Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN: 2549-5070

p-ISSN: 2549-8231

MEDIVES 1 (2) (2017) 112-122


Journal of Medives
Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang
http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika

PROBLEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN
ALTERNATIF SOLUSINYA
Juwita Rini
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, IAIN Pekalongan
juwita_rini91@yahoo.com

Diterima: Mei 2017; Disetujui: Juni 2017; Dipublikasikan: Juli 2017

ABSTRAK

Pendidikan merupakan suatu proses yang mampu membantu manusia dalam


mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Dalam seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang
paling pokok. Artinya, bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung proses belajar mengajar dirancang dan diterapkan. Hal ini tentu sangat erat
kaitannya dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat meningkatkan keterampilan
kognitif dan afektif siswa. Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe
atau variasi, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT). Namun dalam penerapannya, ditemukan adanya masalah yang dapat
menghambat tercapainya proses belajar mengajar yang optimal. Oleh karena itu, perlu
adanya solusi yang tepat supaya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together menjadi lebih efektif.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, NHT, penerapan NHT.

ABSTRACT

Basically education is a process that helps humans to develope themselves to face any
changes that occur. In the whole process of education, teaching and learning activities
are the most basic activities. It implies the success or failure of the achievement of
educational goals depends on how the teaching and learning process are designed and
implemented. It has strong relation to the learning model applied in teaching and
learning process. One of learning model that can be applied is a cooperative learning
model. Cooperative learning model is believed to improve students' cognitive and
affective skills. Cooperative learning model has several types or variations. One f them
is Numbered Head Together (NHT). But it is found a problem that can hamper the
achievement of optimal learning and teaching process during the implementation of
NHT. Therefore, the need for an appropriate solution so that NHT can be implemented
more effectively.

Keywords: cooperative learning model, NHT, implementation of NHT.


113 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112 - 122

PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peranan dengan tujuan pembelajaran untuk suatu
yang sangat penting dalam kehidupan kompetensi tertentu. Akibatnya, terdapat
sehari-hari. Matematika banyak kecenderungan penggunaan model
diperlukan aplikasinya dalam pembelajaran yang bersifat monoton,
melaksanakan aktivitas di segala bidang yaitu guru menggunakan model yang
kehidupan, baik bidang pendidikan, sama hampir pada setiap kompetensi yang
perdagangan (ekonomi), sosial maupun diajarkan. Menurut Suprihatiningrum
bidang-bidang yang lain. Dalam dunia (2013) salah satu kelemahan model
pendidikan matematika mampu pembelajaran langsung adalah siswa
mengarahkan siswa untuk berfikir secara menjadi tidak bertanggung jawab
logis dan memberikan solusi yang tepat mengenai materi yang harus dipelajari oleh
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dirinya karena menganggap materi akan
kemampuan matematika yang baik, akan diajarkan oleh guru. Selain itu,
mendukung siswa untuk memperoleh pembelajaran seperti itu lebih
berbagai macam bekal dalam menghadapi menekankan kepada siswa untuk
tantangan dalam era global. Kemampuan mengingat, menghafal dan tidak
berfikir kritis, logis, cermat, sistematis, menekankan pentingya penalaran
kreatif dan inovatif merupakan beberapa (reasoning), pemecahan masalah
kemampuan yang dapat ditumbuh (problem-solving), komunikasi
kembangkan melalui pendidikan (communication), ataupun pemahaman
matematika yang baik. Oleh karena (understanding).
matematika mempunyai peranan yang Menurut Walker, et al., 2011 “The
sangat penting, maka pembelajaran instructor acts as a facilitator, provides
matematika di sekolah harus dapat scaffolds and coaching, and models the
memberikan bekal pengetahuan bagi kinds of meta-cognitive questions and
siswa serta menghasilkan siswa yang strategies that students are then expected
mempunyai kecakapan atau kemampuan to do on their own”. Instruktur (guru)
matematika. bertindak sebagai fasilitator, menyediakan
Namun, dalam kenyataannya perencanaan dan pembinaan, dan model
pembelajaran matematika di sekolah jenis meta-kognitif pertanyaan dan strategi
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat yang siswa kemudian diharapkan untuk
dari rendahnya nilai mata pelajaran melakukan sendiri).
matematika di sekolah jika dibandingkan Menurut Wina Sanjaya (MA, 2011)
dengan nilai mata pelajaran yang lain. model pembelajaran kooperatif adalah
Salah satu faktor yang mempengaruhi rangkaian kegiatan belajar siswa dalam
rendahnya prestasi belajar matematika kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
adalah adanya kesulitan belajar siswa pembelajaran yang dirumuskan.
dalam pembelajaran matematika. Hal ini Pembelajaran kooperatif ini merupakan
disebabkan karena belum semua guru salah satu bentuk pembelajaran yang
mampu memilih pendekatan atau model berdasarkan paham konstruktivisme.
pembelajaran yang tepat dan sesuai Dalam pembelajaran kooperatif
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 114

