Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 571

ISSN: 2338-1183

Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning


Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa

Ayu Setiana Sari1, Sugeng Sutiarso2, M. Coesamin2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lampung
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lampung
FKIP Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung
1
e-mail: ayoosetiana@gmail.com/Telp.: +6282177557185

Received: Juli 23 Th , 2018 Accepted: Juli 23 Th , 2018 Online Published: Juli 31Th 2018

Abstract: Effeectiveness of Project Based Learning Models For The Students


Understanding of Mathematical Consep. The research is a Quasi Experimental
research that purpose to know Effectiveness of Project based learning models for
the students’ understanding of mathematical concepts. Population of this research
are students 10th class in SMAN 4 BandarLampung year of study 2017/2018 which
is distributed in 6 classes. The samples are students of X-MIA1 and X-MIA2 that
collected by purposive sample technique. The research is also using posttest only
control group design. Data Collected by mathematical consept of understanding
ability test. Data analisys is generated through t-test. Based on results of the
research, it can be concluded that the Project based learning models is effective
for the students' mathematical concept of understanding ability.

Abstrak: Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau


Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Penelitian
eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran
Project Based Learning atau PjBL terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 4
Bandar Lampung, tahun ajaran 2017/2018. Populasi terdistribusi dalam enam
kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas X-MIA1 dan X-MIA2 yang diambil
dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini diambil menggunakan
desain posttest only control group design. Data diperoleh dari tes kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa model PjBL efektif
ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
Kata kunci: efektivitas, model project based learning, pemahaman konsep
matematis,
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 572
ISSN: 2338-1183

PENDAHULUAN
Kemampuan pemahaman konsep
Matematika merupakan salah matematika di Indonesia masih
satu bagian yang tidak terpisahkan belum optimal. Hal ini terlihat dari
dari pendidikan secara umum. Hasil studi Programme of
Matematika juga sebagai ilmu yang International Student Assesment
fundamental dari berbagai cabang (PISA) pada tahun 2015 yang
ilmu pengetahuan yang merupakan dikemukakan OECD pada tahun
salah satu pelajaran yang diajarkan di 2016 menunjukkan bahwa Indonesia
sekolah, dimana matematika mem- berada di peringkat 63 dari 69 negara
punyai peranan yang cukup penting dalam mata pelajaran matematika.
dalam berbagai bidang. Dengan Begitu pula hasil penelitian dari
pembelajaran matematika, siswa Trends in International Mathematics
dituntut untuk kritis, kreatif, logis, and Science Study (TIMSS) pada
dan dapat menyelesaikan per- tahun 2015 menunjukkan bahwa
masalahan yang dihadapinya secara Indonesia berada diperingkat ke-44
cermat. dari 49 negara dengan nilai rata rata
Tujuan dari pembelajaran 397.
matematika menurut Kurikulum Rendahnya prestasi mate-
2013 dalam (Kemendikbud) adalah matika di Indonesia tersebut di-
menekankan pada dimensi pedagogik sebabkan oleh rendahnya kemam-
modern dalam pembelajaran, yaitu puan pemahaman konsep matematis
menggunakan pendekatan scientific siswa. Pernyataan ini diperkuat oleh
(ilmiah). Dalam pembelajaran mate- pendapat Situmorang (2014) yang
matika kegiatan yang dilakukan agar menyatakan bahwa kesulitan belajar
pembelajaran bermakna yaitu meng- yang dialami oleh peserta didik ini
amati, menanya, mencoba, menalar, disebabkan karena peserta didik tidak
menyaji, dan mencipta. Berdasarkan sepenuhnya memahami konsep.
kegiatan yang dilakukan dalam pem- Selain itu, rendahnya kemampuan
belajaran tersebut. pemahaman konsep matematis siswa
Kemendikbud tahun 2013 juga disebabkan oleh proses
menyatakan bahwa pembelajaran pembelajaran yang masih berpusat
saat ini dilakukan penyempurnaan pada guru.
pola pikir, yaitu komunikasi yang Hal ini sejalan dengan pen-
terjalin dalam pembelajaran bersifat dapat Antasari dalam Situmorang
interaktif dan yang menjadi pusat (2014) yang menyatakan bahwa
pembelajaran adalah siswa. Siswa merosotnya pemahaman matematis
perlu memecahkan banyak masalah siswa di kelas karena dalam
agar terbiasa dengan prosesnya. salah mengajar guru sering memberikan
satu kemampuan yang harus dicapai contoh pada siswa bagaimana
oleh siswa setelah belajar mate- menyelesaikan soal, siswa cenderung
matika adalah kemampuan me- mendengar dan menonton guru
mahami konsep matematika, men- mengerjakan persoalan matematika.
jelaskan keterkaitan antar konsep dan Turmudi (2008) juga mengemukakan
mengaplikasikan konsep atau bahwa “pembelajaran matematika
algoritma secara luwes, akurat, selama ini disampaikan kepada siswa
efisien, dan tepat dalam pemecahan secara informatif, artinya siswa
masalah. hanya memperoleh informasi dari
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 573
ISSN: 2338-1183

