan mengenai suatu pengamatan, peninjauan, dan pencatatan sistematik terhadap
objek berdasarkan apa yang dilihat, di dengar dan dirasakan.

f. Menurut Kosasih (dalam Sudrajat dan Firmansyah, 2020: 159) teks laporan hasil
observasi adalah teks yang memiliki struktur deskripsi umum dan deskripsi khusus.
Teks ini memiliki ciri khas berupa keterbatasan dalam mengungkap sebuah obyek.
Teks ini mementingkan rincian sebuah obyek ditandai dengan adanya kalimat
definitif serta kalimat simplex dan kompleks.

g. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang menghadirkan informasi tentang
suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis
sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan.
Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis. Laporan hasil observasi
bisa berupa hasil riset mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/
ekosistem tertentu. Teks laporan hasil observasi biasanya berisi dengan fakta-fakta
yang bisa dibuktikan secara ilmiah (Iskandar, 2017: 4).

h. Menurut Kemendikbud (dalam Awaliyah dan Hartono, 2018: 56) menjelaskan teks
laporan hasil observasi atau report adalah teks yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau mengklasifikasikan informasi. Report memiliki urutan yang
logis tentang fakta tanpa keterlibatan personal peneliti. Report menginformasikan
sesuatu yang hidup seperti tumbuhan dan hewan atau benda mati seperti mobil atau
laut.

2. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi


a. Tujuan teks laporan hasil observasi adalah untuk memperinci, mengklasifikasi, dan
memberi informasi faktual tentang orang, hewan, objek, atau fenomena. Tujuan
teks laporan observasi adalah untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau
situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis dengan
memperinci, mengklasifi kasi, dan memberi informasi faktual tentang orang,
hewan, objek, atau fenomena (Iskandar, 2017: 3).

3. Kategori Teks Laporan Hasil Observasi


a. Teks Laporan Hasil Observasi termasuk dalam kategori teks nonfiksi yang dibuat
berdasarkan fakta dan kenyataan di lapangan (Awaliyah dan Hartono, 2018: 56).

4. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi


a. Menurut Setiyaningsih (2019: 22) teks laporan hasil observasi memiliki kriteria
atau ciri-ciri tertentu, seperti berikut:
 Teks laporan hasil observasi mengandung fakta.
 Teks laporan hasil observasi bersifat objektif.
 Teks laporan hasil observasi tidak memasukkan unsur-unsur memihak.
 Teks laporan hasil observasi disajikan secara menarik, baik dalam tata bahasa
yang baik dan jelas, isinya berbobot, dan logis.
 Teks laporan hasil observasi disusun secara runtut.
 Data teks laporan hasil observasi bersifat meyakinkan.
 Teks laporan hasil observasi dapat dibuktikan kebenarannya.
 Teks laporan hasil observasi disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami.
 Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/ konsep.
 Objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum yang
termasuk kategori/ kelompok.
 Memerinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi,
jabaran ciri objek).

b. Teks laporan hasil observasi memiliki ciri berikut: (1) biasanya menggunakan
nomina/ kata benda untuk menginformasikan sesuati yang diamati; (2)
menggunakan kata sifat/ keadaan untuk menkripsikan sesuatu/ benda yang diamati;
(3) menggunakan kata kerja aksi untuk menjelaskan perilaku; (4) menggunakan
istilah-istilah teknis, dan (5) menggunakan kata konkret sesuai fakta (Mugianto,
dkk, 2017: 357).
c. ditinjau dari ciri teks laporan observasi yang memiliki lima hal yang meliputi (1)
teks bersifat objektif, (2) teks berdasarkan fakta, (3) teks bersifat spesifik, (4) teks
disajikan lengkap dan (5) menarik dan mudah dipahami. Kelima ciri-ciri tersebut
merupakan identitas yang spesifik dari sebuah teks laporan observasi yang tidak
boleh ditinggalkan satupun karena akan menghilangkan identitasnya (Sudrajat dan
Firmansyah, 2020: 159).

d. Menurut Iskandar (2017: 4) dilihat melalui ciri-ciri teks LHO sehingga kita
membedakannya dari teks-teks lainya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/ konsep.
2) Objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum semua yang
termasuk kategori/ kelompok itu (judul bersifat umum: pantai, museum,
demokrasi).
3) Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
4) Objek atau hal dibahas secara sistematis, dirinci bagian-bagiannya, dan objektif.
5) Memerinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi,
jabaran ciri objek).

e. Kosasih (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215) mengemukakan teks laporan
hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, menyajikan fakta-fakta
tentang keadaan, peristiwa, tempat, benda, dan orang. Kedua, menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca. Isi teks laporan observasi berisi informasi
yang diperoleh berdasarkan pengamatan sesuai fakta-fakta yang ada tentang ilmu
suatu objek atau konsep yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, inti, dan
penutup. Bagian awal berisi kalimat definisi dan klasifikasi objek. Bagian inti berisi
rincian objek, berupa ciri, klasifikasi dan rincian objek dari berbagai sudut. Bagian
penutup berisi kalimat ringkasan atau simpulan.

5. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi


a. Priyatni (dalam Mugianto, dkk, 2017: 357) menyatakan struktur isi teks laporan
hasil observasi terdiri atas judul, klasifikasi umum dan deskripsi.
Generic structure (susunan umum) recount text ini terdiri dari:
(1) Orientation."Orientation" menceritakan siapa saja yang terlibat di dalam cerita,
apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya.
(2) Events. "Event" menceritakan apa yang terjadi (lagi) dan menceritakan urutan
ceritanya.
(3) Reorientation. "Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita).

b. Dalam struktur teks observasi memiliki tiga yaitu, pernyataan umum, deskripsi
bagian dan simpulan, ketiga struktur tersebut tidak dapat berdiri sendiri atau
bersebrangan, tetapi saling berkaitan yang memiliki kesatuan dan kepaduan makna
dalam satu bangunan wacana (Sudrajat dan Firmansyah. 2020: 159).

c. Harsiati, dkk (dalam Fadillah dan Abdurahman, 2019: 215) menjelaskan bahwa
struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) pernyataan
umum/ definisi umum, (2) deskripsi bagian, dan (3) simpulan.

d. Struktur teks laporan hasil observasi adalah definisi umum, deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat (Tarida, dkk, 2020: 51).

e. Priyatni (dalam Kurniadi, dkk, 2018: 320) mengungkapkan bahwa struktur dari teks
lapoan hasil observasi terdiri dari judul, klasifikasi umum, dan deskripsi.

