PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
2012). Seiring dengan berubahnya peradaban manusia menuntut adanya pola pikir
Menurut Wahab dalam Dina (2012), alasan untuk mengembangkan hasil belajar
adalah tuntutan zaman yang menuntut setiap warga negara dapat mencari,
dan pilihan sehingga dituntut mampu memandang sesuatu hal dengan cara yang
berbeda dalam memecahkan masalah, dan berpikir kritis merupakan aspek dalam
memecahkan permasalahan secara kreatif agar peserta didik kita disatu pihak
dapat bersaing secara adil dan dilain pihak bisa bekerja sama dengan bangsa lain.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar merupakan salah satu hal yang
Permendikbud No. 58 Tahun 2014 yaitu bahwa mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
1
2
simbol, dam lambang (Muliawan, 2012). Selain itu, pada kurikulum 2013 dalam
pembelajaran matematika salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik yaitu menunjukkan sikap logis, kritis, analitik dan kreatif, konsisten
dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
berlaku maka siswa dituntut untuk memiliki hasil belajar yang tingggi dalam
keterampilan dalam berhitung, memebentuk pola pikir yang kritis dan kreatif
soal-soal ujian yang mengukur penalaran tataran tinggi (High Order Thiking).
siswa adalah 50,31 jika dibandingkan dengan hasil UN tahun 2016 rata-rata nilai
tergolong rendah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar
Malang menunjukkan hasil belajar matematika masih jauh dari KKM. Hal ini
3
karena siswa mengganggap matematika adalah momok dan sulit dipahami. Model
dan metode pembelajaran yang dianggap guru dapat memenuhi siswa pun sudah
diterapkan, tetapi masih saja hasil belajar di kelas masih rendah walaupun guru
guru mengajar secara maksimal baik secara lisan dan rinci. Disamping itu guru
juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang
sudah dijelaskan belum dimengerti, akan tetapi tidak semua siswa di kelas VIII
tersebut hanyalah siswa tertentu saja, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam
saja, hal ini disebabkan oleh siswa nya yang kurang antusias dan aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pra penelitian yang
dilakukan oleh penulis di SMP PGRI 01 Wagir Kabupaten Malang, hasil analisis
hasil belajar matematis siswa tergolong rendah. Dalam skala 0% hingga 100%
kritis siswaa hanya mencapai rata-rata 27,42%. Oleh karena itu, perlu digunakan
model pembelajaran yang mampu diterima oleh siswa dalam meningkatkan hasil
belajar matematika.
upaya meningkatkan hasil belajar matematis siswa, yaitu model Process Oriented
terbimbing (guided inquiry), dan metakognisi (Warsono dan Harianto, 2014: 97).
berpusat pada peserta didik dan ilmu pedagogi. Pada proses tersebut, peserta didik
Selain itu, pada proses pembelajaran yang dilakukan pada tahap Orientasi
menciptakan minat, menghasilkan rasa ingin tahu, dan membuat koneksi untuk
jawaban dengan memikirkan apa yang mereka temukan dan ketahui dalam bahan
ajar, sehingga pada tahap ini siswa dapat dilatih untuk mengidentifikasi dan
yang sedang dibahas maka siswa dapat menyimpulkan konsep yang sedang
dipelajari, sehingga pada tahap ini siswa dapat dilatih untuk dapat membuat
barunya dalam latihan dan menyelesaikan masalah dengan proses berpikir kritis.
merefleksikan apa yang telah dipelajari, sehingga pada tahap ini siswa dapat
dilatih untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Pogil dibangun
berlandaskan filosofi bahwa siswa belajar dengan efektif apabila secara aktif
perfoma; dan berinteraksi dengan guru sebagai fasilitator (Karadan & Hameed,
2016). Melalui semua tahapan yang telah dijabarkan diatas, maka model POGIL
Penelitian yang dilakukan oleh Eko (2018), hasil penelitian ini melalui
tahap pengembangan, validasi, pengujian serta revisi bahan ajar, maka dapat
validasi berdasarkan hasil penilaian ahli. Hasil penilaian dinyatakan layak ditinjau
dari segi isi/materi, sajian, kebahasaan, dan kegrafisan, untuk digunakan dalam
posttest sebesar 75,3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar
77% dengan rata-rata posttest sebesar 71,0; dan 4)Secara umum mahasiswa
menggunakannya.
