Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, NHT, Aktifitas Siswa, Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran yang dilakukan oleh ada, namun jika diberikan soal, mereka
guru pada umumnya adalah dengan tidak mampu menganalisa soal, sehingga
menceramahkan konsep-konsep, prinsip- rumus yang mereka hafal tidak bisa
prinsip, dan hukum-hukum dalam bentuk mereka gunakan, lebih-lebih jika soal yang
yang sudah jadi kepada siswa. Hal tersebut diajukan kepada mereka dalam bentuk soal
mengakibatkan siswa tidak memahami cerita.
secara komprehensif terhadap konsep- Berdasarkan data yang diperoleh
konsep yang diajarkan. dari hasil analisis ulangan harian pada
Sudah menjadi kebiasaan siswa tahun pelajaran sebelumnya menunjukkan
dalam belajar matematika tentang dimensi bahwa intake siswa Kelas X.2 SMA
tiga adalah menghafal rumus-rumus yang Negeri 3 Gorontalo terhadap materi
Alie, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT …584
dimensi tiga masih tergolong rendah. Hal Struktur tujuan suatu pelajaran
ini dibuktikan dengan daya serap siswa adalah jumlah saling ketergantungan yang
hanya 58,86%. Hasil capaian ini masih di dibutuhkan siswa saat mereka mengerjakan
bawah standar Kriteria Ketuntasan tugas mereka. Terdapat tiga macam
Minimal (KKM) yang disepakati sebagai struktur tujuan yang telah berhasil
standar SMA Negeri 3 Gorontalo yaitu 75 diidentifikasi adalah sebagai berikut.
%. a. Individualistik, jika pencapaian tujuan
Penggunaan model pembelajaran itu tidak memerlukan interaksi dengan
merupakan salah satu cara yang tepat orang lain dan tidak bergantung pada
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. baik buruknya pencapaian orang lain.
Pemilihan model pembelajaran yang baik Siswa yakin upaya mereka sendiri
sangat menentukan keberhasilan guru untuk mencapai tujuan tidak ada
dalam proses belajar mengajar. Terdapat hubungannya dengan upaya siswa lain
beragam model pembelajaran yang dapat dalam mencapai tujuan tersebut.
digunakan sebagai atribut pembelajaran, b. Kompetitif, terjadi bila seorang siswa
diantaranya Numbered Heads Together dapat mencapai suatu tujuan jika dan
(NHT). Model pembelajaran ini dapat hanya jika siswa lain tidak mencapai
menciptakan pembelajaran matematika tujuan tersebut. Dengan demikian
yang efektif dan menyenangkan sesuai setiap usaha yang dilakukan oleh
dengan tujuan pembelajaran yang suatu individu untuk mencapai tujuan
diharapkan. merupakan saingan bagi individu
Model pembelajaran NHT memiliki lainnya.
tupoksi mengasah kemandirian siswa. c. Kooperatif, terjadi jika siswa dapat
Pengembangan kemandirian siswa mencapai tujuan mereka hanya jika
tercermin dari pelaksanaan model siswa lain dengan siapa mereka
pembejaran NHT yang dilakukan dengan bekerja sama mencapai tujuan
cara penomoran terhadap masing-masing tersebut. Siswa yakin bahwa tujuan
siswa, sehingga setiap siswa bertanggung mereka akan tercapai jika siswa
jawab atas materi yang diberikan. lainnya juga mencapai tujuan tersebut
Sehingga model NHT ini mengacu pada (lbrahim dkk, 2005 : 3).
keterlibatan total siswa (individual). Model Pembelajaran Numbered
Pembelajaran kooperatif merupakan Heads Together (NHT) merupakan tipe
suatu pembelajaran yang didasarkan pembelajaran kooperatif yang terdiri atas
kepada paham konstruktivisme. Model empat tahap yang digunakan untuk
Pembelajaran kooperatif adalah model mereview fakta-fakta dan informasi dasar
pembelajaran dengan penekanan pada yang berfungsi untuk mengatur interaksi
aspek sosial melalui kelompok-kelompok siswa. Model Pembelajaran NHT adalah
kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa pendekatan yang dikembangkan oleh
yang sederajad secara heterogen untuk Spencer Kagan (1998). Model
menghasilkan pemikiran dan tantangan pembelajaran ini juga dapat digunakan
miskonsepsi siswa sebagai unsur kuncinya untuk memecahkan masalah yang tingkat
(Slavin,1995). kesulitannya terbatas.
