Anda di halaman 1dari 14

Vol.12, Nomor 2.

Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)


(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL


RECIPROCAL TEACHING SETTING KOOPERATIF SISWA KELAS VIII SMP

Nurfajriana1, Sri Satriani2,Ikhabriaty Alqausari3


Universitas Muhammadiyah Makassar
Email: nurfajriana447@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui
penerapan model Reciprocal Teaching Setting Kooperatif pada siswa kelas VIII SMP Negeri
15 Bulukumba tahun ajaran 2018/2019 dengan mengacu pada indikator keefektifan
pembelajaran, yaitu hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa. Desain penelitian
yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel eksperimennya adalah
siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Bulukumba. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas siswa dan
angket respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistika
deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan:(1) rata-rata hasil
pretest siswa yaitu 7,65 berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata hasil posttest siswa yaitu
77,7 berada pada kategori sedang, (2) hasil pretest menunjukkan ketuntasan klasikal 100%
tidak tuntas. Hasil posttest menujukkan ketuntasan klasikal tercapai yakni 85% (17 siswa)
mencapai ketuntasan individu,(3) rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,75 (kategori tinggi),(4)
rata-rata presentase aktivitas siswa sebesar 84%, (5)rata-rata presentase respon positif siswa
83%. Hasil analisis inferensial menunjukkan: (1) nilai rata-rata siswa yang diajar dengan model
Reciprocal Teaching Setting Kooperatif lebih besar dari 73 (KKM),(2) nilai rata-rata gain
ternormalisasi lebih besar dari 0,3 (kategori sedang). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Reciprocal Teaching Setting Kooperatif efektif digunakan pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 15 Bulukumba.

Kata kunci: Efektivitas, Reciprocal Teaching setting Kooperatif

Abstract
This study aims to see the effectiveness of learning mathematics through the application of the
reciprocal teaching model with cooperative setting to class VIII students of SMP Negeri 15
Bulukumba in the 2018/2019 academic year by referring to the indicators of learning
effectiveness, namely student learning outcomes, student activities and student responses. The
research design used was the One-Group Pretest-Posttest Design. The experimental sample was
students of class VIII B SMP Negeri 15 Bulukumba. Data were collected using learning
outcomes tests (pretest and posttest), student activity observation sheets and student response
questionnaires. The data analysis technique used is descriptive and inferential statistical
analysis techniques. The results of descriptive statistical analysis showed: (1) the average
pretest result of the students, namely 7.65, was in the very low category. The average posttest
results of the students were 77.7 in the medium category, (2) the pretest results showed that
100% classical completeness was not complete. The posttest results showed that classical
completeness was achieved, namely 85% (17 students) achieved individual completeness, (3)
the average normalized gain was 0.75 (high category), (4) the average percentage of student
activity was 84%, (5) the average percentage of students' positive responses was 83%. The
results of the inferential analysis show: (1) the average value of students taught by the
cooperative reciprocal teaching setting model is greater than 73 (KKM), (2) the average
normalized gain value is greater than 0.3 (moderate category). From the results of this study, it
can be seen that the use of the reciprocal teaching model with cooperative setting is effective in
class VIII students of SMP Negeri 15 Bulukumba.