6. Kebahasaan Teks laporan hasil observasi


a. Menurut Setiyaningsih (2019: 23) teks laporan hasil observasi biasanya
menggunakan kebahasaan berupa istilah, kata baku dan tidak baku, kalimat
definisi, dan kalimat klasifikasi.
 Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Makna suatu istilah dapat dicari dengan menggunakan kamus istilah. Kamus istilah
yang dapat kamu temukan misalnya kamus istilah ekonomi, kimia, biologi,
kedokteran, dan politik.
Contoh istilah biologi:
Abiotik, asimilasi, komplikasi, sporadis, embrio, ekosistem, vaksin, dan genetika
 Kata Baku
Kata baku adalah kata-kata yang disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Dalam menulis laporan hasil observasi, diperlukan
kecermatan dalam pemilihan kata baku. Penggunaan kata baku dalam laporan hasil
observasi tidak dapat diabaikan.
 Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Dalam
laporan hasil observasi diperlukan sebuah definisi yang berupa pengertian.
Contoh:
1) Hutan bakau merupakan bagian dari ekosistem pantai.
2) Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan
terletak di garis pantai.
3) Hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di wilayah pasang dan surut.
 Kalimat Klasifikasi
Kalimat klasifikasi adalah kalimat yang berisi pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu. Dalam laporan hasil observasi, kalimat
klasifikasi sering digunakan untuk menjelaskan bagian-bagian yang lebih
mendalam.
Contoh:
1). Makhluk hidup dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu manusia, hewan,
dan tumbuhan.
2). Lingkungan hidup dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu biotik dan
abiotik.

b. Kemendikbud (dalam Mugianto, dkk, 2017: 357-358) mengungkapkan


bahwasanya terdapat tujuh unsur kebahasaan yang dibutuhkan dalam menyusun
teks laporan hasil observasi. Ketujuh unsur kebahasaan tersebut, yaitu (1) rujukan
kata; (2) kelompok kata; (3) kata berimbuhan; (4) deskripsi; (5) konjungsi; (6)
definisi; dan (7) kebakuan kata.

c. Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi mempunyai empat ciri kebahasaan,
yaitu repetisi, pronomina, konjungsi, dan kalimat definisi. Ciri kebahasaan tersebut
disusun menjadi sebuah paragraph yang kemudian membentuk unsur struktur.
Unsur-unsur stuktur dirangkai sesuai ketentuan yang ada sehingga terbentuk
sebuah teks laporan hasil observasi (Tarida, dkk, 2020: 51).

7. Pemilihan tema teks laporan hasil observasi


a. Dalam upaya menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitar,
kedekatan dengan orang-orang tercinta, lingkungan, kesehatan, dan menumbuhkan
rasa nasionalis dipilih tema tertentu yang relevan. Tema yang dipilih untuk
dilaporkan berkaitan dengan kekayaan fauna dan flora Indonesia, museum,
perpustakaan, hutan mangrove, jantung kita, ginjal kita, dan lain-lain. Topik pada
laporan dapat mengungkapkan satu hal atau beberapa hal untu dibandingkan.
Contoh judul laporan hasil observasi Perpustakaan, Manggis, Musang,
Cenderawasih, Museum, Hutan Mangrove Tugas untuk menulis melibatkan siswa
untuk menggali informasi dari lingkungan untuk bahan menulis sehingga
menumbuhkan kepeduliannya (Harsiati, dkk, 2017: 77).

8. Isi teks laporan hasil observasi


a. Isi dari teks laporan hasil observasi, yakni berisi mengenai informasi hasil
pengamatan tentang suatu hal atau konsep secara umum berdasarkan fakta-fakta
dan data-data yang sebenarnya (Tarida, dkk, 2020: 51).

9. Mengonstruksi teks laporan hasil observasi


a. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap buku pengayaan
mengonstruksi teks laporan hasil observasi terbagi dalam 6 aspek, yaitu (1) aspek
kebutuhan buku pengayaan, (2) aspek materi/isi, (3) aspek penyajian materi, (4)
aspek bahasa dan keterbacaan, (5) aspek grafika, dan (6) aspek muatan kesenian
daerah. Pada aspek kebutuhan buku pengayaan dapat disimpulkan bahwa siswa dan
guru membutuhkan buku pengayaan mengonstruksi teks laporan hasil observasi.
Pada aspek materi, siswa dan guru membutuhkan buku pengayaan yang berisi
materi lengkap mengenai mengonstruksi teks laporan hasil observasi, contoh-
contoh teks yang disertai dengan ilustrasi, dan latihan yang disertai pembahasan.
Pada aspek penyajian materi, siswa dan guru membutuhkan penyajian materi yang
runtut dari materi yang mudah ke materi yang sulit agar siswa lebih mudah
mempelajari materi. Pada aspek bahasa dan keterbacaan buku, diharapkan
menggunakan bahasa yang formal, efektif, dan memadukan jenis kalimat
pernyataan dan pertanyaan agar lebih bervariasi. Pada aspek grafika, siswa dan guru
mengharapkan sebuah buku pengayaan yang berukuran A4, memiliki sampul yang
berwarna cerah dan lembut, menggunakan jenis huruf Times Ner Roman, ukuran
huruf 12 pt, ilustrasi yang menarik, dan beberapa hal lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Pada aspek muatan kesenian daerah, siswa dan guru mengharapkan
buku yang didalamnya berisi muatan kesenian daerah agar buku pengayaan
memiliki fungsi ganda dalam penggunaannya (Awaliyah dan Hartono, 2018: 59).

10. Contoh Teks Laporan Hasil Observasi


a. Perhatikan contoh teks laporan hasil observasi berikut.

Laporan Hasil Observasi


Badai dan Angin Topan
A. Pelapor : Daffa Mustafa
B. Objek yang diamati : Buku Badai dan Angin Topan karya Kathy Gemmell
C. Waktu pengamatan : Rabu, 21 Februari 2018
D. Tempat pengamatan : Perpustakaan Sekolah SMP Budi Utama
E. Tujuan pengamatan : Mengetahui proses terjadinya badai dan angin topan.
F. Hasil pengamatan :
Badai bisa didefinisikan awan hitam yang sangat besar yang bergulung-gulung
di langit, guntur, petir, pukulan hujan yang deras, dan juga hujan es atau salju. Badai
sebenarnya ditimbulkan oleh angin. Angin topan adalah kenampakan tunggal dari
mesin cuaca bumi yang besar dan spektakuler.
Angin badai terbentuk dengan cara yang sama persis seperti angin sepoi-sepoi.
Berat atmosfer di permukaan bumi menimbulkan tekanan udara. Besarnya tekanan
udara berbeda-beda di setiap tempat, tergantung aktivitas udara saat itu. Udara
permukaan selalu bergerak di antara daerah bertekanan tinggi dan bertekanan rendah
untuk mencoba menyamakan tekanan. Pergerakan udara seperti ini yang disebut angin.
Udara yang bergerak dipengaruhi beberapa faktor, seperti suhu dan kelembapan, medan
udara, depresi, ketinggian tempat, serta tekanan dan kekuatan. Badai ditandai dengan
munculnya awan dan hujan. Ada beberapa jenis badai antara lain badai petir, badai es,
badai debu, dan badai pasir. Angin topan merupakan bagian dalam badai. Kunci dari
energi angin topan adalah uap air. Angin topan bergerak mengikuti arus laut yang panas
menuju ke barat dan dibantu oleh angin di ketinggian awan dari timur. Kadang-kadang
angin topan berubah arah dengan tiba-tiba, sehingga membuat jalur angin topan sulit
diperkirakan. Terjadinya badai dan angin topan dipengaruhi oleh perubahan iklim bumi.
Fenomena mengenai badai dan angin topan dapat memberikan manfaat untuk
membuat perlindungan dari bencana. Perlindungan tersebut antara lain pembuatan
gudang bawah tanah, pembuatan bangunan rumah dengan dilengkapi daun penutup
pintu khusus, dan pemberian rangka besi yang sangat besar. Selain itu, kita dapat
mengetahui teknik untuk mengurangi pengaruh badai dan angin topan.
G. Simpulan :
Badai dan angin topan merupakan fenomena alam yang terjadi akibat pengaruh
perubahan iklim bumi. Pengetahuan mengenai badai dan angin topan memberikan
pengenalan dasar tentang perkiraan dan pelacakan terjadinya badai dan angin topan,
sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya badai dan angin topan.