Menurut Arends (2008:4) model Struktur NHT sering disebut
pengajaran yang disebut cooperatif berpikir secara kelompok. NHT digunakan
learning (pembelajaran kooperatif) untuk melibatkan lebih banyak siswa
berupaya membantu siswa untuk dalam menelaah materi yang tercakup
mempelajari isi akademis dengan berbagai dalam suatu pelajaran dan mengecek
keterampilan untuk mencapai berbagai pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
sasaran dan tujuan sosial dan hubungan tersebut.
antar manusia yang penting.
585 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
NHT sebagai model pembelajaran dan dalam bentuk kalimat tanya atau
pada dasarnya merupakan sebuah variasi bentuk arahan.
diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari Tahap 3: Berpikir bersama (Heads
NHT adalah guru hanya menunjuk seorang Together)
siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam Siswa menyatukan pendapatnya
menujuk siswa tersebut, guru tanpa terhadap jawaban pertanyaan itu dan
memberi tahu terlebih dahulu siapa yang meyakinkan tiap anggota dalam
akan mewakili kelompok tersebut. timnya mengetahui jawaban itu.
Menurut Muhammad Nur dalam Azizah Tahap 4: Menjawab (Answering)
(2007 : 21), dengan cara tersebut akan Guru memanggil siswa dengan nomor
menjamin keterlibatan total semua siswa tertentu, kemudian siswa yang
dan merupakan upaya yang sangat baik nomornya sesuai mengacungkan
untuk meningkatkan tanggung jawab tangannya dan mencoba untuk
individual dalam diskusi kelompok. Selain menjawab pertanyaan untuk seluruh
itu model pembelajaran NHT memberi kelas.
kesempatan kepada siswa untuk Kelebihan dalam penggunaan
membagikan ide-ide dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
mempertimbangkan jawaban yang paling sebagai berikut:
tepat. a Setiap siswa menjadi siap semua
Dengan adanya keterlibatan total b Dapat melakukan diskusi dengan
semua siswa tentunya akan berdampak sungguh-sungguh
positif terhadap motivasi belajar siswa. c Siswa yang pandai dapat mengajari
Siswa akan berusaha memahami konsep- siswa yang kurang pandai
konsep ataupun memecahkan Kelemahan dalam penggunaan
permasalahan yang disajikan oleh guru model pembelajaran kooperatif tipe NHT
seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, adalah sebagai berikut:
dkk dalam Azizah (2007:21) bahwa a. Kemungkinan nomor yang dipanggil,
dengan belajar kooperatif akan dipanggil lagi oleh guru
memperbaiki prestasi siswa atau tugas- b. Tidak semua anggota kelompok
tugas akademik penting lainnya serta akan dipanggil oleh guru
memberi keuntungan baik pada siswa Sebagai seorang pendidik sudah
kelompok bawah maupun kelompok atas menjadi tugas kita untuk bias memikirkan
yang bekerja bersama menyelesaikan bagaimana caranya agar hasil belajar siswa
tugas-tugas akademis. dapat mneningkat, siswa memperhatikan
Tahapan dalam pembelajan NHT pada saat guru menjelaskan, siswa aktif
antara lain yaitu penomoran, mengajukan mengerjakan soal latihan, tumbuhnya
pertanyaan, berfikir bersama, dan interaksi belajar mengajar yang
menjawab (Nur, Ibrahim, dkk, dan menyenangkan sehingga nantinya dapat
Nurhadi, dkk) dalam Azizah (2007 : 21). meningkatkan hasil belajar siswa.