pada pokok bahasan kalor. Penelitian oleh Kharunnisa, dkk (2018), hasil
lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan mtode pembelajaran konvensional.
bahwa kelas yang dikenai pembelajaran model POGIL berbantuan alat peraga dan
didik yang dikenai pembelajaran model POGIL berbantuan alat peraga dan
budaya setelah dikenai model pembelajaran POGIL berbantuan alat peraga dan
berbasis etnomatematika lebih baik daripada sikap peserta didik sebelum dikenai
Malang”.
B. Fokus Masalah
LKS pada pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas VIII
C. Landasan Teori
dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada
segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Teori belajar lain
berangkat dari asumsi bahwa manusia sejak lahir kedunia memiliki dorongan
8
keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui panca indra (Yunita, 2012).
Dalam lingkungan belajar seperti ini, siswa memiliki tanggung jawab lebih
cycle). Siklus belajar ini terdiri dari tiga tahap atau tiga fase, yaitu eksplorasi
siklus belajar ini terletak dijantung atau tertanam ditengah dari tahap-tahap
2017).
1. Orientasi (Orientation)
untuk siswa pelajari, siswa memiliki pemahaman tentang apa yang akan
sebelumnya.
2. Eksplorasi (Exploration)
pada suatu proses untuk mengeksplorasi model atau suatu tugas yang
Pada tahap ini melibatkan penemuan konsep, pada tahap eksplorasi siswa
kesimpulan dan membuat prediksi. Setelah siswa terlibat dalam fase ini,
4. Aplikasi (Aplication)
Pada tahap aplikasi, siswa diberikan latihan berupa studi masalah ataupun
5. Penutup (Closure)
Kegiatan berakhir dengan validasi hasil, refleksi dan penilaian kinerja oleh
siswa. Validasi diperoleh dengan melaporkan hasil kerja kepada teman dan
guru untuk mendapatkan umpan balik mengenai isi dan kualitas. Pada
berorientasi proses yang berpusat pada siswa. Dalam kelas POGIL diswa
dan metakognitif, komunikasi, kerja tim, manajemen dan penilaian serta tidak
dalam pembelajaran.
4) Mampu bekerja sama dengan siswa lain untuk memahami konsep dan
meningkatkannya.
secara intensif.
14
pembuatannya, baik itu produk makanan bahkan produk bahan ajar seperti
a. Petunjuk belajar
Ini berisi langkah bagi guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
c. Informasi pendukung
d. Latihan-latihan
e. Lembar kegiatan
15
f. Evaluasi
adalah sebuah buku yang dibagikan kepasa siswa yang berisi soal-soal dan
menambah sumber belajar siswa sekaligus sebagai media untuk latihan soal-
soal.
1. Syarat Didaktik
didik.
2. Syarat-syarat Konstruksi
harus diperhatikan dalam menyusun dan membuat LKS antara lain yaitu:
(c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
(e) Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas serta manfaat dari pelajaran
3. Syarat Teknik
LKS, yaitu berupa tulisan, gambar, dan penampilan. Ketiga hal tersebut
Jika ketiga hal tersebut memiliki kualitas yang baik, menarik perhatian
17
siswa untuk belajar maka bisa jadi prestasi siswa juga akan meningkat.
(a) Tulisan
(b) Gambar
(c) Penampilan
karena itu, LKS harus dibuat menarik agar siswa termotivasi untuk
menggunakan LKS.
sendiri. Begitu juga dengan LKS. Berikut beberapa tujuan LKS menurut
f. LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku.