b. Perhatikan contoh teks laporan hasil observasi berikut.

Laporan Hasil Observasi


Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger
Pelapor : Burhanudin Hasan
Objek yang diamati : Buku Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger karya Drs.
Suyitno
Waktu pengamatan : Selasa, 9 Januari 2018
Tempat pengamatan : Perpustakaan Desa Purwosari
Tujuan pengamatan : Mengetahui kesenian tari klasik tradisional adat Tengger
Hasil pengamatan :
Kita harus bangga karena aneka ragam budaya daerah yang ada di negara kita.
Kita bisa mempelajari dan memperdalam khazanah ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan kebangsaan. Kita dapat saling mempererat tali persaudaraan tanpa membeda-
bedakan suku, ras, agama, dan antargolongan. Salah satu kebudayaan dalam bidang seni
yang ada di Indonesia adalah tari Sodoran.
Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional adat Tengger. Tari Sodoran
adalah bentuk tari yang mengandung nilai-nilai luhur, bermutu tinggi yang dibentuk
dalam pola-pola tertentu dan terikat. Selain itu, tarian ini mengandung nilai-nilai
filosofis yang dalam, simbolis, religius, dan tradisi yang tetap.
Tari Sodoran mempunyai beberapa ketentuan atau aturan yang harus ditaati.
Para penari yang membawakan tari Sodoran ini harus benar-benar ekspresif dan
khidmat. Jika para penari melakukannya dengan serampangan, mereka dianggap tabu.
Susunan formasi dasar atau pola lantai tari Sodoran ini bentuknya baku, artinya dari
tahun ke tahun tidak mengalami perubahan. Untuk mengiringi tari Sodoran ini
digunakan gamelan laras pelog, seperti kendang, peking, saron, bonang, kenong,
gambang, slenthem, dan gong.
Tari Sodoran mengandung makna tertentu. Salah satu contoh gerakan tari ini
para penari mengangkat jari telunjuk. Gerakan tari tersebut mengandung makna simbol
terjadinya manusia pertama, manusia berasal dari purusa dan pradana. Purusa dan
pradana merupakan cikal bakal dari alam semesta yang sifatnya kekal abadi. Berbagai
makna dari gerakan tersebut dapat menambah wawasan atau informasi tentang
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Simpulan :
Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional adat Tengger yang
mengandung nilai-nilai luhur dan bermutu tinggi yang dibentuk dalam pola-pola
tertentu dan terikat. Tari Sodoran mengandung berbagai makna tertentu pada setiap
gerakan yang dibawakan penari (Setiyaningsih, 2019: 25).

c. Cermatilah teks laporan hasil observasi berikut!

Laporan Hasil Observasi


Mengenal Antartika dan Arktika
Pelapor : Imam Mustofa
Objek yang diamati : Buku Mengenal Antartika dan Arktika karya Winarti
Waktu pengamatan : Senin, 23 April 2018
Tempat pengamatan : Perpustakaan SMP Bakti Nusantara
Tujuan pengamatan : Mengetahui kehidupan makhluk hidup di benua Antartika dan
Arktika
Hasil pengamatan :
Benua adalah daratan yang luas sehingga bagian tengah benua tersebut tidak
mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Benua di kutub selatan bumi adalah
Antartika dan benua di kutub utara bumi adalah Arktika. Benua Antartika adalah
kawasan yang senantiasa diliputi lautan salju, sedangkan benua Arktika merupakan
sebuah tempat yang amat dingin terletak di bagian paling utara bumi.
Gambaran Antartika secara umum masih belum banyak diketahui manusia.
Wilayah Antartika sebagian besar tertutup es yang mengandung air tawar. Benua
Antartika memiliki iklim dingin hingga kutub. Kandungan sumber daya alam di
Antartika antara lain emas, perak, besi, minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Di
Antartika, tidak ada penduduk yang tinggal dan bermukim untuk jangka waktu lama.
Antartika berpotensi sebagai tempat wisata. Flora yang hidup di Antartika seperti lumut
dan alga. Fauna yang hidup di Antartika antara lain burung penguin, singa laut, dan
paus biru.
Wilayah Arktika mempunyai banyak keistimewaan yang belum banyak
diketahui. Wilayah Arktika senantiasa tertutup salju dan memiliki iklim dingin. Daerah
Arktika memiliki sumber daya alam di antaranya minyak bumi, gas, mineral, perikanan,
timah hitam, seng, dan perak. Kelompok penduduk yang tinggal di Arktika adalah suku
Inuit yang sering disebut suku Eskimo. Rumah atau tempat tinggal suku Eskimo
berbentuk kubah dan dibangun dari balok-balok salju yang disebut iglo. Tumbuhan
yang hidup di Arktika berupa bunga seperti avens gunung, azaleas, buttercups, dan
crocus liar. Binatang yang hidup di Arktika antara lain ikan paus beluga, walrus,
kakaktua salju, burung loons, dan angsa salju.
Kondisi alam seperti pemanasan global dapat memengaruhi kehidupan makhluk
hidup di bumi, terutama melelehnya es dan salju di Benua Antartika dan Arktika. Mari
kita menjaga dan melestarikan lingkungan sebelum terlambat. Contohnya dengan
membuang sampah pada tempatnya, mengelola limbah, hemat air, hemat listrik, dan
mengurangi penggunaan zat yang dapat menambah terjadinya pemanasan global.
Simpulan :
Bumi memiliki dua benua yang ada di kutub selatan dan utara, yaitu Benua
Antartika dan Arktika. Kedua benua tersebut memiliki kondisi alam yang berbeda.
Kedua benua tersebut memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh manusia (Setiyaningsih, 2019: 27-28).

d. Cermatilah teks laporan hasil observasi berikut!