Tahap 1: Penomoran (Numbering) Salah satu usaha yang dapat
Guru membagi siswa ke dalam dilakukan adalah dengan menggunakan
kelompok beranggotakan 4-5 orang model pembelajaran kooperatif Tipe NHT
dan setiap anggota kelompok diberi guna menciptakan pembelajaran yang
nomor 1-5. efektif dan menyenangkan sehingga hasil
Tahap 2: Mengajukan pertanyaan belajar siswa dapat meningkat.
(Questioning) Adapun langkah-langkah
Guru mengajukan sebuah pertanyaan pembelajaran NHT adalah:
kepada siswa. Pertanyaan dapat a. Pendahuluan
bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik Fase 1: Persiapan
1) Guru melakukan apersepsi
Alie, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT …586
yang keaktifannya dalam pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada grafik di
mencapai kategori baik dan sangat baik, bawah ini.
kemudian pada siklus II meningkat
menjadi 85,72 % yang keaktifannya
mencapai kategori baik dan sangat baik
dan hal ini berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa yang pada siklus I
hanya 61,90 % dari 21 orang siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar,
kemudian meningkat menjadi 85,71 % dari
21 orang siswa yang tuntas hasil
belajarnya.
Keberhasilan yang telah dicapai
pada siklus II, baik dari segi pengelolaan
pembelajaran, kegiatan siswa, maupun Gambar 4.1. Hasil Observasi Kegiatan
hasil belajar siswa menunjukkan bahwa Guru pada Siklus I dan II
untuk materi jarak pada bangun ruang di
Kelas X.2 SMA Negeri 3 Gorontalo sudah Grafik diatas menunjukkan bahwa
tuntas, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I, pengelolaan pembelajaran
tindakan yang dilakukan telah berhasil. yang dilaksanakan oleh guru belum
mencapai kriteria ketuntasan yang
Pembahasan diharapkan, kegiatan guru hanya
Pengajaran yang efektif dapat memperoleh skor 49,5 atau nilai 77,34
meningkatkan kualitas pembelajaran di (rata-rata pertemuan 1 dan 2), sedangkan
kelas sekaligus dapat meningkatkan kriteria keberhasilan pencapaian tindakan
penguasaan siswa pada materi yang seorang guru dalam pembelajaran berkisar
diajarkan. Makin baik kualitas belajar pada nilai 89 – 100 (sangat baik). Hal ini
mengajar guru maka makin baik pula disebabkan oleh pertama kurangnya
kualitas hasil belajar siswa. Hal ini telah pemberian motivasi kepada siswa, kedua
terlihat dari pelaksanaan penelitian adalah kurangnya pembimbingan dan
tindakan kelas ini. mendorong siswa untuk mengajukan
Hasil penelitian yang dilakukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
dalam dua siklus menggambarkan bahwa menyampaikan ide atau pendapat, ketiga
pengelolaan pembelajaran yang baik oleh adalah siswa yang mengganggu proses
guru dalam menyajikan materi jarak pada pembelajaran belum teratasi secara optimal
bangun ruang melalui model pembelajaran (mengelola kelas), dan yang keempat
kooperatif tipe NHT, menciptakan adalah pengelolaan atau penggunaan waktu
keaktifan siswa dalam belajar materi yang melebihi waktu yang telah
tersebut dan keaktifan siswa berdampak dialokasikan untuk 2 jam pelajaran. Aspek-
pada meningkatnya hasil belajar siswa. aspek yang belum tuntas ini kemudian
Adapun hasil yang dicapai dalam diperbaiki pada siklus II, dan menurut hasil
penelitian ini adalah berikut ini. pengamatan guru pengamat, kegiatan guru
mengalami peningkatan yaitu mencapai
Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I skor 58 atau mencapai nilai 90,63.
dan II
Hasil observasi oleh guru Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I
pengamat tentang kegiatan guru dalam dan II
membelajarkan materi jarak pada bangun Hasil observasi kegiatan siswa pada
ruang kepada siswa melalui model siklus I dan II digambarkan dalam grafik di
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada bawah ini.