Keywords: Effectiveness, Reciprocal Teaching with Cooperative Settings

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 195


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

PENDAHULUAN matematika berlangsung terdapat


Matematika sebagai salah satu beberapa siswa yang kurang aktif
mata pelajaran yang diajarkan pada mengikuti proses pembelajaran,
setiap jenjang pendidikan formal masih kurangnya kesempatan siswa untuk
dianggap oleh beberapa siswa sebagai mengungkapkan pengetahuan yang
pelajaran yang sulit untuk dipahami, dimiliki, kurangnya kerjasama atara
padahal di satu sisi penguasaan terhadap siswa, kurangnya minat belajar siswa.
pelajaran matematika memberikan Akibat dari permasalahan tersebut
manfaat yang sangat besar bagi berdampak pada hasil belajar siswa
perkembangan sumber daya manusia. yang kurang memuasakan.
Anggapan siswa terhadap pelajaran Sebagai motivator guru harus
matematika tersebut menyebabkan mampu membangkitkan motivasi siswa
beberapa siswa kurang berminat dan agar aktivitas siswa dalam proses
kurang termotivasi untuk mempelajari pembelajaran berhasil dengan baik.
matematika yang akhirnya berimplikasi Hakekat mengajar bukanlah melakukan
terhadap hasil belajar matematika siswa. sesuatu bagi siswa tetapi lebih berupaya
Realita di lapangan menujukkan menggerakkan siswa melakukan hal-hal
bahwa kemampuan matematika siswa di yang dimaksud menjadi tujuan
Indonesia dapat dikatakan masih sangan pendidikan. Tugas utama seorang guru
rendah sesuai hasil TIMSS 2015 yang bukanlah menerangkan hal-hal yang
menempatkan Indonesia pada urutan 45 terdapat dalam buku-buku, tetapi
dari 50 negara dengan skor matematika mendorong, memberikan inspirasi,
397 (Kompas.com: 2016). Tahun 2018 memberikan motif-motif dan bimbingan
uji nasional tingakat SMP mengalami siswa dalam usaha mereka mencapai
penururun yang hanya memperoleh tujuan-tujuan yang diinginkan.
rata-rata nilai 53,42, menurun dari tahun Mengajarkan matematika
2017 dengan rata-rata nila 56,27 memerlukan pemodelan agar siswa
matematika merupakan salah satu lebih mudah memahami materi dan
pelajaran yang mengalami penurunan menyelesaikan masalah mengenai
(Detik.com: 2018). materi yang diajarkan. Model
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran matematika harus
awal, pada saat proses pembelajaran mengubah situasi guru mengajar kepada

196 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

situasi siswa belajar. Guru memberikan yang dimiliki oleh pembaca dan
pengalamannya kepada siswa sebagai pembelajaran efektif, seperti
pengayom, sebagai sumber tempat merangkum, bertanya
bertanya, sebagai pengarah, sebagai mengklarifikasi,memprediksi,dan
pembimbing, sebagai fasilitator, dan merespon apa yang dibaca.
sebagai organisator dalam belajar. Prosedur pengajaran terbalik
Perkembangan model dilakukan pertama-tama dengan guru
pembelajaran dari waktu ke waktu terus menugaskan siswa membaca bacaan
mengalami perubahan. Model-model dalam kelompok-kelompok kecil,
pembelajaran konvensional kini mulai kemudian guru memodelkan empat
ditinggalkan berganti dengan model keterampilan (mengajukan pertanyaan
yang lebih modern. Sejalan dengan yang bisa diajukan merangkum bacaan,
pendekatan konstruktivisme dalam megklarifikasi poin-poin yang sulit,
pembelajaran, salah satu model benar ataupun salah, dan meramalkan
pembelajaran yang kini banyak apa yang akan ditulis pada bagian
mendapat respon adalah model bacaan berikutnya).
pembelajaran terbalik (reciprocal Untuk mengefektifkan jalannya
teaching). diskusi kelompok maka model
Reciprocal Teaching pembelajaran terbalik (reciprocal
(pembelajaran terbalik) merupakan teaching) di padukan dengan
pendekatan konstruktivis yang berdasar pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
pada prinsip-prinsip kooperatif dibutuhkan untuk
pembuatan/pengajuan pertanyaan, mengendalikan kelas secara
dimana keterampilan-keterampilan keseluruhan, serta prosedur yang
metakognitif diajarkan melalui digunakan dapat memberi siswa lebih
pengajaran langsung dan pemodelan banyak waktu berfikir, untuk merespon
oleh guru untuk memperbaiki kinerja dan saling membantu.
membaca siswa yang membaca Pada pembelajaran reciprocal
pemahamannya rendah. Menurut teaching setting kooperatif siswa diberi
Palinscar (Miftahul Huda, 2016 :216), kesempatan untuk berkomunikasi dan
reciprocal teaching ditujukan untuk berinteraksi sosial dengan temannya
mendorong siswa mengembangkan skill untuk mencapai tujuan pembelajaran,

