ISSN: 2338-1183
Received: Juli 23 Th , 2018 Accepted: Juli 23 Th , 2018 Online Published: Juli 31Th 2018
PENDAHULUAN
Kemampuan pemahaman konsep
Matematika merupakan salah matematika di Indonesia masih
satu bagian yang tidak terpisahkan belum optimal. Hal ini terlihat dari
dari pendidikan secara umum. Hasil studi Programme of
Matematika juga sebagai ilmu yang International Student Assesment
fundamental dari berbagai cabang (PISA) pada tahun 2015 yang
ilmu pengetahuan yang merupakan dikemukakan OECD pada tahun
salah satu pelajaran yang diajarkan di 2016 menunjukkan bahwa Indonesia
sekolah, dimana matematika mem- berada di peringkat 63 dari 69 negara
punyai peranan yang cukup penting dalam mata pelajaran matematika.
dalam berbagai bidang. Dengan Begitu pula hasil penelitian dari
pembelajaran matematika, siswa Trends in International Mathematics
dituntut untuk kritis, kreatif, logis, and Science Study (TIMSS) pada
dan dapat menyelesaikan per- tahun 2015 menunjukkan bahwa
masalahan yang dihadapinya secara Indonesia berada diperingkat ke-44
cermat. dari 49 negara dengan nilai rata rata
Tujuan dari pembelajaran 397.
matematika menurut Kurikulum Rendahnya prestasi mate-
2013 dalam (Kemendikbud) adalah matika di Indonesia tersebut di-
menekankan pada dimensi pedagogik sebabkan oleh rendahnya kemam-
modern dalam pembelajaran, yaitu puan pemahaman konsep matematis
menggunakan pendekatan scientific siswa. Pernyataan ini diperkuat oleh
(ilmiah). Dalam pembelajaran mate- pendapat Situmorang (2014) yang
matika kegiatan yang dilakukan agar menyatakan bahwa kesulitan belajar
pembelajaran bermakna yaitu meng- yang dialami oleh peserta didik ini
amati, menanya, mencoba, menalar, disebabkan karena peserta didik tidak
menyaji, dan mencipta. Berdasarkan sepenuhnya memahami konsep.
kegiatan yang dilakukan dalam pem- Selain itu, rendahnya kemampuan
belajaran tersebut. pemahaman konsep matematis siswa
Kemendikbud tahun 2013 juga disebabkan oleh proses
menyatakan bahwa pembelajaran pembelajaran yang masih berpusat
saat ini dilakukan penyempurnaan pada guru.
pola pikir, yaitu komunikasi yang Hal ini sejalan dengan pen-
terjalin dalam pembelajaran bersifat dapat Antasari dalam Situmorang
interaktif dan yang menjadi pusat (2014) yang menyatakan bahwa
pembelajaran adalah siswa. Siswa merosotnya pemahaman matematis
perlu memecahkan banyak masalah siswa di kelas karena dalam
agar terbiasa dengan prosesnya. salah mengajar guru sering memberikan
satu kemampuan yang harus dicapai contoh pada siswa bagaimana
oleh siswa setelah belajar mate- menyelesaikan soal, siswa cenderung
matika adalah kemampuan me- mendengar dan menonton guru
mahami konsep matematika, men- mengerjakan persoalan matematika.
jelaskan keterkaitan antar konsep dan Turmudi (2008) juga mengemukakan
mengaplikasikan konsep atau bahwa “pembelajaran matematika
algoritma secara luwes, akurat, selama ini disampaikan kepada siswa
efisien, dan tepat dalam pemecahan secara informatif, artinya siswa
masalah. hanya memperoleh informasi dari
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 573
ISSN: 2338-1183
guru saja sehinga derajat keme- upaya peningkatan hasil belajar dan
lekatannya juga dapat dikatakan kualitas siswa dalam belajar mate-
rendah”. Dengan pembelajaran se- matika. Guru benar benar harus
perti ini, siswa sebagai subjek kurang memperhatikan,memikirkan,sekaligu
dilibatkan dalam menemukan konsep s merencanakan proses belajar meng-
-konsep pelajaran yang harus ajar yang menarik bagi siswa, agar
dikuasainya. Hal ini menyebabkan siswa berminat dan semangat belajar
konsep-konsep yang diberikan tidak dan mau terlibat aktif pada saat
membekas tajam dalam ingatan proses pembelajaran berlangsung,
siswa sehingga siswa mudah lupa sehingga pengajaran terebut menjadi
dan sering kebingungan dalam efektif.