guru saja sehinga derajat keme- upaya peningkatan hasil belajar dan
lekatannya juga dapat dikatakan kualitas siswa dalam belajar mate-
rendah”. Dengan pembelajaran se- matika. Guru benar benar harus
perti ini, siswa sebagai subjek kurang memperhatikan,memikirkan,sekaligu
dilibatkan dalam menemukan konsep s merencanakan proses belajar meng-
-konsep pelajaran yang harus ajar yang menarik bagi siswa, agar
dikuasainya. Hal ini menyebabkan siswa berminat dan semangat belajar
konsep-konsep yang diberikan tidak dan mau terlibat aktif pada saat
membekas tajam dalam ingatan proses pembelajaran berlangsung,
siswa sehingga siswa mudah lupa sehingga pengajaran terebut menjadi
dan sering kebingungan dalam efektif.
memecahkan suatu permasalahan Salah satu pembelajaran yang
yang berbeda dari yang pernah dapat diterapkan adalah project
dicontohkan oleh gurunya. based learning (PjBL) yaitu
Rendahnya prestasi mate- Pembelajaran Berbasis Proyek. PjBL
matika yang terjadi dipengaruhi oleh adalah pembelajaran yang meng-
berbagai faktor, diantaranya berasal gunakan proyek/kegiatan sebagai inti
dari siswa itu sendiri, cara mengajar dari pembelajaran. Peserta didik
guru yang mungin kurang baik dan dituntut melakukan eksplorasi,
pengguaan model pembelajaran yang penilaian, interpretasi, sintesis, dan
kurang tepat. Setelah melakukan informasi untuk menghasilkan
penelitian pendahuluan dan dialog berbagai bentuk hasil belajar. Ber-
dengan guru matematika di SMA dasarkan Kemdikbud, (2013) men-
Negeri4 Bandar Lampung ditemukan yatakan bahwa pem-belajaran PjBL
permasalahan yang sama dalam hal yaitu metode belajar yang meng-
rendahnya kemampuan pemahaman gunakan masalah sebagai langkah
konsep matematis siswa. Siswa awal dalam mengumpulkan dan
belum mampu memahami konsep mengintegrasikan pengetahuan baru
matematika, menjelaskan keterkaitan berdasarkan pengalamannya dalam
antar konsep, dan mengaplikasikan beraktifitas secara nyata. Menurut
konsep atau algoritma secara luwes, (Grant, 2002) pembelajaran PjBL
akurat, efisien, dan tepat dalam Merupakan suatu model pembe-
pemecahan masalah. Terlihat dari lajaran yang mana siswa menjadi
perolehan nilai mid semester siswa pusat utama dalam pem-belajaran
yang masih tergolong rendah. untuk melakukan suatu investigasi
Guru merupakan salah satu yang mendalam terhadap suatu topik.
orang yang menekuni suatu bidang Siswa secara konstruktif melakukan
ilmu mempunyai peran penting pendalaman pembelajaran dengan
dalam meningkatkan kualitas siswa. pendekatan berbasis riset terhadap
Salah satu upaya yang bisa dilakukan permasalahan dan per-tanyaan yang
oleh guru untuk meningkatkan berbobot, nyata, dan relevan.
kualitas siswa adalah dengan Berdasarkan teori tersebut
penggunaan desain suatu model dapat disimpulkan bahwa pem-
pembelajaran yang tepat. Hal ini belajaran berbasis proyek adalah
sesuai dengan pendapat Slameto pembelajaran yang menitik beratkan
dalam Situmorang (2014) yang pada aktivitas siswa untuk mema-
menyatakan bahwa guru memegang hami suatu konsep dengan mela-
peran yang sangat penting dalam kukan investigasi mendalam tentang
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 574
ISSN: 2338-1183