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 197


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

sementara guru bertindak sebagai meningkatkan aktivitas belajar siswa,


motivator dan fasilitator aktivitas siswa. memberikan respon positif terhadap
Artinya dalam pembelajaran ini pembelajaran matematika dan
kegiatan aktif dengan pengetahuan meningkatkan hasil belajar matematika
dibagun oleh siswa dan mereka siswa. Munifah Sri Fajarwati (2010)
bertanggung jawab atas dalam hasil penelitiannya
pembelajarannya. Sehingga penggunaan mengungkapkan bahawa kemampuan
model pembelajaran reciprocal pemahaman konsep matematika siswa
teaching setting kooperatif dapat dengan menggunakan model Reciprocal
membantu mengefektifkan proses Teaching termasuk dalam kategori
pembelajaran di kelas. tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Metode Penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Ria Metode eksperimen dalam
Sardiyanti (2010) dalam hasil penelitian ini menggunakan jenis desain
penelitiannya mengungkapkan bahwa penelitian Pre-Eksperimental Design
penerapan model pembelajaran terbalik tipe One group Pretest-Postes Design.
(reciprocal Teaching) dapat

Tabel 1. Skema Desain Penelitian


O1 X O2
Keterangan:
X : Penggunaan Model Reciprocal Teaching Setting Kooperatif
O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)
O2 : Nilai post-tes (setelah diberi perlakuan)

Dalam penelitian ini sampel Hasil Belajar


yang digunakan yaitu kelas VIII.B SMP Data hasil belajar dikategorikan
Negeri 15 Bulukumba dengan jumlah secara kuantitatif berdasarkan teknik
siswa 20 orang. Adapun Instrumen yang kategorisasi yang diterapkan oleh
digunakan dalam penelitian ini adalah: Departemen Pendidikan Nasional seperti
tes hasil belajar, lembar observasi terlihat pada tabel 2.
aktivitas siswa, dan angket respon
siswa.

198 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Tabel 2. Interpretasi Kategori Nilai Hasil Belajar Matematika


Skor Kategori
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
73-79 Sedang
55-72 Rendah
0-54 Sangat Rendah
Sumber: Purwanto (2010)

Sedangkan, peningkatan hasil pembelajaran dilakukan dengan gain (g)


belajar siswa sebelum dan sesudah ternormalisasi, terlihat pada table 3
Tabel 3. Pengkategorian Nilai Gain
Interval Nilai Gain (g) Kategori
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g<0,7 Sedang
g<0,3 Rendah
Sumber:Purwanto (2010)

Adapun Kriteria Ketuntasan Negeri 15 Bulukumba, dapat dilihat pada


Minimal (KKM) yang digunakan untuk tabel 4.
mata pelajaran matematika di SMP
Tabel 4. Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kriteria
< 73 Tidak Tuntas
≥ 73 Tuntas
Sumber : SMP Negeri 15 Bulukumba

Kriteria ketuntasan klasikal kelas tersebut telah mencapai skor


tercapai apabila lebih dari 80% siswa di ketuntasan minimal.
Tabel 5. Kategorisasi Standar Ketuntasan Klasikal
Persentase Ketuntasan Individu Kriteria
0 ≤ x < 80 Tidak Tuntas
80< x ≤ 100 Tuntas

Aktivitas Belajar Setelah didapat skor total


Setelah hasil observasi aktivitas belajar observasi dari setiap siswa, kemudian
diperoleh, kemudian diberi skor untuk persentase aktivitas belajar setiap siswa
setiap pernyataan sesuai dengan tabel 6. dikategorikan sesui pada table 7.

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 199


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Tabel 6. Skor Observasi Aktivitas Belajar Menurut Skala Likert


Pilih Pertanyaan Skor
S (Sering) 2
J (Jarang) 1
T (Tidak Pernah) 0
Sumber: Deasyanty, Monika M (2011)
Tabel 7. Kategori Aspek Aktivitas Siswa
Presentase Siswa Aktif (%) Kriteria
0 – 20 Tidak Aktif
21 - 40 Kurang Aktif
41 – 60 Cukup Aktif
61 – 80 Aktif
81 – 100 Sangat Aktif
Sumber: Deasyanty, Monika M (2011)

Aktivitas peserta didik dikatakan Respon Siswa


efektif apabila lebih dari 80% dari rata- Data respon siswa diperoleh dari
rata aktivitas yang dilakukan siswa. hasil angket yang diberikan siswa setelah
pembelajaran berakhir.