memecahkan suatu permasalahan Salah satu pembelajaran yang
yang berbeda dari yang pernah dapat diterapkan adalah project
dicontohkan oleh gurunya. based learning (PjBL) yaitu
Rendahnya prestasi mate- Pembelajaran Berbasis Proyek. PjBL
matika yang terjadi dipengaruhi oleh adalah pembelajaran yang meng-
berbagai faktor, diantaranya berasal gunakan proyek/kegiatan sebagai inti
dari siswa itu sendiri, cara mengajar dari pembelajaran. Peserta didik
guru yang mungin kurang baik dan dituntut melakukan eksplorasi,
pengguaan model pembelajaran yang penilaian, interpretasi, sintesis, dan
kurang tepat. Setelah melakukan informasi untuk menghasilkan
penelitian pendahuluan dan dialog berbagai bentuk hasil belajar. Ber-
dengan guru matematika di SMA dasarkan Kemdikbud, (2013) men-
Negeri4 Bandar Lampung ditemukan yatakan bahwa pem-belajaran PjBL
permasalahan yang sama dalam hal yaitu metode belajar yang meng-
rendahnya kemampuan pemahaman gunakan masalah sebagai langkah
konsep matematis siswa. Siswa awal dalam mengumpulkan dan
belum mampu memahami konsep mengintegrasikan pengetahuan baru
matematika, menjelaskan keterkaitan berdasarkan pengalamannya dalam
antar konsep, dan mengaplikasikan beraktifitas secara nyata. Menurut
konsep atau algoritma secara luwes, (Grant, 2002) pembelajaran PjBL
akurat, efisien, dan tepat dalam Merupakan suatu model pembe-
pemecahan masalah. Terlihat dari lajaran yang mana siswa menjadi
perolehan nilai mid semester siswa pusat utama dalam pem-belajaran
yang masih tergolong rendah. untuk melakukan suatu investigasi
Guru merupakan salah satu yang mendalam terhadap suatu topik.
orang yang menekuni suatu bidang Siswa secara konstruktif melakukan
ilmu mempunyai peran penting pendalaman pembelajaran dengan
dalam meningkatkan kualitas siswa. pendekatan berbasis riset terhadap
Salah satu upaya yang bisa dilakukan permasalahan dan per-tanyaan yang
oleh guru untuk meningkatkan berbobot, nyata, dan relevan.
kualitas siswa adalah dengan Berdasarkan teori tersebut
penggunaan desain suatu model dapat disimpulkan bahwa pem-
pembelajaran yang tepat. Hal ini belajaran berbasis proyek adalah
sesuai dengan pendapat Slameto pembelajaran yang menitik beratkan
dalam Situmorang (2014) yang pada aktivitas siswa untuk mema-
menyatakan bahwa guru memegang hami suatu konsep dengan mela-
peran yang sangat penting dalam kukan investigasi mendalam tentang
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 574
ISSN: 2338-1183
suatu masalah dan menemukan solusi pelaksanaan, dan tahap akhir. Per-
dengan pembuatan proyek. tama, tahap persiapan, yang di-
Tujuan penelitian ini adalah lakukan adalah observasi ke sekolah,
untuk mengetahui efektivitas model menentukan sampel penelitian, me-
pembelajaran PjBL ditinjau dari nentukan materi pembelajaran,
pemahaman konsep matematis siswa membuat proposal penelitian, mem-
kelas X semester genap di SMA buat perangkat pembelajaran dan
Negeri 4 Bandar lampung tahun pel- instrumen tes, serta melakukan uji
ajaran 2017/2018. Pada penelitian coba terhadap instrumen tes yang
ini, PjBL dikatakan efektif jika telah dibuat. Ke-dua tahap pelak-
memenuhi 2 hipotesis. Pertama, pe- sanaan, yang dilakukan adalah
mahaman konsep matematis siswa melaksanakan pembelajaran PjBL
pada kelas yang menggunakan model dikelas eksperimen yaitu kelas
PjBL lebih tinggi dari pemahaman Xmia2 dan pembelajaran non PjBL
konsep matematis siswa pada kelas dikelas kontrol yaitu kelas Xmia1,
yang menggunakan pembelajaran me-ngadakan posttest pada kelas
non PjBL. Kedua, siswa yang eksperimen dan kelas kontrol. Ke-
memperoleh nilai ≥ 70 lebih dari tiga, tahap akhir, yaitu mengumpul-
60%. kan data, mengolah dan menganalisis
data, serta membuat laporan peneliti-
an.
METODE Data dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yaitu skor
Populasi pada penelitian ini adalah posttest yang diperoleh setelah me-
siswa kelas X SMAN 4 Bandar ngikuti pembelajaran PjBL di-kelas
lampung tahun pelajaran 2017/2018 eksperimen danpem belajaran non
yang terdistribusi dalam enam kelas, PjBL dikelas kontrol.
mulai dari Xmia1 hingga Xmia6. Teknik pengumpulan data
Pengambilan sampel dalam peneli- yang digunakan pada penelitian ini
tian ini menggunakan teknik purpo- yaitu teknik tes. Tes diberikan se-
sive sampling dan terpilih kelas telah melakukan pembelajaran PjBL
Xmia2 sebagai kelas eksperimen dan pada kelas elksperiment dan kelas
kelas Xmia1 sebagai kelas kontrol. kontrol.