suatu masalah dan menemukan solusi pelaksanaan, dan tahap akhir. Per-
dengan pembuatan proyek. tama, tahap persiapan, yang di-
Tujuan penelitian ini adalah lakukan adalah observasi ke sekolah,
untuk mengetahui efektivitas model menentukan sampel penelitian, me-
pembelajaran PjBL ditinjau dari nentukan materi pembelajaran,
pemahaman konsep matematis siswa membuat proposal penelitian, mem-
kelas X semester genap di SMA buat perangkat pembelajaran dan
Negeri 4 Bandar lampung tahun pel- instrumen tes, serta melakukan uji
ajaran 2017/2018. Pada penelitian coba terhadap instrumen tes yang
ini, PjBL dikatakan efektif jika telah dibuat. Ke-dua tahap pelak-
memenuhi 2 hipotesis. Pertama, pe- sanaan, yang dilakukan adalah
mahaman konsep matematis siswa melaksanakan pembelajaran PjBL
pada kelas yang menggunakan model dikelas eksperimen yaitu kelas
PjBL lebih tinggi dari pemahaman Xmia2 dan pembelajaran non PjBL
konsep matematis siswa pada kelas dikelas kontrol yaitu kelas Xmia1,
yang menggunakan pembelajaran me-ngadakan posttest pada kelas
non PjBL. Kedua, siswa yang eksperimen dan kelas kontrol. Ke-
memperoleh nilai ≥ 70 lebih dari tiga, tahap akhir, yaitu mengumpul-
60%. kan data, mengolah dan menganalisis
data, serta membuat laporan peneliti-
an.
METODE Data dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yaitu skor
Populasi pada penelitian ini adalah posttest yang diperoleh setelah me-
siswa kelas X SMAN 4 Bandar ngikuti pembelajaran PjBL di-kelas
lampung tahun pelajaran 2017/2018 eksperimen danpem belajaran non
yang terdistribusi dalam enam kelas, PjBL dikelas kontrol.
mulai dari Xmia1 hingga Xmia6. Teknik pengumpulan data
Pengambilan sampel dalam peneli- yang digunakan pada penelitian ini
tian ini menggunakan teknik purpo- yaitu teknik tes. Tes diberikan se-
sive sampling dan terpilih kelas telah melakukan pembelajaran PjBL
Xmia2 sebagai kelas eksperimen dan pada kelas elksperiment dan kelas
kelas Xmia1 sebagai kelas kontrol. kontrol.
Penelitian ini melibatkan satu Instrumen yang digunakan
variabel bebas yaitu model Project adalah instrumen tes yang terdiri dari
Based Learning dan satu variabel lima soal uraian dan disusun berda-
terikat yaitu pemahaman konsep sarkan indikator pemahaman konsep
matematis siswa. Penelitian yang matematis siswa dengan materi
dilakukan ini merupakan penelitian trigonometri. Setiap soal memiliki
semu. Desain yang digunakan adalah satu atau lebih indikator pemahaman
posttest only control group design, konsep matematis. Penyusunan tes
yaitu kelompok eksperimen di- mengacu pada instrumen hasil
terapkan pembelajaran PjBL sedang- belajar dan kemampuan siswa dalam
kan pada kelompok kontrol di- memahami konsep yang dapat dilihat
terapkan pembelajaran non PjBL. dari ketepatan dan kelengkapan
Prosedur penelitian ini di- siswa dalam menjawab soal-soal
laksanakan dalam tiga tahap yang yang diberikan. Indikator pe-
terdiri dari tahap persiapan, tahap mahaman konsep matematis siswa
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 575
ISSN: 2338-1183