diterapkan strategi belajar dengan mengajar. Menurut Kember (2016) guru


sejumlah siswa sebagai anggota kelompok harus selalu kreatif dan inovatif dalam
kecil yang tingkat kemampuannya mengajar agar siswa lebih mudah
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas memahami materi yang disajikan dan
kelompoknya, setiap anggota kelompok antusias berpartisipasi dalam proses
harus saling bekerja sama dan saling belajar mengajar.
membantu untuk memahami materi Adanya masalah tersebut
pelajaran. Menurut Sadker dan Sadker menimbulkan pemikiran untuk mencari
(Huda, 2012) model pembelajaran solusi yang tepat. Diharapkan dengan
kooperatif dapat meningkatkan
adanya solusi bagi setiap masalah yang
keterampilan kognitif dan afektif siswa. timbul pada penerapan model
Menurut Gillies (2014) pembelajaran kooperatif tipe Numbered
pembelajaran kooperatif secara luas diakui Head Together dapat membantu agar
sebagai praktik pedagogis yang penerapan model pembelajaran tersebut
mendorong sosialisasi dan pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal tersebut yang
di kalangan siswa TK sampai tingkat mendasari pembuatan tulisan mengenai
perguruan tinggi dan lintas bidang studi Problematika Penerapan Model
yang berbeda. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
melibatkan siswa yang bekerja sama Head Together (NHT) dan Alternatif
untuk mencapai tujuan bersama atau solusinya.
menyelesaikan tugas kelompok. Minat Berdasarkan latar belakang masalah
dalam pembelajaran kooperatif di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berkembang pesat selama tiga dekade berikut. Apa sajakah masalah yang timbul
terakhir karena penelitian yang telah dalam penerapan model pembelajaran
dipublikasikan dapat memberikan proses kooperatif tipe Numbered Head Together
pemecahan masalah dan berpikir tingkat (NHT)? Bagaimanakah alternatif solusi
tinggi dalam matematika. untuk mengatasi masalah yang timbul
Model pembelajaran kooperatif dalam penerapan model pembelajaran
mempunyai beberapa tipe atau variasi. kooperatif tipe Numbered Head Together
Salah satunya adalah model pembelajaran (NHT)?
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT). Menurut Huda (2012) model
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) adalah suatu model Model Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran yang memberikan Pembelajaran kooperatif adalah
kesempatan kepada siswa untuk saling penggunaan instruksional kelompok kecil
sharing ide-ide dan mempertimbangkan sehingga siswa bekerja sama untuk
jawaban yang paling tepat. Menurut memaksimalkan pembelajaran mereka
Haydon, et al., 2010 Numbered Head sendiri dan masing-masing (Johnson, et
Together (NHT) dapat diartikan sebagai al., 2014). Menurut Davidson & Mayor
upaya yang dilakukan oleh guru untuk (2014) pembelajaran kooperatif akan
melibatkan siswa dalam proses belajar didefinisikan sebagai siswa yang bekerja
115 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112 - 122

