Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui
penerapan model Reciprocal Teaching Setting Kooperatif pada siswa kelas VIII SMP Negeri
15 Bulukumba tahun ajaran 2018/2019 dengan mengacu pada indikator keefektifan
pembelajaran, yaitu hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa. Desain penelitian
yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel eksperimennya adalah
siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Bulukumba. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas siswa dan
angket respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistika
deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan:(1) rata-rata hasil
pretest siswa yaitu 7,65 berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata hasil posttest siswa yaitu
77,7 berada pada kategori sedang, (2) hasil pretest menunjukkan ketuntasan klasikal 100%
tidak tuntas. Hasil posttest menujukkan ketuntasan klasikal tercapai yakni 85% (17 siswa)
mencapai ketuntasan individu,(3) rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,75 (kategori tinggi),(4)
rata-rata presentase aktivitas siswa sebesar 84%, (5)rata-rata presentase respon positif siswa
83%. Hasil analisis inferensial menunjukkan: (1) nilai rata-rata siswa yang diajar dengan model
Reciprocal Teaching Setting Kooperatif lebih besar dari 73 (KKM),(2) nilai rata-rata gain
ternormalisasi lebih besar dari 0,3 (kategori sedang). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Reciprocal Teaching Setting Kooperatif efektif digunakan pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 15 Bulukumba.
Abstract
This study aims to see the effectiveness of learning mathematics through the application of the
reciprocal teaching model with cooperative setting to class VIII students of SMP Negeri 15
Bulukumba in the 2018/2019 academic year by referring to the indicators of learning
effectiveness, namely student learning outcomes, student activities and student responses. The
research design used was the One-Group Pretest-Posttest Design. The experimental sample was
students of class VIII B SMP Negeri 15 Bulukumba. Data were collected using learning
outcomes tests (pretest and posttest), student activity observation sheets and student response
questionnaires. The data analysis technique used is descriptive and inferential statistical
analysis techniques. The results of descriptive statistical analysis showed: (1) the average
pretest result of the students, namely 7.65, was in the very low category. The average posttest
results of the students were 77.7 in the medium category, (2) the pretest results showed that
100% classical completeness was not complete. The posttest results showed that classical
completeness was achieved, namely 85% (17 students) achieved individual completeness, (3)
the average normalized gain was 0.75 (high category), (4) the average percentage of student
activity was 84%, (5) the average percentage of students' positive responses was 83%. The
results of the inferential analysis show: (1) the average value of students taught by the
cooperative reciprocal teaching setting model is greater than 73 (KKM), (2) the average
normalized gain value is greater than 0.3 (moderate category). From the results of this study, it
can be seen that the use of the reciprocal teaching model with cooperative setting is effective in
class VIII students of SMP Negeri 15 Bulukumba.
situasi siswa belajar. Guru memberikan yang dimiliki oleh pembaca dan
pengalamannya kepada siswa sebagai pembelajaran efektif, seperti
pengayom, sebagai sumber tempat merangkum, bertanya
bertanya, sebagai pengarah, sebagai mengklarifikasi,memprediksi,dan
pembimbing, sebagai fasilitator, dan merespon apa yang dibaca.
sebagai organisator dalam belajar. Prosedur pengajaran terbalik
Perkembangan model dilakukan pertama-tama dengan guru
pembelajaran dari waktu ke waktu terus menugaskan siswa membaca bacaan
mengalami perubahan. Model-model dalam kelompok-kelompok kecil,
pembelajaran konvensional kini mulai kemudian guru memodelkan empat
ditinggalkan berganti dengan model keterampilan (mengajukan pertanyaan
yang lebih modern. Sejalan dengan yang bisa diajukan merangkum bacaan,
pendekatan konstruktivisme dalam megklarifikasi poin-poin yang sulit,
pembelajaran, salah satu model benar ataupun salah, dan meramalkan
pembelajaran yang kini banyak apa yang akan ditulis pada bagian
mendapat respon adalah model bacaan berikutnya).
pembelajaran terbalik (reciprocal Untuk mengefektifkan jalannya
teaching). diskusi kelompok maka model
Reciprocal Teaching pembelajaran terbalik (reciprocal
(pembelajaran terbalik) merupakan teaching) di padukan dengan
pendekatan konstruktivis yang berdasar pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
pada prinsip-prinsip kooperatif dibutuhkan untuk
pembuatan/pengajuan pertanyaan, mengendalikan kelas secara
dimana keterampilan-keterampilan keseluruhan, serta prosedur yang
metakognitif diajarkan melalui digunakan dapat memberi siswa lebih
pengajaran langsung dan pemodelan banyak waktu berfikir, untuk merespon
oleh guru untuk memperbaiki kinerja dan saling membantu.
membaca siswa yang membaca Pada pembelajaran reciprocal
pemahamannya rendah. Menurut teaching setting kooperatif siswa diberi
Palinscar (Miftahul Huda, 2016 :216), kesempatan untuk berkomunikasi dan
reciprocal teaching ditujukan untuk berinteraksi sosial dengan temannya
mendorong siswa mengembangkan skill untuk mencapai tujuan pembelajaran,
Tabel 9. Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil Belajar Matematika Pada Pre-Test
dan Post-Test Siswa
Tingkat Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Kategori
Penguasaan Pre-Test (%) Post-Test (%)
90-100 Sangat Tingggi 0 0 1 5
80-89 Tinggi 0 0 7 35
73-79 Sedang 0 0 9 45
55-72 Rendah 0 0 3 15
0-54 Sangat Rendah 20 100 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat Ztabel yaitu 1,64 dengan α=0,05. Dapat
dilihat bahwa Zhitung untuk data disimpulkan bahwa karena Zhitung ≤
ketuntasan klasikal 0,56 kurang dari