yang digunakan pada penelitian ini instrumen tes dengan kompetensi


diadaptasi dari indikator-indikator dasar dan indikator pemahaman kon-
pemahaman konsep yang tercantum sep matematis siswa. Hasil uji
dalam peraturan Direktorat Jenderal validitas isi menunjukkan bahwa
Pendidikan Dasar dan Menengah instrumen pada butir soal nomor 1-4
Depdiknas No. 506/C/Kep/PP/2004 valid dan butir soal nomo 5 tidak
tanggal 11 November 2004 tentang valid. Tahapan selanjutnya adalah
rapor (Depdiknas, 2004), yaitu: (I) instrumen tes tersebut di uji cobakan
menyatakan ulang suatu konsep, (II) pada kelas non sampel, yaitu kelas
mengklasifikasikan objek-objek me- XI IPA 1, untuk mengetahui
nurut sifat-sifat tertentu, (III) me- reliabilitas, daya pembeda, dan
nyajikan konsep dalam berbagai ben- tingkat kesukarannya. Hasil uji coba
tuk representasi matematika, (IV) instrumen tes menunjukkan bahwa
mengembangkan syarat perlu dan koefisien reliabilitas tinggi yaitu
syarat cukup suatu konsep, (V) 0,77. Hasil ini menunjukkan bahwa
menggunakan, memanfaatkan, dan instrumen tes memiliki kriteria
memilih prosedur atau operasi ter- reliabilitas tinggi. Daya pembeda
tentu, dan (VI) mengaplikasikan kon- dari instrumen tes pada penelitian ini
sep atau pemecahan masalah. Materi memiliki interval 0,10 – 0,45, yang
pembelajaran yang digunakan dalam berarti bahwa instrumen yang
penelitian ini adalah trigonometri. diujicobakan memiliki kriteria yang
Penyusunan instrumen tes dilakukan bervariasi. Selanjutnya, pada tingkat
dengan langkah sebagai berikut: kesukaran, instrumen tes memiliki
melakukan pembatasan materi yang indeks tingkat kesukaran yang berada
diujikan, menentukan tipe soal, me- pada rentang 0,6 – 0,91, yang berarti
nentukan jumlah butir soal, menentu- instrumen tes memiliki tingkat
kan alokasi waktu mengerjakan soal. kesukaran dengan kriteria sedang.
membuat kisi-kisi soal berdasarkan Dari hasil perhitungan koefisien
indikator pem-belajaran yang ingin reliabilitas, daya pembeda, dan
dicapai pada materi trigonometri dan indeks tingkat kesukaran pada ins-
indikator kemampuan pemahaman trumen tes pemahaman konsep mate-
konsep matematis siswa., menuliskan matis siswa dalam penelitian ini telah
petunjuk mengerjakan soal, menulis memenuhi kriteria reliabilitas, daya
butir soal dan kunci jawaban ber- pembeda, dan tingkat kesukaran,
dasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga instrumen tes pemahaman
serta membuat pedoman penyekoran. konsep matematis siswa sudah layak
Agar diperoleh data yang dan dapat digunakan untuk me-
akurat maka instrumen tes yang di- ngumpulkan data.
gunakan adalah instrumen yang me-
miliki kriteria valid, memiliki re- Selanjutnya, masing-masing kelas
liabilitas tinggi, memiliki daya pem- diberi perlakuan, yaitu kelas eks-
beda minimal baik, dan memiliki perimen dengan model PjBL
tingkat kesukaran minimal mudah. sedangkan pada kelas kontrol dengan
Sebelum dilakukan pengam- model pembelajaran non PjBL.
bilan data, terlebih dahulu dilakukan Setelah diberikan perlakuan, selan-
uji validitas isi yang didasarkan pada jutnya pada masing-masing kelas,
penilaian guru matematika SMAN 4 diberikan posttest. Hasil postest
Bandarlampung terhadap kesesuaian selanjutnya dianalisis untuk men-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 576
ISSN: 2338-1183