sama dalam kelompok yang cukup kecil peduli. (2) Pertanggungjawaban individu,
sehingga setiap orang dapat berpartisipasi keberhasilan kelompok bergantung pada
dalam tugas kolektif yang telah ditetapkan pembelajaran individu dari semua anggota
secara jelas. Selain itu, siswa diharapkan kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
untuk melaksanakan tugas mereka tanpa menitikberatkan aktivitas anggota
pengawasan langsung dan langsung dari kelompok yang saling membantu dalam
guru. belajar. Adanya pertanggungjawaban
secara individu juga menjadikan setiap
Menurut Johnson dan Johnson
anggota siap untuk menghadapi tes dan
(dalam Huda, 2012) pembelajaran
tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa
kooperatif berarti working together to
bantuan teman sekelompoknya. (3)
accomplish shared goals (bekerja sama
Kesempatan yang sama untuk mencapai
untuk mencapai tujuan bersama).
keberhasilan, setiap siswa memberikan
Pembelajaran kooperatif mengacu pada
kontribusi kepada timnya dengan cara
metode pembelajaran dimana siswa
memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang
bekerja sama dalam kelompok kecil dan
terdahulu. Kontribusi dari semua anggota
saling membantu dalam belajar Hasil
kelompok dinilai.
penelitian yang dilakukan (Kupczynski, et
al., 2012) menyimpulkan data kualitatif Menurut Slavin (MA, 2011) tujuan
menunjukkan bahwa siswa dalam pembelajaran kooperatif berbeda dengan
kelompok pembelajaran kooperatif kelompok tradisional yang menerapkan
menemukan manfaat belajar yang lebih sistem kompetensi. Tujuan pembelajaran
dari kelompok tradisional. Majoka, et al., kooperatif adalah menciptakan situasi,
2007 dalam penelitiannya menunjukkan yaitu keberhasilan individu ditentukan
hasil bahwa 1) pembelajaran kooperatif atau dipengaruhi oleh keberhasilan
lebih efektif daripada pembelajaran kelompok. Model pembelajaran kooperatif
tradisional, 2) siswa dengan pembelajaran ini dikembangkan untuk mencapai tiga
kooperatif mempunyai kemampuan lebih tujuan pembelajaran yang dirangkum oleh
baik dalam hal aktivitas membaca dan Ibrahim (MA, 2011), yaitu sebagai
menulis, 3) pembelajaran kooperatif dapat berikut. (1) Hasil belajar akademik, dalam
membawa siswa dalam situasi dan pembelajaran kooperatif, selain mencakup
interaksi yang bermakna untuk beragam tujuan sosial juga dapat
meningkatkan prestasi akademik. memperbaiki prestasi siswa atau tugas-
tugas akademik penting lainnya. (2)
Menurut Slavin (dalam MA, 2011),
Penerimaan terhadap perbedaan individu,
terdapat tiga konsep sentral karakteristik
tujuan lain model pembelajaran kooperatif
pembelajaran kooperatif, sebagai berikut.
adalah penerimaan secara luas dari siswa-
(1) Penghargaan kelompok diperoleh jika
siswa yang berbeda berdasarkan ras,
kelompok mencapai skor di atas kriteria
budaya, kelas sosial, dan kemampuannya.
yang ditentukan. Keberhasilan kelompok
Pembelajaran kooperatif memberi peluang
didasarkan pada penampilan individu
bagi siswa dari berbagai latar belakang
sebagai anggota kelompok dalam
dan kondisi untuk bekerja sama dan
menciptakan hubungan antarpersonal
belajar saling menghargai satu sama lain.
yang saling mendukung, membantu, dan
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 116

(3) Pengembangan keterampilan sosial, kolaborasi.Terkait langkah (sintaks)


tujuan pengembangan keterampilan sosial model pembelajaran, Ibrahim, dkk (MA,
adalah mengajarkan pada siswa 2011) menyebutkan enam fase dalam
keterampilan bekerja sama dan model pembelajaran kooperatif, yakni:
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi Menyampaikan semua tujuan yang ingin
siswa. dicapai selama pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi. Menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau melalui bahan
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam Menjelaskan kepada siswa cara membentuk
kelompok-kelompok belajar. kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan Membimbing kelompok belajar pada saat
belajar. mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5
Evaluasi. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari/ meminta presentasi
hasil kerja kepada kelompok.
Fase 6:
Memberikan penghargaan. Menghargai upaya dan hasil belajar
individu dan kelompok.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT adalah salah satu model


