1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran kooperatif merupakan pedoman dalam bentuk program atau
intruksi untuk stratgi pengajaran yang dirancang agar mencapai pembelajaran.
Pedoman tersebut berisi tanggungjawab guru dalam merencanakan,
melaksanakan, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru ialah model pembelajaran
kooperatif.
Dalam pendidikan kesalahan guru dalam memilih strategi pembelajaran
dapat menyebabkan siswa kurang tertarik pada pembelajaran sehingga berdampak
pada berkurangnya motivasi dan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.
Tidak maksimalnya hasil belajar siswa disebabkan oleh rendahnya kemampuan
pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah berarti kecakapan
menerapkan kemampuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi yang belum
di kenal. Kemampuan memecahkan masalah sangat dibutuhkan oleh siswa, karena
pada dasarnya siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah
serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-
benar bermakna. Konsekuensinya adalah siswa akan mampu menyelesaikan
masalah - masalah serupa ataupun berbeda dengan baik karena siswa mendapat
pengalaman konkret dari masalah yang terdahulu, (Trianto,2007).
Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia
karena dalam menjalani keidupan manusia pasti akan berhadapan dengan
masalah. Apabila suatu cara atau strategi gagal untuk menyelesaikan sebuah
masalah maka hendaknya di coba dengan cara yang lain untuk menyelesaikannya.
Suatu pertanyaan merupakan masalah apabila seseorang tidak mempuyai aturan
atau hukum tertentu yang dengan segera dapa digunakan untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut. Mengajar siswa untuk menyelesaikan masalah
memungkinkan siswa untuk menjadi lebih analitis untuk mengambil keputusan di
dalam kehidupan. Dengan kata lain bila seorang siswa dilatih untuk
menyelesaikan masalah siswa itu mampu mengambil keputusan sebab siswa itu
menjadi mempunyai keterampilan tentang untuk mengumpulkan informasi yang
relevan, menganalisis informasi, dan menyadari beapa perlunya meneliti kembali
hasil yang telah diperoleh. Menurut teori belajar yang dikemukakan Gagne dalam
Suyitno (2004:8) menyebutkan bahwa keterampilan intelektual yang tinggi yang
termasuk didalamnya yaitu penalaran matematis dapat dilatih da dikembangkan
melalui pemecahan masalah atau problem solving.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tipe model pembelajaran kooperatif yang dipakai dalam penelitan?
2. Bagaimana untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah?
3. Bagaimana untuk mengetahui gambaran persentase kemampuan
pemecahan masalah siswa?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pembelajaran kooperatif yang dipakai dalam penelitian.
2. Dapat mengetahui cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
3. Dapat memberikan gambaran presentase kemampuan pemecahan masalah
siswa.
2. KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum
untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama
kelompok dan interaksi antarsiswa. Strategi ini berlandaskan pada teori belajar
Vygotsky (1978, 1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah
mekanisme untuk mendukung perkembangan kognitif. Dalam pelaksanaannya
metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang
diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi
dalam Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan metode Pembelajaran
Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi
bisa mendukung pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif learning
mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas.
Beberapa keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada
guru, kemampuan untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar
dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati
siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
difokuskan pada proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
kinerja guru, aktivitas siswa, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
siswa dalam menyelesaikan soal.
Penelitian tindakan kelas tersebut terlaksana dalam tiga siklus dengan tiga
kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi (Zainal, 2007). Perencanaan siklus pertama disusun
berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan kemampuan pemecahan
masalah siswa masih rendah. Pelaksanaan kegiatan pada siklus selanjutnya bisa
dikatakan hampir sama dengan siklus pertama, tetapi sub pokok bahasannya
berbeda. Materi pada siklus I adalah zat dan wujudnya. Materi pada siklus II
adalah adhesi, kohesi, kapilaritas, dan massa jenis zat. Materi pada siklus III
adalah pemuaian.
Sebelum tahap perencanaan perlu dilakukan identifikasi permasalahan.
Hasil observasi awal di kelas VII A SMP dan wawancara dengan guru mata
pelajaran IPA Fisika menunjukkan kemampuan pemecahan masalah pada kelas
tersebut masih rendah. Setelah merumuskan permasalah yang ada kemudian
peneliti merencanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal
yang perlu dipersiapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembuatan
instrumen pembelajaran. Intrumen tersebut berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tugas membaca, soal untuk lembar ahli, lembar observasi
dan soal evaluasi akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Materi yang
dipelajari berbeda pada setiap siklusnya. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh peneliti
dan observer yang merupakan guru IPA Fisika. Setiap akhir siklus dilaksanakan
refleksi dan evaluasi.
Refleksi adalah mengkaji kembali semua kegiatan yang telah dilakukan
pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hasil refleksi kemudian digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan mencapai sasaran. Hasil
evaluasi digunakan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar ahli berisi permasalahan-permaalahan yang akan
didiskusikan oleh kelompok ahli, tugas membaca, tes evaluasi akhir siklus, dan
lembar observasi. Instrumen yang diberikan berisi masalah yang kerap dihadapi
para siswa. Soal-soal tersebut berupa soal uraian. Sebelum alat evaluasi
digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk memperoleh butir soal yang
baik dan data yang akurat. Dari hasil tes uji coba, dihitung validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari masing-masing soal, kemudian
digunakan untuk mengambil data.
4. DAFTAR PUSTAKA
Nurjaya, G. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Metode Pembelajaran Bahasa Dan
Sastra Indonesia Berbasis Pembelajaran Kooperatif JIGSAW Untuk
Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Aplikatif Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Indonesia. 1(2).
Sudiana, I.K. 2012. Upaya Pengembangan Soft Skills Melalui Implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Pada Pembelajaran Kimia Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia. 1(2).
Layung Purnama, I dan Aldila Afriansyah, E. 2016. Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Ditinjau Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Complete Sentence Dan Team Quiz. Jurnal Pendidikan Matematika. 10(1).
Angriani, A D, Bernard, Nur, R, Nurjawahirah.2016. Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write Pada
Peserta Didik Kelas VIII1 MTsN Model Makassar. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran. 4(1).
Astuti, Y, Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada
Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1):88-92.
Abdullah, R. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
JIGSAW Pada Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal.
5(1).
Safrina, K, Ikhsan, M, Ahmad, A. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele.
Jurnal Didaktik Matematika. 1(1).
Hertiavi M.A, Langlang, H, Khanafiyah, S. 2010. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe JIGSAW untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6. 53-57.
Husna, Ikhsan, M, Fatimah, S. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Kounikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang.
1(2).
Rosyidah, U. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro.
Jurnal SAP. 1(2).
Usman, H.B. 2001. Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Tentang Konsep Limit
Fungsi Satu Variabel Real Melalui Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Ilmu
Pendidikan. 8(4).
Herianto, A, Ibrahim.