p-ISSN: 2549-8231
ABSTRAK
ABSTRACT
Basically education is a process that helps humans to develope themselves to face any
changes that occur. In the whole process of education, teaching and learning activities
are the most basic activities. It implies the success or failure of the achievement of
educational goals depends on how the teaching and learning process are designed and
implemented. It has strong relation to the learning model applied in teaching and
learning process. One of learning model that can be applied is a cooperative learning
model. Cooperative learning model is believed to improve students' cognitive and
affective skills. Cooperative learning model has several types or variations. One f them
is Numbered Head Together (NHT). But it is found a problem that can hamper the
achievement of optimal learning and teaching process during the implementation of
NHT. Therefore, the need for an appropriate solution so that NHT can be implemented
more effectively.
PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peranan dengan tujuan pembelajaran untuk suatu
yang sangat penting dalam kehidupan kompetensi tertentu. Akibatnya, terdapat
sehari-hari. Matematika banyak kecenderungan penggunaan model
diperlukan aplikasinya dalam pembelajaran yang bersifat monoton,
melaksanakan aktivitas di segala bidang yaitu guru menggunakan model yang
kehidupan, baik bidang pendidikan, sama hampir pada setiap kompetensi yang
perdagangan (ekonomi), sosial maupun diajarkan. Menurut Suprihatiningrum
bidang-bidang yang lain. Dalam dunia (2013) salah satu kelemahan model
pendidikan matematika mampu pembelajaran langsung adalah siswa
mengarahkan siswa untuk berfikir secara menjadi tidak bertanggung jawab
logis dan memberikan solusi yang tepat mengenai materi yang harus dipelajari oleh
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dirinya karena menganggap materi akan
kemampuan matematika yang baik, akan diajarkan oleh guru. Selain itu,
mendukung siswa untuk memperoleh pembelajaran seperti itu lebih
berbagai macam bekal dalam menghadapi menekankan kepada siswa untuk
tantangan dalam era global. Kemampuan mengingat, menghafal dan tidak
berfikir kritis, logis, cermat, sistematis, menekankan pentingya penalaran
kreatif dan inovatif merupakan beberapa (reasoning), pemecahan masalah
kemampuan yang dapat ditumbuh (problem-solving), komunikasi
kembangkan melalui pendidikan (communication), ataupun pemahaman
matematika yang baik. Oleh karena (understanding).
matematika mempunyai peranan yang Menurut Walker, et al., 2011 “The
sangat penting, maka pembelajaran instructor acts as a facilitator, provides
matematika di sekolah harus dapat scaffolds and coaching, and models the
memberikan bekal pengetahuan bagi kinds of meta-cognitive questions and
siswa serta menghasilkan siswa yang strategies that students are then expected
mempunyai kecakapan atau kemampuan to do on their own”. Instruktur (guru)
matematika. bertindak sebagai fasilitator, menyediakan
Namun, dalam kenyataannya perencanaan dan pembinaan, dan model
pembelajaran matematika di sekolah jenis meta-kognitif pertanyaan dan strategi
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat yang siswa kemudian diharapkan untuk
dari rendahnya nilai mata pelajaran melakukan sendiri).
matematika di sekolah jika dibandingkan Menurut Wina Sanjaya (MA, 2011)
dengan nilai mata pelajaran yang lain. model pembelajaran kooperatif adalah
Salah satu faktor yang mempengaruhi rangkaian kegiatan belajar siswa dalam
rendahnya prestasi belajar matematika kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
adalah adanya kesulitan belajar siswa pembelajaran yang dirumuskan.
dalam pembelajaran matematika. Hal ini Pembelajaran kooperatif ini merupakan
disebabkan karena belum semua guru salah satu bentuk pembelajaran yang
mampu memilih pendekatan atau model berdasarkan paham konstruktivisme.