Numbered Head Together (NHT) pembelajaran kooperatif yang lebih baik
daripada pembelajaran tradisional dalam
Numbered Head Together (NHT)
wilayah akademik seperti pembelajaran
pertama kali dikembangkan oleh Spenser
sosial dan sains.
Kagan (1993) untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi Adapun langkah-langkah (sintaks)
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan dalam penerapan model pembelajaran
mengecek pemahaman mereka terhadap kooperatif tipe Numbered Heads Together
isi pelajaran tersebut. Menurut Huda (NHT) menurut Huda (2012) adalah
(2012) model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
tipe Numbered Head Together (NHT) 1. Siswa dibagi dalam kelompok-
adalah suatu model pembelajaran yang kelompok. Masing-masing siswa
memberikan kesempatan kepada siswa dalam kelompok diberi nomor.
untuk saling sharing ide-ide dan 2. Guru memberikan tugas/pertanyaan
mempertimbangkan jawaban yang paling dan masing-masing kelompok
tepat. Penelitian yang dilakukan oleh mengerjakannya.
Haydon et al. (2010) diperoleh bahwa
117 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112 - 122

3. Kelompok berdiskusi untuk sama dan belajar saling menghargai


menemukan jawaban yang dianggap satu sama lain.
paling benar dan memastikan semua 2. Pada model pembelajaran NHT, yang
anggota kelompok mengetahui mempresentasikan jawaban hasil
jawaban tersebut. diskusi kelompok merupakan siswa
4. Guru memanggil salah satu nomor dengan nomor yang dipanggil dari
secara acak. Siswa dengan nomor dan kelompok yang dipilih oleh guru. Di
kelompok yang dipanggil sini kurang adanya keterlibatan setiap
mempresentasikan jawaban hasil kelompok dalam menjawab
diskusi kelompok mereka.
pertanyaan, karena yang menjawab
pertanyaan hanya siswa dari
Implementasi Model Pembelajaran kelompok yang dipilih oleh guru.
Kooperatif Tipe Numbered Head Sehingga muncul permasalahan,
Together (NHT) bagaimana agar setiap kelompok
Berdasarkan uraian mengenai terlibat dalam menjawab pertanyaan.
langkah-langkah model pembelajaran 3. Pada poin 2, muncul permasalahan
kooperatif tipe NHT di atas dapat bagaimana agar setiap kelompok
disimpulkan bahwa langkah-langkah terlibat dalam menjawab pertanyaan.
tersebut belum lengkap dan masih kurang Dampak dari solusi yang ditawarkan
sesuai dengan fase atau langkah-langkah oleh penulis untuk mengatasi masalah
dari pembelajaran kooperatif itu sendiri. pada poin 2 tersebut akan muncul
Seharusnya dalam langkah-langkah masalah yaitu apabila siswa-siswa
pembelajaran kooperatif tipe Numbered dengan nomor yang dipanggil
Head Together (NHT) memuat fase-fase merupakan siswa yang berbeda
dari pembelajaran kooperatif. Adapun kemampuan. Misalnya guru
permasalahan yang dapat ditemukan dari memanggil siswa nomor 3. Siswa
langkah-langkah model pembelajaran nomor 3 dari kelompok A merupakan
kooperatif tipe Numbered Head Together siswa yang pandai, sedangkan siswa
(NHT) yaitu: nomor 3 dari kelompok B merupakan
1. Pada langkah ke 1, siswa dibagi
siswa yang kurang pandai. Hal
dalam kelompok-kelompok. Dalam tersebut dapat menyebabkan
pembagian kelompok muncul kesenjangan antar kelompok.
permasalahan yaitu bagaimana agar
setiap kelompok heterogen, baik 4. Dalam model pembelajaran NHT,
dalam hal kemampuan, sosial, guru memanggil salah satu nomor
maupun jenis kelamin. Sehingga secara acak untuk mempresentasikan
pembagian kelompok adil dan merata. jawaban hasil diskusi kelompok
Hal ini sesuai dengan tujuan mereka. Dalam memanggil nomor
pembelajaran kooperatif, bahwa siswa dikhawatirkan guru bertindak
pembelajaran kooperatif memberi subjektif.
peluang bagi siswa dari berbagai latar 5. Pada langkah-langkah model
belakang dan kondisi untuk bekerja pembelajaran NHT, belum ada
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 118