Penelitian ini melibatkan satu Instrumen yang digunakan
variabel bebas yaitu model Project adalah instrumen tes yang terdiri dari
Based Learning dan satu variabel lima soal uraian dan disusun berda-
terikat yaitu pemahaman konsep sarkan indikator pemahaman konsep
matematis siswa. Penelitian yang matematis siswa dengan materi
dilakukan ini merupakan penelitian trigonometri. Setiap soal memiliki
semu. Desain yang digunakan adalah satu atau lebih indikator pemahaman
posttest only control group design, konsep matematis. Penyusunan tes
yaitu kelompok eksperimen di- mengacu pada instrumen hasil
terapkan pembelajaran PjBL sedang- belajar dan kemampuan siswa dalam
kan pada kelompok kontrol di- memahami konsep yang dapat dilihat
terapkan pembelajaran non PjBL. dari ketepatan dan kelengkapan
Prosedur penelitian ini di- siswa dalam menjawab soal-soal
laksanakan dalam tiga tahap yang yang diberikan. Indikator pe-
terdiri dari tahap persiapan, tahap mahaman konsep matematis siswa
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 575
ISSN: 2338-1183
sep matematis siswa pada kelas eks- pembelajaran non PjBL Sedangkan
perimen lebih tinggi daripada kelas pencapaian indikator (3) memberi-
kontrol. Untuk mengetahui pen- kan contoh dan non contoh dari suatu
capaian indikator pemahaman kon- konsep, dan (4) mengem-bangkan
sep matematis siswa pada kedua syarat perlu dan syarat cukup suatu
kelas, dilakukan analisis indikator konsep pada kelas non PjBL lebih
pada data skor pemahaman konsep tingggi dibandingkan kelas PjBL.
matematis siswa. Pencapaian indikator yang paling
Setelah dilakukan perhitung- baik pada kelas yang mengikuti
an dan analisis indikator pemahaman pembelajaran PjBL adalah indikator
konsep matematis siswa, diperoleh menyatakan ulang suatu konsep.
data skor pencapaian indikator pe- Sedangkan pada kelas non PjBL
mahaman konsep matematis siswa. pencapaian indikator paling baik
Data ini digunakan untuk mengetahui adalah memberi contoh dan non
pencapaian indikator pemahaman contoh suatu konsep. Indikator
konsep matematis siswa terkait mengaplikasikan konsep atau
indikator apa saja yang sudah pemecahan masalah dengan benar
tercapai dengan baik dan untuk me- menjadi indikator yang paling rendah
ngetahui seberapa besar indikator pe- pencapaiannya baik pada kelas yang
mahaman konsep matematis siswa. mengikuti pembelajaran PjBL
Pencapaian indikator kemampuan maupun kelas yang mengikuti pem-
pemahaman konsep matematis siswa belajaran non PjBL. Selanjutnya, dari
disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 dapat diketahui pula bahwa
rata-rata pencapaian indikator pema-
Tabel 2. Pencapaian Indikator haman konsep matematis pada kelas
Indikator PjBL Non PjBL yang mengikuti pembelajaran PjBL
1 86% 82% lebih tinggi daripada kelas yang
2 84% 67,9% mengikuti pembelajaran non PjBL.
3 70% 83,3% Berdasarkan hal tersebut,
4 80% 54% dapat disimpulkan bahwa pencapaian
5 61% 63% indikator pemahaman konsep mate-
6 65% 28% matis siswa yang mengikuti pem-
7 71,6% 56,9% belajaran PjBL lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematis siswa
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui yang mengikuti pembelajaran non
bahwa pencapaian indikator (1) PjBL. Hal ini karena pada PjBL,
menyatakan ulang suatu konsep, (2) pembelajaran dimulai dengan mem-
mengklasifikasikan objek-objek me- berikan pertanyaan mendasar yang
nurut sifat sifat tertentu, (4) men- bersifat eksplorasi terhadap pe-
yajikan konsep dalam berbagai ngetahuan yang telah dimiliki siswa,
bentuk representasi, (6) mengguna- sehingga siswa mampu meng-
kan memanfaatkan dan memilih klasifikasikan objek objek menurut
prosedur atau operasi tertentu, (7) sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya
mengaplikasikan konsep atau (indikator nomor 2). Selanjutnya sis-
pemecahan masalah secara benar, wa dibagi kedalam kelompok kelom-
pada kelas yang mengikuti pem- pok yang heterogen untuk mendesain
belajaran PjBL lebih tinggi diban- perencanaan proyek. Perencanan ini
dingkan kelas yang mengikuti berisi tentang aturan main , pemilih-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 578
ISSN: 2338-1183