Kunang-Kunang
Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang
jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak
mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies
kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia.
Habitat kunang-kunang di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah
yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya
yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat
berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak
banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunangkunang. Pada umumnya,
kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang
beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak
mengeluarkan cahaya.
Seperti ciri-ciri serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi
tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Serangga bercangkang keras
(exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2cm. Bagian tubuh
kunang-kunang hampir seluruhnya berwarna gelap dan berwarna titik merah pada
bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, berkaki enam, dan
bermata majemuk.
Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak
mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang
untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kuang-kunang tidak enak dimakan
dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya
dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva.
Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta.
Species kunang-kunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai
salah satu negara tropis (Iskandar, 2017: 22).
e. Cermatilah teks laporan hasil observasi berikut!

Ciplukan Tanaman yang Luar


Biasa Ciplukan atau dalam bahasa latin physialis angulata adalah tanaman
semak rendah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tanaman ini biasanya
dianggap sebagai tumbuhan liar karena banyak tumbuh di kebun, tegalan, tepi jalan,
semak, atau hutan. Buah ini juga dikenal dengan sebutan morel berry di Inggris,
ceplukan di Jawa, cecendet di Sunda, keceplokan di Bali, dan leletokan di Minahasa.
Tanaman ciplukan memiliki struktur pohon yang lengkap, terdiri atas akar,
batang, daun, dan buah. Akar ciplukan berupa akar tunggang yang kemudian akan
tumbuh akar cabang menjadi akar serabut. Daun ciplukan merupakan daun tunggal
bertangkai dan berbentuk bulat oval atau bulat memanjang dengang ujung meruncing.
Batang tanaman ini bisa mencapai 1meter dengan bentuk bulat beralur dan berwarna
kecoklatan. Buah ciplukan berbentuk seperti telur yang terbungkus dalam kelopak
menggelembung.
Ciplukan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Seluruh bagian
ciplukan dapat mengobati darah tinggi, kolesterol, dan rematik. Akar tanaman ini
berkhasiat untuk mengobati penyakit diabetes mellitus. Buahnya berkhasiat mengobati
penyakit paru-paru, sakit tenggorokan, dan stroke. Sedangkan daun ciplukan dapat
mengobati tumor dan kanker.
Tanaman ciplukan memiliki nilai jual yang tinggi. Ia hadir di toko-toko buah
besar, pasar swalayan, dan dijual online. Satu kemasan isi 100gram dihargai Rp30 ribu.
Harga jual perkilogramnya berkisar Rp250-500 ribu. Sungguh luar biasa (Iskandar,
2017: 4-5).

11. Menemukan Gagasan Pokok Teks Laporan Hasil Observasi


a. Gagasan utama atau gagasan pokok adalah pernyatan yang menjadi inti dari sebuah
pembahasan. Atau dengan bahasa lain gagasan utama adalah gagasan yang menjadi
dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama biasanya terletak pada
kalimat utama. Kalimat utama lazimnya terdapat pada awal paragraf. Cara mencari
gagasan utama pada teks laporan hasil observasi:
• Mendaftar kata-kata kunci pada teks.
• Memetakan bagian-bagian pada teks hasil observasi.
• Memetakan paragraf (memilah kalimat yang utama dan kalimat penjelas).
• Menentukan kalimat utama (kalimat yang dijelaskan kalimat lain).
• Merumuskan inti kalimat utama.
Bacalah teks berikut:
Buah Manggis
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah asli
Indonesia. Manggis adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang
diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Buah pohon manggis juga disebut
manggis. Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur.
Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan atau biasa
disebut sebagai pangan fungsional.
Pohon dan daun manggis memiliki ciri khas. Tinggi pohon manggis rata-
rata mencapai 6-25 m. Manggis memiliki ciri daun rapat (rimbun), duduk daun
berlawanan, dan tangkai daun pendek. Daun manggis tebal serta lebar.
Manggis juga memiliki ciri khusus pada bunganya. Bunga manggis disebut
bunga berumah dua. Pada pohon manggis bunga betina yang dijumpai, sedangkan
bunga jantan tidak berkembang sempurna. Bunga jantan tumbuh kecil kemudian
mengering dan tidak dapat berfungsi lagi. Oleh karena itu, buah manggis dihasilkan
tanpa penyerbukan. Bunga manggis termasuk bunga sendiri atau berpasangan di
ujung ranting, bergagang, dan pendek tebal. Bunga manggis berdiameter 5,5 cm.
Daun kelopak dua pasang, daun mahkota dua pasang, tebal dan berdaging,
berwarna hijau – kuning dengan pinggir kemerah-merahan. Benang sari semu dan
biasanya banyak.
Buah manggis memiliki beberapa manfaat. Di kalangan masyarakat
tradisional sendiri, buah manggis dipercaya bisa menyembuhkan beberapa
penyakit seperti sariawan, disentri, amandel, abses, dengan kemampuan anti
peradangan atau anti infl amasi. Hasil penelitian ilmiah menyebutkan bahwa kulit
buah manggis sangat kaya akan anti oksidan, terutama xanthone, tanin, asam
fenolat maupun antosianin.
Manggis buah asli Indonesia yang khas. Selain rasa yang manis dan
penampilannya yang enak dilihat, buah manggis juga memiliki banyak kandungan
yang bermanfaat untuk kesehatan.

Gagasan Pokok Teks “Buah Manggis”


Paragraf 1
Kalimat Utama: Manggis (Garcinia mangostana.L) merupakan salah satu tanaman
buah asli Indonesia.
Gagasan pokok: Tumbuhan manggis.
Paragraf 2
Kalimat Utama: Pohon dan daun manggis memiliki ciri khas.
Gagasan pokok: Ciri khas pohon dan daun manggis.
Paragraf 3
Kalimat Utama: Manggis juga memiliki ciri khusus pada bunganya.
Gagasan pokok: Ciri khusus bunga manggis.
Paragraf 4
Kalimat Utama: Buah manggis memiliki bebrapa manfaat.
Gagasan pokok: Manfaat buah manggis.
Paragraf 5
Kalimat Utama: Manggis buah asli Indonesia yang khas.
Gagasan pokok: Buah manggis yang khas (Iskandar, 2017: 6-7).

12. Menelaah Struktur pada contoh Teks Laporan Hasil Observasi


a. Menurut Iskandar (2017: 14-15) pertama, pernyataan umum/ definisi umum/
klasifikasi umum Pernyataan umum/ definisi umum berisi definisi, kelas/
kelompok, keterangan umum, atau informasi tambahan tentang subjek yang
dilaporkan. Pernyataan umum berisi informasi umum (nama latin, asal usul, kelas,
informasi tambahan tentang hal yang dilaporkan). Kedua, deskripsi bagian berisi
perincian bagian- bagian hal yang dilaporkan. Saat melaporkan tentang hewan,
maka aspek yang dilaporkan mencakup ciri fisik, habitat, makanan, perilaku. Saat
melaporkan tumbuhan, maka aspek yang dilaporkan adalah perincian ciri fisik
bunga, akar, buah atau perincian bagian yang lain. Perincian manfaat dan nutrisi
juga dapat dipaparkan pada bagian ini. Saat melaporkan suaru objek, maka yang
dilaporkan berupa objek, deskripsi bagian berisi klasifi kasi objek dari berbagai segi
dan deskripsi manfaat suatu objek, sifat-sifat khusus objek. Ketiga, simpulan berisi
ringkasan umum hal yang dilaporkan (simpulan ini boleh ada dan boleh tidak ada).