kegiatan yang dapat mengukur permasalahan tersebut adalah sebagai


perkembangan atau kemajuan berikut:
akademik setiap siswa. Seharusnya 1. Untuk mengatasi permasalahan pada
dalam setiap pembelajaran terdapat nomor 1, solusi yang diberikan adalah
kegiatan yang dapat mengukur sebelum proses pembelajaran
perkembangan atau kemajuan berlangsung guru telah membagi
akademik setiap siswa. Hal ini sesuai siswa ke dalam kelompok yang
dengan tujuan pembelajaran heterogen, baik dalam hal
kooperatif, bahwa dengan kemampuan, sosial, maupun jenis
pembelajaran kooperatif dapat
kelamin, dengan masing-masing
memperbaiki prestasi siswa atau kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
tugas-tugas akademik penting Pembagian siswa ke dalam kelompok
lainnya. Sehingga muncul masalah dapat didasarkan pada nilai hasil
yaitu bagaimana agar dalam model ulangan sebelumnya. Sehingga dalam
pembelajaran NHT terdapat kegiatan setiap kelompok heterogen, yaitu
yang dapat mengukur perkembangan terdiri dari siswa yang berkemampuan
atau kemajuan akademik siswa. tinggi, sedang, dan rendah, selain itu
6. Pada langkah-langkah model juga terdiri dari siswa laki-laki dan
pembelajaran NHT, belum ada perempuan. Pembagian kelompok
kegiatan untuk memberikan sebelum proses pembelajaran juga
penghargaan kelompok. Tahap ini lebih efektif dan efisien dibandingkan
diperlukan untuk menghargai upaya dengan pembagian kelompok pada
dan hasil belajar individu dan saat pembelajaran. Berikut ini
kelompok. Sehingga dengan adanya dijelaskan salah satu cara
penghargaan kelompok, diharapkan pembentukan kelompok berdasarkan
dapat memotivasi siswa untuk terus kemampuan akademik.
membangkitkan semangat berprestasi. Tabel 2. Pembagian Kelompok
Hal ini juga sesuai dengan fase dalam Kemampuan Peringkat Kelompok
pembelajaran kooperatif. Sehingga 1 A
2 B
muncul masalah yaitu bagaimana agar 3 C
Tinggi
dalam model pembelajaran NHT 4 D
5 E
terdapat kegiatan untuk memberikan
6 F
penghargaan kepada kelompok. 7 F
Di atas telah diuraikan mengenai 8 E
9 D
permasalahan-permasalahan yang 10 C
mungkin muncul dalam penerapan model Sedang 11 B
12 A
pembelajaran kooperatif tipe Numbered 13 A
Head Together (NHT). Supaya proses 14 B
pembelajaran berjalan dengan baik maka 15 C
16 D
permasalahan-permasalahan yang muncul
17 E
harus segera diatasi. Adapun alternatif Sedang 18 F
solusi yang mungkin dari permasalahan- 19 F
20 E
119 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112 - 122

Kemampuan Peringkat Kelompok ataupun dengan skor peningkatan


21 D
siswa (yang dijelaskan pada poin 5).
22 C
23 B 4. Untuk mengatasi permasalahan pada
24 A
25 A nomor 4, solusi yang diberikan adalah
26 B dalam memanggil nomor siswa
Rendah 27 C dengan cara pengundian. Jadi, siswa
28 D
29 E yang mempresentasikan jawaban
30 F hasil diskusi adalah siswa yang
nomornya keluar ketika diundi,
2. Untuk mengatasi permasalahan pada sehingga dengan cara pengundian
nomor 2, solusi yang diberikan adalah seperti ini akan menghilangkan kesan
siswa yang menjawab pertanyaan atau subjektif guru.
mempresentasikan jawaban hasil 5. Untuk mengatasi permasalahan pada
diskusi kelompok merupakan seluruh nomor 5, solusi yang diberikan adalah
siswa dari setiap kelompok yang dengan menambahkan kegiatan
nomornya dipanggil oleh guru. evaluasi pada langkah-langkah NHT.
Misalnya guru memanggil nomor 2 Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk
untuk menjawab pertanyaan, maka mengukur perkembangan atau
siswa yang bernomor 2 pada setiap kemajuan akademik setiap siswa.
kelompok yang menjawab Langkah ini dapat ditambahkan
pertanyaan. Sehingga setiap setelah langkah ke 5. Jadi setelah
kelompok akan terlibat dalam langkah ke 5, guru memberikan
menjawab pertanyaan. evaluasi untuk mengukur
3. Untuk mengatasi permasalahan pada perkembangan atau kemajuan
nomor 3, solusi yang diberikan adalah akademik setiap siswa. Selain itu,
penomoran yang diberikan pada evaluasi ini juga dapat dijadikan
masing-masing siswa dalam setiap sebagai penilaian kelompok, yaitu
kelompok didasarkan pada dengan cara memberikan skor pada
kemampuan akademik masing- peningkatan nilai yang dicapai setiap
masing siswa. Jadi siswa siswa. Hal ini sesuai dengan konsep
dikelompokkan berdasarkan sentral karakteristik pembelajaran
kemampuan akademiknya, misalnya kooperatif, yaitu bahwa setiap siswa
tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dapat memberikan kontribusi kepada
siswa-siswa pada kategori tinggi timnya dengan cara memperbaiki
diberi nomor yang sama, begitu juga hasil belajarnya sendiri yang
pada siswa dengan kategori sedang terdahulu. Menurut Slavin (2005:
dan rendah. Penggolongan 159) skor peningkatan yang diperoleh
kemampuan siswa dapat didasarkan siswa dapat ditentukan dengan
pada nilai hasil ulangan sebelumnya kriteria sebagai berikut:
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 120