Tabel 8. Kategori Aspek Respon Siswa


Rata-rata Respon Siswa (RS) Kategori
RS < 50% Tidak Positif
50% ≤ RS < 70 % Kurang Positif
70 % ≤ RS < 85% Positif
RS ≥85% Sangat Positif

Dalam penelitian ini respon Hipotesis:


siswa dikatakan positif jika rata-rata H0 : Sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
persentase respon siswa lebih dari 80 %.
H1 : Sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi tidak normal
Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistika inferensial Ktiteria pengujian apabila nilai
digunakan untuk menguji hipotesis probabilitas lebih besar dari taraf nyata
penelitian dengan menggunakan t-test. 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Namun, sebelum dilakukan uji hipotesis, Pengujian dilakukan dengan
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat menggunakan uji-t. data yang diuji adalah
yang terdiri dari uji normalitas. data post-test dengan analisis One-Sampel
Untuk uji normalitas ini T Test. Hipotesis yang diajukan
digunakan uji Kolmogrov-Smirnov.

200 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

dirumuskan dalam bentuk statistik Dengan kriterian uji H0 diterima


sebagai berikut: jika Zhitung ≤ Ztabel, sebaliknya jika nilai
: μ ≤ 72,9 : > 72,9 Zhitung > Ztabel maka H0 ditolak.
Keterangan: Hipotesis yang diajukan untuk
µ = parameter skor rata-rata hasil belajar
ketuntasan klasikal siswa dirumuskan
siswa yang diajar dengan
menggunakan model Reciprocal dalam bentuk hipotesis statistik sebagai
Teaching Setting Kooperatif
berikut:
dan
H0 : ) ≤ 80% melawan H1 : ) > 80%
H0:µg ≤ 0,3 melawan H1 :µg > 0,3
Keterangan:
HASIL PENELITIAN
µg = Parameter skor rata-rata gain
ternormalisasi. Penelitian dilaksanakan di SMP
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Negeri 15 Bulukumba. Penelitian ini
ditolak jika − > dan
lakukan sebanyak 6 kali pertemua,
diterima jika − ≤ dimana =
pertemuan ke-1 yaitu pemberian soal
0,05 Jika − > berarti hasil
pre-test dan pertemuan ke-2 sampai
belajar matematika siswa bisa mencapai pertemuan ke-5 perlakuan atau
KKM 73. penerapan model Reciprocal Teaching
Adapun untuk pengujian proporsi Setting Kooperatif, sedangkan
pada penelitian ini dugunakan uji z pertemuan ke-6 pemberian soal post-test
setelah mengetahui data berdistribusi untuk mengetahui pemahaman siswa
normal. Untuk menguji ketuntasan setelah diberi perlakuan. Dalam
klasikal siswa dilakukan dengan uji-z pelaknasaan pembelajaran dikelas,
melalui uji proporsi berikut: peneliti dibantu oleh 1 observer untuk
!
z = mengamati aktivitas belajar siswa
#(%&#)
"
(
sedangkan untuk pengisian angket
Keterangan:
) : Ketuntasan klasikal siswa kelas VIII respon dilakukan oleh siswa pada akhir
B SMP Negeri 15 Bulukumba pertemuan. Hasil statistik deskriptif
setelah diajar
z : Nilai statistic uji z yang mengikuti yang berkaitan dengan nilai pre test dan
sebaran normal post test siswa yang di ajar dengan
p : Nilai proporsi hitung
) : Nilai proporsi populasi (yang menggunakan model Reaciprocal
diharapkan) Teaching Stting Kooperatif tersebut
n : Ukuran sampel
disajikan pada tabel 9.