dapatkan skor indikator pema-haman gunakan dalam penelitian ini adalah


konsep matematis siswa. Analisis ini uji kesamaan dua rata rata dengan
bertujuan untuk me-ngetahui per- menggunakan uji-t.
bandingan persentase indikator
pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti model PjBL dan HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa yang mengikuti model pem-
belajaran non PjBL Dari pengumpulan data yang telah
Selanjutnya, dilakukan uji dilakukan, diperoleh data kemam-
hipotesis untuk mengetahui efek- puan pemahaman konsep matematis
tivitas model pembelajaran PjBL siswa yang mengikuti pembelajaran
ditinjau dari pemahaman konsep PjBL dan siswa yang mengikuti
matematis siswa. Namun, sebelum pembelajaran non PjBL. Data pema-
melakukan analisis uji hipotesis, di- haman konsep matematis siswa di-
lakukan terlebih dahulu uji nor- peroleh dari hasil posttest yang
malitas. Semua pengujian hipo-tesis dilakukan pada kelas PjBL dan kelas
dilakukan dengan taraf sig-nifikasi non PjBL. Data pemahaman konsep
5%. Adapun uji normalitas data yang matematis pada kedua kelas disajikan
digunakan adalah uji komolgorov pada Tabel 1.
sminrov. Hasil perhitungan uji nor-
malitas menunjukan data berdistrbusi Tabel 1. Data Skor Pemahaman
normal. Konsep Matematis Siswa
Selanjutnya akan dilakukan
uji homogenitas menggunakan uji-F Pemahama Rata- Simpangan
dengan kriteria pengujian adalah n Konsep Rata Baku
terima H0 jika Fhitung<F⅟₂α (n1 – 1, n2 –1) Matematis
dimana F⅟₂α (n1 - 1 , n2 – 1) didapat dari E 26,08 6,015
daftar distribusi F dengan peluang ⅟₂ K 19,79 4,750
α , dk pembilang = n1 – 1 dan dk
penyebut= n2 – 1. Dalam hal lainnya, Keterangan:
H0 ditolak. Setelah melakukan E : pembelajaran menggunakan
pengujian data didapatkan hasil model project based learning
bahwa Fhitung< Ftabel , maka H0 (Kelas Eksperimen)
diterima. Hal ini berarti kedua K : pembelajaran menggunakan
kelompok data memiliki varians model pembelajaran non project
yang homogen. based learning (Kelas Kontrol)

Berdasarkan data tersebut di- Berdasarkan Tabel 1, rata-rata skor


simpukan bahwa pada kelas eks- pemahaman konsep matematis dan
perimen dan kelas kontrol adalah simpangan baku pada kelas
menunjukkan bahwa masing masing eksperimen lebih tinggi daripada
data berdistribusi normal dan me- kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
miliki varians yang homogen. sebaran data skor pemahaman
Karena data berasal dari populasi konsep matematis siswa yang
yang berdistribusi normal dan ber- mengikuti pembelajaran di kelas
sifat homogen, maka selanjutnya eksperimen lebih heterogen di-
akan dilakukan uji hipotesis dan uji bandingkan dengan kelas kontrol.
proporsi. Uji hipotesis yang di- Dengan demikian, pemahaman kon-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 577
ISSN: 2338-1183

sep matematis siswa pada kelas eks- pembelajaran non PjBL Sedangkan
perimen lebih tinggi daripada kelas pencapaian indikator (3) memberi-
kontrol. Untuk mengetahui pen- kan contoh dan non contoh dari suatu
capaian indikator pemahaman kon- konsep, dan (4) mengem-bangkan
sep matematis siswa pada kedua syarat perlu dan syarat cukup suatu
kelas, dilakukan analisis indikator konsep pada kelas non PjBL lebih
pada data skor pemahaman konsep tingggi dibandingkan kelas PjBL.
matematis siswa. Pencapaian indikator yang paling
Setelah dilakukan perhitung- baik pada kelas yang mengikuti
an dan analisis indikator pemahaman pembelajaran PjBL adalah indikator
konsep matematis siswa, diperoleh menyatakan ulang suatu konsep.
data skor pencapaian indikator pe- Sedangkan pada kelas non PjBL
mahaman konsep matematis siswa. pencapaian indikator paling baik
Data ini digunakan untuk mengetahui adalah memberi contoh dan non
pencapaian indikator pemahaman contoh suatu konsep. Indikator
konsep matematis siswa terkait mengaplikasikan konsep atau
indikator apa saja yang sudah pemecahan masalah dengan benar
tercapai dengan baik dan untuk me- menjadi indikator yang paling rendah
ngetahui seberapa besar indikator pe- pencapaiannya baik pada kelas yang
mahaman konsep matematis siswa. mengikuti pembelajaran PjBL
Pencapaian indikator kemampuan maupun kelas yang mengikuti pem-
pemahaman konsep matematis siswa belajaran non PjBL. Selanjutnya, dari
disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 dapat diketahui pula bahwa
rata-rata pencapaian indikator pema-
Tabel 2. Pencapaian Indikator haman konsep matematis pada kelas
Indikator PjBL Non PjBL yang mengikuti pembelajaran PjBL
1 86% 82% lebih tinggi daripada kelas yang
2 84% 67,9% mengikuti pembelajaran non PjBL.
3 70% 83,3% Berdasarkan hal tersebut,
4 80% 54% dapat disimpulkan bahwa pencapaian
5 61% 63% indikator pemahaman konsep mate-
6 65% 28% matis siswa yang mengikuti pem-
7 71,6% 56,9% belajaran PjBL lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematis siswa
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui yang mengikuti pembelajaran non
bahwa pencapaian indikator (1) PjBL. Hal ini karena pada PjBL,
menyatakan ulang suatu konsep, (2) pembelajaran dimulai dengan mem-
mengklasifikasikan objek-objek me- berikan pertanyaan mendasar yang
nurut sifat sifat tertentu, (4) men- bersifat eksplorasi terhadap pe-
yajikan konsep dalam berbagai ngetahuan yang telah dimiliki siswa,
bentuk representasi, (6) mengguna- sehingga siswa mampu meng-
kan memanfaatkan dan memilih klasifikasikan objek objek menurut
prosedur atau operasi tertentu, (7) sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya
mengaplikasikan konsep atau (indikator nomor 2). Selanjutnya sis-
pemecahan masalah secara benar, wa dibagi kedalam kelompok kelom-
pada kelas yang mengikuti pem- pok yang heterogen untuk mendesain
belajaran PjBL lebih tinggi diban- perencanaan proyek. Perencanan ini
dingkan kelas yang mengikuti berisi tentang aturan main , pemilih-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 578
ISSN: 2338-1183