Contoh menelaah Struktur pada contoh Teks Laporan Hasil Observasi, sebagai
berikut:
Lumba-Lumba Hidung Botol
definisi, informasi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops Definisi
umum truncatus) atau Bottlenose Dolphin umum/
merupakan mamalia laut yang masuk ke gambaran
dalam bangsa Cetacea yang dapat hidup umum
hingga 40-50 tahun.
Bentuk kepala lumba-lumba Deskripsi
memungkinkannya untuk menahan atau bagian
melawan arus air sehingga tubuhnya
dapat bergerak dengan mudah di dalam
air. Lumba-lumba memiliki moncong
berukuran besar dan ramping, dan tidak
memiliki telinga luar. Lubang kecil yang
terletak di belakang mata berfungsi
sebagai telinga dalam. Saluran dari
lubang tersebut dipenuhi dengan minyak
sekresi. Lumba lumba memiliki
pendengaran yang sangat baik, frekuensi
suara yang mampu ditangkap oleh
lumba-lumba mencapai 150 KHz.
Cara bernapas Menggunakan alat pernapasan berupa Deskripsi
lumba-lumba paru-paru membuat lumba-lumba harus bagian
sering naik ke permukaan untuk
menghirup udara. Pada umumnya
lumba-lumba naik ke permukaan setiap
1-2 kali setiap menit. Lumba-lumba
bernapas melalui blowhole, yaitu lubang
hidung yang terletak di atas kepalanya.
Dalam waktu kurang dari seperlima
detik, lumba-lumba sudah
mengosongkan kembali dan mengisi
kembali paru-parunya. Lumba-lumba
akan tenggelam dan menyelam kembali
ke dalam laut saat udara keluar dari
blowhole.
Kulit lumba- Kulit lumba-lumba lembut dan kenyal. Deskripsi
lumba Terdapat lapisan lemak (blubber) di manfaat
bawah kulitnya yang berfungsi untuk
menjaga tubuh lumba-lumba agar tetap
hangat. Di samping itu, blubber juga
berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan. Daya apung lumba-lumba juga
terbantu dengan keberadaan blubber
yang lebih ringan daripada air. Hal ini
menjadi inspirasi bagi produsen baju
olahraga untuk menciptaka pakaian
renang dengan karakteristik mirip kulit
lumba-lumba.

b. Perhatikan struktur teks laporan hasil observasi berjudul “Sodoran, Tarian Khas
Masyarakat Tengger” sebagai berikut.

Kita harus bangga karena aneka Deskripsi umum


ragam budaya daerah yang ada di
negara kita. Kita bisa mempelajari dan
memperdalam khazanah ilmu
pengetahuan dan memperluas
wawasan kebangsaan. Kita dapat
saling mempererat tali persaudaraan
tanpa membeda-bedakan suku, ras,
agama, dan antargolongan. Salah satu
kebudayaan dalam bidang seni yang
ada di Indonesia adalah tari Sodoran.
Sodoran merupakan sebuah tari
klasik tradisional adat Tengger. Tari
Sodoran adalah bentuk tari yang
mengandung nilai-nilai luhur, bermutu
tinggi yang dibentuk dalam pola-pola
tertentu dan terikat. Selain itu, tarian
ini mengandung nilai-nilai filosofis
yang dalam, simbolis, religius, dan
tradisi yang tetap.
Tari Sodoran mempunyai Deskripsi bagian
beberapa ketentuan atau aturan yang
harus ditaati. Para penari yang
membawakan tari Sodoran ini harus
benar-benar ekspresif dan khidmat.
Jika para penari melakukannya dengan
serampangan, mereka dianggap tabu.
Susunan formasi dasar atau pola lantai
tari Sodoran ini bentuknya baku,
artinya dari tahun ke tahun tidak
mengalami perubahan. Untuk
mengiringi tari Sodoran ini digunakan
gamelan laras pelog, seperti kendang,
peking, saron, bonang, kenong,
gambang, slenthem, dan gong.

Tari Sodoran mengandung Deskripsi manfaat


makna tertentu. Salah satu contoh
gerakan tari ini para penari
mengangkat jari telunjuk. Gerakan tari
tersebut mengandung makna simbol
terjadinya manusia pertama, manusia
berasal dari purusa dan pradana.
Purusa dan pradana merupakan cikal
bakal dari alam semesta yang sifatnya
kekal abadi. Berbagai makna dari
gerakan tersebut dapat menambah
wawasan atau informasi tentang
kebudayaan yang ada di Indonesia.

13. Kaidah Bahasa pada contoh Teks Laporan Hasil Observasi


a. Menurut Iskandar (2017: 15) teks laporan hasil observasi didalamnya memuat oleh
kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut:
Lumba-Lumba Hidung Botol
definisi, Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops Definisi
informasi truncatus) atau Bottlenose Dolphin umum/
umum merupakan mamalia laut yang masuk ke gambaran
dalam bangsa Cetacea yang dapat hidup umum
hingga 40-50 tahun.
Bentuk kepala lumba-lumba Deskripsi
memungkinkannya untuk menahan atau bagian
melawan arus air sehingga tubuhnya dapat
bergerak dengan mudah di dalam air. Lumba-
lumba memiliki moncong berukuran besar
dan ramping, dan tidak memiliki telinga luar.
Lubang kecil yang terletak di belakang mata
berfungsi sebagai telinga dalam. Saluran dari
lubang tersebut dipenuhi dengan minyak
sekresi. Lumba lumba memiliki pendengaran
yang sangat baik, frekuensi suara yang
mampu ditangkap oleh lumba-lumba
mencapai 150 KHz.
Cara bernapas Menggunakan alat pernapasan berupa paru- Deskripsi
lumba-lumba paru membuat lumba-lumba harus sering bagian
naik ke permukaan untuk menghirup udara.
Pada umumnya lumba-lumba naik ke
permukaan setiap 1-2 kali setiap menit.
Lumba-lumba bernapas melalui blowhole,
yaitu lubang hidung yang terletak di atas
kepalanya. Dalam waktu kurang dari
seperlima detik, lumba-lumba sudah
mengosongkan kembali dan mengisi kembali
paru-parunya. Lumba-lumba akan tenggelam
dan menyelam kembali ke dalam laut saat
udara keluar dari blowhole.
Kulit lumba- Kulit lumba-lumba lembut dan kenyal. Deskripsi
lumba Terdapat lapisan lemak (blubber) di bawah manfaat
kulitnya yang berfungsi untuk menjaga tubuh
lumba-lumba agar tetap hangat. Di samping
itu, blubber juga berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan. Daya apung lumba-
lumba juga terbantu dengan keberadaan
blubber yang lebih ringan daripada air. Hal
ini menjadi inspirasi bagi produsen baju
olahraga untuk menciptaka pakaian renang
dengan karakteristik mirip kulit lumba-
lumba.

 Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya.
Contoh: Tanaman lamtoro gung hidup di daerah beriklim sedang.

 Banyak menggunakan kopula (kata kerja definisi): adalah, merupakan, yaitu.


Contoh: Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) merupakan mamalia
laut yang dapat hidup hingga 40-50 tahun.

 Banyak menggunakan kata pengelompokan: dipilih, dikelompokkan, terbagi,


terdiri atas.
Contoh: Sampah terbagi menjadi sampah organik dan anorganik.

 Banyak menggunakan istilah pada bidang ilmu tertentu. Istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas pada bidang tertentu. Untuk mencari makna kata
suatu istilah, kita dapat menggunakan kamus istilah pada bidang ilmu tertentu,
misalnya kamus istilah ekonomi, kimia, kedokteran, politik, dan sebagainya.
Contoh: atmosfir, antibiotik, aerodinamika, iklim, tropis.

14. Menulis Teks Laporan Hasil Observasi


a. Untuk menulis teks laporan. Kita perlu melakukan kegiatan observasi lapangan
ataupun membaca berbagai referansi. Dengan memanfaatkan fakta-fakta yang ada,
kita menyusun kerangkanya dengan memperhatikan bagian/ struktur teksnya, yang
meliputi pernyataan umum, deskripsi bagian, deskripsi manfaat, dan
kesan/kesimpulan (bila ada). Setelah itu, kita mengembangkannya menjadi teks
laporan yang lengkap dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan.
Tahap Menulis Laporan Observasi
Untuk menulis laporan hasil observasi, ada beberapa tahap sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan observasi. Hal yang harus dilakukan ketikan observasi
adalah sebagai berikut.
 Mencatat data yang diperlukan sesuai dengan tujuan laporan.
 Melakukan survei tempat atau mencarai referensi bila tempat tidak
memungkinkan.
 Menemui narasumber bila ada untuk memperkuat data.
 Mencatat hasil observasi.

2. Menulis kerangka laporan. Setelah observasi, susunlah laporannya. Anda harus


mengikuti kaidah yang berlaku, seperti struktur teks laporan hasil observasi yang
meliputi pernyataan umum / definisi umum/ klasifikasi umum, deskrispi bagian,
dan kesimpulan (boleh ada/ tidak).

3. Mengembangkan kerangka laporan menjadi laporan yang baik sesuai dengan


kaidah kebahasaan teks laporan dan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda
baca serta kata baku.

Perhatikan contoh pengembangan teks laporan hasil observasi berikut.


Topik : Lumba-Lumba Hidung Botol
Data-data :
• Nama latin : Tursiops truncates
- Ordo : Cetacea
• Mamalia laut hidup antara 40-50 tahun
• Kepala :
- lonjong
- moncong besar dan ramping
- tidak memiliki telinga luar
- telinga dalam ada di belakang mata dipenuhi minyak sekresi
- pendengaran : menangkap suara mencapai 150khz
• Cara bernapas :
- alat pernapasan : paru-paru - 1-2 x setiap menit naik ke permukaan menghirup
udara
- blowhole : lubang hidung di atas kepala untuk mengeluarkan udara.
- setiap seperlima detik lumba-luma sudah mengosongkan kembali udara dan
mengisinya lagi.
• Kulit Lumba-lumba:
- lembut dan kenyal
- blubber: lapisan lemak di bawah kulit agar tetap hangat dan sebagai cadangan
makanan.
- blubber: membantu daya apung lumba-lumba (Iskandar, 2017: 16-18).

15. Menyunting Teks Laporan Hasil Observasi


a. Menurut Iskandar (2017: 18-19) menyunting bertujuan mengoreksi kesalahan-
kesalahan yang mungkin ada dalam suatu tulisan, baik yang berkaitan dengan isi,
struktur, ataupun penggunaan kaidah bahasanya.
Berikut adalah beberapa hal yang terkait dalam penyuntingan teks laporan hasil
observasi.
1. Menyunting kalimat yang mengungkapkan klasifikasi
Perhatikan kalimat berikut.
 Sampah adalah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia,
maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi (salah).
 Manfaat daripada tanaman ciplukan sangat banyak (salah).
Perbaikan
 Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun
tumbuhan yang tidak terpakai lagi.
 Manfaat tanaman ciplukan sangat banyak.
2. Menyunting kalimat (kalimat boros)
Perhatikan kalimat berikut.
 Terumbu karang memiliki manfaat yang sangat banyak sekali (salah)
 Pantai memiliki berbagai macam-macam manfaat baik secara ekologi
maupun ekonomi (salah)
Perbaikan
 Terumbu karang memiliki manfaat sangat banyak.
 Pantai memiliki berbagai manfaat baik secara ekologi maupun ekonomi.
3. Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Koma, dan Tanda Titik pada Teks
 Tanda koma (,) dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan (dan, ataupun).
 Tanda koma (,) dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat (jadi, dengan demikian).
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri
geografi atau jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan
budaya. Misal: Pantai Ora, Pulau Ambon, Sungai Kapuas, Laut Jawa,
Selat Lombok, Teluk Tomini, ukiran Jepara.
4. Kata baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang penulisannya sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa Indonesia yang bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI).

No. Tidak Baku Baku


1. Analisa Analisis
2. Apotik Apotek
3. Kwalitas Kualitas
4. Tehnik Teknik
5. metoda Metode

16. Simpulan isi teks laporan hasil observasi


Simpulan dalam bentuk gagasan pokok. Berikut langkah-langkah menentukan gagasan
pokok atau gagasan utama pada teks laporan hasil observasi.
 Mendaftar kata-kata kunci pada teks.
 Memetakan bagian-bagian pada teks hasil observasi.
 Memetakan paragraf (memilah kalimat utama dan penjelas).
 Menentukan kalimat utama (kalimat yang dijelaskan kalimat lain).
 Merumuskan inti kalimat utama.

Perhatikan contoh teks laporan hasil observasi berikut.