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 201


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Tabel 9. Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil Belajar Matematika Pada Pre-Test
dan Post-Test Siswa
Tingkat Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Kategori
Penguasaan Pre-Test (%) Post-Test (%)
90-100 Sangat Tingggi 0 0 1 5
80-89 Tinggi 0 0 7 35
73-79 Sedang 0 0 9 45
55-72 Rendah 0 0 3 15
0-54 Sangat Rendah 20 100 0 0
Jumlah 20 100 20 100

Dari Tabel 9 terlihat bahwa dari Berdasarkan KKM yang berlaku


20 orang siswa yang mengikuti Pre- di SMP Negeri 15 Bulukumba
Test, 100% siswa berada pada kategori khususnya pada mata pelajaran
sangat rendah. Sedangkan dari 20 siswa matematika yakni 73, maka tingkat
yang mengikuti Post-Test, terdapat 15% pencapaian ketuntasan hasil belajar
berada pada kategori rendah, 45% siswa matematika siswa secara klasikal pada
berada pada kategori sedang, 35% siswa kelas VIII B dengan model Reciprocal
berada pada kategori tinggi dan 5% Teaching Setting Kooperatif, dapat
siswa berada pada kategori tinggi. dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Data ketuntasan klasikal
Presentase Ketuntasan
Tes KKM Klasikal
Tuntas Tidak Tuntas
Pre-Test 0% 100%
73
Post-Test 85% 15%

Tabel 10 menunjukkan bahwa memenuhi kriteria ketuntasan klasikal


secara klasikal 100% siswa pada pre- yaitu lebih dari 80% dari jumlah siswa.
test memperoleh nilai di bawah KKM Kriteria normalitas distribusi
sehingga tergolong tidak tuntas. Untuk data ditentukan dengan kesesuaian
post-test secara klasikal 85% siswa antara data hasil pengamatan dengan
memenuhi KKM yang diterapkan. distribusi normal. Pengujian normalitas
Berdasarkan indikator keefektifan hasil akan menggunakan uji Kolmogorov-
belajar matematika, secara klasikal 85% Smornov pada SPSS.
siswa memenuhui KKM yang berarti

202 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Tabel 11. Tests of Normality Post Test


Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
PreTest ,219 20 ,013
PostTest ,155 20 ,200*
NGain ,125 20 ,200*

Berdasarkan uji normalitas Hasil analisis SPSS untuk nilai


Kolmogorov-Smirnov untuk nilai hasil Post-Test hasil belajar matematika
belajar post-test diperoleh p-value yaitu menujukkan p(Sig(2-tailed) = 0,003
0,200 sehingga 0,200 > α = 0,05. Hal maka P-value = ½ (0,003) = 0,0015,
ini menunjukkan bahwa hasil belajar karena p-value = 0,0015 < α 0,05 maka
post-test berasal dari populasi yang H1 diterima. Ini berarti bahwa nilai rata-
berdistribusi normal atau H0 diterima rata hasil belajar siswa kelas VIII B
dan H1 ditolak. Demikian hanya dengan SMP Negeri 15 Bulukumba dengan
nilai normalisasi gain diperoleh p-value penerapan model Reciprocal Teaching
0,200 > 0,05, yang menunjukkan bahwa Setting Kooperatif dalam ppembelajaran
data sampel berasal dari populasi yang matematika lebih besar dari 73 (KKM).
berdistribusi normal.
Tabel 12. Uji One Sampel T-Test N-Gain
95% Confidence Interval of
Sig. (2- Mean
T df the Difference
tailed) Difference
Lower Upper
NGain 29,536 19 ,000 ,458001 ,42555 ,49046

Hasil analisis untuk rata-rata ternormalisasi dengan menggunakan


gain ternormalisasi hasil belajar model Reciprocal Teaching Setting
matematika menujukkan bahwa Kooperatif lebih besar dari 0,3.
p(Sig.(2-tailed) = 0,000 maka P-value = Hasil dari uji proporsi ketuntasan
0,000 < α=0,05, maka H1 diterima. Ini klasikal dapat dilihat pada Tabel 13.
berarti bahwa nilai rata-rata gain
Tabel 13. Statistik uji-z ketuntasan klasikal
Zhitung Ztabel
Ketuntasan klasikal 0,56 1,64

Berdasarkan tabel di atas, dapat Ztabel yaitu 1,64 dengan α=0,05. Dapat
dilihat bahwa Zhitung untuk data disimpulkan bahwa karena Zhitung ≤
ketuntasan klasikal 0,56 kurang dari