an aktivitas yang dapat mendukung langsung menuliskan ekspresi-eks-


pembuatan proyek, serta mengetahui presi matematikanya dengan me-
alat dan bahan yang dapat diakses ngikuti contoh yang diberikan guru
untuk membantu penyelesaian pro- tanpa melalui proses ber-argumentasi
yek, sehingga dapat menggali seperti yang di-lakakukan siswa pada
kemampuan konsep matematis siswa kelas yang mengikuti pembelajaran
yaitu menggunakan, memanfaatkan, PjBL. Sehingga derajat kemelekatan-
dan memilih prosedur tertentu nya juga menjadi rendah. Sesuai
(indikator nomor 6). Selanjutnya dengan pendapat Trimurdi (2008)
siswa diminta menyusun jadwal yang mengemukakan bahwa pembelajaran
meliputi pembuatan timeline, pem- matematika selama ini disampaikan
buatan deadline, menentukan cara kepada siswa secara informatif,
baru penyelesaian project, mem- artinya siswa hanya memperoleh
bimbing peserta didik agar tidak informasi dari guru saja sehingga
melakukan kesalahan pemilihan pen- derejat kemelekatan nya juga dapat
yelesaian project, meminta alasan dikatakan rendah.
dalam pemilihan cara penyelesaian Berdasarkan uraian di atas,
project. Hal-hal tersebut dapat meng- secara keseluruhan tahap-tahap da-
gali kemampuan pemahaman konsep lam PjBL tersebut masing masing
matemais siswa pada indikator 1,3,5. memberi kesempatam kepada siswa
Selanjutnya siswa diberikan untuk mengenal, memahami, dan
lembar kelompok (LKK) yang berisi menganalisis sebuah konsep. Dengan
tugas proyek dengan tagihan me- demikian tahapan tahapan dalam
nuliskan informasi secara eksplisit, PjBL tersebut akan menambah
membuat beberapa per-tanyaan yang pengalaman kepada siswa untuk
terkait dengan tugas yang diberikan, membangun pengetahuannya sendiri,
menuliskan konsep-konsep dan sehingga lebih memungkinkan siswa
prinsip-prinsip matematika yang ter- untuk memahami konsep secara
kait berdasarkan pengalamannya, matang dan mampu menyelesaikan
melakukan dugaan dugaan dengan permasalahan yang diberikan. Hal ini
cara mencoba dan menarik ke- sesuai dengan pendapat Grant
simpulan. Dengan demikian siswa (2002) yang menyatakan bahwa
akan terbangun untuk memahami pada pembelajaran PjBL siswa se-
konsep, meng-kalisifikasikan objek, cara konstruktif melakukan pen-
menyajikan konsep dalam berbagai dalaman pembelajaran dengan pen-
bentuk, mampu mengembangkan dekatan berbasis riset terhadap per-
syarat perlu dan syarat cukup suatu masalahan dan pertanyaan yang ber-
konsep dan dapat menggunakan bobot, nyata, dan relevan.
prosedur ter-tentu dalam menyelesai- Selanjutnya dilakukan uji
kan per-masalahan. hipotesis data kemampuan pemaha-
Pencapaian indikator pada man konsep matematis siswa dengan
kelas yang menggunakan pem- menggunakan uji kesamaan dua rata
belajaran PjBL menunjukan hasil rata atau uji-t.
yang lebih tinggi dari pembelajaran
yang menggunakan pembelajaran
non PjBL. Dipihak lain, pada
pembelajaran non PjBL siswa sudah
terbiasa menyelesaikan soal dengan
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 579
ISSN: 2338-1183