Laporan Hasil Observasi
Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger
Pelapor : Burhanudin Hasan
Objek yang diamati : Buku Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger karya Drs.
Suyitno
Waktu pengamatan : Selasa, 9 Januari 2018
Tempat pengamatan : Perpustakaan Desa Purwosari
Tujuan pengamatan : Mengetahui kesenian tari klasik tradisional adat Tengger
Hasil pengamatan :
Kita harus bangga karena aneka ragam budaya daerah yang ada di negara kita.
Kita bisa mempelajari dan memperdalam khazanah ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan kebangsaan. Kita dapat saling mempererat tali persaudaraan tanpa membeda-
bedakan suku, ras, agama, dan antargolongan. Salah satu kebudayaan dalam bidang seni
yang ada di Indonesia adalah tari Sodoran.
Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional adat Tengger. Tari Sodoran
adalah bentuk tari yang mengandung nilai-nilai luhur, bermutu tinggi yang dibentuk
dalam pola-pola tertentu dan terikat. Selain itu, tarian ini mengandung nilai-nilai
filosofis yang dalam, simbolis, religius, dan tradisi yang tetap.
Tari Sodoran mempunyai beberapa ketentuan atau aturan yang harus ditaati.
Para penari yang membawakan tari Sodoran ini harus benar-benar ekspresif dan
khidmat. Jika para penari melakukannya dengan serampangan, mereka dianggap tabu.
Susunan formasi dasar atau pola lantai tari Sodoran ini bentuknya baku, artinya dari
tahun ke tahun tidak mengalami perubahan. Untuk mengiringi tari Sodoran ini
digunakan gamelan laras pelog, seperti kendang, peking, saron, bonang, kenong,
gambang, slenthem, dan gong.
Tari Sodoran mengandung makna tertentu. Salah satu contoh gerakan tari ini
para penari mengangkat jari telunjuk. Gerakan tari tersebut mengandung makna simbol
terjadinya manusia pertama, manusia berasal dari purusa dan pradana. Purusa dan
pradana merupakan cikal bakal dari alam semesta yang sifatnya kekal abadi. Berbagai
makna dari gerakan tersebut dapat menambah wawasan atau informasi tentang
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Simpulan :
Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional adat Tengger yang
mengandung nilai-nilai luhur dan bermutu tinggi yang dibentuk dalam pola-pola
tertentu dan terikat. Tari Sodoran mengandung berbagai makna tertentu pada setiap
gerakan yang dibawakan penari (Setiyaningsih, 2019: 25).

Gagasan pokok yang terdapat dalam isi teks laporan hasil observasi berjudul
“Sodoran, Tarian Khas Masyarakat Tengger” sebagai berikut.
 Ide pokok paragraf pertama: Salah satu kebudayaan dalam bidang seni yang ada
di Indonesia adalah tari Sodoran.
 Ide pokok paragraf kedua: Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional
adat Tengger yang mengandung nilai-nilai luhur, bermutu tinggi yang dibentuk
dalam pola-pola tertentu dan terikat.
 Ide pokok paragraf ketiga: Tari Sodoran mempunyai beberapa ketentuan atau
aturan yang harus ditaati oleh penari yang membawakannya.
 Ide pokok paragraf keempat: Tari Sodoran mengandung berbagai makna
tertentu pada setiap gerakan yang dibawakan penari.

B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Pengertian pendekatan saintifik
a. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.
Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi
penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi
peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat
mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Menurut majalah
Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana
dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi
pembelajaran peserta didik aktif yang mengintegrasikan peserta didik dalam proses
berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat
membedakan kemampuan peserta didik yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah
membantu tenaga pendidik mengindentifikasi perbedaan kemampuan peserta didik
(Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015: 51).

b. Pendekatan saintifik berasal dari kata saint yang berarti ilmu. Maka pendekatan
saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis
(Permatasari, 2014: 14).

c. Menurut Musfiqon dan Nurdyansyah (2015: 53) pembelajaran berbasis pendekatan


ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya pembelajaran itu
dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik (scientific) disebut
juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan
suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang
penalaran deduktif (deductive reasoning).

d. Berdasarkan isi Permendikbud No. 81 A Tahun 2013, tentang pembelajaran dengan


menggunkan pendekatan saintifik, peserta didik mengkonstruksi kognitif bagi
dirinya sendiri. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran merupakan proses ilmiah
(Saregar, 2016: 54).
e. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Wijayanti,
2014: 104).

2. Komponen pendekatan saintifik


a. Menurut Rudyanto (2014: 43) pendekatan saintifik antara lain meliputi komponen:
1) mengamati (observing), 2) menanya (questioning), 3) menalar (associating), 4)
mencoba (experimenting), 5) membentuk jejaring (networking).

Gambar 1. Komponen pendekatan saintifik.

3. Prinsip menggunakan pendekatan saintifik


a. Pada penerbitan majalah selanjutnya pada tahun 2007 tentang Scientific Teaching
dinyatakan terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan ilmiah;
yaitu: 1) Belajar peserta didik aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning
atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan
belajar berpusat pada peserta didik. Assessment berarti pengukuran kemajuan
belajar peserta didik yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar. 2)
Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah
mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi
peserta didik unik, kelompok peserta didik unik, termasuk keunikan dari
kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks. 3)
Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya
melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metode
ilmiah terdapat aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya,
mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pelaksanaan
metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut: a) Merumuskan pertanyaan.
b) Merumuskan latar belakang penelitian. c) Merumuskan hipotesis. d) Menguji
hipotesis melalui percobaan. e) Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan
kesimpulan. f) Jika hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.
g) Jika hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian
kembali (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015: 51-52).

4. Penerapan pendekatan saintifik


a. Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan
teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu
kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan
berpikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan. Oleh karena itu,
penguasaan teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan
menguasi teori maka peserta didik dapat menyederhanakan penjelasan tentang
suatu gejala, memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran untuk
memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang
relevan sehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan
penelitian (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015: 52).

5. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik


a. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan
pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi
pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupa-kan suatu kebutuhan,
(4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk
mengembangkan karakter siswa (Machin, 2014: 28-29).

b. Penerapan pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran di sekolah bertujuan


untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap, serta berkarya dengan
menggunakan kaidah dan langkah ilmiah. Proses pembelajaran menjadi lebih
penting dibandingkan hasil pembelajaran. Peserta mengalami lebih bermakna
dibandingkan peserta didik memahami (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015: 57).

6. Langkah-langkah pendekatan saintifik


a. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai
berikut, yang akan di dahului dengan paparan gambar 2. langkah pendekatan
saintifik (5M):
Gambar 2. langkah pendekatan saintifik (5M).

 Mengamati (observasi). Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan


proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta
didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan,
ketelitian, dan mencari informasi;

 Menanya. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara


luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan
terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam;
 Mengumpulkan Informasi. Kegiatan “mengumpulkan informasi”
merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan
menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat;

 Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar. Kegiatan “mengasosiasi/


mengolah informasi/ menalar” adalah memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupu Hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan;

 Menarik kesimpulan. Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan


pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data
atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan
menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual
membuat kesimpulan;

 Mengkomunikasikan. Pada pendekatan scientific diharapkan memberi


kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah
mereka pelajari (Wijayanti, 2014: 104-105).
b. Secara umum pendekatan saintifik tersusun atas beberapa langkah kegiatan
berurutan, ialah: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, melakukan
percobaan, mengolah data, serta mengomunikasikan hasil. Langkah tersebut
dipakai guna memberi pengalaman kepada siswa agar informasi yang diperoleh
lebih bermakna, teruji, dan dapat dipertanggungjawabkan (Setiawan, 2019: 02).

c. Menurut Saregar (2016: 54-55) pendekatan saintifik tersusun atas langkah-langkah


seperti, mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (applying),
menalar (sinteshis), dan mengomunikasikan (communication).