Tabel 3. Kriteria Skor Peningkatan


Kriteria Skor Peningkatan
Nilai evaluasi turun lebih dari 10 poin di bawah
5
nilai awal.
Nilai evaluasi turun antara 10-1 di bawah nilai
10
awal.
Nilai evaluasi sama dengan atau sampai dengan
20
10 poin di atas nilai awal.
Nilai evaluasi naik lebih dari 10 poin di atas
30
nilai awal.
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari nilai
30
awal)

6. Untuk mengatasi permasalahan pada c. Menentukan skor akhir kelompok


nomor 6, solusi yang diberikan adalah yang diperoleh dari penjumlahan
dengan menambahkan kegiatan rata-rata skor kelompok dan skor
penghargaan kelompok pada langkah- peningkatan kelompok.
langkah NHT. Langkah ini dapat d. Memberikan predikat pada
ditambahkan setelah langkah masing-masing kelompok.
evaluasi. Jadi setelah langkah Adapun predikat yang diberikan
evaluasi, guru memberikan sesuai dengan kriteria berikut:
penghargaan kepada kelompok yang
Tabel 4. Kriteria dan Predikat Siswa
berhasil mencapai skor di atas kriteria
yang ditentukan. Penghargaan Kriteria Predikat
kelompok ini diharapkan dapat Skor akhir < 22 Tim Cukup Baik
memotivasi siswa untuk terus 22 ≤ Skor akhir < 27 Tim Baik
membangkitkan semangat berprestasi. 27 ≤ Skor akhir < 33 Tim Sangat Baik
Dalam tulisan ini, penilaian akhir Skor akhir ≥ 33 Tim Super
yang diperoleh kelompok merupakan
penggabungan dari nilai kelompok e. Memberikan penghargaan kepada
dan skor peningkatan setiap anggota kelompok yang berhasil
kelompok. Adapun langkah-langkah mencapai skor di atas kriteria
dalam memberikan penghargaan yang ditentukan atau kepada
kelompok yaitu: kelompok yang memperoleh
a. Menentukan rata–rata skor predikat terbaik.
kelompok yang diperoleh dari Sehingga langkah-langkah (sintaks)
hasil diskusi. model pembelajaran kooperatif tipe
b. Menentukan skor peningkatan Numbered Head Together (NHT) setelah
kelompok yang diperoleh dari dimodifikasi adalah sebagai berikut:
rata-rata skor peningkatan yang 1. Sebelum proses pembelajaran
diperoleh setiap anggota berlangsung, guru telah membagi siswa
kelompok. ke dalam kelompok heterogen, baik
121 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112 - 122