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 203


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Ztabel, maka presentase ketuntasan model Reciprocal Teaching Setting


klasikal siswa kelas VIII B SMP Negeri Kooperatif. Maka dapat dikatakan
15 Bulukumba lebih besar dari 80% bahawa H1 diterima.
setelah diajar dengan menggunakan

Tabel 14. Rangkuman Pencapaian Efektifitas Penerapan Model Reciprocal Teaching


Setting Kooperatif
No Indkator Kriteria Pencapaian Keputusan
1 Hasil Belajar
1) Rata-rata skor Posttest ≥73 77,7 Terpenuhi
2) Rata-rata skor N-gain ≥0,3 0,75 Terpenuhi
3) Presentase kentutasan KKM>80% 85% Terpenuhi
klasikal Terpenuhi
4) Parameter rata-rata µ ≥73 H1 diterima Terpenuhi
posttest
5) Parameter rata-rata µ≥0,3 H1 diterima Terpenuhi
gain
2 Aktivitas Siswa > 80 % 84% Terpenuhi
3 Respon Siswa >80% 83% Terpenuhi

Berdasarkan tabel 14 dapat dari 20 siswa yang mengikuti terdapat


disimpulkan bahwa pembelajaran 17 siswa atau 85% siswa memperoleh
dengan menggunakan model Reciprocal nilai ≥ 73 , sedangkan 3 siswa atau 15%
Teaching Setting Kooperatif efektif lainnya memperoleh nilai ≤ 73 atau
untuk diterapkan dikelas VIII SMP dengan kata lain belum mencapai KKM
Negeri 15 Bulukumba. yang telah ditetapkan.Hal ini berarti
Dalam penelitian ini, kriteria bahwa ketuntaasan belajar siswa
keefektifan model Reciprocal Teaching tercapai secara klasikal. Untuk nilai
Setting Kooperatif ditinjau dari 3 aspek gain hasil belajar menujukkan bahwa
yaitu: nilai rata-ra gain ternormalisasi lebih
Berdasarkan analisis data hasil besar atau sama dengan dari 0,3.
belajar matematika siswa kelas VIII B Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan
SMP Negeri 15 Bulukumba inferensial diperoleh rata-rata hasil
menujukkan bahwa dari 20 siswa yang belajar matematika dengan
mengikuti pre-test tidak terdapat siswa menggunakan model Reciprocal
yang memperoleh nilai di atas KKM Teaching Setting Kooperatif yaitu lebih
yang telah ditetapkan yaitu 73. dari KKM yang telah ditetapkan (73).
Sedangkan untuk hasil post-test siswa,

204 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Adapun hasil penelitian bahwa presentase raat-rata siswa yang


sebelumnya yang diakukan oleh Ria terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Sardiyanti (2010) yang menggunakan menggunakan model Reciprocal
model Reciprocal Teaching dalam Teaching Setting Kooperatif sebesar
penelitiannya yang berbentuk PTK yaitu 84% atau melebihi kriteria aktivitas
rata-rata nilai tes akhir siklus I siswa yang telah ditetapkan yaitu lebih
menunjukkan rata-rata yang cukup baik dari 80%. Hal ini menunjukkan bahwa
mencapai 66,67%. Rata-rata nilai pada kriteria keefektifan pembelajaran untuk
siklus II mengalami peningkatan 11,43 aktivitas siswa terpenuhi. Hasil aktivitas
yaitu dari yang sebelumnya 66,7 tersebut sejalan dengan hasil yang
menjadi 78,30%. Pada siklus I masih diperoleh Monika Mahasastri Deasyanti
ada 8 orang siswa yang mendapat nilai (2015) dari hasil observasi aktivitas
dibawah KKM yaitu 55, namun pada belajar siswa yaitu presentase aktivitas
siklus II nilai terendahnya adalah 60 dan belajar siswa kelas eksperimen adalah
sudah tidak ada lagi siswa yang 80%, sedangkan presentase aktivitas
mendapat nilai dibawah KKM. belajar kelas kontrol adalah 79%. Hal
Keberhasilan tersebut dapat ini menunjukka bahwa kriteria aktivitas
tercapai karena siswa mengikuti proses siswa terpenuhi atau sudah lebih dari
pembelajaran dengan baik, hubungan atau sama dengan 75%
antara siswa satu dengan yang lainnya Aktivitas siswa dalam kegiatan
saling mendukung dan saling membantu belajar mengajar menggunakan model
dalam proses pengerjaan Lembar Reciprocal Teaching Setting Kooperatif
Kegiatan Siswa (LKS). Siswa tidak berlangsung secara optimal mulai dari
memandang siswa yang lain sebagai aktivitas dalam kelompok untuk
saingan, namun memandangnya sebagai menyelesaikan permasalahan yang telah
rekan kerja dalam mencapai disajikan pada LKS, maupun aktivitas
keberhasilan yang diinginkan. Sehingga siswa dalam kelas ketika bekerja sama
siswa lebih termotivasi dalam belajar. dan berdiskusi dengan kelompoknya.
Motivasi inilah juga yang berdampak Secara umum, dalam pembelajaran ini
positif terhadap hasil belajar. siswa diedukasi untuk memahami
Berdasarkan analisis hasil materi dengan mengandalkan diri
observasi aktivitas siswa menunjukkan sendiri dengan bantuan teks yang