7. Proses pendekatan saintifik


a. Dalam prosesnya diawali dari siswa menanya, karena ada objek yang dilihat dan
didengar maka siswa merespon sehingga muncul kegiatan bertanya, ketika guru
menyampaikan atau menjawab pertanyaan dari siswa maka nantinya akan dikaitkan
dengan materi yang diajarkan. Kemudian siswa diajak untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan dengan cara berkolaborasi dalam suatu kelompok misalnya
dengan diskusi antar siswa satu dengan lainnya. Dalam hal ini harus bersifat merata
dan tidak berpihak pada salah satu kelompok saja. Sehingga akan muncul
keterampilan-keterampilan yang diperoleh peserta didik seperti, menghargai
pendapat orang lain, dan juga kompetensi mempresentasikan (Permatasari, 2014:
14-15).

8. Kelebihan Scientific Approach


a. Kelebihan Scientific Approach, yaitu untuk menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan. Guru harusmemperhatikan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. bahwa keberhasilan proses
belajar mengajar dipengaruhi oleh: (1) diri siswa sendiri sebagai pelaku utama
dalam proses belajar mengajar, (2) diri guru sebagai pengelola proses belajar
mengajar dengan segala keunikannya, (3) tujuan pendidikan yang menjadi sasaran
pencapaian dari proses belajar mengajar, (4) bahan pembelajaransebagai bahan
penunjang pokok bagi tercapainya tujuan, (5) kemudahan untuk mencapai sumber
bahan pengajaran, (6) suasana sekitar pada waktu belajar. Dari semua uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru harusselalu
berusaha dan berinovasi untuk menemukan strategi, metode, model dan pendekan
yang tepat dalam pembelajaran. Adapun salah satu pendekatan yang dapat
digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah pendekatan
metode saintifik dalam pembelajaran Sumayasa (dalam Budiyanto, dkk, 2016: 49).

9. Karakteristik Pendekatan Saintifik


a. Menurut Hosnan (dalam Suryana, 2017: 72) pembelajaran dengan pendekatan
saintifik memiliki karakteristik pembelajaran berpusat pada anak; melibatkan
keterampian proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip;
melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi; dapat mengembangkan
karakter anak.

10. Dimensi Scientific Approach


a. Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan
dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah (Musfiqon dan
Nurdyansyah, 2015: 58).

11. Penerapan Pendekatan Saintifik

Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian


dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan
kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun
bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga
dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya (Musfiqon
dan Nurdyansyah, 2015: 51), langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran teks laporan hasil observasi (LHO), sebagai berikut:

1. Mengamati (Observing),
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Peserta didik dapat mengamati lingkungan sekitar dan mulai menentukan
kejadian yang dilihat yang akan ditulis pada teks laporan hasil observasi
(LHO).

2. Menanya (Questioning),

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas


kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin
tahu peserta didik terhadap teks laporan hasil observasi (LHO). Semakin
terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut
dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam;

3. Mencoba (Experimenting),

Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi


dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, tahap ini peserta didik sudah mencoba menulis
teks laporan hasil observasi (LHO) yang telah mereka tentukan sebelumnya.

4. Menalar (associating),
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupu Hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan. Teks laporan hasil observasi (LHO) yang telah
ditulis oleh peserta didik dapat diasosiasikan agar mampu menjadi teks laporan
hasil observasi (LHO) yang memuat struktur teks yang lebih baik lagi.

5. Mengkomunikasikan atau membentuk jejaring (networking).

Pada pendekatan scientific diharapkan memberi kesempatan kepada


peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
teks laporan hasil observasi (LHO) kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliyah, Syaefatul dan Bambang Hartono. 2018. “Pengembangan Buku Pengayaan
Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kesenian Daerah Kabupaten/
Kota Tegal Untuk Sekolah Menengah Atas”. (JPBSI) Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 7(2): 55-63.
Budiyanto, Moch. Agus Krisno, dkk. 2016. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran di Pendidikan Dasar di Malang”. Biologi, Sains, Lingkungan, dan
Pembelajarannya, 13(1): 46-51.
Fadillah, Ummi dan Abdurahman. 2019. “Pengaruh Teknik Mind Mapping Model Discovery
Learning Terhadap Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas
VII SMP Negeri 12 Padang”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Imdonesia, 8(1),
Maret: 214-219.
Hagashita, Nelly, dkk. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Melalui Model Jurisprudensial Berbasis Wisata Lapangan Pada Siswa Kelas
X IPA 2 SMA Negeri 3 Singaraja”. e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3(1): 1-11.
Harsiati, Titik, dkk. 2017. Bahasa Indonesia: Buku Guru Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Iskandar, Harris. 2017. Bahasa Indonesia Paket C Tingkatan V Modul Tema 1: Menyingkap
Ilmu Pengetahuan di Sekitar Kita. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan.
Kurniadi, Rizal, dkk. 2018. “Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dengan
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 10
Padang”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Imdonesia, 7(3), September: 319-324.
Machin, A. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi
pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan”. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII),
3(1): 28-35.
Mugianto, dkk. 2017. “Pengembangan Perencanan Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek Siswa Kelas X SMA”. Jurnal Ilmu
Budaya, 1(4), Oktober: 353-366.
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
Permatasari, Eka Aprilia. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
pada Pembelajaran Sejarah”. IJHE (Indonesian Journal of History education), 3(1):
11-16.
Putri, Diana dan Syahrul R. 2019. “Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman Dan
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Pariaman”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(1), Maret: 62-69.
Rudyanto, Hendra Erik. 2014. “Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik
Bermuatan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”. Premiere
Educandum, 4(1), Juni: 41-48.
Saregar, Antomi. 2016. “Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum dengan Memanfaatkan
Media Phetsimulation dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak Padaminat dan
Penguasaan Konsep Mahasiswa”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 5(1):
53-60.
Setiawan, Adib Rifqi. 2019. “Peningkatan Literasi Saintifik melalui Pembelajaran Biologi
Menggunakan Pendekatan Saintifik”. Journal of Biology Education (JOBE), 2(1): 1-
13.
Setiyaningsih, Ika. 2019. Laporan Hasil Observasi dan Laporan Percobaan. Surakarta: PT.
Aksarra Sinergi Media.
Sudrajat, Rochmat Tri dan Dinda Firmansyah. 2020. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi dengan Menggunakan Pendekatan Discovery Di Kelas X
SMA XIX Kartika 1 Bandung”. Semantik, 9(2), September: 157-162.
SURYANA, DADAN. 2017. “Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik
di Taman Kanak-Kanak”. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(1), April: 67-82.
Tarida, Elga, dkk. 2020. “Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Siswa
Kelas VII SMP Negeri 12 Solok Selatan”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 9(1), Maret: 50-58.
Wijayanti, A. 2014. “Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan Pendekatan
Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa”. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 3(2): 102-108.

Anda mungkin juga menyukai