591 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
hasil observasi pada siklus I dan II. Kerja Siswa) Pada Pokok
Kegiatan guru pada siklus I hanya Bahasan Bangun Ruang Sisi
mencapai nilai 77,34, kemudian Datar (Kubus dan Balok) Siswa
diperbaiki pada siklus II hingga Kela VIII Semester 2 SMP N. 6
mencapai nilai 90,63 dengan kategori Semarang Tahun Pelajaran
sangat baik. Demikian pula kegiatan 2006/2007. Skripsi S1
siswa pada siklus I 71,42 % dari 21 Pendidikan Matematika
orang siswa mencapai nilai dengan UNNES.
kategori baik dan sangat baik, Buchori, dkk. 2007. Jenius Matematika I.
kemudian meningkat pada siklus II Semarang : Aneka Ilmu.
menjadi 85,72 % siswa mencapai nilai Ibrahim M., Rachmadiarti F.,Nur M. Dan
dengan kategori baik dan sangat baik. Ismono. 2005. Pembelajaran
2. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Pusat
kooperatif tipe NHT dapat Sains dan Matematika Sekolah,
meningkatkan penguasaan siswa UNESA.
terhadap materi jarak pada bangun Kasmina, dkk. 2008. Matematika Program
ruang yang nampak pada hasil belajar Keahlian Teknologi,
siswa pada siklus I mencapai 61,90 % Kesehatan, dan Pertanian
dari 21 orang siswa tuntas hasil untuk SMK Kelas XI. Jakarta :
belajarnya dan meningkat pada siklus Erlangga.
II menjadi 85,71 % siswa memenuhi
kriteria ketuntasan hasil belajar yaikni Kunandar. 2009. Langkah Mudah,
75. Penelitian Tindakan Kelas
Saran sebagai Pengembangan Profesi
Berdasarkan hasil penelitian, maka Guru. Jakarta. Rajawali Pers.
peneliti menyarankan hal-hal sebagai Kusrini, dkk. 2003. Matematika Kelas 1.
berikut : Jakarta : DEPDIKNAS.
1. Penggunaan model pembelajaran Mohidin, Abd. Djabar & Napu, Yakob.
kooperatif tipe NHT dalam 2008. Assesmen Pembelajaran
pembelajaran diharapkan dapat Pendidikan dan Latihan Profesi
dijadikan sebagai salah satu alternatif Guru. Gorontalo. Universitas
untuk meningkatkan kegiatan dan hasil Negeri Gorontalo.
belajar siswa. Nur, M., dan Budayasa K. 1998. Teori
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat Pembelajaran Sosial dan Teori
khususnya bagi guru dan siswa, maka Pembelajaran Perilaku.
diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan Surabaya : Pusat Sains dan
secara berkesinambungan terutama Matematika Sekolah.
dalam pembelajaran matematika. Pomalato, Sarson & Hulukati, Evi. 2010.
Penelitian Tindakan Kelas.
DAFTAR PUSTAKA Ombulo : Nurul Jannah.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning.
Arends, Richard. 2008. Learning To Second Edition. Boston, Allyn
Teach. Yogyakarta : Pustaka and Bacon Publisher
Belajar. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Azizah, Noor. 2007. Keefektifan Yang Mempengaruhinya.
Penggunaan Model Jakarta. Rineka Cipta.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
NHT (Numbered Heads Learning Teori dan Aplikasi
Together) Dengan PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka
Pemanfaatan LKS (Lembar Pelajar.