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 205


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

berisikan materi yang akan dipelajari terhadap proses pembelajaran


yang dibagikan oleh guru. Siswa juga matematika menggunakan model
dilibatkan secara langsung untuk pembelajaran terbalik (reciprocal
member keputusan dan penjelasan teaching)
terhadap suatu fakta serta siswa merasa Penggunaan model Reciprocal
memiliki tanggung jawab ikut ambil Teaching Setting Kooperatif
bagian dalam menyelesaikan masalah mengakibatkan adanya pandangan
yang diberikan bersama dengan teman siswa terhadap matematika yang
kelompoknya sehingga waktu untuk manakutkan dan membosankan ke
melakukan kegiatan di luar kegiatan matematika yang menyenangkan
belajar mengajar dapat diminimalisir. sehingga keinginan untuk mempelajari
Berdasarkan analisis angket matematika semakin besar. Siswa
respon siswa, persentase rata-rata siswa merasa senang belajar matematika jika
yang memberikan respon positif dibagi ke dalam kelompok karena siswa
terhadap penggunaan model Reciprocal merasa senang jika terjadi interaksi
Teaching Setting Kooperatif sebesar antara siswa dengan siswa lain.
83% siswa. Hal ini menujukkan Misalnya berdiskusi dengan teman
kriteria keefektifan pembelajaran untuk kelompok, mengerjakan tugas bersama-
respon siswa terpenuhi atau lebih dari sama, serta membandingkan jawaban
80%. Hal ini sejalan dengan hasil dengan teman kelompoknya maupun
penelitian yang diperoleh oleh Ria kelompok lain.
Sardiyanti (2010) dimana respon positif
siswa dari siklus I sebesar 64,33% KESIMPULAN
menjadi 76,08% pada siklus II sehingga 1. Hasil belajar matematika siswa kelas
mengalami peningkatan sebesar 11,75% VIII B SMP Negeri 15 Bulukumba
dengan rata-rata keseluruhan siswa yang menujukkan bahwa untuk tes
memberikan respon positif pada siklus I sebelum perlakuan (pretest) dari 20
dan II sebesar 70,20%. Sedangkan rata- siswa yang mengikuti tes tidak
rata siswa yang memberikan respon terdapat siswa yang meperoleh nilai
negative pada siklus I dan siklus II dia atas KKM atau 100% siswa
sebesar 25,06%, ini artinya sebagian tidak tuntas, sedangkan untuk tes
siswa memilki respon yang positif hasil belajar (post-test) siswa, dari 20

206 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP
Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