dalam hal kemampuan, sosial, maupun meningkatkan hasil akademik dan


jenis kelamin, dengan masing-masing perilaku bagi siswa.
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Pembagian siswa ke dalam kelompok
dapat didasarkan pada nilai hasil PENUTUP
ulangan sebelumnya. Berdasarkan uraian-uraian pada
2. Masing-masing siswa dalam kelompok pembahasan sebelumnya, dimungkinkan
diberi nomor. Penomoran disesuaikan timbulnya permasalahan dalam penerapan
dengan kemampuan akademik masing- model pembelajaran kooperatif tipe
masing siswa. Numbered Head Together (NHT). Untuk
mengatasi permasalahan, penulis telah
3. Guru memberikan tugas/pertanyaan mencoba menyusun alternatif solusinya.
dan masing-masing kelompok Oleh karena itu, diharapkan guru dapat
mengerjakannya. menerapkan langkah-langkah (sintaks)
4. Kelompok berdis kusi untuk model pembelajaran kooperatif tipe
menemukan jawaban yang dianggap Numbered Head Together (NHT) yang
paling benar dan memastikan semua telah dimodifikasi supaya proses
anggota kelompok mengetahui jawaban pembelajaran berjalan lebih baik dan
tersebut. efektif.
5. Guru mengundi nomor siswa. Siswa-
siswa dari setiap kelompok yang
DAFTAR PUSTAKA
nomornya terundi mempresentasikan
jawaban hasil diskusi kelompok Davidson, N., & Major, C. H. (2014).
Boundary Crossings: Cooperative
mereka.
Learning, Collaborative Learning,
6. Guru memberikan evaluasi untuk and Problem-Based
mengukur perkembangan atau Learning. Journal on Excellence in
kemajuan akademik setiap siswa. College Teaching, 25.
Gillies, R. M. (2014). Cooperative
7. Guru memberikan penghargaan kepada
Learning: Developments in
kelompok yang berhasil mencapai skor Research. International Journal of
di atas kriteria yang ditentukan atau Educational Psychology, 3(2), 125-
kepada kelompok yang memperoleh 140.
predikat terbaik. Huda, M. (2012). Cooperative Learning,
Penelitian ini sejalan dengan Maman Metode, Teknik, Struktur dan Model
& Rajab (2016) bahwa dalam proses Penerapan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
belajar mengajar, para siswa tampak
senang dan gembira sehingga mereka Hunter, W. C., Dieker, L. A., & Whitney,
menjadi aktif dan kreatif. Pengelompokan T. (2016). Consultants and
Coteachers Affecting Student
siswa dapat mendorong keterlibatan siswa Outcomes with Numbered Heads
dalan proses belajar mengajar. Sejalan Together: Keeping All
dengan Hunter, et al., 2016 bahwa Engaged. Journal of Educational
Numbered Head Together (NHT) dapat
Juwita Rini, Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 122

and Psychological Majoka, M. I., Saeed, M., & Mahmood, T.


Consultation, 26(2), 186-199. (2007). Effect of Cooperative
Learning on Academic Achievement
Haydon, T., Maheady, L., & Hunter, W.
and Retention of Secondary Grader
(2010). Effects of Numbered Heads
Mathematics Students. Journal of
Together on the Daily Quiz Scores
Educational Research, 10(1), 44-56.
and on-Task Behavior of Students
with Disabilities. Journal of Maman, M., & Rajab, A. A. (2016). The
Behavioral Education. 19(3), 222- Implementation of Cooperative
238. Learning Model" Number Heads
Together"(" NHT") in Improving
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith,
the Students' Ability in Reading
K. A. (2014). Cooperative Learning:
Comprehension. International
Improving University Instruction by
Journal of Evaluation and Research
Basing Practice on Validated
in Education, 5(2), 174-180.
Theory. Journal on Excellence in
University Teaching, 25(4), 1-26. Slavin, R. (2005). Cooperative Learning,
Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Kember, D. (2016). Motivating Students
Nusa Media.
through Teaching and Learning. In
Understanding the Nature of Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi
Motivation and Motivating Students Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
through Teaching and Learning in Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Higher Education (pp. 79-97). Walker, A., Recker, M., Robertshaw, M.,
Springer Singapore. Osen, J., Leary, H., Ye, L., &
Kupczynski, L., Mundy, M.A., Goswami, Sellers, L. (2011). Integrating
J. dan Meling, V. (2012). Technology and Problem-Based
Cooperative Learning In Distance Learning. The Interdisciplinary
Learning: A Mixed Methods Study. Journal of Problem-Based
International Journal of Instruction. Learning. 5(2), 70-94.
5(2), 81-90. .
MA, H. (2011). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Pustaka Setia.
123 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 112–122

Anda mungkin juga menyukai