pembelajaran yang tepat dan sesuai Dalam pembelajaran kooperatif
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 114
sama dalam kelompok yang cukup kecil peduli. (2) Pertanggungjawaban individu,
sehingga setiap orang dapat berpartisipasi keberhasilan kelompok bergantung pada
dalam tugas kolektif yang telah ditetapkan pembelajaran individu dari semua anggota
secara jelas. Selain itu, siswa diharapkan kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
untuk melaksanakan tugas mereka tanpa menitikberatkan aktivitas anggota
pengawasan langsung dan langsung dari kelompok yang saling membantu dalam
guru. belajar. Adanya pertanggungjawaban
secara individu juga menjadikan setiap
Menurut Johnson dan Johnson
anggota siap untuk menghadapi tes dan
(dalam Huda, 2012) pembelajaran
tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa
kooperatif berarti working together to
bantuan teman sekelompoknya. (3)
accomplish shared goals (bekerja sama
Kesempatan yang sama untuk mencapai
untuk mencapai tujuan bersama).
keberhasilan, setiap siswa memberikan
Pembelajaran kooperatif mengacu pada
kontribusi kepada timnya dengan cara
metode pembelajaran dimana siswa
memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang
bekerja sama dalam kelompok kecil dan
terdahulu. Kontribusi dari semua anggota
saling membantu dalam belajar Hasil
kelompok dinilai.
penelitian yang dilakukan (Kupczynski, et
al., 2012) menyimpulkan data kualitatif Menurut Slavin (MA, 2011) tujuan
menunjukkan bahwa siswa dalam pembelajaran kooperatif berbeda dengan
kelompok pembelajaran kooperatif kelompok tradisional yang menerapkan
menemukan manfaat belajar yang lebih sistem kompetensi. Tujuan pembelajaran
dari kelompok tradisional. Majoka, et al., kooperatif adalah menciptakan situasi,
2007 dalam penelitiannya menunjukkan yaitu keberhasilan individu ditentukan
hasil bahwa 1) pembelajaran kooperatif atau dipengaruhi oleh keberhasilan
lebih efektif daripada pembelajaran kelompok. Model pembelajaran kooperatif
tradisional, 2) siswa dengan pembelajaran ini dikembangkan untuk mencapai tiga
kooperatif mempunyai kemampuan lebih tujuan pembelajaran yang dirangkum oleh
baik dalam hal aktivitas membaca dan Ibrahim (MA, 2011), yaitu sebagai
menulis, 3) pembelajaran kooperatif dapat berikut. (1) Hasil belajar akademik, dalam
membawa siswa dalam situasi dan pembelajaran kooperatif, selain mencakup
interaksi yang bermakna untuk beragam tujuan sosial juga dapat
meningkatkan prestasi akademik. memperbaiki prestasi siswa atau tugas-
tugas akademik penting lainnya. (2)
Menurut Slavin (dalam MA, 2011),
Penerimaan terhadap perbedaan individu,
terdapat tiga konsep sentral karakteristik
tujuan lain model pembelajaran kooperatif
pembelajaran kooperatif, sebagai berikut.
adalah penerimaan secara luas dari siswa-
(1) Penghargaan kelompok diperoleh jika
siswa yang berbeda berdasarkan ras,
kelompok mencapai skor di atas kriteria
budaya, kelas sosial, dan kemampuannya.
yang ditentukan. Keberhasilan kelompok
Pembelajaran kooperatif memberi peluang
didasarkan pada penampilan individu
bagi siswa dari berbagai latar belakang
sebagai anggota kelompok dalam
dan kondisi untuk bekerja sama dan
menciptakan hubungan antarpersonal
belajar saling menghargai satu sama lain.
yang saling mendukung, membantu, dan
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 116
Fase 5
Evaluasi. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari/ meminta presentasi
hasil kerja kepada kelompok.
Fase 6:
Memberikan penghargaan. Menghargai upaya dan hasil belajar
individu dan kelompok.