siswa yang mengikuti tes terdapat 17 4. Berdasarkan kriteria keefektifan


siswa atau 85% siswa memperoleh pembelajaran yang dikemukakan,
nilai ≥ 73 , sedangkan 3 siswa atau maka model Reciprocal Teaching
15% lainnya memperoleh nilai < 73 Setting Kooperatif pada pokok
atau dengan kata lain belum bahasan pola bilangan efektif
mencapai KKM yang telah diterapkan pada siswa kelas VIII
ditetapkan. Hal ini berarti bahwa SMP Negeri 15 Bulukumba.
ketuntaasan belajar siswa (posttest)
tercapai secara klasikal. Untuk nilai DAFTAR PUSTAKA
gain hasil belajar menujukkan bahwa Fajarwati, Munifah Sari. 2010.
Penerapan Model Reciprocal
nilai rata-rata gain ternormalisasi
Teaching sebagai upaya
lebih besar atau sama dengan dari 0,3 meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa kelas
2. Aktivitas siswa menunjukkan bahwa
XI Akuntansi RSBI (Rintisan
presentase rata-rata siswa yang Sekolah Bertaraf Internasioal si
SMK Negeri 1 Depok..
terlibat aktif dalam proses
Universitas Negeri Yogyakarta.
pembelajaran menggunakan model http://eprints.uny.ac.id/2056/1/s
kripsi.pdf
Reciprocal Teaching Setting
Kooperatif sebesar 84% siswa aktif. Deasyanti. Monika Mahasastri. 2011.
Efektivitas Model Pembelajaran
Hal ini menunjukkan bahwa kriteria
Reciprocal Teaching Ditinjau
keefektifan pembelajaran untuk dari Hasil Belajar dan Aktivitas
Belajar Matematika Siswa Kelas
aktivitas siswa terpenuhi.
VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta
3. Respon siswa kelas VIII B SMP pada Materi Luas Permukaan
Serta Volume Kubus dan Balok.
Negeri 15 Bulukumba menujukkan
Universitas Sanata Dharma
bahwa persentase rata-rata siswa Yogyakarta.
https://repository.usd.ac.id/1901/
yang memberikan respon positif
2/111414082_full.pdf
terhadap penggunaan model
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini.2014.
Reciprocal Teaching Setting
Perencanaa dan Strategi
Kooperatif sebesar 83% siswa. Hal Pembelajaran Matematika.
Jakarta. Rajawali Persada.
ini menujukkan kriteria keefektifan
pembelajaran untuk respon siswa Huda, Miftahul. 2016. Model – Model
Pengajaran dan Pembelajaran.
terpenuhi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurfajriana, Sri Satriani,Ikhabriaty Alqausari | 207


Vol.12, Nomor 2. Desember 2020 SIGMA (Suara Intelektual Gaya Matematika)
(p)ISSN 2085-3610, (e) ISSN 2746-7503

Krisiandi. 2016. Daya Imajinasi Siswa Sardiyanti,r Ria.2010. Pernerapan


Lemah. Harian Kompas. Jakarta. Model Pembelajaran Terbalik
https://nasional.kompas.com/rea (Reciprocal Teaching) untuk
d/2016/12/15/23091361/daya.im Meninkatkan Aktivitas Belajar
ajinasi.siswa.lemah. Matematika Siswa. Jakarta.
Universitas Islam Negeri Syarif
Muslimin. Dkk. 2017. Hidatullah Jakarta.
Jurnal:Pembelajaran http://repository.uinjkt.ac.id/dsp
Matematika dengan Model ace/bitstream/123456789/3353/1
Reciprocal Teaching untuk /RIA%20SARDIYANTI-
Melatih Kecakapan Akademik FITK.pdf
Siswa Kelas VII SMP. Siregar, Syofian. 2015. Statistika
Palembang. FKIP Universitas Terapan untuk Perguruan
Sriwijaya. Tinggi. Jakarta: Prenadamedia.
http://eprints.uny.ac.id/2056
/1/skripsi.pdf Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Belajar. Yogyakarta. Pustaka Bandung Alfa Beta.
Belajar.
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian
Putri,Sunita Amalia. 2018. Pendidikan: Konsep dan
Kemendikbud: Nilai Rata- Praktiknya. Jakarta. Bumi
rataUN SMP 2018 mengalami Aksara.
penurunan. detikNews.
https://news.detik.com/berita/d- Trianto. 2011. Mendesain Model
4042222/kemendikbud-nilai- Pembelajaran Inovatif-
rata-rata-un-smp-2018-alami- Progresif: Konsep, Landasan
penurunan dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan
Rusman. 2011. Model-model Pendidikan (KTSP).Jakarta
Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta.
Rajawali Persada.

208 | Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Setting


Kooperatif Siswa Kelas VIII SMP

Anda mungkin juga menyukai