Table 3 Hasil Uji-t Data Kemampuan konsep matematis baik


Pemahaman Konsep Mate-
matis Siswa. Kriteria uji terima H0 jika Zhitung<
Z(0,5-α) diperoleh dari daftar normal
Nilai F Sig. T baku dengan peluang Z(0,5-α) dengan
kemampuan taraf signifikan: α = 0,05. Dari
pemahaman perhitungan statistik tersebut
konsep diperoleh Zhitung = 0,490 > 0,209 =
matematis Ztabel . Hal ini berarti Ho ditolak, atau
siswa persentase siswa yang memiliki
0,5 0,477 4,17 kemampuan pemahaman konsep
14 9 matematis terkategori baik > 60%.
Sehingga dapat disimpulka bahwa
Setelah dilakukan uji-t didapatkan pembelajaran dengan menggunakan
hasil bahwa Pada kolom uji-t PjBL efektif.
didapatkan t hitung = 4,179, ttabel = Namun Pada proses pelak-
2,00758. Karena 4,179 lebih besar sanaan pembelajaran PjBL masih
dari 2,00758 atau (thitung > ttabel) maka terdapat beberapa kendala yang
tolak H0 dan terima H1. Hal ini ditemukan. Pada pertemuan pertama,
berarti bahwa kemampuan pemaha- siswa belum terbiasa dengan tahapan
man konsep matematis siswa yang -tahapan model PjBL sehingga
mengikuti pembelajaran PjBL lebih suasana kelas menjadi kurang
baik dari pada kemampuan pemaha- kondusif dan waktu untuk menye-
man konsep matematis siswa yang lesaikan LKK lebih lama dari pada
mengikuti pembelajaran non PjBL. yang direncanakan sehingga siswa
Selanjutnya akan di lakukan tidak maksimal dalam men-yajikan
hipotesis kedua dengan melakukan hasil diskusinya. Ketika presentasi,
uji proporsi untuk mengetahui masih banyak siswa yang tidak yakin
persentase siswa yang mendapat kan dengan apa yang disampaikannya
nilai ≥70. Berikut statistik yang karena tidak terbiasa presentasi di
digunakan: depan kelas. Namun setelah per-
𝑥 temuan ketiga, suasana kelas lebih
−0,60
𝑛
Zhitung = kondusif yang menun-jukkan bahwa
0,60 (1−0,60)

𝑛 siswa mulai ber-adaptasi dengan
X= 15 siswa model PjBL dan kelompok yang
N=23 siswa tidak presentasi banyak yang sudah
15
−0,60 bertanya atau menanggapi kelompok
23
Zhitung =

0,60 (1−0,60) yang sedang menyajikan hasil
23
0,65−0,60 diskusi.
Zhitung =
√0,0104
0,05 SIMPULAN
Zhitung = 0,102 = 0,490
Keterangan: Berdasarkan hasil analisis data,
x : Banyaknya siswa disimpulkan bahwa pembelajaran
berkemampuan pemahaman model PjBL efektif ditinjau dari
konsep matematis baik. kemampuan pemahaman konsep
n : Jumlah sampel matematis siswa kelas X semester
0,60 : Persentase siswa genap SMAN 4 Bandar Lampung.
berkemampuan pemahaman
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 580
ISSN: 2338-1183