3. Hasil Belajar
adalah dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar
dampak tersebut berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran
adalah hasil yang dapat diukur, seperti tetuang dalam rapor, angka ijazah, atau
adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung.
mengukur perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya
hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik
yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu
telah meningkatkan baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi
hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir
hasil dari interaksi antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Dimyati (2016: 3) bahwa hasil belajar merupakan hasil belajar dari suatu
interaksi belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar bagi sebagian anak adalah
berkat tindak guru, pencapaian tujuan pengajaran pada bagian ini merupakan
mempengaruhi hasil belajar. Ada faktor yang dapat diubah (seperti: cara
mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang
harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan
Depdiknas (2006: 3), “hasil belajar (prestasi belajar) siswa yang diharapkan
belajar secara garis besar dibagi dalam dua faktor yaitu intern dan faktor
ekstern:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yang sedang
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada dari luar individu yang sedang
guru, staf administrasi, teman sekelas, gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu
pendidikan. ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik di sekolah
perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik.
proses yang dilakukan secara sadar baik perubahan berupa tingkah laku
bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,
4. Materi Pembelajaran
a. Bangun Ruang
bangun ruang bisa kita kategorikan menjadi dua kelompok, antara lain:
bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Yang termasuk dalam
bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma, dan limas. Sementara
untuk bangun ruang sisi lengkung terdiri atas kerucut, tabung, dan bola.
Berikut ini macam-macam dari bangun ruang, mulai dari bangun ruang
sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma, dan limas. Hingga bangun ruang
(1) Kubus
Kubus merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh
enam sisi serupa yang berwujud bujur sangkar. Kubus juga dikenal dengan
nama lain yaitu bidang enam beraturan. Kubus sebetulnya adalah bentuk
23
khusus dari prisma segiempat, sebab tingginya sama dengan sisi alas. Sifat
Volume: V= s x s x s = s3
Luas permukaan: 6 s x s = 6 s2
Keterangan:
24
(2) Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi segi
bentuk serta ukuran yang sama. Berbeda halnya dengan kubus di mana
seluruh sisinya kongruen berbentuk persegi, dan pada balok hanya sisi
persegi panjang.
panjang.
Volume: p.l.t
Panjang Diagonal Bidang: √(p2+l2) atau juga bisa √(p2+t2) atau √(l2+t2)
Keterangan:
p : panjang
l : lebar
t : tinggi
(3) Limas
Limas merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas
berbentuk segi-n (dapat berupa segi tiga, segi empat, segi lima, dll) serta
bidang sisi tegak berbentuk segitiga yang berpotongan di satu titik puncak.
alasnya. Antara lain: limas segitiga, limas segi empat, limas segi lima, dan
sebagai kerucut. Sementara untuk limas dengan alas yang berupa persegi
tegak.
- Memiliki 5 titik sudut, antara lain: 4 sudut terletak di bagian alas serta
(4) Prisma
Prisma merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi di mana alas dan juga
prima di mana rusuk-rusuknya tegak lurus dengan alas dan juga tutupnya.
tegaknya tidak tegak lurus pada alas dan juga tutupnya. Apabila kita lihat
27
prisma segitiga, prisma segi empat, prisma segi lima, dan lain sebagainya.
Prisma yang alas dan juga tutupnya berbentuk persegi disebut sebagai
balok dan kubus. Sementara untuk prisma yang memiliki alas dan
- Memiliki bidang alas dan juga bidang atas yang berupa segitiga
- Memiliki 5 sisi (2 sisi yang berupa alas atas serta bawah, 3 sisi lainnya
- Memiliki 9 rusuk.
K = 3s (s + s + s)
(5) Bola
Bola merupakan salah satu bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi oleh
satu bidang lengkung. Atau juga bisa didefinisikan sebagai sebuah bangun
diameter.
Keterangan:
(6) Tabung
memiliki ukuran yang sama dan diselimuti oleh persegi panjang. Sifat
tabung yaitu:
- Tabung memiliki sisi alas serta sisi atas berhadapan yang kongruen.
selimut tabung.
panjang.
30
luas lingkaran=π x r2
selimut tabung
luas = (π.r2)+(2.π.r.t)+(π.r.s)
π .r.t)
Rumus tabung+bola:
Keterangan:
V = Volume tabung(cm3)
t = Tinggi (cm)
(7) Kerucut
Kerucut merupakan salah satu bangun ruang yang memiliki sebuah alas
Keterangan:
T = tinggi(cm)
5. Kerangka Berpikir
berikut:
Pemahaman siswa
dalam pembelajaran
rendah, siswa merasa
takut dan kesulitan
belajar matematika Siklus I Siklus II
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
pemahaman siswa sehingga akan mengarah pada hasil belajar yang baik.
b. Bagi Lembaga