DAFTAR RUJUKAN dation. North Carolina: Mere-


dianA Middle SchoolComputer
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Technologies. Journal Vol. 5.
Penelitian: Suatu pendekatan
Praktek. Bandung: Rineka Karim, A. (2011). Penerapan metode
Cipta. penemuan terbimbing dalam
pembelajaran matematika untuk
________., Suharsimi. 2011. Dasar- meningkatkan pemahaman
Dasar Evaluasi Pendidikan. konsep dan kemampuan berpikir
Jakarta: Bumi Aksara. kritis siswa sekolah
dasar. Proceedings Simantap
Depdiknas. 2009. Undang-Undang 2011, 1(1).
Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 Tahun 2003. Kemdikbud. 2013. Model Pengem-
(Online), bangan Berbasis Proyek
(http://smpn1singajaya.wordpres (Project Based Learning).
s.com/2009/06/07/uuspn-no (Online),
20tahun-2003/), diakses 09 (http//www.staff.uny.ac.id).
Oktober 2016. diakses 11 oktober 2017.

________. 2006. Permendiknas Maudy. 2016 .Implementasi Model


Nomor 23 Tahun 2006 tentang Project Based Learning Untuk
Standar Kompetensi Lulusan Meningkatkan kemampuan
untuk Satuan Pendidikan Dasar Komunikasi Matematis Siswa.
dan Menengah. Jakarta: BSNP. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol. 1 No. 1 Bulan Maret 2016.
________2004.Kurikulum. (Online), Halaman 39-43 p-ISSN: 2477-
(http://www.puskur.net/inc/si/sma 5967, e-ISSN: 2477-8443.
/Matematika.pdf), diakses 15
Januari 2018. OECD. 2016. Indonesia–OECD
Data. (Online),
_________. 2004. Perpustakaan dan (https://data.oecd.org/indonesia
Masyarakat: Buku Pedoman. ), diakses 12 Januari 2018.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal PISA Indonesia. 2016. What Students
Pendidikan tinggi. Know and Can Do Student
Performance in Matehmatics,
______. 2008. Kamus Besar Bahasa Reading, and Science. (Online),
Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. (http: www.oecd.org), diakses
20 Januari 2018.

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Purnomo, Abdul R, Budiharto. 2015.


Penelitian Dalam Pendidikan. Efektivitas Penerapan Model
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pembelajaran Project Based
Learning (PBL) berbasis Mapel
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Mata kuliah kalkulus lanjut II.
Project Based Learning: JKPM. (Online), Vol. 2 No. 2
Theory, Casesand Recoman-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 6 , Nomor 6 , Juli 2018, Halaman 581
ISSN: 2338-1183

Bulan September 2015. ISSN- Kurikulum 2013. STKIP Sili-


:2339-2444. wangi Bandung, Bandung.

Sasmita, Dewi. 2010. Efektivitas The George Lucas Educational


Penerapan Model Pem- Foundation. 2005. Instructional
belajaran Kooperatif Tipe Module Project Based Learning.
Two Stay Two Stray (TSTS) (Online),
untuk Meningkatkan Pema- (http//:www.edutopia.org.modul
haman konsep Matematis es/PBL/whatpbl.php.2005),
Siswa (Studi pada Siswa Kelas diakses 27 Oktober 2017.
VIII Semester Ganjil SMP
Negeri 10 Bandar Lampung Thomas, J.W. 2000. A Review of
Tahun Pelajaran 2010/2011). Research on Problem Based
Skripsi tidak diterbitkan. Learning. California The Auto-
Bandar Lampung: Universitas desk Foundation Wrigley, H.S.
Lampung. 2003. Knowledge in Action: The
Promise of Project Based Lear-
Situmorang, A. S. (2014). Desain ning, Focus and Basic. Vol. 2.
Model Pembelajaran Based Hal. 3.
Learning Dalam Peningkatan
Kemampua Konsep Mahasiswa
Semester Tiga Jurusan Pen-
didikan Matematika FKIP-
UHN Medan. Jurnal Suluh
Pendidikan FKIP-UHN, 1(1),
1-9.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-


faktor Yang Mempengaruhi-
nya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistik.


Bandung: Tarsito.

Sistem Pendidikan Nasional. 2013.


Undang-Undang Sistem pen-
didikan Nasional. Jakarta: Sinar
Grafika.

Sumarmo,U. 2014. Pengembangan


Hard Skill dan Soft Skill Mate-
matik bagi Guru dan Siswa
untuk Mendukung Implementasi

Anda mungkin juga menyukai